Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DESAIN KURIKULUM

OLEH :

KELOMPOK III
M. ABDU EL MATTINI

DOSEN PENGAMPU:
MIMI SRI IRFADILA, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyusun makalah tentang Desain Kurikulum ini.

Makalah ini merupakan tugas kuliah Telaah Kurikulum pada Jurusan


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Tahun 2021.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan


serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ibuk Mimi Sri Irfadila,
M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan kepada semua pihak yang
telah membantu kesempurnaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Sebab ini adalah karya penulis dalam rangka proses belajar. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, untuk
kemajuan ilmu yang penulis miliki.

Terakhir penulis berharap makalah ini ada manfaatnya bagi pembaca semua.
Amin-amin Ya rabbal ‘Alamin.

Padang Panjang, 4 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................
.......................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................
......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...………1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi atau Pengertian Desain Kurikulum .................................................................
...........................................................................................................................................3
B. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu....................................................................................
...........................................................................................................................................3
C. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat..........................................................
...........................................................................................................................................4
D. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa...................................................................
...........................................................................................................................................3
E. Desain Kurikulum Teknologis........................................................................................
...........................................................................................................................................3
F. Organisasi Kurikulum.....................................................................................................
...........................................................................................................................................3

BAB III PENUTUP


Kesimpulan......................................................................................................................
...........................................................................................................................................7
Saran...............................................................................................................................
...........................................................................................................................................7
Daftar Pustaka...............................................................................................
....................................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau

komponen kurikulum. Pengusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi,

yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan

penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan

dengan proses belajar dan mengajarny a. Dimensi vertikal menyangkut pengusunan

sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun mulai dari

yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar

diteruskan dengan gang lanjutan.

Desain Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen

gang harus ada pada sefiap kurikulum serta desain kurikulum gang dapat digunankan

untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut mengebutkan bahwa dalam kurikulum

itu terdapat beberapa komponen, diantaranga adalah fujuan kurikulum, bahan ajar

atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar,

media mengajar dan evaluasi pengajaran serta pengemgurnaan pengajaran.

Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap

komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:

1. Apa definisi desain kurikulum?

2. Apa saja desain kurikulum disiplin ilmu?

3. Bagaimana desain kurikulum berorientasi pada masyarakat?


4. Bagaimana desain kurikulum berorientasi pada siswa?

5. Apa saja desain kurikulum teknologis?

6. Apa itu organisasi kurikulum?

C. Tujuan

Untuk mempermudah arah pembahasan masalah ini penulis membuat

batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian dari Desain Kurikulum.

2. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu.

3. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat

4. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

5. Desain Kurikulum Teknologis

6. Organisasi Kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DESAIN KURIKULUM

Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model

kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah.

Beberapa ahli merumuskan macam-macam desain kurikulum:

 Eisner dan vallance (1974) membagi desain menjadi lima jenis, yaitu model

perkembangan kognitif, kurikulum sebagai teknologi, kurikulum aktualisasi diri,

kurikulum rekontruksi sosial, kurikulum rasionalisasi akademis.

 McNeil (1977) membagi desain kurikulum menjadi empat model, yaitu model

kurikulum humanistis, kurikulum rekonstruksi sosial, kurikulum teknologi, dan

kurikulum subjek akademik.

 Saylor, alexander dan lewis (1981) membagi desain kurikulum menjadi kurikulum

subject matter disiplin, kompetensi yang bersifat spesifik atau kurikulum

teknologi, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai fungsi sosial, dan

kurikulum yang berdasarkan minat individu.

 Brennan (1985) mengembangkan tiga jenis model desain kurikulum, yaitu

kurikulum yang berorientasi pada tujuan (the objective model), model proses, dan

model kurikulum yang didasarkan kepada analisis situasional.

