Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP, PERENCANAAN, DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN

MEMBACA
Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Membaca
Dosen Pengampu: Ibu Aulia Rahmi, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Aisah (2010631080001)
2. Dinda Febriana (2010631080064)
3. Novia Dwi Arisna (2010631080097)
4. Randi Yogaraksa Himawan (2010631080100)
5. Siska Sri Lestari (2010631080115)
6. Yulita Apriyani (2010631080126)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pembelajaran Membaca, dengan judul: “Prinsip, Perencanaan, dan Prosedur Pembelajaran
Membaca”
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini mungkin saja masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu masukan dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini penulis ucapkan terima kasih.
Penulis berharap semoga karya ini dapat memberi pengetahuan kepada pembaca, dan
menorehkan secerah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon pendidik yang
profesional.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 4
1.4. Manfaat............................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Tinjauan/Kajian Teoretis .................................................................................................. 5
A. Pengertian Membaca ........................................................................................................ 5
B. Pengertian Pembelajaran Membaca ................................................................................. 5
2.2. Pembahasan ...................................................................................................................... 5
A. Prinsip Pembelajaran ........................................................................................................ 5
B. Perencanaan Pembelajaran ............................................................................................... 7
C. Prosedur Pembelajaran...................................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 13
3.2. Saran ............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menyajikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, dan menyampaikan
pengetahuan tersebut sesuai dengan metode yang telah dirumuskan sebelumnya adalah
tugas utama seorang guru, dan metode tersebut harus sesuai dengan karakteristik peserta
didik. Guru dapat melakukan hal tersebut dengan mempersiapkan rencana pembelajaran
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Rencana pembelajaran dapat disusun dan dikembangkan
berdasarkan dari kurikulum yang berlaku.

Kurikulum memberikan amanat penting agar pembelajaran di sekolah


diselenggarakan secara lebih bermakna. Siswa memperoleh kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam
berbagai aspek berbahasa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk itu, pengajar
dan peserta didik harus memiliki kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran Membaca?
2. Bagaimana Perencanaan dalam Pembelajaran Membaca?
3. Bagaimana Prosedur yang ada dalam Pembelajaran Membaca?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran Membaca
2. Untuk mengetahui Perencanaan dalam Pembelajaran Membaca
3. Untuk mengetahui Prosedur yang ada dalam Pembelajaran Membaca
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Prinsip,
Perencanaan, dan Prosedur Pembelajaran Membaca serta dapat diterapkan dalam
melaksanakan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan/Kajian Teoretis
A. Pengertian Membaca
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis
(Henry Guntur Tarigan, 2008: 7). Pendapat tersebut didukung oleh Sabarti
Akhadiah, dkk (1992/1993: 22), membaca adalah suatu kesatuan kegiatan
yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan
kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan.

B. Pengertian Pembelajaran Membaca


Menurut Flech,Gagne dan Gorgh dalam Harjasujana dan
Mulyati(1988:3.3-3.4) membaca itu adalah terjemahan lambang, garfik
kedalam bahasa lisan. Menurut Aminudin (1999) bahwa membaca adalah
mereaksi, yaitu memberikan reaksi karena dalam membaca seorang terlebih
dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi
ujaran ataupun tanda penulisan lainnya. Berdasarkan uraian diatas proses
membaca adalah seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah bacaan.

Jadi, pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas


yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca di bawah
arahan, bimbingan, dan motivasi guru.

2.2. Pembahasan
A. Prinsip Pembelajaran Membaca
Guna mengembangkan pembelajaran membaca adalah dengan memahami
berbagai prinsip-prinsip pembelajaran membaca. Prinsip pembelajaran
membaca menurut para ahli. Nuttall 1996 mengemukakan beberapa prinsip
umum pembelajaran membaca adalah sebagai berkut:
1. Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun
kemampuan membaca anak-anak. Beberapa tahapan dalam
pembelajaran membaca tersebut adalah
a. Memberanikan anak membaca.
b. Memotivasi anak untuk membaca.
c. Menjejaki kemampuan baca anak untuk mengetahui kelemahan
anak dalam membaca.
d. Modeling membaca mendemonstraskan cara-cara yang
dibutuhkan seorang anak dalam membaca.
e. Klarifikasi memberikan contoh baca, menjelaskan strategi
membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika
diperlukan anak tersebut.
2. Kemampuan baca seorang anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus
melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan-lahan.
3. Pengajaran membaca harus senantiasa dilakukan melalui interaksi
antara guru dan peserta didik dikelas.
4. Pengajaran membaca harus senantiasa ditunjukan untuk membantu
kemampuan seorang anak berinteraksi dengan teks.
5. Pembelajaran membaca harus dilakukan dalam suasana kelas yang
kondusif.
6. Pembelajaran harus dilakukan dengan dasar pelatihan belajar, artinya
harus senantiasa melatih peserta didik berbagai strategi membaca
sebelum peserta didik tersebut melakukan kegiatan membaca yang
sesungguhnya.
7. Penbelajaran membaca harus dilakukan dengan berorientasi kedepan
artinya pebelajaran harus diusahakan membekali peserta didik
berbagai strategi membaca yang dapat berguna untuk menghadapi
berbagai jenis bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang
pendidikan selanjutnya.
8. Pahamilah, pada dasarnya hanya ada dua jenis kemampuan membaca
yang harus secara mendalam diajarkan yaitu kemampuan membaca
intensif dan kemampuan membaca ekstensif.

Dalam pembelajaran pemahaman Brown 2001 mengemukakan bahwa


untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran membaca, pemahaman
perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran
pemahaman. Prinsip dasar tersebut sebagai berikut:
1. Yakinlah bahwa kita tidak mengabaikan pentingnya merumuskan
tujuan pembelajaran membaca secara spesifik.
2. Gunakanlah teknik/strategi pembelajaran membaca yang dapat
membangun motivasi instrinsik peserta didik.
3. Perhatikan keaslian dan keterbacaan wacana yang peserta didik pilih.
4. Terapkan strategi membaca yang paling tepat untuk setiap bahan
bacaan yang kita pilih.
5. Terapkan model bacaan interaktif disaat proses pembelajaran
membaca.
6. Laksanakanlah prosedur pembelajaran membaca kedalam tiga tahapan
yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7. Gunakan prinsip strategi membaca pemahaman berikut pada saat
proses pembelajaran.
a. Identifkasikan tujuan baca dengan jelas dan nyata.
b. Gunakan teknik membaca dalam hati yang efisien dan gunakan
kecepatan membaca yang fleksibel.
c. Gunakan strategi membaca skiming untuk menemukan ide
pokok bacaan.
d. Gunakan strategi membaca skaning untuk menemukan
informasi khusus/penjelas.
e. Gunakan peta konsep untuk mempermudah pemahaman
didalam bacaan.
f. Gunakan tebakan untuk mendefinsikan kata yang belum
diketahui makna atau artinya.
g. Lakukan analisis lebih lanjut kata atau kosa kata yang belum
dipahami tersebut.
h. Bedakan antara makna literal dan makna implikatif.
i. Tandai penanda wacana yang menandakan keterhubungan
antara satu ide dengan yang lainnya.
8. Kembangkanlah aspek-aspek evaluasi untuk menguji
keberdayagunaan teknik/strategi yang kita pilih.
9. Lakukanlah penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian
kemampuan membaca.

Prinsip-prinsip pengajaran dalam membaca di atas perlu diketahui dan


pahami, karena hal itu perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang
maksimal. Terutama untuk guru dalam menerapkan pengajaran membaca.

B. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya didasarkan pada kemampuan guru untuk
mengambil keputusan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Salah
satu aspek penting dalam pengambilan keputusan tersebut adalah keputusan
guru untuk membuat RPP. Demikian pula dalam hal pembelajaran membaca,
guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menulis dan
mempersiapkan diri untuk melaksanakan pembelajaran membaca.

Berbicara tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah –


langkah yang secara tepat harus di tentukan guru, antara lain:
1. Menentukan Tujuan Program Bembelajaran Yang Dirancang.
Artinya: Dalam keadaan ini, guru harus meyakinkan diri sendiri
bahwa apa pun jenis dan jenis kegiatan pembelajaran membaca yang
dilakukan, mereka harus memiliki tujuan keseluruhan untuk
menciptakan kemungkinan bagi siswa sehingga mereka dapat
menikmati kesenangan kegiatan membaca dengan cara yang fleksibel.
Baca. Kecepatan, dan mampu memahami isi bacaan. Tujuan utama ini
harus menjadi jiwa dari semua kajian membaca yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah tujuan dari rencana studi membaca siswa:
a. Merekognisi arti penting tujuan membaca bagi kegiatan
membaca.
b. Membaca dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan
baca yang ditetapkan.
c. Merespon teks secara penuh dan akurat sesuai dengan
kebutuhan tujuan baca.
d. Merekognisi bahwa pendekatan membaca top-down dan
bootom-upsangat berguna dan digunakan sesuai kebutuhan.
e. Sadar bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu
menemukan sumber ketidak pahamannya sehingga ia akan
mampu pula mencegahnya kemungkinan hal terjadi dimasa
yang akan datang.
f. Tidak merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap kata,
kecuali jika dibutuhkan keakuratan makna dari kata – kata
tersebut.
g. Menggunakan teknik membaca cepat untuk meyakinkan bahwa
ia hanya membaca bagian – bagian terpenting dari suatu
wacana guna membantu memperoleh pemahaman secara
berurutan.
h. Menggunakan informasi nonlinier sebagai tambahan dalam
meningkatkan pemahaman.
i. Menggunakan kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph
guna membagun pemahaman sederhana tentang isi bacaan.
j. Menggunakan organisasi retoris untuk membantu interpretasi
dan rekognisi.

Dari berbagai tujuan tersebut, prioritas dan kemungkinan


pencapaian tujuan tersebut harus dipertimbangkan dengan matang.
Perwujudan tujuan pembelajaran membaca juga harus
mempertimbangkan aspek praktis. Hal ini karena penanaman
kemampuan membaca pemahaman, kemampuan membaca kritis, dan
kemampuan membaca reaktif tidak dapat dicapai dalam semalam.
2. Secara Tepat Ditentukan Menyusun Program Pembelajaran Membaca.
Artinya : Mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama
proses membaca. Beberapa kebutuhan yang harus dipertimbangkan
tersebut, antara lain:
a. Memilih bahan bacaan ( pertimbangkan isi dan keragaman
materi dan sebaiknya materi berupa materi lintas kurikulum ),
b. Menentukan panduan membaca yang tepat.
c. Menentukan strategi baca yang tepat.

3. Menentukan Kebutuhan Agar Siswa Memiliki Memampuan Membaca.


Artinya: Pada tahap ini, guru harus benar-benar mengembangkan
strategi untuk mendorong siswa mengembangkan kebiasaan membaca
yang baik. Diharapkan kebiasaan ini tidak akan terbentuk di
lingkungan sekolah, tetapi akan terbentuk dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Dalam rangka menumbuhkan kebiasaan membaca yang baik,
Anda bisa memulainya dengan menugaskan siswa untuk membaca
buku. Buku yang disediakan hendaknya merupakan buku yang dapat
menarik minat siswa, sehingga siswa akan merasa senang saat
membaca.

Buku yang biasanya mampu memberikan rasa senang pada diri


siswa ketika membaca buku adalah buku yang memenuhi prinsip
SAVE (Short’pendek’, Appealing’menarik’, Varied’bervariasi’,
Easy’mudah’). Untuk mempermudah siswa memperoleh buku tersebut
sebaiknya kita galakkan ‘’perpustakaan kelas’’ yakni kelas yang
menyediakan berbagai buku yang layak baca bagi siswa.

C. Prosedur Pembelajaran
Proses pembelajaran membaca secara garis besar harus terdiri atas tiga
tahapan yaitu: Tahapan Prabaca, Tahapan Membaca, dan Tahapan Pascabaca.
Ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahapan Atau Kegiatan Prabaca
Tahapan atau kegiatan prabaca adalah: Kegiatan pengajaran yang
dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegitan membaca. Dalam
kegitan prabaca ini guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan
mata yang berhubungan dengan teks bacaan. Skema itu sendiri adalah
: Latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
siswa tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema
menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri
seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat – tempat, tindakan
atau peristiwa. Dalam hal ini siswa harus memiliki konsep – konsep
tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahasa bicara dan
bahasa tertulis.

Variasi kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley (2001)


menyatakan bahwa pada tahapan prabaca terdapat 3 kegiatan yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran membaca, antara lain
sebagai berikut :
a. Curah pendapat untuk membangkitkan ide yang memiliki
kemungkinan besar ada dalam teks. Kegiatan ini dapat
dilakukan oleh guru dengan melakukan apersepsi pembelajaran
tentang hal – hal yang memiliki kaitan dengan wacana yang
akan dibawa siswa.
b. Melihat judul tulisan, headline bacaan, grafik, gambar, atau
unsure visual lain yang ada dalam bacaan.
c. Merumuskan prediksi isi bacaan. Pada tahap ini siswa mencoba
membuat hipotesis atas isi wacana. Prediksi ini akn
menumbuhkan akan menumbuhkan rasa kepenasaran siswa
terhadap bacaan ( memotivasi bacaan) karena pada akhirmya
kegiatan baca siswa diharuskan membandingkan prediksi yang
dibuat dengan isi wacana yang sebenarnya.

Cox (1999) secara lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang


dapat dilakukan pada kegiatan prabaca yang berfungsi sebagai
penggugah perilaku siswa dalam penyelesaian masalah dan motivasi
penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Menjelaskan gambaran awal bacaan
Gambaran awal bacaan (cerita), berisi informasi yang
berkaitan denngan isi cerita yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman.
b. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi merupakan sarana kegiatan awal
membaca yang bermanfaat.
c. Pemetaan semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang
kegiatannya memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan
dalam bacaan dan dapat menggugah skema yang berkaitan
dengan topic bacaan.
d. Menulis sebelum membaca
Siswa diminta menuliskan pengalaman pribadi yang relevan
dengan isi bacaan, sebelum mereka membaca matteri.
e. Drama atau simulasi ( drama kreatif)
Drama kreatif dapat digunakan sebelum cerita dibacakan
yaitu untuk membangun pemahaman siswa.

Mengingat betapa pentingnya kegiatan prabaca dilakukan, guru


seyogianya dapat melakukan atau melaksanakan kegiatan
pembelajaran membaca dengan selalu mengawali pembelajarannya
dengan melaksanakan kegiatann prabaca. Pembelajaran membaca
tanpa kegiatan prabaca merupakan pembelajaran membaca yang tidak
berarah dan tidak bertujuan serta tidak akan mampu menggali potensi
siswa yang sesungguhnya dan pada akhirnya hal itu akan berdampak
pada rendahnya kemampuan membaca siswa.

2. Kegiatan Membaca
Setelah kegiatan prabaca, maka selanjutnya dilaksanakan kegiatan
inti pembelajaran membaca. Tahapan ini sering disebut tahapan
membaca. Pada tahap ini banyak sekali variasi yang dapat dilakukan
guru sejalan dengan strategi baca yang dipilih guru atau siswa.
Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat bergantung pada
metode pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa kegiatan
yang bisa dilakukan, antara lain :
a. Menemukan inti gagasan
b. Mengidentifikasi kata kunci
c. Mengutip bacaan
d. Menjaring data
e. Mengisi format isi bacaan
f. Merespons bacaan
g. Membuat peta konsep bacaan
h. Shairing ide dan diskusi
i. Menguji prediksi
j. Menjaring kata sulit
k. Menguji fakta, opini, dan lain – lain

3. Kegiatan Pascabaca
Kegiatan pasca membaca merupakan tahapan belajar membaca,
yang dirancang untuk menguji kemampuan membaca dan memperkuat
kemampuan membaca siswa. Burns (Rahim, 2007) merekomendasikan
penggunaan kegiatan pasca-membaca untuk membantu siswa
mengintegrasikan informasi baru yang mereka baca ke dalam skema
untuk mendapatkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Seperti
kegiatan membaca lainnya, kegiatan ini juga membutuhkan strategi,
strategi yang digunakan pada tahap pascabaca adalah:
a. Belajar mengembangkan bahan bacaan
b. Memberikan pertanyaan
c. Menceritakan kembali
d. dan Presentasi visual

Nuttal (1996) memberikan alternative yang dapat guru pilih pada


kegiatan pascabaca, walaupun dalam pandangan penulis aktivitas ini
lebih cenderung pada tahapan pembelajaran inti membaca. Beberapa
alternative tersebut, antara lain:
a. Membandingkan hipotesis atau prediksi yang disusun pada
tahap prabaca dengan isi bacaan sehingga jika prediksi tersebut
meleset siswa diajak untuk membangun pemahaman baru
bedasarkan isi wacana
b. Membangun respons bedasarkan isi bacaan
c. Diskusi dan adu argument tentang isi dari bacaan
d. Membahas isi wacana secara utuh dan menyeluruh
e. Membuat tulisan reproduksi atau rangkuman atas isi wacana
f. Menguji pemahaman membaca

Selain beberapa aktivitas di atas, aktivitas lain yang dapat dilakukan


oleh siswa pada tahap pascabaca adalah sebagai berikut:
a. Menulis rangkuman
b. Membuat komik atau cerita bergambar sederhana
c. Menceritakan kembali
d. Menjawab pertanyaan
e. Membuat peta cerita atau peta perjalanan tokoh
f. Membuat alat (wacana peragaan)
g. Memerankan
h. Memperluas cerita
i. Melengkapi cerita
j. Mengubah jenis genre

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui jika pembelajaran


membaca yang dilakukan di sekolah harus mencerminkan tiga tahap
yaitu: prabaca (yang identik dengan kegiatan awal pembelajaran),
tahap membaca, dan tahap pascabaca (yang identik dengan kegiatan
inti dan penutup pembelajaran). Tahapan – tahapan ini wajib sifatnya
karena melalui tahapan inilah akan terlihat jelas aktivitas belajar
peserta didik. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas belajar peserta didik.
Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang dilakukan bukan pembelajaran
membaca.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat mengetahui serta mempraktekan bagaimana
cara melakukan kegiatan membaca secara efektif, sehingga kegiatan tersebut tidak
menyita terlalu banyak waktu serta bacaan akan lebih mudah untuk di serap.

3.2. Saran
Melalui kegiatan membaca peserta didik mampu memperoleh banyak ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, guru sebaiknya harus memiliki perhatian khusus dalam
kompetensi membaca ini karena selain manfaatnya yang besar bagi peserta didik, membaca
juga merupakan kegiatan yang kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

PGSD. 2015. “Membaca dalam Gamitan Pendidikan Karakter”,


http://pgsdipa2.blogspot.com/2015/05/pembelajaran-membaca-dalam-gamitan.html?m=1,
diakses pada 24 September 2021 pukul 16.33.
Unknown. 2016. “Prinsip-Prinsip dan Perencanaan Pembelajaran Membaca”,
http://bengkelpendidikansd.blogspot.com/2016/01/prinsip-prinsip-dan-perencanaan.html?m=1,
diakses pada 24 September 2021 pukul 15.45.
Subadiyono. 2014. Pembelajaran Membaca. Palembang: Noer Fikri.

Anda mungkin juga menyukai