Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ Pembelajaran Membaca Berbasis Karakter “


Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampuh : Dra. Stien A. Dien, M.Pd

Disusun Oleh :
Tiara Nikita Monangin ( 20105145 )
Putri Fabiola Kaligis ( 21105077 )

Kelas : 4 H

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Pembelajaran
Membaca Berbasis Karakter “ .

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Tomohon 2 Maret 2023


Hormat kami

Tim Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Membaca
B. Arah dan orientasi pembelajaran membaca
C. Kondisi pembelajaran saat ini
D. Prinsip-prinsip pengajaran membaca
E. Perencanaan pembelajaran Membaca
F. Prosedur pembelajaran membaca
BAB PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di sekolah. Hal
ini disebabkan oelh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan
dala meningkatkan kemampuan berbahasa anak, namun lebih jauh memberikan
manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran lainnya. Salah
satu problem mendasar dalam pembelajaran bahwa membaca belum
menitikberatkan pada usaha membentuk generasi muda yang cinta membaca.
Selain problema diatas, pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai
pembelajaran yang membosankan dan monoton. Kondisi in disebabkan oleh belum
maksimalnya guru melaksanakan pembelajaran membaca. Sebagian besar guru
masih melaksanakan pembelajaran membaca dengan menerapkan prosedur
pembelajaran yang kurang baik. Hal ini terlihat dari masih miskinnya kreativitas
pembelajaran membaca yang dilakukan guru disekolah.
Dampak nyata dari kondisi ini adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih
sangat rendah. Pembiasaan membaca yang jelek dan kurangnya penguasaan
strategi membaca membuat siswa hanya mampu membaca dengan satu gaya
membaca untuk semua ragam wacana. Siswa rata- rata membaca dengan tanpa
memedulikan perilaku membaca yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi
peningkatan kemampuannya membaca. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan
pembelaajaran membaca yang kedua yakni siswa mampu pembaca yang efektif
atau mampu pembaca yang fleksibel sehingga memiliki tingkat pemahaman
membaca yang baik.
Bertemali dengan kondisi diatas, diperlukan serangkaian upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajara membaca disekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran
membaca. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan berbagai
macam prosedur pembelajaran membaca yang mampu membentuk perilaku
membaca sekaligus mampu mengembangkan kemampuan membaca.
Atas dasar inilah makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca .

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian pembelajaran Membaca
2. Menjelaskan Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
3. Menjelaskan Kondisi pembelajaran Membaca saat ini
4. Menjelaskan Prinsip-prinsip pembelajaran Membaca
5. Menjelaskan Perencanaan pembelajaran Membaca
6. Menjelaskan Prosedur Pembelajaran Membaca
7. Menjelaskan Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan
Pendidikan karakter
8. Menjelaskan Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman
Berbasis Pendidikan Karakter

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui Pengertian pembelajaran Membaca


2. Mengetahui Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
3. Mengetahui Kondisi pembelajaran Membaca saat ini
4. Mengetahui Prinsip-prinsip pembelajaran Membaca
5. Mengetahui Perencanaan pembelajaran Membaca
6. Mengtahui Prosedur Pembelajaran Membaca
7. Mengetahui Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan
Pendidikan karakter
8. Mengetahui Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis
Pendidikan Karakter

D. Kajian Pustaka

Bahan-bahan makalah ini kami ambil dari referensi buku dan situs-situs internet
yang berbeda-beda. Supaya data yang kami kumpulkan tentang pengkajian
pendidikan karakter dalam bahasa dan sastra Indonesia dapat tersajikan dengan
benar. Untuk lebih jelasnya kami akan lampirkan pada daftar pustaka sumber-
sumber yang kami ambil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Membaca


Membaca secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambang
bahasa tertulis. Dalam pengertian ini, membaca sering disebut sebagai membaca
nyaring atau membaca permulaan. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses
untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk peroleh
pemahaman atas bacaan tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian membaca
tersebut jelaslah bahwa membaca pada prinsipnya dapat didefinskan berdasarkan
berbagai sudut pandang.
Menurut cox (1999) menyatakan bahwa pembaca ialah proses psikologi untuk
menentukan arti kata kata tertulis. Menurut Anderson 1972 menyatakan bahwa
membaca adalah proses membentuk arti dari teks – teks tertulis. Menurut Flech,
Gagne dan Gorgh dalam Harjasujana dan Mulyati (1988:3.3-3.4) membaca itu pada
dasarnya adalah terjemahan lambang, garfik kedalam bahasa lisan.
Jadi, pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangakaian aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan,
bimbingan, dan motivasi guru.

