“ PENGEMBANGAN KURIKULUM ”
Dosen Pengampu :
Kelas : 5B
Kelompok 2
Nama Anggota :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Kurikulum” yang disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang hasil kali
transformasi.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN......................................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a) Untuk mengetahui konsep dasar pengembangan kurikulum.
b) Untuk mengetahui prinsip dasar pengembangan kurikulum.
c) Untuk mengetahui orientasi pengembangan kurikulum.
d) Untuk mengetahui model pengembangan kurikulum.
e) Untuk mengetahui tahapan pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
1
b. Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan
material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tadi yang serasi menurut pertimbangan guru.
c. Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu
dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
d. Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada
gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 150-155) bahwa secara garis besar
terdapat dua prinsip pengembangan kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
a. Prinsip Relevansi
Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan di dalam kurikulum itu
sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam
masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian
atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
2
proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu
keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum
mempersiapkan anak untuk hidup dalam kehidupan pada masa kini dan masa yang
akan datang, di berbagai tempat dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda-
beda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,
tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuan
berdasarkan kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
c. Prinsip Kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan,
tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas
lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip Efisiensi
Kurikulum mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
memerlukan biaya murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian-keahlian dan
peralatan yang sangat khusus serta biaya yang mahal merupakan kurikulum yang
tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
e. Prinsip Efektivitas
Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah,
keberhasilannya harus diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena
pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan.
2. Prinsip Khusus
3
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi
segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis, maksudnya ketiga ranah belajar tersebut
diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c. Prinsip pemilihan proses belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
kecocokan metode/teknik belajar mengajar untuk mengajarkan bahan pelajaran,
variasi metode/teknik dalam proses belajar mengajar terhadap perbedaan individu
siswa, serta keefektifan metode/teknik dalam mengaktifkan siswa dan mendorong
berkembangnya kemampuan baru.
d. Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran
Dalam proses pemilihan media dan alat pengajaran, hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut ini; kegiatan perencanaan dan inventaris terhadap
alat/media apa saja yang tersedia, serta pengorganisasian alat dalam bahan
pembelajaran, baik dalam bentuk modul atau buku paket.
e. Prinsip berkenaan dengan penilaian
Penilaian merupakan proses akhir dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
proses penilaian belajar, setidaknya mencakup tiga hal dasar yang harus diperhatikan,
yakni; pertama, merencanakan alat penilaian. Hal yang harus diperhatikan dalam fase
ini ialah penentuan karakteristik kelas dan usia, bentuk tes/ujian, dan banyaknya butir
tes yang disusun. Kedua, menyusun alat penilaian. Langkah-langkahnya adalah
dengan merumuskan tujuan pendidikan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,
mendeskripsikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati,
menghubungkan dengan bahan pelajaran, serta menuliskan butir-butir tes. Ketiga,
mengelola hasil penilaian. Prinsip yang perlu diperhatikan ialah norma penilaian yang
digunakan dalam pengelolaan hasil tes serta penggunaan skor standard
4
belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan
lain sebagainya. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi
pedoman pembelajaran, diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi. Hasil
evaluasi itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu seterusnya
hingga membentuk siklus.
5
e) Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa Kepsek, dan telah direvisi sebelumnya,
baru kurikulum tersebut diimplementasikan.
3. Model Demonstrasi
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass-roots, datang dari bawah. Model
ini diprakarsai oleeh sekelompok guru atau sekelompok guru, bekerja sama dengan ahli
yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya bersekala kecil,
hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, satu komponen kurikulum atau mencakup
keseluruhan komponen kurikulum.
Langkah-langkahnya sebagai berikut.
a) Staf pengajar pada suatu sekolah menemukan suatu ide pengembangan dan ternyata
hasilnya dinilai baik.
b) Kemudian hasilnya disebarluaskan di sekolah sekitar.
4. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964) dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas
di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala regional
maupun nasional yang disebut arena.
b) Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf
pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c) Tim menyusun tujuan pengajaran, materi, dan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk tugas tersebut dibentuk dewan kurikulum sebagai koordinator yang bertugas
juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran baru,
6
menentukan berbagai kriteria untuk memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan
menulis keseluruhan kurikulum yang akan dikembangkan.
d) Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e) Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
7
c) Kemudian diadakan pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas dalam suatu
sekolah, sehingga hubungan interpersonal akan menjadi lebih sempurna, yaitu
hubungan antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam
suasana yang akrab.
d) Selanjutnya pertemuan diadakan dengan mengikutsertakan anggota yang lebih luas
lagi, yaitu para pegawai adminstrasi dan orang tua siswa. Dalam situasi yang
demikian diharapkan masing-masing personakan akan saling menghayati dan lebih
akrab, sehingga memudahkan berbagai pemecahan problem sekolah.
e) Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan penyusunan kurikulum akan lebih
realistis karena didasari oleh kenyataan-kenyataan yang diharapkan.
a) Dirasakan adanya problem proses belajar mengajar di sekolah yang perlu diteliti.
b) Mencari sebab-sebab terjadinya problem dan sekaligus dicari pemecahannya.
c) Kemudian menentukan keputusan apa yang perlu diambil sehubungan dengan
masalah yang timbul tersebut.
d) Melaksankan keputusan yang telah diambil.
8
2. Konstruksi, yaitu proses pengembangan secara mikro, yang pada garis besarnya
melalui proses 4 kegiatan, yakni merancang tujuan, merumuskan materi, menetapkan
metode, dan merancang evaluasi. (Hamalik, 2007: 133).
Pengembangan kurikulum berlandaskan manajemen, berarti melaksanakan
kegiatan pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen, atau
berdasarkan proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri
dari: Pertama, Perencanaan kurikulum yang dirancang berdasarkan analisis
kebutuhan, menggunakan model tertentu dan mengacu pada suatu desain kurikulum
yang efektif. Kedua, Pengorganisasian kurikulum yang ditata baik secara struktural
maupun secara fungsional. Ketiga, Impelementasi yakni pelaksanaan kurikulum di
lapangan. Keempat, Ketenagaan dalam pengembangan kurikulum. Kelima, Kontrol
kurikulum yang mencakup evaluasi kurikulum. Keenam, Mekanisme pengembangan
kurikulum secara menyeluruh.
9
1) Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel
yang lebih luas.
2) Pelaksanaan kurikulum secara menyeluruh yang mencakup semua satuan
pendidikan pada jenjang yang sama.
Tahap 6 : Pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum
Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penialaian dan pemantauan
yang berkenaan dengan desain kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulum serta
dampaknya.
Tahap 7 : Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas dasar
data induktif yang disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum
didahului oleh konsep-konsep yang secara deduktif. Taba berpendapat model deduktif
ini kurang cocok, sebab tidak merangsang timbulnya inovasi-inovasi, menurutnya
pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan kreatiitas guru adalah
yang bersifat induktif, yang merupakan investasi atau arahan terbalik dari model
tradisional. Pengembangan model ini diawali dengan melakukan pencarian data serta
percobaan dan penyusunan teori serta diikuti dengan tahapan implementasi, hal ini
dilakukan guna mempertemukan teori dan praktik. Berdasarkan penilaian dan
pemantauan kurikulum diperoleh data dan informasi yang akurat, yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pada kurikulum tersebut bila
diperlukan, atau melakukan penyesuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan
dilakukan terhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.
10
Proses pengambilan keputusan baik di dalam maupun di luar sistem
pendidikan mengenai suatu pengembangan atau innovasi kurikulum hendak
dilaksanakan.
3. Inovasi Kurikulum Baru
Kurikulum baru dikembangkan melalui proyek-proyek pengembangan
kurikulum yang harus mengikuti fase-fase:
a. Penentuan tujuan-tujuan (objectives) kurikulum.
b. Produksi ‘materials’ (seperti buku, alat visual, perangkat) dan penciptaan metode-
metode pembelajaran yang sesuai.
c. Pelaksanaan percobaan-percobaan terbatas pada sekolah-sekolah.
d. Evaluasi dan revisi ’material’ dan metode.
e. Penyebaran yang tak terbatas ’material’ dan metode yang sudah direvisi.
4. Difusi (penyebaran) Pengetahuan dan Pengertian tentang Pengembangan Kurikulum
di luar Lembaga-lembaga Pengembangan Kurikulum. Hasil-hasil percobaan
kurikulum disebarluaskan di sekolah-sekolah dan masyarakat umum melalui
penanaman pengertian, sehingga mereka akan responsif terhadap pembaharuan yang
hendak dilaksanakan.
5. Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah-sekolah.
6. Evaluasi kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari betul masih terdapat banyak
kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu penulis mengharapkan kritIk dan saran
yang membangun kepada pembaca. Selain itu penulis sampaikan kepada pembaca
agar tidak merasa cepat puas dengan materi yang ada karena masih banyak cara
11
yang bisa di jadikan media belajar dan penambahan wawasan. Semoga melalui
makalah ini, pembaca dapat memahami materi yang telah disajikan untuk
menambah pengetahuan atau wawasan penulis dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
12