Dosen Pengampu :
Dr.Karya Sinulingga,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 09
Puji Syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas ijin dan kesempatan yang
diberikan dalam rangka penulisan makalah yang bertajuk “model dan pengembangan kurikulum”
,terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu atas arahan dan bimbingan nya dan
juga saran dan masukan yang diberikan kepada kami dan juga kami ucapkan terimakasih atas
dukungannya dalam penulisan makalah ini.Tanpa adanya arahan dan bimbingan dari dosen dan
juga dukungan dari teman sekalian penulisan ini mungkin tidak akan selesai .
Model dan pengembangan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi kurikulum
kita yaitu kurikulum 2013 .pengembangan kurikulum dilakukan untuk memperbaharui dan
meregenerasikan kurikulum dari yang lama ke yang baru.,Regenerasi pada perkembangan dan
model kurikulum terus –menerus dilakukan sesuai dengan perkembangan jaman dan
perkembangan pendidikan kita dimasa sekarang ini.model dan pengembangan kurikulum
tentunya akan terus mengalami regenerasi dan perubahan dimasa mendatang
Penulis juga menyadari bahwa setiap penulisan terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini.maka dari itu penulis akan melakukan penyempurnaan dan revisi makalah ini di pertemuan
yang akan datang
SEKIAN
Kelompok 09
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
1.3 Tujuan…………………..………………………………………………………4
Kesimpulan …………………………………………………………………….11
Saran …………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….20
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran
ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Pengembangan kurikulum
berkenaan dengan model kurikulum yang dikembangkannya. Minimal ada empat model
kurikulum yang banyak diacu dalam pengembangan kurikulum, yaitu model kurikulum subjek
Akademis, Humanistik, Rekonstruksi Sosial dan Kompetensi (Sukmadinata, 2009).
Masing-masing model sejalan dengan teori yang mendasarinya, bertolak dari asumsinya atau
keyakinan dasar yang berbeda sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda pula tentang
kedudukan dan peranan pendidik, peserta didik, isi maupun proses pendidikan. Keempat model
kurikulum tersebut memiliki acuan teori atau konsep pendidikan yang berbeda.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
A.Model Kurikulum
Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu
tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk kegiatan pendidikan, seperti
model pengajaran, model adtninistrasi, model evaluasi, model supervisi dan model lainnya.
Menggunakan model pada perkembangan kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Banyak sekolah/fakultas mempunyai rancangan untuk satu tahun, mereka telah
memikirkan polanya untuk memecahkan masalah pendidikan atau prosedur yang tidak dapat
dihindari, walaupun begitu mereka tidak mempunyai lebel kegiataanya sebagai rancangan.
Masing-masing model sejalan dengan teori yang mendasarinya, bertolak dari asumsinya atau
keyakinan dasar yang berbeda sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda pula tentang
kedudukan dan peranan pendidik, peserta didik, isi maupun proses pendidikan. Keempat model
kurikulum tersebut memiliki acuan teori atau konsep pendidikan yang berbeda.
Kurikulum subjek akademis mengacu pada pendidikan klasik, yaitu perenialisme dan
esensialisme; kurikulum humanistic mengacu pada pendidikan pribadi; kurikulum rekonstruksi
social mengacu pada pendidikan interaksional dan kurikulum kompetensi mengacu pada
teknologi pendidikan.
Fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskanya kepada generasi baru. Kurikulum ini
sangat mengutamakan isi pendidikan. Ukuran keberhasilan peserta didik dalam belajar adalah
yang menguasai seluruh atau sebagian besar dari isi pendidikan yang diajarkan guru.
Para pengembang kurikulum tinggal memilih bahan-bahan materi ilmu yang telah dikembangkan
oleh para ahli disiplin ilmu, kemudian mengorganisasinya secara sistematis, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan tahap perkembangan peserta didik. Guru sebagai penyampai bahan ajar harus
menguasai semua pengetahuan yang menjadi isi kurikulum. Ada beberapa pola organisasi isi
(materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang terpenting menurut
Sukmadinata (2009) di antaranya sebagai berikut.
A. Correlated curriculum
Pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu peajaran dikorelasikan denga
pelajaran lainnya.
C. Integrated curriculum
Kalau dalam unified masih tampak warna disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated
warna disiplin ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu
persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
B. Kurikulum humanistic
Model kurikulum humanistic menekankan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh
dan seimbang, antara perkembangan segi intelektual (kognitif), afektif, dan psikomotor.