B. Arah dan orientasi pembelajaran membaca


Pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai
beberapa tujuan utama pembelajaran membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran
membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca
2. Mampu membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible
3. Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Secara umum, ada dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu
menjadi pembaca yang flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada
siswa tersebut dkemukakan Ahuja dan Ahuja 2007 sebagai berikut:

1.Kurangi kecepatan membaca jika:


a) Menentukan istlah yang belum kita ketahui maknanya
b) Struktur kalimat dan paragraph yang sulit
c) Konsep yang sulit
d) Detail teknis materi
e) Petunjuk yang sulit dan mendetail
f) Materi yang ingin kuasai secara mendetail
g) Mareti dalam bentuk diagram yang menuntut perbandingan antara teks dan
diagram
h) Materi yang menuntut kecermatan visualisasi
i) Tulisan yang artistik yang mengandung unsur khayalan
j) Materi yang menuntut kehati-hatian
2.Tingkatkan kecepatan membaca jika:
a) Materi yang sederhana dengan sedikit informasi baru yang kita butuhkan
b) Contoh dan ilustrasi yang tidak kita butuhkan untuk menambah pemahaman
c) Penjelasan detail dan elaborasi yang tidak kita perlukan
d) Ide-ide yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya
e) Materi yang tidak mengandung ide dan fakta penting yang kita butuhkan.

Sejalan dengan uraian diatas, tujuan pembelajaran membaca yang kedua adalah
agar siswa mampu menjadi pembaca yang fleksibel. Pembaca yang fleksibel
bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan pembaca yang mampu
menentukan bagian mana dari buku tersebut yang palng penting untuk dia kuasai.
Berpijak pada persyaratan diatas, jelaslah bahwa membaca secara fleksibel pada
dasarnya memiliki satu tujuan akhir bahwa membaca harus dilakukan guna
mencapai suatu pemahaman. Dengan kata lain hanya ada dua pertanyaan
mendasar yang kita jawab untuk menjadi pembaca yang fleksibel yakni
1. Berapa waktu yang kita miliki
2. Jenis pemahaman apa yang kita butuhkan.
Tujuan pembelajaran ketiga adalah siswa memperoleh tingkat pemahaman yang
cukup atas isi bacaan. Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran membaca
secara lebih khusus melatih siswa menguasai berbagai strategi membaca.
Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca
seseorang?berbagai strategi bacaan diciptakan pembaca mampu membaca secara
cepat dan menemukan informasi secara cepat dan tepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan membaca tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan membaca
Adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk menentukan strategi baca.
2. Bahan bacaan
Akan sangat menentukan jenis strategi baca yang harus digunakan. Memang dalam
hal tertentu semua strategi membaca dapat digunakan dalam berbagai ragam
bacaan. Namun secara spesifik bahan bacaan memiliki karakter tersendiri sehingga
diperlukan strategi baca yang khusus pula.
3. Waktu yang tersedia untuk membaca
Waktu untuk membaca pun mnenjadi penentu pemilhan strategi baca. Seseorang
pembaca yang memiliki waktu sempit tentu saja ia akan memilih srtategi membaca
terpraktis, misalnya 4s.dalam waktu yang lebih luang pembaca bisa saja memilih
strategi membaca lain, missal PQ4R yang mengharuskan ia membaca sekilas,
membuat pertanyaan pemandu, baru membaca dengan tujuan menjawab
pertanyaan pemandu yang ia buat sebelumnya.
4. Posisi pembaca
Siapakah anda? pertanyaan ini penting diajukan untuk menentukan strategi baca
yang harus digunakan. Seorang pelajar tentu bisa saja menggunakan strategi baca
KWL, tetapi jika anda seorang pedagang yang ingin mengetaui kenaikan harga
pada sebuah surat kabar strategi jelas kurang tepat digunakan.
5. Jenis membaca Jika kita ingin membaca indah, jangan pernah memilih
strategi membaca pemahaman. Demikian pula sebaliknya, membaca pemahaman
tidak bisa dilakukan dengan menggunakan strategi membaca tekhnik. Jika anda
guru sekolah dasar kelas rendah jangan gunakan strategi membaca kritis tetapi
gunakanlah strategi membaca permulaan. Strategi membac EVOKER dapat anada
gunakan untuk berlatih membaca nyaring untuk pemahaman isi puisi, drama, prosa
tetapi tidak bisa anda gunakan untuk mebaca pemahaman sebuah wacana dan fiksi

C. Kondisi pembelajaran saat ini


Apa problem utama dalam pembelajaran membaca yang mash sering kita lihat di
sekolah saat ini? problem utama saat ini pembelajaran membaca di sekolah saat ini
adalah bahwa pembelajaran membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan.
Dampaknya adalah bahwa siswa memiliki kecepatan membaca yang rendah
bahkan diikuti pula oleh tingkat pemahaman yang rendah pula. Rendahnya
kemampuan efektif membaca para siswa di sekolah, dalam pandangan penulis,
merupakan cermin utama kegagalan pembelajaran membaca yang dilakukan di
sekolah.
Kegagalan pembelajaran diatas sebenarnya bermula pada ketidak jelasan peran
guru dalam proses dalam pembelajaran membaca. Selain itu, kegagalan proses
pembelajaran membaca dapat pula disebabkan oleh bantuan keliru yang diberikan
guru selama pembelajaran.