 Longstreet dan Shane (1993) membagi desain kurikulum menjadi empat desain,

yaitu kurikulum yang berorientasi padamasytarakat, kurikulum yang berorientasi

pada anak, kurikulum yang berorientasi pada kurikulum yang berorientasi pada

pengetahuan, dan desain kurikulum yang bersifat elektrik.

Selanjutnya kita akan mengkaji beberapa model desain kurikulum berikut ini.
B. DESAIN KURIKULUM DISIPLIN ILMU

Menurut longstreet (1993) desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum

yang berpusat kepada pengetahuan (the knowledge centered design) yang di rancang

berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga

model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan

intelektual siswa.

Model kurikulum yang berorientasi pada pengembangan intelektual siswa,

dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu masing-

masing.mereka menyusun materi pembelajaran apa yang harus di kuasai oleh siswa

baik menyangkut data dan fakta, konsep maupun teori yang ada dalam setiap disiplin

ilmu mereka masing-masing.

Dalam implementasinya, strategi yang banyak digunakan adalah strategi

ekspositori. Melalui strategi ini, gagasan atau informasi disampaikan langsung oleh

guru secara langsung kepada siswa. Selanjutnya siswa dituntut untuk memahami,

mencari landasan logika, dan dukungan fakta yang dianggap relevan.

Evaluasi yang digunakan bervariasi sesuai dengan tujuan mata pelajaran.

Dalam mata pelajaran humaniora evaluasi dilakukan dalam bentuk essay. Mata

pelajaran kesenian di ukur atau dinilai berdasarkan unsur subyektifitas.

Salah satu contoh kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu atau disebut

juga kurikulum subjek akademis adalah man: a course of study (MACOS) yang

dirancang untuk memperbaiki proses perbaikan pengajaran ilmu-ilmu sosial dan

humanitis.

Tujuan utama kurikulum MACOS adalah perkembangan intelektual, yaitu

membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan

memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis

kehidupan sosial walaupun dengan cara yang sederhana.


Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin

ilmu, yaitu: subject centered curriculum, correlated curriculum, integrated curriculum.

1. Subject Centered Curriculum

Pada subject centered curriculum, bahan atau isi kurikulum disusun dalam

bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, misalnya: mata pelajaran sejarah, ilmu

bumi, kimia, fisika, berhitung, dan lain sebagainya. Mata pelajaran-mata pelajaran itu

tidak berhubungan satu sama lain. Pada pengembangan kurikulum di dalam kelas atau

pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata

pelajaran yang di berikannya. Kalaupun mata pelajaran itu di berikan oleh guru yang

sama maka hal itu dilakukan secara terpisah-pisah.

2. Correlated Curriculum

Pada organisasi kurikulum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah,

akan tetapi mata pelajaran- mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata

pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi, seperti misalnya

mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi dikelompokkan dalam bidang studi ips.

Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan struktural

Dalam pendekatan ini, kajian suatu pokok bahasan ditinjau dari beberapa mata

pelajaran sejenis

b. Pendekatan fungsional

Pendekatan ini berdasarkan kepada pengkajian masalah yang berarti dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Pendekatan daerah

Pada pendekatan ini materi pelajaran ditentukan berdasarkan loksi atau tempat.

3. Integrated Curriculum

Pada organisasi kurikulum, yang menggunakan model integrated, tidak lagi

menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi. Belajar dari berangkat
dari suatu pokok masalah yang harus di pecahkan. Masalah tersebut kemudian

dinamakan unit. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah kata, akan

tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan masalah.

C. DESAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA MASYARAKAT

Asumsi yang mendasari bentuk rancangan kurikulum ini adalah bahwa tujuan

dari sekolah adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat oleh karena itu, kebutuhan

masyarakat harus dijadikam dasar dalam menentukan isi kurikulum.

Ada tiga perspektif desai kurikulum yang berorientasi pada kehidupan

masyarakat, yaitu perspective status quo (the status quo perspective), perspektif

reformis (the reformist perspective), da perspektif masa depan (the futurist

perspective).

1. Perspective Status Quo (the status quo perspective)

Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya

masyarakat. Dalam perspektif ini kurikulum merupakan perencanaan untuk

memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anakdidik sebagai persiapa

menjadi orang dewasa yang di butuhkan dalam kehidupan masyarakat.

Salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam menentukan relevansi dengan

kebutuhan sosial masyarakat adalah Franklin Bobbit. Ia mengkaji secara ilmiah

berbagai kebutuhan masyarakat yang harus menjadi isi kurikulum. Bobbit berpendapat

bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal harus mendidik anak agar

menjadi manusia dewasa dalam masyarakatnya. Bobbit menemukan kegiatan-kegiatan

utama dalam kehidupan masyarakat yang disarankan untuk mejadi isi kurikulum

sebagai berikut:

 Kegiatan berbahasa atau komunikasi sosial.

 Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan


 Kegiatan dalam kehidupan sosial seperti bergaul dan berkelompok dengan

orang lain.

 Kegiatan dalam menggunakan waktu senggang dan menikmati rekreasi.

 Usaha menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

 Kegiatan yang berhubungan dengan religius.

 Kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan orang tua seperti membesarkan

anak, memelihara kehidupan keluarga yang harmonis.

 Kegiatan praktis yang bersifat vokasional atau keterampilan tertentu.

 Melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat seseorang.

Pada kehidupan masyarakat, menurut Bobbit tidak akan terlepas dari aspek-

aspek diatas.

2. Perspektif Pembaharuan (the reformist perspective)

Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan

kualitas bahasa itu sendiri. Kurikulum reformis menghendaki peran serta masyarakat

secara total dalam proses pendidikan. Pendidikan dalam perspektif ini harus berperan

untuk mengubah tatanan sosial masyarakat. Menurut aliran reformis, pendidikan harus

mampu mengubah keadaan masyarakat.

Tokoh yang termasuk ke dalam perspektive reformis diantaranya adalah Pauio

Freire dan Ivan Illich. Mereka berpendapat bahwa kurikulum yang sekadar mencari

mencari pemecahan masalah sosial tidak akan memadai. Kurikulum sebagai rancangan

pendidikan mestinya harus mampu merombak tata sosial dan lembaga-lembaga sosial

yang sudah ada dan membangun struktur sosial baru.

3. Perspektif Masa Depan (the futurist perspective)

Perspektif masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekontruksi sosial,

yan menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan

kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat

Yang memelopori desain kurikulum rekontruksi sosial diantaranya adalah

Harold Rug sekitar tahun 1920-1930-an. Rug melihat adanya kesenjangan antara
kurikulum yang di berikan sekolah dengan dengan kenyataan di masyarakat. Oleh

karena masyarakat merupakan asal dan tempat kembalinya para siswa, maka menurut

Rug siswa harus memahami berbagai macam persoalan di masyarakat.

D. DESAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA SISWA

Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan

unruk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas dari

kehidupan anak didik.

Anak didik adalah manusia yang sangat unik. Mereka memiliki karakteristik

tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan anak adalah makhluk yang

sedang berkembang. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa, Alice

Crow (Crow & Crow, 1995) menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1) Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

2) Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang di

anggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang

3) Anak hendaknya di tempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk

belajar sendiri.

4) Diusahakan apa yang di pelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat

perkembangan mereka.

1. Perspektif Kehidupan anak di Masyarakat

Francis Parker, seorang tokoh hyang mengajurkan siswa sebagai sumber

kurikulum percaya bahwa hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar

secara riil dari kehidupan mereka di masyarakat.

Berbeda dengan kurikulum yang konvensional, menurut parker proses

pembelajaran bukan menghafal dan menguasai materi pelajaran seperti yang di

tuliskan dalam buku teks, akan tetapi bagaimana anak belajar dalam kehidupan nyata

di masyarakat.
2. Perspektif Psikologis

Dalam perspektif psikologis, desain kurikulum yang berorientasi kepada siswa,

sering diartikan juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang muncul sebagai

reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual.

Aliran humanis percaya bahwa fungsi kurikulum adalah menyediakan berbagai

pengalaman belajar yang menyenangkan untuk setiap siswa sehingga dapat membantu

pengembangan pribadi siswa secara utuh dan menyeluruh.

Kurikulum humanistik sangat menekankan kepada adanya hubungan

emosional yang baik antara guru dengan siswa. Guru harus mampu membangun

suasana yang hangat dan akrab yang memungkinkan siswa dapat mencurahkan segala

perasaannya dengan penuh kepercayaan.

E. DESAIN KURIKULUM TEKNOLOGI

Model desain kurikulum teknologi di fokuskan kepada efektivitas program,

metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan.

Teknologi memengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi , yaitu sisi

penerapan hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu sistem.

Sisi pertama yang berhubungan dengan penerapan teknologi adalah

perencanaan yang sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan

pembelajaran. Penggunaan dan pemanfaatan alat tersebut semata mata untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Teknologi sebagai suatu sistem, menekankan kepada penyusunan program

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan

perumusan tujuan khusus sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai.

Kurikulum teknologi, banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar behavioristik.

Salah satu ciri dari teori belajar ini adalah menekankan pola tingkah laku yang bersifat
mekanis seperti yang digambarkan dalam stimulus-respon. Lebih lanjut dalam

pandangannya tentang belajar kurikulum ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar dipandang sebagai proses respons terhadap rangsangan.

2. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas

yang harus dipelajari.

3. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu

bisa saja belajar secara berkelompok.

Menurut Mcneil (1990), tujuan kurikulum teknologis ditekankan kepada

pencapaian perubahan tingkah laku yang dapat diukur.oleh karena itu tujuan umum di

jabarkan kedalam tujuan-tujuan khusus.

Untuk efektivtas dan keberhasilan implementasi kurikulum teknologi

hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut;

1. Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran

diarahkan untuk mencapai tujuan.

2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikkan kecakapan sesuai

dengan tujuan.

3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai, dengan demikian, siswa perlu

menyadari apakah pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih belum.

F. ORGANISASI KURIKULUM

Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang

tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta

mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif. Hal senada juga dikemukakan Burhan bahwa organisasi

kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum

program-program pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna

tercapainya tujuan penidikan atau pembelajan yang ditetapkan.


Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses

pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab

menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan

pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik

dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum.

Ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum

diantaranya:

1.      Ruang lingkup (scope) dan urutan bahan (sequence)

2.      Kontinuitas Kurikulum

3.      Keseimbangan bahan pelajaran

4.      Alokasi waktu
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses

belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan.

Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan

antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-

hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.

Sedangkan Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu kurikulum yang

bahan ajarnya secara terpadu. Misalanya ilmu pengetahuan sosial merupakan

gabungan dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan

sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang

diberikan dikelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sain, dan bahasa

Indonesia dan beberapa mata pelajaran diberikan dalam satu tema tertentu.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan

kritik dan saran yang membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan makalah

ini terdapat begitu banyak kekurangan.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2007

Majir Abdul, Dasar Pengembangan Kurikulum,sleman: CV Budi Utama, 2017

Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008

Adi, Integrated Curriculum, diakses dari http://mr-c0r3.blogspot.co.id/2012/05/ integrated-

curriculum.html

Ainiyah Nur, Integrated Curriculum, diakses darihttp://nurainiyah.wordpress.com/2011

/04/02/integrated_curriculum/

Surahman Pendika, Integrated Curriculum,diakses

dari http://www.kompasiana.com/erutan/integrated-curriculum_55003405a33311e0725100c6

Ahmadi, Abu, Pengantar Kurikulum, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984

Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008.

Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi,

Yogyakarta: Teras, 2009.

Anda mungkin juga menyukai