Kurikulum humanistic menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan
memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran segi-segi social, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model
kurikulum ini. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student centererd).
Model kurikulum ini bersumber dari pendidikan pribadi.
Kurikulum humanistic dikembangkan oleh pata ahli pendidikan humanistic, didasari oleh
konsep-konsep pendidikan pribadi (personalized education), yaitu John Dewey (progressive
education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education).
Kerja sama yang terbentuk baik antara individu dalam kegiatan kelompok, maupun
antarkelompok dalam kegiatan pleno, sangat mewarnai metode rekonstruksi social. Kerja sama
ini juga terjadi antara peserta didik dengan tokoh masyarakat. Bagi rekontruksi social, belajar
merupakan kegiatan bersama, ada ketergantungan antara seorang dengan yang lainnya. Dalam
kegiatan belajar mereka tidak ada kompetesi, yang ada adalah kerja sama, saling pengertian dan
consensus. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang cocok adalah pendekatan
pembelajaran kooperatif, bukan kompetitif (Widyastono, 2000).
D. Kurikulum kompetensi
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan kompetensi menjadi suatu keharusan. Setiap
orang dituntut kompeten dibidangnya. Kompetensi dapat didefinisikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
(depdiknas, 2004.).
sementara itu, menurut spencer dan spencer (1993) kompetensi merupakan karakteristik
mendasar seseorang yang berhubungan timbal balik dengan suatu criteria efektif atau kecakapan
terbaik seseorang dalam pekerjaan atau keadaan.
Misalnya, kita tau bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan, tetapi masih ada diantara kita
hobi nya merokok. Nah, orang yang hobi nya merokok itu, dapat dikatakan baru sekadar
memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, tetapi belum memiliki kompetensi atau belum
kompeten dibidang kesehatan karena pengetahuannya belum diwujudkan dalam bertindak dan
bersikap.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tekonologi , dibidang pendidikan berkembang pula
teknologi pendidikan. Aliran ini ada persamaannya dengan pendidikan klasik, yaitu menekankan
isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemelihararaa dan pengawetan ilmu tersebut,
melainkan pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang benar diuraikan menjadi
kompetensi yang lebih spesifik dan menjadi perilaku yang dapat diamati atau diukur. Penerapan
tekonologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum ada dalam dua bentuk, yaitu bentuk
perangkat keras (teknologi alat) dan perangkat (teknologi system).
B.Model-Model Pengembangan Kurikulum
Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu
kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
Untuk melakukan pengembangan kurikulum ada berbagai model pengembangan kurikulum yang
dapat dijadikan acuan atau diterapkan sepenuhnya. Secara umum, pemilihan model
pengembangan kurikulum dilakukan dengan cara menyesuaikan sistem pendidikan yang dianut
dan model konsep yang digunakan.
Terdapat banyak model pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli.
Sukmadinata (2005:161) menyebutkan delapan model pengembangan kurikulum yaitu: the
administrative ( line staff ), the grass roots, Bechamp’s system, The demonstration, Taba’s
inverted model, Rogers interpersonal relations,Systematic action, dan Emerging technical model.
Idi (2007:50) mengklasifikasikan model-model ini ke dalam dua grup besar model
pengembangan kurikulum yaitu model Zais dan model Roger. Masing-masing kelompok
memuat beberapa model yang telah diklasif ikasikan oleh Sukmadinata di atas.
Kurikulum 2013 tergolong model kurikulum campuran, secara eklektik terdiri dari kurikulum
humanistik, rekonstruksi sosial, teknologis dan subjek akademis.
a. Kurikulum humanistik yaitu kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik
dengan berbagai pengalaman naluriah yang sangat berperan dalam perkembangan individu.
Tujuan pendidikan menurut kurikulum humanistik adalah suatu proses atas diri individu yang
dinamis yang berkaitan dengan pemikiran, integritas, dan otonomnya(Oemar Hamalik, 2008:
148). Sedangkan, Tim Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI memaparkan
karakteristik dari kurikulum ini sebagai berikut:
· Isi atau bahan sesuai minat atau kebutuhan peserta didik.
Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa kurikulum 2013 menggunakan model kurikulum
humanistik yang sebagaimana tercantum dalam Dokumen Kurikulum 2013 (2013: 11) mengenai
prinsip pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan
kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar
disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
2) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
b. Model kurikulum rekonstruksi sosial juga turut mewarnai pengembangan kurikulum 2013.
Menurut Oemar Hamalik (2008: 146), kurikulum ini sangat memerhatikan hubungan kurikulum
dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Tujuan kurikulum rekonstruksi
sosial yaitu untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan
kemanusiaan. Karakteristik kurikulum rekonstruksi sosial yang dipaparkan oleh Tim Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI, sebagai berikut:
Seperti kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial juga digunakan sebagai prinsip
pengembangan kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam Dokumen Kurikulum 2013
(2013: 11), sebagai berikut: Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan
tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.
Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari
permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk
mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.
c. Kurikulum teknologis, seperti kurikulum yang disebutkan sebelumnya juga memiliki
peranan dalam membentuk kurikulum 2013. Menurut Oemar Hamalik (2008: 147), perspektif
teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektivitas program metode dan material untuk
mencapai manfaat dan keberhasilan. Teknologi juga dapat meningkatkan kualitas kurikulum
dengan berkontribusi pada keefektifan instruksional, tahapan instruksional dan memantau
perkembangan peserta didik. Intinya dari kurikulum teknologi adalah keyakinan bahwa materi
kurikulum yang digunakan peserta didik seharusnya dapat menghasilkan kompetensi khusus bagi
mereka. Karakteristik kurikulum teknologi yang dipaparkan oleh Tim Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan FIP UPI, sebagai berikut:
Nilai-nilai dari kurikulum sebagai prinsip pengembangan kurikulum 2013 juga tercantum dalam
Dokumen Kurikulum 2013 (2013: 11), sebagai berikut; Kurikulum harus tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Selain itu, munculnya pendekatan saintifik (ilmiah) pada proses
pembelajaran menunjukkan bahwa kurikulum teknologis juga mewarnai pengembangan
kurikulum 2013.
d. Model selanjutnya yaitu kurikulum subjek akademis. Kurikulum ini bertujuan mengajak
peserta didik untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk
mengamati, hubungan antar sesama, analisis data dan penarikan kesimpulan (Oemar Hamalik,
2008: 149). Kurikulum subjek akademis memiliki beberapa kelemahan yakni: lebih
mementingkan isi daripada proses pembelajaran, peranan guru sangat dominan, serta tidak
mampu membawa peserta didik menjawab permasalahan kehidupan modern yang kompleks, dll.
Meski memiliki banyak kelemahan tetapi ada nilai baik yang dapat diambil yakni dalam
kurikulum ini, tugas pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu dan nilai budaya masa
lalu. Kita mengetahui bahwa nilai-nilai budaya luhur masa lalu di negara kita sangatlah beragam
sehingga patut bagi kita untuk memelihara dan mewariskan agar tidak hilang di telan arus
globalisasi. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013, terdapat prinsip pengembangan kurikulum
yang berkaitan dengan hal tersebut, sebagai berikut: Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui
penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta
silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari
akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua
kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan
dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 12).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berbagai model kurikulum terdiri dari kurikulum subjek ,humanistik ,rekonstruksi sosial dan
dinamis dan pengembangan model kurikulum menurut robert zais terdiri dari 8 .dan pada
pengembangan kurikulum sangat banyak mulai dari model kurikulum berorientasi tujuan hingga
kurikulum 2013 .Pada Model Ini terdapat sejumlah perbedaan kurikulum KBK 2004 ,Kurikulum
KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 .pada kurikulum 2013 ialah model kurikulum itu merupakan
model campuran ,sedangkan pada model kurikulum 2004 merpakan pengembangan pada
kompetensinya dan kurikulum 2006 terdiri dari tingkat satuan pendidikan dan juga materi
pembelajarannya
Saran
Ketika Menggunakan Model kurikulum yang akan digunakan disekolah ,para guru dan kepala
sekolah dianjurkan mengetahui terlebih dahulu model kurikulum mana yang akan digunakan
nantinya ,agar nanti ketika menggunakan model kurikulum yang akan digunakan tidak
mengalami kebingungan dan juga tidak ketinggalan nantinya
DAFTAR PUSTAKA
https://silabus.org/kurikulum/
https://www.rijal09.com/2018/04/model-model-kurikulum.html
https://niken65.wordpress.com/2014/10/28/model-model-pengembangan-kurikulum-dan-
pelaksanaannya/
https://smkbinainsanmandirikotabogor.sch.id/model-pembelajaran-k13/