Beberapa bantuan guru yang keliru selama proses pembelajaran membaca antara
lain sbb:
1.Membaca nyaring wacana yang seharusnya dibaca dalam hati. Hal ini
menyebabkan siswa cenderung hanya menyamakan antara wacana tulis dengan
ucapan yang dihasilkan.
2. Memulai pembelajaran dengan menyajikan ringkasan isi bacaan yang seharusnya
dicari siswa selama proses pembelajaran membaca.
3.Mendorong siswa secara pasif dan monoton.
4.Banyak menerjemahkan kata-kata sulit yang seharusnya dicari siswa melalui
serangkaian kegiatan aktif semisal membaca kamus.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran membaca dengan baik yaitu:
1. Memahami perannya dalam pembelajaran membaca.
2. Memahami benar prinsip pembelajaran membaca.
3. Menguasai prosedur pembelajaran membaca.
4. Menguasai strategi membaca.
5. Mempraktikan prosedur dan strategi membaca dalam pembelajaran.
6. Menguasai konsep penilaian pembelajaran membaca.
7. Mengukur secara periodic kemampuan membaca siswa, dan
8. Melakukan pembelajaran dalam dimensi penelitian tindakan kelas.

D. Prinsip-prinsip pengajaran membaca


Guna meningkatkan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-
prinsp pembelajaran membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall
1996 mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca adalah
sebagai berkut:
Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun
kemampuan membaca anak. Beberapa tahapan dalam pembelajaran membaca
tersebut adalah
a. Memberanikan anak membaca.
b. Mendorong anak membaca.
c. Menjejaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam
membaca.
d. Modeling membaca mendemonstraskan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam
membaca.
e. Klarifikasi memberikan contoh baca, menjelaskan strategi membaca dan
memberikan pembelajaran secara eksplisit jika diperlukan.
Kemampuan baca anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus melainkan harus
selalu dibentuk secara perlahan.
Pengajaran membaca harus senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru
dan kelas.
Pengajaran membaca harus senantiasa ditunjukan guna membantu kemampuan
anak berinteraksi dengan teks
Pembelajaran membaca harus dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
Pembelajaran harus dilakukan dengan asas pelatihan belajar, artinya harus
senantiasa melatih siswa berbagai strategi membaca sebelum siswa melakukan
kegiatan membaca yang sesungguhnya.
Penbelajaran membaca harus dilakukan dengan berorientasi kedepan artinya
pebelajaran harus diusahakan membekali siswa berbagai strategi membaca yang
dapat digunakan dalam menghadapi berbagai jens bacaan, baik untuk saat ini
maupun pada jenjang pendidikan selanjutnya .
Pahamilah bahwa pada dasarnya hanya jenis kemampuan membaca yang harus
secara mendalam diajarkan yakni kemampuan membaca intensif dan kemampuan
membaca ekstensif.

Dengan pembelajaran pemahaman Brown 2001 mengemukakan bahwa untuk


dengan mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran pemahaman. Prinsip
dasar tersebut adalah sbb:
1. Yakinlah bahwa kita tidak mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan
pembelajaran membaca secara spesifik.
2. Gunakan teknik/strategi pembelajaran membaca yang mampu membangun
motivasi instrinsik siswa.
3. Perhatikan keaslian dan keterbacaan wacana yang kita pilih.
4. Terapkan strategi membaca yang paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5. Terapkan model bacaan interaktif selama proses pembelajaran membaca.
6. Laksanakanlah prosedur pembelajaran membaca dengan membaginya
kedalam tiga tahapan yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7. Gunakan prinsip strategi membaca pemahaman berikut dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
a. Identifkasikan tujuan baca secara jelas dan nyata.
b. Gunakan teknik membaca dalam hati yang efisien serta gunakan kecepatan
membaca yang fleksibel.
c. Gunakan strategi membaca skiming untuk menemukan ide pokok bacaan
d. Gunakan strategi membaca skaning untuk menemukan informasi
khusus/penjelas.
e. Gunakan peta konsep untuk mempermudah pemahaman bacaan.
f. Gunakan tebakan untuk mendefinsikan kata yang belum diketahui maknanya.
g. Analisislah lebih lanjut kata atau kosa kata yang belum dipahami tersebut.
h. Bedakan antara makna literal dan makna implikatif.
i. Tandai penanda wacana yang menandakan keterhubungan antara ide satu
dengan lainnya.
8. Kembangkanlah aspek-aspek evaluasi untuk menguji keberdayagunaan
teknik/strategi yang kita pilih.
9. Lakukanlah penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian kemampuan
membaca.

Prinsip-prinsip pengajaran dalam membaca diatas perlu diketahui dan pahami,


karena hal itu perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama
untuk guru dalam menerapkan pengajaran membaca.
E. Perencanaan Pembelajaran Membaca
Pembelajaran pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat
keputusan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi
penting dalam membuat keputusan tersebut terletak pada keputusan guru dalam
menentukan perencanaan pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran
membaca, guru harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyusun
dan mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran membaca.
Berbicara tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah –
langkah yang secara tepat harus di tentukan guru, antara lain :
1. Menentukan Tujuan Program Bembelajaran Yang Dirancang.
Artinya : Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis dan
kegiatan pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan harus memiliki tujuan
umum untuk membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati kegiatan
membaca, mampu membaca dengan gaya dan kecepatan fleksibel, dan mampu
memperoleh pemahaman isi bacaan yang memadai. Tujuan utama ini sudah
selayaknya menjadi jiwa bagi semua pembelajaran membaca yang akan
dilaksanakan. Berikut tujuan program pembelajaran membaca bagi siswa :
a. Merekognisi arti penting tujuan membaca bagi kegiatan membaca.
b. Membaca dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang
ditetapkan.
c. Merespon teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
d. Merekognisi bahwa pendekatan membaca top-down dan bootom-up sangat
berguna dan digunakan sesuai kebutuhan.
e. Sadar bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber
ketidak pahamannya sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal
terjadi dimasa yang akan datang.
f. Tidak merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap kata, kecuali jika
dibutuhkan keakuratan makna dari kata – kata tersebut.
g. Menggunakan teknik membaca cepat untuk meyakinkan bahwa ia hanya
membaca bagian – bagian terpenting dari suatu wacana guna membantu
memperoleh pemahaman secara berurutan.
h. Menggunakan informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan
pemahaman.
i. Menggunakan kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna
membagun pemahaman sederhana tentang isi bacaan.
j. Menggunakan organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.

Dari berbagai tujuan di atas harus secara cermat dipertimbangkan prioritas dan
kemungkinan ketercapainya. pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap
harus pula mempertimbangkan aspek kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca
responsif tidak dapat dikembangkan secara tergesa – gesa.
2. Secara Tepat Ditentukan Menyusun Program Pembelajaran Membaca.
Artinya : Mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses membaca.
Beberapa kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut, antara lain :
a. Memilih bahan bacaan ( pertimbangkan isi dan keragaman materi dan
sebaiknya materi berupa materi lintas kurikulum ),
b. Menentukan panduan membaca yang tepat.
c. Menentukan strategi baca yang tepat.
3. Menentukan Kebutuhan Agar Siswa Memiliki Memampuan Membaca.
Artinya : Dalam tahap ini guru harus benar – benar menyusun strategi agar siswa
terdorong untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan
tidak tumbuh dalam lingkungan sekolah tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa
sehari – hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapat
diawali dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku.

F. Prosedur Pembelajaran Membaca


Proses pembelajaran membaca secara garis besar harus terdiri atas tiga tahapan
yaitu : tahapan prabaca, tahapan membaca, dan tahapan pascabaca. Ketiga
tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahapan Atau Kegiatan Prabaca
Tahapan atau kegiatan prabaca adalah : Kegiatan pengajaran yang dilaksanakan
sebelum siswa melakukan kegitan membaca. Dalam kegitan prabaca ini guru
mengarahkan perhatian pada pengaktifan mata yang berhubungan dengan teks
bacaan. Skema itu sendiri adalah : Latar belakang pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema
menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang
dihubungkan dengan objek, tempat – tempat, tindakan atau peristiwa. Dalam hal ini
siswa harus memiliki konsep – konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang
hubungan bahasa bicara dan bahasa tertulis.
Variasi kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley (2001) menyatakan
bahwa pada tahapan prabaca terdapat 3 kegiatan yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran membaca, antara lain sebagai berikut :
a. Curah pendapat untuk membangkitkan ide yang memiliki kemungkinan besar
ada dalam teks. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan
apersepsi pembelajaran tentang hal – hal yang memiliki kaitan dengan wacana
yang akan dibawa siswa.
b. Melihat judul tulisan, headline bacaan, grafik, gambar, atau unsure visual lain
yang ada dalam bacaan.
c. Merumuskan prediksi isi bacaan. Pada tahap ini siswa mencoba membuat
hipotesis atas isi wacana. Prediksi ini akn menumbuhkan akan menumbuhkan rasa
kepenasaran siswa terhadap bacaan ( memotivasi bacaan) karena pada akhirmya
kegiatan baca siswa diharuskan membandingkan prediksi yang dibuat dengan isi
wacana yang sebenarnya.

Cox (1999) secara lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang dapat
dilakukan pada kegiatan prabaca yang berfungsi sebagai penggugah perilaku siswa
dalam penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Menjelaskan gambaran awal bacaan
Gambaran awal bacaan (cerita), berisi informasi yang berkaitan denngan isi cerita
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
b. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat.
c. Pemetaan semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang kegiatannya
memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skema yang berkaitan dengan topic bacaan.
d. Menulis sebelum membaca
Siswa diminta menuliskan pengalaman pribadi yang relevan dengan isi bacaan,
sebelum mereka membaca matteri.
e. Drama atau simulasi ( drama kreatif)
Drama kreatif dapat digunakan sebelum cerita dibacakan yaitu untuk membangun
pemahaman siswa.
Mengingat betapa pentingnya kegiatan prabaca dilakukan, guru seyogianya dapat
melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan selalu
mengawali pembelajarannya dengan melaksanakan kegiatann prabaca.
Pembelajaran membaca tanpa kegiatan prabaca merupakan pembelajaran
membaca yang tidak berarah dan tidak bertujuan serta tidak akan mampu menggali
potensi siswa yang sesungguhnya dan pada akhirnya hal itu akan berdampak pada
rendahnya kemampuan membaca siswa.
2. Kegiatan Membaca
Setelah kegiatan prabaca, maka selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti
pembelajaran membaca. Tahapan ini sering disebut tahapan membaca. Pada tahap
ini banyak sekali variasi yang dapat dilakukan guru sejalan dengan strategi baca
yang dipilih guru atau siswa. Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat
bergantung pada metode pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan, antara lain :
a. Menemukan inti gagasan
b. Mengidentifikasi kata kunci
c. Mengutip bacaan
d. Menjaring data
e. Mengisi format isi bacaan
f. Merespons bacaan
g. Membuat peta konsep bacaan
h. Shairing ide dan diskusi
i. Menguji prediksi
j. Menjaring kata sulit
k. Menguji fakta, opini, dan lain – lain
3. Kegiatan Pascabaca
Kegiatan pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan
untuk menguji kemampuan membaca sekaligus memantapkan kemampuan
membaca para siswa. Burns (Rahim, 2007 ) mengemukakan bahwa kegiatan
pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang
dibacanya kedalam schemata sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih
tinggi. seperti halnya pada kegiatan membaca yang lain, pada kegiatan ini juga
memerlukan strategi. strategi yang digunakan pada tahap pascabaca adalah :
a. Belajar mengembangkan bahan bacaan
b. Memberikan pertanyaan
c. Menceritakan kembali
d. dan Presentasi visual
Nuttal (1996) memberikan alternative yang dapat guru pilih pada kegiatan
pascabaca, walaupun dalam pandangan penulis aktivitas ini lebih cenderung pada
tahapan pembelajaran inti membaca. Beberapa alternative tersebut, antara lain :
a. Membandingkan hipotesis atau prediksi yang disusun pada tahap prabaca
dengan isi bacaan sehingga jika prediksi tersebut meleset siswa diajak untuk
membangun pemahaman baru atas isi wacana
b. Membangun respons atas isi bacaan
c. Diskusi dan adu argument tentang isi bacaan
d. Membahas isi wacana secara utuh dan menyeluruh
e. Membuat tulisan reproduksi atau rangkuman atas isi wacana
f. Menguji pemahaman membaca
Selain beberapa aktivitas diatas, aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh siswa pada
tahap pascabaca adalah sebagai berikut :
a. Menulis rangkuman
b. Membuat komik atau cerita bergambar sederhana
c. Menceritakan kembali
d. Menjawab pertanyaan
e. Membuat peta cerita atau peta perjalanan tokoh
f. Membuat alat (wacana peragaan)
g. Memerankan
h. Memperluas cerita
i. Melengkapi cerita
j. Mengubah jenis genre
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah pembelajaran membaca yang dilakukan di
sekolah harus mencerminkan tiga tahap yaitu : prabaca (yang identik dengan
kegiatan awal pembelajaran), tahap membaca, dan tahap pascabaca (yang identik
dengan kegiatan inti dan penutup pembelajaran). Tahapan – tahapan ini wajib
sifatnya karena melalui tahapan inilah akan tergambar jelas aktivitas siswa belajar.
Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran bawa pembelajaran adalah :
serangkaian aktivitas siswa belajar. Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang dilakukan
bukan pembelajaran membaca.

Beberapa Metode Pembelajaran Bembaca Pemahaman Berbasis Pendidikan


Character
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa metode pembelajaran membaca yang
berorientasi pendidikan karakter. Beberapa metode pembelajaran tersebuut adalah
sebagai berikut :
1. Metode Turnamen Membaca
Metode ini merupakan pengembangan model pembelajaran kooperataif yang
digagas slavin. Menurut SLAVIN (2005) model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamankan adanya kelompok – kelompok.
setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda – beda ( ada yang tinggi, sedang, dan rendah ) model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. l
Tujuan utama metode turnamen membaca adalah : untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan sekaligus mengukur tingkat
kinerja kooperatif siswa dalam kelompok. Selain itu, metode ini juga bertujuan untuk
mengembangkan karakter social, individual pada diri siswa.
Tahap – tahap metode turnamen membaca diturunkan dari model kooperatif Team
Game Tournament versi slavin dengan sejumlah modifikasi. Tahapan metode
turnamen membaca hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prabaca
1) Tahap persiapan
Guru mempersiapkan materi berikut perangkat pembelajaran termasuk lembar kerja
proses (LKP).

2) Tahap penyajian materi


Pada tahap ini guru memberikan gambaran umun tentang isi bacaan yang akan
dikaji oleh siswa.
b. Tahap membaca
1) Tahap kegiatan kelompok
Siswa mengatur tempat duduknya berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan
guru.
2) Tahap turnamen akademik
Guru mengelompokan siswa (yang memiliki kemampuan akademik homogeny dari
kelompok yang heterogen) dalam suatu meja turnamen.
3) Tahap perhitungan skor
Perhitungan skor dilakukan berdasarakan jawaban benar yang dibuat masing –
masing siswa.
4) Tahap penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok ditenyukan berdasarkan rata – rata skor kelompok
berdasarkan skor yang diperoleh masing – masing anggotanya.
c. Tahap pascabaca
1) Penutup
Pada tahap ini, guru mengulas mengenai materi dan soal – soal turnamen yang
telah dipelajari.

2. Metode Jigsaw Membaca


Pembelajaran jigsaw membaca adalah : salah satu tipe pembelajaran membaca
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. pembelajaran ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara
sehingga selain meningkatkan kemampuan membaca siswa juga dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain. Berikut tahapan – tahapan dalam
metode jigsaw, antara lain :
a. Tahap Prabaca
1) Tahap pembentukan kelempok
Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok – kelompok kecil yang heterogen.

b. Tahap Membaca
1) Tahap kerja kelompok ahli
Setelah siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok, didalam jigsaw ini setiap
anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi tertentu.
2) Tahap kerja kelompok asal
Pada tahap ini masing – masing perwakilan kelompok kembali kekelompok asalnya
untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya tentang materi yang telah di
diskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat
memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
c. Tahap Pascabaca
1) Tahap evaluasi
Pada tahap ini siswa diberi tes (kuis) oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam memahami suatu materi dengan
metode belajar kooperatif tipe jigsaw.
3. Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Metode CIRC sebenarnya merupakan hasil pengembangan pembelajaran kooperatif
TAI (Slavin, 2005). pembelajaran membaca dengan metode CIRC terdiri atas 3
unsur penting yakni kegiatan – kegiatan dasar terkait :
a. Pengajaran langsung
b. Pelajaran memahami bacaan
c. Seni berbahasa menulis terpadu
Dalam semua aktivitas ini siswa belajar dalam kelompok belajar yang heterogen.
semua kegiatan melibatkan siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru,
latihan tim, latihan indenpenden, prapenilaian, latihan tambahan, dan tes.
Metode CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan menulis reproduksi
atas bahan bacaan yang dibacanya. Metode CIRC dapat membantu guru
memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan integrative dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode CIRC dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Tahapn Prabaca
1) Guru memperkenalkan cerita yang akan di baca anak
2) Setelah cerita diperkenalkan, siswa diberi paket cerita yang terdiri atas buku
cerita dan serangkaian kegiatan yang harus mereka lakukan dalam kelompoknya.
b. Tahap Membaca
1) Membaca berpasangan
Pada tahap ini siswa membaca cerita dalam hati dan kemudian secara bergantian
membaca keras cerita tersebut bersama pasangannya.
2) Menuiliskan struktur cerita
Pada tahap ini siswa menerima pertanyaan dari guru seputar masalah cerita
misalnya : karakter, alur, latar, konflik, dan pemecahan masalah yang terknadung
dalam cerita.
3) Membaca nyaring
Para siswa diminta untuk menemukan kata – kata sulit yang terdapat dalam cerita
dan membacakannya secara nyaring tanpa canggung dan ragu – ragu.
4) Makna kata
Berbagai kata sulit yang mereka temukan dalam cerita selanjutnya dan di tentukan
maknanya.
c. Pascabaca
1) Menceritakan kembali cerita
Setelah seluruh cerita dibaca dan di bahas dalam kelompok, siswa diminta
membuat synopsis cerita.
2) Pemeriksaan oleh pasangan
Sinopsis yang di buat siswa selanjutnya ditukarkan kepada temannya sehingga satu
sama lain dapat mengecek ketepatan synopsis yang dibuat rekannya. Jika para
siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan
formulir tugas siswa yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan
tugas tersebut.
3) Tes
Pada tahap ini siswa di beri tes tentang pemahaman isi cerita, menuliskan kalimat
dari daftar kosakata sulit, dan membaca daftar tersebut secara nyaring di depan
guru. Pada saat tes siswa tidak boleh saling membantu, dan hasil tes merupakan
unsur utama skor tim.
4. Metode Scaffolded Reading
Scaffolded reading pada dasarnya merupakan metode pembelajaran membaca
yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan membaca siswa
melalui penyusunan aktivitas membaca secara bertahap. Tujuan utama metode ini
adalah : mendorong siswa agar mampu memiliki kemampuan membaca yang
optimal. Dorongan yang diberikan ini bertujuan untukn membangun kemampuan
membaca siswa secara bertahap mulai dari tahap pemahaman, tahap kritis, hingga
tahap kreatif.
Guna mampu menjadi pembaca yang optimal, Harris et. al. (Axfor, harders, dan
wine, 2009 : 14 ), pembaca harus memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan
pengetahuan yang kompleks sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang system semantic, sintaksis, dan tata tulis.
b. Strategi untuk mengakses dan mengintegrasikan informasi dari ketiga sumber
pengetahuan tersebut.
c. Mengetahui tentang teks dan bagaimana sebuah teks disusun dalam konteks
yang berbeda.
d. Strategi praktis dalam memecahkan kode sebuah teks, terlibat dalam teks,
menggunakan teks, dan menganalisis teks.
Sejalan dengan hal yang harus dimiliki pembaca diatas, metode ini di susun secara
bertahap sehingga siswa mampu memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan
pengetahuan yang kompleks tersebut. Berikut diuraikan tahapan pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode Scaffolded Reading.
a. Tahap Prabaca
1) Pemilihan Teks
Pada tahap ini guru memilih teks yang akan digunakan sebagai bahan ajar
membaca. Teks yang dipilih hendaknya teks yang mampu memfasilitasi siswa untuk
beroleh sejumlah komponen yang diperlukan untuk menjadi pembaca yang berhasil.
2) Orientasi Teks
Pada tahao ini guru memberikan penjelasan umun tentang isi gteks, misalnya :
pengarangnya, genre teks tersebut, kapan teks tersebut ditulus, serta alasan
mengapa teks tersebut dipilih.
b. Tahap membaca
1) Membaca Teks
Pada tahap ini siswa mulai membaca teks dengan menggunakan berbagi kecepatan
membaca, yakni membaca cepat pada bagian teks yang sudah dikuasai dan
membaca lambat untuk menambah pemahaman pada bagian teks yang belum
dipahami.
2) Orientasi Bahasa
Pada tahap ini siswa membahas tentang bahasa yang digunakan pengarang.
3) Membangun Pemahaman
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk menggunakan berbagai strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuannya memahami cerita.
c. Tahap Pascabaca
1) Menguji perhatian dan persepsi siswa terhadap bacaan
Pada tahap ini guru menguji tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan melalui
penilaian yang ditujukan untuk menguji seberapa besar siswa memerhatikan teks
dan bagaimana persepsi siswa tentang bacaan yang dibacanya.
5. Metode Grup Investigasi
Metode pembelajaran membaca kooperatif Grup investigasi pertama kali dirancang
oleh Hebert Thelen. Metode ini kemudian disempurnakan Sharan dan rekan
sejawatnya di Tel Aviv University. Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca,
metode ini sangat tepat digunakan dalam kegiatan membaca ekstensif.
Dalam hal ini siswa melakukan investigasi terhadap berbagai macam wacana guna
menemukan hubungan antara wacana tersebut. Tujuan akhirnya adalah : siswa
mampu membuat sebuah laporan membaca yang bersumber dari berbagai sumber
bacaan sebagai wujud pemahaman mereka terhadap bahan bacaan yang
dibacanya.
Dalam grup investigasi siswa bekerja melalui 6 tahapan. keenam tahapan grup
investigasi dalam pembelajaran membaca dimodifikasi dari Slavin (2005) dan
Sharan (1999) sebagai berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Pemilihan topik
Pada tahap ini siswa memilih subtopik tertentu yang akan di investigasikan.

2) Merencanakan tugas
Pada tahap ini siswa dan guru merancanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar
tertentu sesuai subtopik yang sudah dipilih kelompok.
b. Tahap Membaca
1) Melaksanakan Investigasi
Pada tahap ini siswa melaksanakan investigasi untuk mengumpulkan berbagai
informasi melalui kegiatan membaca.
2) Analisis dan sintesis dan menyiapkan laporan akhir
Pada tahap ini siswa mulai menganalisis dan mengevaluasi berbagai informasi pada
tahap sebelumnya dan mulai merancang bagaimana informasi tersebut dapat
disajikan secara menarik kepada teman – temannya.
3) Mempersentasikan Laporan Akhir
Pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil investigasinya.

c. Tahap Pascabaca
1) Evaluasi
Pada tahap ini siswa memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah dikerjakan
terutama mengenai keefektifan pengalaman belajar yang telah dialami.
6. Metode Skemata Kritis
Metode pembelajaran membaca ini sebenarnya sebuah model yang dikreasikan
berdasarkan tahapan proses pembelajaran membaca sebagaimana telah
dikemukakan diatas. Metode membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan
kemampuan membaca kritis. Tahapan membaca kritis ini dapat diuaraikan sebagai
berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Apresiasi
Pada tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari
selama pembelajaran. Bahan bacaan yang digunakan sebaiknya merupakan bahan
bacaan yang bersifat argumentatif atau berbasis masalah.
2) Curah Pendapat
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya dalam hal
memecahkan masalah seputar tema wacana. Setelah siswa menuliskan atau
menyampaikan gagasannya barulah siswa ditugaskan untuk membaca wacana
yang telah disediakan.
b. Tahap Membaca
1) Membaca Wacana
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat semua ide penting yang
berhubungan dengan usaha pemacahan masalah terkait dengan tema yang
dibacakan guru.
2) Membuat Peta konsep
Aktivitas ini merupakan kelanjutan akan aktivitas membaca wacana. Setelah
membaca, siswa harus mampu menyusun ide pokok dalam peta konsep secara
terstruktur sehingga membeantuk kerangka ide yang didalamnya terdiri atas tiga
bagian utama yakni fakta yang ada didalam bacaan, opini yang ada didalam bacaan
dan solusi yang dihasilkan melalui kegiatan berfikir siswa.
3) Diskusi Fakta- Opini- Solusi
Paa tahap ini siswa dituntut untuk mampu membedakan fakta dan opini secara
argumentatif sekaligus menanggapi fakta dan opini tersebut bedasarkan cara
pandang mereka sendiri.
c. Tahap Pascabaca
1) Menulis Kritis
Pada tahap ini siswa mengembangkan sebuah tulisan yang sifatnya mengkritisi
bahan bacaan yang telah dibacanya.
7. Metode Dramatisasi Bacaan
Metode dramatisasi bacaan pada dasarnya merupakan metode pembelajaran
membaca yang menuntut siswa memahami sebuah bacaan melalui pemberian
rangsangan membaca melalui kegiatan dramatisasi isi bacaan. Dramatisasi sendiri
sebenarnya hanya sebuah rangsangan agar siswa terlibat langsung terhadap bahan
bacaan sekaligus termotivasi untuk membaca serta mampu disertai tujuan yang
benar. Tahapan aktivitas pembelajaran metode dramatisasi bacaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Prabaca
1) Pengenalan
Pada tahap ini guru mengenalkan isi bacaan yang akan dibaca siswa melalui kode-
kode rahasia sehingga mampu menarik minat siswa untuk membaca wacana.

2) Dramatisasi
Paa tahap ini guru mendramatisasikan isi bacaan yang akan dipelajari siswa hari ini.
Dramatisasi ini berfungsi untu memberikan gambaran awal tentang isi bacaan
sekaligus berfungsi untuk memancing siswa membuat pertanyaan sebagai wujud
kepenasaran mereka terhadap isi bacaan.
3) Pertanyaan Pemandu atau kuis
Pada tahap ini guru menyuruh siswa menulis sejumlah pertanyaan tentang apa
sebenarnya isi bacaan yang akan dibaca oleh mereka.
4) Presentasi
Pada tahap ini perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi disepan kelas.
c. Tahap Prascabaca
1) Menceritakan Kembali
Pada tahap ini siswa secara individu ditugaskan guru untuk menceritakan kembali
isi wacana dengan menggunakan bahasa sendiri, baik secara lisan maupun tulisan.
9. Metode Transformasi Persuasif
Metode transformasi merupakan metode pembelajaran membaca yang diakhiri
dengan pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya menjadi
jenis genre yang lainnya. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan metode ini
seyoginya merupakan wacana bersifat persuasif.
Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan siswa
membaca melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah dibacanya.
Langkah- langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Membangun Rasa Ingin Tahu
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pancingan hal apa saja yang belum
siswa ketahui tentang bahan bacaan sehingga mereka ingin mengetahuinya.
2) Pertanyaan Pemandu
Guru meminta siswa mengubah keinginan tersebut menjadi pertanyaan yang harus
mereka jawab selama proses pembelajaran.
b. Tahap Membaca
1) Menjawab pertanyaan pemandu
Pada tahap ini siswa membaca wacana dengan menggunakan teknik baca layap
atau teknik baca memindai agar dapat menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
2) Diskusi Persuasif
Pada tahap ini siswa berdiskusi untuk merumuskan berbagai upaya yang dapat
mereka lakukan dalam rangka membujuk orang lain agar tertarik dengan ide
meraka.
c. Tahap Pascabaca
1) Mengubah Genre
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis sebuah iklan
ataupun membuat poster yang menarik dan bedaya persuasif.
10. Metode Bengkel (workshop) Membaca
Metode bengkel membaca dipopulerkan oleh Janet Allen dan Kyle Ginzalez pada
tahun 1998. Metode ini pada dasarnya adalah sebuah metode membaca yang
dikembangkan untuk memperbaiki kemampuan membaca siswa sehingga siswa
memiliki perilaku atau kebiasaan membaca yang baik.

3) Membangun Tujuan Membaca


Setelah seluruh siswa memiliki arah prediksi yang sama, guru memperkenalkan
tema buku. Pada kegiatan ini guru mulai menggali skema siswa dan memancing
keingintahuan siswa terhadap isi buku.
b. Tahap Membaca
1) Membuat Peta Cerita/ Peta Bab
2) Berbagi Cerita
3) Membedah Cerita
c. Tahap Pracabaca
1) Merespon cerita
2) Menceritakan kembali
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca permulaan.
Pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai
beberapa tujuan utma pembelajaran membaca.tiga tujuan utama pembelajaran
membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca.
2. Mampu membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible.
3. Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.

B. Saran
Pembalajaran membaca berbasis pendidikan karakter sebagai suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus dilakukan dengan lebih
intensif dan berkesinambungan dalam semua mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai