DOSEN
Dr. H. Samsul Hadi Senen, MM
Dr. Rasto, M.Pd
Oleh :
KHAIRI MURDY
NIM. 1302591
KATA PENGANTAR
Manusia yang merasa bahwa dirinya adalah manusia yang ada
Penciptanya, ada yang memerhatikannya, ada yang menghidupkan dan
mematikannya, ada yang memberi nikmat kepadanya, maka karena kita semua
merasa sebagai seorang manusia, maka kita selalu harus berupaya untuk
selamanya memuji syukur kehadirat Allah yang telah menjadikan kita ada, kita
hidup, kita berjuang untuk kehidupan abadi setelah hidup ini. Penulis juga
bersyukur karena berkat rahmat dan limpahan karunia-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Salawat dan salam semoga selamanya senantiasa terlimpah dan tercurah
kepada pemimpin umat diseluruh dunia, yang telah membawa penerangan bagi
peradaban umat manusia, Nabi akhir jaman yang sangat mulya yakni nabi
Muhammad saw.
Tidak sedikit hambatan yang kami hadapi dalam menuyusun makalah ini.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi/makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada kepada Dr. H. Samsul Hadi Senen, MM dan Dr.Rasto,M.Pd selaku dosen
pengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum, yang telah memberikan tugas ini
dan kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih sarat dengan kekurangan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik itu dari segi sistematika maupun isi
materi yang belum maksimal. Maka dari itu bagi semua pembaca terutama bagi
temam-teman mahasiswa dan Dosen yang merekomendasikan penyusunan
makalah ini, apabila dirasa ada hal yang kurang mohon kritik dan sarannya untuk
disampaikan saja.
Bandung, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang...........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Tujuan........................................................................................................3
BAB II ISI................................................................................................................4
2.1 Pengertian Model Tabas Inverted..................................................................4
2.2 Langkah Langkah Tabas Inverted Model...................................................5
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Model Taba.....................................................11
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pengembangan kurikulum Taba
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam model pengembangan
kurikulum Taba
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pengembangan
kurikulum Taba
BAB II
ISI
Mendiagnosis kebutuhan
kurikulum inverted model Taba dapat kita lihat dalam bagan dibawah
ini .
Merumuskan
tujuan-tujuan
Produksi unit-unit eksperimen
oleh guru-guru
Memilih Isi
Mengorganisasikan Isi
Memilih pengalaman belajar
Mengorganisasikan
5
pengalaman belajar
Mengadakan evaluasi
Melihat urutan dan
keseimbangan
Pengembangan kerangka
keseluruhan kurikulum
Dari bagan tersebut dapat kita lihat ada lima langkah pengembangan
kurikulum model Taba, yaitu:
1. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah: 1.
mendiagnosis kebutuhan, 2. memformulasikan tujuan,3. memilih isi, 4.
mengorganisasi isi melalui seleksi isi, 5. memilih pengalaman belajar,6.
mengorganisasi pengalaman belajar, 7. menentukan alat evaluasi dan
prosedurnya dan 8. menguji keseimbangan isi kurikulum.
2. Mengujicobakan unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka
menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.
3. Merevisi dan mengkonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang
diperoleh dalam uji coba.
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
daripada
rencana
kurikulum
keseluruhan,
pendekatannya
dalam
1:
Diagnosis
Kebutuhan.
Dalam
langkah
ini,
guru
logika yang berpautan pada pelajaran dan psikologi atau perkembangan tingkat
siswa. Seleksi ide dasar juga penting dalam skema Taba; konsep fundamental
adalah subyek atau disiplin yang diidentifikasi untuk unit.
Langkah 4: Pengaturan isi. Taba menyatakan bahwa sususun isi logika
induktif dan rangkaian psikologi untuk pengalaman pembelajaran perlu
dibangun. Dalam langkah ini, kurikulum diorganisir sehingga masing-masing ide
atau operasi mental memerlukan sebuah perkembangan skill kognitif kumulatif.
Inti dari struktur organisasi ini adalah konsep pemikiran Taba: inti dari unit
adalah metoda pengajaran pemikiran.
Dalam mengorganisir isi, Taba menyatakan bahwa langkah pertama adalah
menentukan sebuah topik dan kemudian mengidentifikasi ide-ide dasar.
Contohnya, dalam sebuah unit mengenai orang-orang Amerika, topik diorganisir
disekitar ide-ide dasar ini:
1. Negara Amerika adalah negara dengan masyarakat multibudaya; Amerika
terdiri dari bermacam jenis ras manusia, dengan latar belakang dan gaya hidup
yang berbeda.
2. Orang-orang ini datang dari berbagai tempat, untuk banyak alasan, dan dari
periode waktu yang panjang.
3. Semua orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya harus
membuat penyesuaian; jika mereka tidak merasa diterima, mereka tidak akan
merasa betah.
4. Semakin lebar perbedaan budaya latar belakang seseorang dengan budaya
ditempat baru, akan membuat semakin sulit penyesuaian.
5. Semua orang di Amerika berkontribusi dalam membangun kehidupan, adatistiadat, kekuatan, kekayaan dan kesejahteraan dari negara ini. (Taba, 1962).
Dalam unit ini, topik yang dipelajari mencakup beragam orang, seperti
orang Jerman, Polandia, Irlandia, dll.
Langkah berikutnya dalam mengorganisir isi adalah membentuk dimensi
topik; dalam untik mengenai orang-orang Amerika, misalnya, dimensinya
mencakup tempat asal, waktu kedatangan, tempat tinggal baru, alasan bermigrasi,
8
Kapan datangnya?
bahwa
pengalaman
pembelajaran
harus
merefleksikan
beragam
mendiskusikan,
mentabulasi,
melukis,
mengkonstruks
dan
mendramatisir.
Taba menguraikan serangkaian pengalaman pembelajaran: pengantar,
perkembangan, generalisasi, dan aplikasi atau rangkuman. Pengantar melibatkan
mengembangkan minat siswa dan memberikan bukti diagnostik bagi guru.
Perkembangan, atau studi, terdiri dari aktivitas pembelajaran yang didesain untuk
mengembangkan beragam aspek dari pelajaran dan memberikan materi faktual
yang dibutuhkan. Aktivitas-aktivitas ini mencakup membaca, meneliti, analisis
data, kerja komite, dan studi pada beragam jenis. Generalisasi mengacu pada
usaha siswa untuk menempatkan ide-idenya secara bersama-sama. Menurut Taba,
langkah ini dapat melibatkan banyak membandingkan dan membedakan dan
eksplorasi alasan pada kesamaan dan perbedaan. Aplikasi dan rangkuman adalah
tahap dimana siswa menerapkan generalisasi pada bingkai kerja yang lebih luas.
kurikulum dan para profesional kurikulum lainnya. Kegiatan itu dilakukan untuk
mengetahui apakah konsep-konsep dasar atau landasan-landasan teori yang
dipakai sudah masuk dan sesuai.
Langkah kelima, implementasi dan diseminasi. Yaitu menerapkan
kurikulum baru ini pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas. Didalam
langkah ini masalah dan kesulitan-kesulitan pelaksanaan tetap dihadapi, baik
berkenaan dengan kesiapan guru-guru, fasilitas, alat dan bahan juga biaya.
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Model Taba
Setiap model yang di buatoleh para pengembang kurikulum tidak terlepas
dari kelebihan dan kekurangan dari model tersebut. Model yang dikembangkan
oleh taba juga seperti itu. Berikut kita coba melihat kelebihan dan kelemahan dari
model kurikulum Taba.
a. Kelebihan Model Taba
Model ini bisa dikatakan telah menghindari kebingungan, sebuah tugas
yang susah dari perspektif kebanyakan pengembang kurikulum. Para pendidik dan
para pengembang kurikulum yang bekerja
Keuntungan digunakannya inverted Tabas ini ialah :
1. membantu untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek
karena produksi unit-unit tadi mengkombinasikan kemampuan teoritik dan
pengalaman praktis.
2. kurikulum yang terdiri dari unit-unit mengajar-belajar yang disiapkan oleh
guru-guru lebih mudah diintroduser ke sekolah, berarti lebih mudah
dimengerti dibandingkan dengan kurikulum yang umum dan abstrak yang
dihasilkan oleh urutan tradisional
3. kurikulum yang terdiri dari kerangka umum dan unit-unit belajar-mengajar
lebih berpengaruh terhadap praktek kelas dibandingkan dengan kurikulum
yang ada.
b. Kekurangan Model Taba
Di samping memiliki kelebihan model ini juga memiliki kelemahan.
Kelemahan yang tampak disebabkan oleh adanya perbedaan cara berpikir dan
pendekatan kurikulumnya, seperti latar belakang pengalaman atau kurangannya
11
pengalaman yang di miliki oleh seorang pendidik. Dengan kata lain, pengalamanpengalaman tersebut tidak terlatih menggunakan model ini. Karena itu pendidik
yang tidak mempersiapkan diri untuk berpikir dan mengembnagkan kurikulum.
Akibatnya, para pengembang cendrung merasa senang dengan model dinamik
atau model interaksi.
Model induktif Taba mungkin tidak menarik bagi pengembang kurikulum
yang lebih memilih mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih global dari
kurikulum sebelum melanjutkan ke spesifik
12
BAB III
PEMBAHASAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan,kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pndidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Posisi pengembang kurikulum memegang peranan penting dalam
pengembangan kurikulum. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan pengembang kurikulum baik ditingkat sekolah
maupun lembaga yang lebih tinggi ( Dinas Kota/Provinsi/Pusat ). Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah;
1. Siapa orang yang terlibat di tugas pengembangan kurikulum dan mewakili
paham kurikulum apa.
2. Konsep kurikulum apa yang mereka usung dan bagaimana konsep tersebut
akan mempengaruhi hasil sebuah kurikulum
Latar belakang pemikiran atau cara pandang
13
14
15
BAB IV
KESIMPULAN
1. Model Taba dalam pengembangan kurikulum lebih menitikberatkan kepada
pendekatan grass roots dan yakin bahwa kurikulum dapat didisain oleh guru
dari pada hanya meneruskan yang dibuat oleh atasan. Guru memiliki peranan
yang penting dalam pengembangan kurikulum. Guru akan memulai
memproses dengan membuat unit belajar mengajar secara khusus untuk para
siswa di dalam sekolahnya, yang sejak awal dilibatkan dalam pembuatan
disain kurikulum secara umum. Oleh karena itu Taba menggunakan
pendekatan induktif untuk pengembangan kurikulum, memulai dari yang
khusus dan membangun kepada disain yang lebih umum.
2. Langkah-langkah yang digunakan Hilda Taba dalam pengembanagn
kurikulum adalah:
a. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah: 1.
mendiagnosis kebutuhan, 2. memformulasikan tujuan,3. memilih isi, 4.
mengorganisasi isi melalui seleksi isi, 5. memilih pengalaman belajar,6.
mengorganisasi pengalaman belajar, 7. menentukan alat evaluasi dan
prosedurnya dan 8. menguji keseimbangan isi kurikulum.
b. Mengujicobakan unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka
menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.
c. Merevisi dan mengkonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji coba.
d. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji. Pada tahapan
terakhir ini perlu dipersiapkan guru-guru melalui penataran-penataran,
loka karya dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat-alat
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Model inverted yang dikembangkan oleh Taba walaupun merupakan sebuah
model yang mencoba untuk menyempurnakan model sebelumnya juga tidak
terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Secara umum kelebihan Model Taba
adalah dengan menggunakan pendekan grass Roots, dimana guru memiliki
peranan penting dalam mengembangkan sebuah kurikulum. Sehingga guru
16
f.
17
DAFTAR PUSTAKA
18