TELAAH KURIKULUM
“Model Pengembangan Kurikulum”
OLEH
Kelompok 2
Irda A22118003
Dosen
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
بسماللهالرحمنالرحيم
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah Model Pengembangan
Kurikulum. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, serta keluarganya, para sahabatnya, dan para
pengikutnya yang senantiasa ta’at hingga akhir zaman.
Makalah ini kami susun guna sebagai tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum. Dengan demikian, diharapkan kami mampu mengetahui, memahami,
dan menyimpulkan materi-materi tersebut.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Pengertian Model Pengembangan Kurikulum..........................................................6
2.2 Model Pengembangan Kurikulum Zais....................................................................7
a. Model Administrasi/ The Administrative (line-staf) Model................................8
b. Model Grass Roots/ The Grass-Roots Model.....................................................8
c. Model Terbalik/ Taba’s Inverted Mode..............................................................9
d. Model Pemecahan Masalah................................................................................9
2.3 Model Rogers/ Roger’s Interpersonal Relation Model...........................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................11
3.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Model administratif sering pula disebut sebagai model “ garis dan staf”
atau dikatakan pula sebagai model “ dari atas kebawah”. Model
pengembangn kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Kegiatan pengembangan kurikulum dimulai dari pejabat
pendidikan yang berwenang yang membentuk panitia pengarah, yang
biasanya terdiri dari para pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan staf
pengajar inti. Panitia pengarah tersebut diserahi tugas untuk
merencanakan, memberikan pengarahan tentang garis besar kebijaksanaan,
menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan. Model
administrasi merupakan model pengembangan kurikulum paling lama
yang sering juga disebut sebagai model garis dan staf. Pemberian nama
inidibuat berdasarkan gagasan pengembangan kurikulum yang banyak
muncul daripejabat yang berwenang (administrator pendidikan). Pada
umumnya administratorpendidikan ini terdiri dari pengawas, kepala
sekolah, dan staf pengajar inti.Tugas para administrator tersebut adalah
merumuskan konsep-konsepdasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan
strategi utama dalam pengembangankurikulum (Sukmadinata, 2005:162).
Selanjutnya tim membentuk kelompok kerjayang menyusun tujuan khusus
pendidikan, garis besar bahan pengajaran, dankegiatan belajar (Ahmad,
1998:54). Hasil kerja kelompok selanjutnya dikaji ulangoleh panitia
pengarah yang telah dibentuk sebelumnya dan para ahli lain dibidangnya.
Langkah selanjutnya adalah mengkaji ulang dengan cara melakukan
ujicoba untuk mengetahui keefektifan dan kelayakannya. Dengan cara-cara
dan urutansemacam ini terlihat bahwa dari sisi kebijakan model ini lebih
bersifat sentralistik.Dalam pelaksanaannya, kurikulum ini memerlukan
kegiatan pantauan danbimbingan di lapangan. Setelah berjalan dalam
kurun waktu yang ditetapkan, perludilakukan evaluasi untuk menentukan
validitas komponen-komponen yang adadalam kurikulum. Hasil penilaian
tersebut merupakan umpan balik bagi semua unsurterkait, khususnya
instansi pendidikan di tingkat pusat, daerah, dan sekolah.Model
Administrasi memilki kelemahan dan kelebihan sebagai berikut :
a.Kelemahan
kurang pekanya terhadap adanya perubahan masyarakat, di
samping juga karena kurikulum ini biasanya bersifat
seragam secara nasional sehingga kadang-kadang
melupakan atau mengambaikan adanya kebutuhan dan
kekhususan yang ada pada tiap daerah
pada prinsipnya pengembangan kurikulum dengan model
ini bersifat tidak demokratis, karena prakarsa, inisiatif dan
arahan dilakukan melalui garis staf hirarkis dari atas ke
bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari
bawah ke atas;
pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang
efektif dalam perubahan kurikulum secara signifikan,
karena perubahan kurikulum tidak mengacu pada
perubahan masyarakat, melainkan semata-mata melalui
manipulasi organisasi dengan pembentukkan macam-
macam kepanitian .
kelemahan utama dari model administratif adalah
diterapkannya konsep dua fase, yakni konsep yang
mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru secara
uniform melalui sistem sekolah dalam dua fase sendiri-
sendiri, yakni penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase
pelaksanaan dokumen kurikulum tersebut.
b.Kelebihan
Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan
(apakah dirjen, direktur atau kepala kantor wilayah pendidikan
dan kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah
pengembangan kurikulum. Anggota-anggota komisi atau tim
ini terdiri atas pejabat dibawahnya, para ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja
dan perusahaan.
a.Kelemahan :
b.Kelebihan :
Model ini dikenal juga dengan nama action research model. Dari sisi
proses, kurikulum model ini sudah melibatkan seluruh komponen
pendidikan yang meliputi siswa, orang tua, guru serta sistem sekolah.
Kurikulum dikembangkandalam rangka memenuhi kebutuhan para
pemangku kepentingan (stakeholder) yang meliputi orang tua siswa,
masyarakat, dan lain-lain. Penyusunan kurikulumdilakukan dengan
mengikuti prosedur action research. Sukmadinata (2005:169) menyebutkan
ada dua langkah dalam penyusunankurikulum jenis ini.
Pertama, melakukan kajian tentang data-data yang dikumpulkan sebagai
bahan penyusunan kurikulum. Data (informasi) yang dikumpulkan
hendaknya valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai dasar yang
kuat dalam pengambilan keputusan penyusunan kurikulum. Data yang
lemah akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan keputusan ini,disusunlah rencana yang menyeluruh
(komprehensif) tentang cara-cara mengatasimasalah yang ada.
Kedua, melakukan implementasi atas keputusan yang dihasilkan
padalangkah pertama. Dari proses ini akan diperoleh data-data (informasi)
baru yangselanjutnya dimanfaatkan untuk mengevaluasi masalah-masalah
yang muncul dilapangan sebagai upaya tindak lanjut untuk
memodifikasi/memperbaiki kurikulum.
Evaluasi
Bahan Pelajaran
Evaluasi
Model II tersebut pun belum memperhatikan masalah teknologi
pendidikan yang sangat menunjang keberhasilan kegiatan pengajaran.
Teknologi pendidikan yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan:
(1) buku-buku pelajaran apakah yang harus dipergunakan dalam suatu
mata pelajaran?
(2) alat atau media pengajaran apa yang dapat dipergunakan dalam mata
pelajaran tertentu?
c. Model III
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan pelajaran
hanya akan sampai pada Model III tersebut. Padahal masih ada satu lagi
masalah pokok yang harus diperhatikan, yaitu yang berkaitan dengan
masalah tujuan. Hal tersebut melahirkan pertanyaan
(1) kemampuan apa yang diharapkan dimiliki para siswa melalui mata
pelajaran itu?, yang perlu dicari jawanya. Jawab terhadap pertanyaaan
tersebut, yaitu yang berkaitan dengan tujuan pengajaran yang dilakukan,
akan sangat mempengaruhi dalam menentukan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Hal itu disebabkan tujuan pengajaran.
d. Model IV
Model IV Pengembangan kurikulum merupakan penyempurnaan
Model III, yaitu dengan memasukkan unsur tujuan kedalamnya.
Adapun kelemahan dan kelebihan model Rogers adalah sebagai
berikut :
a.Kelemahan :
a. Tampaknya tidak ada batas hubungan antara siswa dengan guru atau
unsur pendidik lainnya, sehingga dikhawatirkan luntumya rasa hormat
pada diri siswa.
b.Kelebihan :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semoga makalah ini menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua
mahasiswa khususnya mahasiswa biologi. Jika ada kekurangan dan kesalahan,
baik penyajian ataupun penulisan diharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun demi kesempurnaan pada makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Media: Jogjakarta.
Oliva Peter F. 1992. Developing the Curriculum. Third Edition. Harper Collins
Profesional.Vol(4).No.3.Hal.2443 – 0536.
Taba, Hilda (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York: