OLEH :
Nurma yunita (20170111054018)
Dosen Pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam jangka waktu yang
telah di tetapkan. Makalah yang penulis susun ini berjudul “Metode, Pendekatan, dan
Media Pembelajaran”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, arahan
dan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Metode, Pendekatan, dan Media Pembelajaran”.
2. Bapak Drs. Alex A. Lepa, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Kimia, yang senantiasa membimbing, dan mengarahkan dalam proses penyelesaian
makalah ini.
3. Keluarga serta sahabat yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi selama penulisan
makalah “Metode, Pendekatan, dan Media Pembelajaran”.
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Strategi Belajar
Mengajar Kimia dan sebagai sumber referensi. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu untuk dapat membantu mahasiswa/mahasiswi dalam mempelajari materi yang
berhubungan dengan metode, pendekatan dan media pembelajaran sebagai strategi dalam
proses belajar mengajar kimia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
sekalian guna perbaikan pada masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Judul .......................................................................................................
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
1. Kesimpulan................................................................................................................ 102
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan
bangsa dan Negara. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai
pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar
mengajar atau proses pembelajaran. Konteks perencanaan ini guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif
dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran.
Belajar hakikatnya adalah proses terhadap semua individu dan situasi di sekitar
individu. Seorang individu akan di pengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam diri individu
sendiri, ataupun dari luar diri individu tersebut dalam proses pencapaian kompetensi yang
dimaksud. Individu yang memiliki motivasi belajar kecil tentunya akan lebih sulit untuk
mencapai apa yang ingin diketahuinya. Selain hal di atas, dalam proses pembelajaran
tentunya ada pula strategi-strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran agar lebih
memudahkan individu memahami suatu ilmu. Strategi tersebut harus disesuaikan dengan
topik dan keadaan pada saat proses belajar dilakukan. Belajar dapat dilakukan dimana saja
dan dari siapa saja. Belajar dapat dilakukan dari berbagai sumber, misalnya guru, buku, media
massa, dll.
Proses pembelajaran haruslah menarik agar pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan
yang di harapkan. Guru harus lebih kreatif dan mampu membuat pembelajaran lebih menarik
dan disukai oleh peserta didik, oleh sebab itu penulis menulis makalah yang berjudul“
Metode, Pendekatan, dan Media Pembelajaran”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberi pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca mengenai pengertian dan jenis-jenis metode, pendekatan dan
media, kelebihan dan kekurangan dari setiap metode, langkah-langkah metode pembelajaran
serta prinsip media pembelajaran . Dan dengan pengetahuan yang didapatkan, pembaca
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan mengenai metode, pendekatan dan media
pembelajaran.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu
penulis mengumpulkan berbagai sumber referensi yang relevan yang bersumber dari buku
maupun dari media elektronik (internet) dengan materi yang disajikan dan kemudian
dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE PEMBELAJARAN
Metode dapat dikatakan juga sebagai “cara”, atau Secara umum metode adalah suatu
tindakan dalam menyelesaikan suatu persoalan tertentu. Sedangkan berkaitan dengan
pembelajaran Menurut Warsita (2008:85) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Berdasarkan
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah tindakan
yang dipakai guru dalam meyelesaikan persoalan dalam pembelajaran/kegiatan belajar..
Metode pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran, Untuk itu berikut
ini akan dibahas beberapa metode pembelajaran :
1. Metode Ceramah
Metode Ceramah secara umum adalah penyampaian informasi secara satu arah dari
penyaji atau pembicara kepada pendengar. Sedangkan dalam pembelajaran, metode ceramah
Menurut Wina Sanjaya, adalah penyajian materi pelajaran melalui penuturan secara lisan
atau penjelasan langsung kepada sekelompok peserta didik.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi secara umum adalah pelibatan dua orang atau lebih yang berinteraksi
saling bertukar pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan
bersama. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Dimana, dalam pembelajaran menurut Moh.
Surya, metode pembelajaran diskusi adalah suatu proses dimana murid-murid akan
mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
memecahkan masalah bersama.
2. Pelaksanaan
Menginformasikan permasalahan/topik, prosedur diskusi, dan mengorganisasikan
peserta didik dalam kelompok serta mengatur formasi kelas
Guru memberi kesempatan untuk diskusi sesuai dengan aturan.
Selama diskusi berlangsung, guru perlu mengatur untuk menjaga ketertiban,
memberikan bimbingan apabila diperlukan, meluruskan pembicaraan jika terjadi
penyimpangan, dsb.
Jika dalam diskusi terjadi hal seperti siswa yang biasa berbicara saja selalu
menyampaikan pendapatnya sebaiknya guru memberikan pengertian kepada siswa
yang sudah biasa berbicara tersebut untuk memberikan kesempatan kepada teman
yang lainnya, atau dengan membantu peserta didik lain yang malu atau pendiam
agar dapat menyampaikan pendapatnya juga.
Agar menumbuhkan partisipasi setiap anggota dalam mengikuti diskusi sebaiknya
peserta didik ditingkatkan motivasi agar semangat dalam mengikuti diskusiisalnya
dengan memberikan penghargaan atau reward bagi setiap peserta didik yang telah
berpartisipasi atau memberikan pendapat. Penghargaan yang diberikan bisa berupa
nilai dan lain-lain.
Setelah waktunya habis, masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat
laporan dan menyampaikan secara klasikal agar ditanggapi oleh kelompok lainnya.
Selama diskusi kelas, guru bertindak sebagai pemimpin dan menugaskan kepada
masing-masing kelompok agar mencatat setiap tanggapan yang diberikan kepada
kelompoknya sekaligus memberikan tanggapan balik.
Setelah proses diskusi berakhir, tugaskan agar setiap kelompok menyempurnakan
hasilnya dengan memperhatikan masukan, kemudian melaporkannya secara
tertulis.
3. Evaluasi
Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
Membuat catatan tentang gagasan-gagasan yang belum terpecahkan berikut
penyebabnya
Me-review jalannya diskusi
memberikan komentar tentang proses diskusi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode resitasi atau penugasan adalah penyajian
materi dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, tugas
dapat dikerjakan di rumah, di perpustakaan maupun dimana saja, dan hasilnya dipertanggung
jawabkan.
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Eksperimen
Metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan
pertanyaan dan murid menjawab begitu pula sebaliknya. dimana ketika siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan, maka guru tidak boleh memberikan jawaban kepada
siswa secara langsung tetapi ketika siswa kesulitan dalam menemukan jawaban maka guru
memberikan petunjuk atau penjelasan agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.
b) Pelaksanaan :
Guru menyampaikan topik materi dan tujuan pembelajaran
Memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
Mengajukan pertanyaan secara klasikal:
1) Pertanyaan dapat juga berasal dari peserta didik untuk ditanggapi peserta didik
lainnya atau guru
2) Usahakan setiap pertanyaan mengandung suatu permasalahan
3) Usahakan setiap peserta didik secara merata mengajukan dan menanggapi
pertanyaan
4) Usahakan untuk selalu memberikan penguatan (verbal atau nonverbal) terhadap
jawaban yang tepat dan segera memperbaiki jawaban yang kurang tepat
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab, namun
tidak seacara berebutan
Guru menunjuk siswa satu persatu untuk menjawab secara bergantian, namun waktu
yang diberikan jangan terlalu lama. Jika waktu yang diberikan untuk menjawab
kiranya cukup namun siswa tidak juga menjawab, berikan kesempatan kepada siswa
lain.
Memberikan kesimpulan
Guru mengevaluasi
8. Metode Artikulasi
Metode pembelajaran Artikulasi adalah penyajian materi yang prosesnya seperti pesan
berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus
berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Metode kerja lapangan merupakan cara mengajar dengan mengajak siswa kedalam
suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan
saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri
serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Menurut N. Sudirman ( 1987 : 146 ), metode problem solving adalah penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk di analisis dan
sintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Metode problem
solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa
melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai
merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.
Kelebihan matode problem solving :
Mengajak siswa berpikir secara rasional.
Mengembangkan rasa tanggung jawab.
Metode ini tidak memerlukan fasilitas yang banyak
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator.
Metode mengajar beregu adalah metode mengajar dengan dua guru atau lebih bekerja
sama mengajar sekolompok siswa.
Kelebihan metode mengajar beregu (Team Teaching Method) :
Guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar mengajar,
khususnya pada cara penyajian bahan pelajaran agar dimengerti oleh siswa. Hal ini
dapat dilakukan karena guru dibebaskan dari semua pekerjaan yang bersifat
administratif;
Setiap siswa dapat aktif berdasarkan kemampuan dan keaktifan sendiri tanpa perlu
dihambat oleh taraf perkembangan siswa-siswanya;
Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar atau lamban dalam kemajuan
belajarnya segera dapat diketahui karena baik para guru maupun para asisten selalu
mengikuti perkembangan setiap siswanya
Menurut Syaiful Bahri ( 2002 ), metode karyawisata adalah cara mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Metode Study tour (karya wisata) adalah metode
mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membuat laporan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Menurut Sri Anitah, W. DKK ( 2007 : 22 ), metode simulasi adalah pembelajaran dimana
objek yang sebenarnya dibuat pura-pura. Metode simulasi merupakan cara mengajar dimana
menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan
tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa
dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
Metode brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara
melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan
pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru .
Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya,
kemudian mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya.
Identifikasi.
Siswa diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua
saran yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin
kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta
penjelasan.
Klasifikasi.
Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok.
Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
Verifikasi.
Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang
dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang
tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai
argumentasinya.
Konklusi (Penyepakatan).
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir
alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil
kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
pembelajaran kosakata.
Sugesti yang diberikan melalui pemutaran lagu merangsang dan mengkondisikan
siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat memberikan respons spontan yang
bersifat positif.
Peningkatan penguasaan kosakata, pemahaman konsep-konsep dan teknik menulis,
serta imajinasi yang terbangun baik berkorelasi dengan peningkatan kemampuan
siswa dalam membuat variasi kalimat.
Metode kerja kelompok adalah menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh pelajar
(setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan
pengajaran. Metode ini dalam pelaksanaannya mempersyaratkan bahwa topik bahasan
hendaknya dipilih yang layak untuk kerja kelompok dan dirumuskan secara jelas mengenai
tugas-tugas untuk setiap kelompok.
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
siswa harus diberi penjelasan mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.
Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke
taraf yang lebih kompleks atau sulit
Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah diberikan kepada peserta didik.
Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar
anak-anak dirasakan sulit.
Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif.
Jika suatu latihan telah dikuasai anak-anak, taraf berikutnya adalah aplikasi
Dapat menimbulkan suasana kelas yang ribut akibat yel-yel, sehingga di khawatirkan
akan mengganggu kelas lain
Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan suatu metode mengajar dimana
siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang
dalam hubungan sosial antar manusia.
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah metode untuk menghadirkan peran-peran
yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang kemudian
dijadikan sebagai bahan refleksi agar pesrta didik dapat memberikan penilaian.
.
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua
dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan
atau kelompok kecil siswa.
Metode pembelajaran Time Token Arends adalah salah satu contoh kecil dari penerapan
pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah
proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah
perubahan ke arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham
menjadi paham, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas
siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif.
Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan
yang ditemui.
Menurut Abdurrahman Shaleh ( 2006 : 203 ), metode latihan adalah penyajian materi
yang diulang beberapa kali supaya asosiasi stimulus dan respon menjadi sangat kuat dan tidak
mudah untuk dilupakan. Metode latihan soal adalah cara menyajikan materi dengan
memberikan latihan-latihan soal dengan terlebih dahulu menyampaikan materi serta
memberikan contoh-contoh soal.
1. Pendekatan Konstektual
2. Pendekatan Induktif
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan,prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip
umum ke dalam keadaan khusus.
Langkah- Langkah :
1) Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan
model.
2) Pembentukan Kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan
kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan
masing-masing kelompok.
3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang diberikan oleh guru.
4) Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai
bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
6) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
7) Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Langkah- Langkah :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberikan informasi/menyajikan materi yang akan diberikan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5
siswa.
Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok.
Menyajikan kartu soal dan memberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan
dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
Mengingatkan siswa tetap bersama kelompoknya masing-masing sampai
selesai tugasnya dan bekerja dengan menggunakan keterampilan-keterampilan
kooperatif yang dikembangkan
Memberikan bimbingan pada kelompok.
Pemberian kuis yang dikerjakan secara individu.
Evaluasi dan pengoreksian jawaban kuis secara bersama-sama.
Pemberian tugas kelompok.
Langkah- Langkah :
kembali diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa
di kelasnya Placement Test, Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test)
kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian
atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa sehingga guru dapat
mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
Teams merupakan langkah yang cukup penting dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-
kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4 - 5 siswa.
Teaching Group . Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian
tugas kelompok.
Student Creative . Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan menciptakan
persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
Team Study . Pada tahapan team study siswa belajar bersama dengan
mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada
tahapan ini guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis
bagus di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring (tutor
sebaya).
Fact test . Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa,
misalnya dengan memberikan kuis, dsb..
Team Score dan Team Recognition. Selanjutnya guru memberikan skor pada
hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil
dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai
“kelompok OK”, kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya.
Whole-Class Units. Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru.
Kelebihan :
Meningkatkan daya pikir siswa.
Memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk berfikir.
Mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling
membantu dalam menyelesaikan masalah.
Pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri
dari 2 orang.
Kelemahan :
Jika jumlah kelas sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam
membimbing siswa yang membutuhkan perhatian lebih.
Pemahaman tentang konsep dalam setiap pasangan akan berbeda sehingga akan
dibutuhkan waktu tambahan untuk pelurusan konsep oleh guru dengan
menunjukkan jawaban yang benar.
Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk mempresentasikan hasil diskusi
karena jumlah pasangan yang sangat besar.
Langkah- Langkah :
Lagkah 1 : Berfikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir
sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara
atau mengerjakan bukan bagian dari berfikir.
Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan
jawaban pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan suatu msalah khusus
yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5
menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian
pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.
Langkah 4 : guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan
menambah materi yamg belum diungkapkan para siswa
Langkah 5 : guru member kesimpulan
Langkah 6 : penutup
Langkah-langkah :
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya.
Kesimpulan bersama-sama antara guru dan siswa.
Penutup.
Langkah- Langkah :
Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari
isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota
kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok
yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru.
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota
kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
Guru memberikan kesimpulan.
Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun
individu.
Guru menutup pembelajaran.
Langkah- Langkah :
Seleksi topic : Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa
selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada
tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.
Merencanakan kerjasama : Para siswa bersama guru merencanakan berbagai
prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai
topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas.
Implementasi : Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada
langkah b). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan
dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai
sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-
menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika
diperlukan.
Analisis dan sintesis : Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai
informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
Penyajian hasil akhir : Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
Evaluasi : Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat
mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Langkah- Langkah :
Guru menyampaikan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai
Guru menyajikan materi secukupnya.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara
heterogen.
Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang disajikan.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal
4 kata kunci setiap kalimat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
Kesimpulan.
Langkah- Langkah :
Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk
pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok
yang lain.
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini
saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
Kesimpulan.
Penutup.
Langkah- Langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi.
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kesimpulan/rangkuman.
Langkah-langkah :
Guru menyiapkan gambar-gambar tujuan pembelajaran.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat in focus.
Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada dalam gambar.
Melalui diskusi kelompok dua sampai tiga orang siswa, hasil diskusi dari
analisis masalah dalam gambar tersebut dicatat pada kertas.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kesimpulan.
Langkah-langkah :
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar menghadap ke dalam
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan
Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang
berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyajikan materi .
Untuk mengetahui daya serap siswa, dibentuk kelompok berpasangan dua orang.
Guru meminta seorang peserta didik dari pasangan itu untuk menceritakan materi
yang baru diterimanya, kemudian pasangannya mendengarkan sambil membuat
catatan kecil, setelah itu berganti peran, begitu juga kelompok lainnya.
Guru meminta siswa secara bergiliran atau acak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya.
Guru mengulangi dan menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa.
Kesimpulan.
5. Pendekatan Konstrutivisme
Langkah- Langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya,
misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
Penutup
6. Pendekatan Konsep
7. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil.
Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan
ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan
melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat
mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya. Model yang dikembangkan melalui
pendekatan proses adalah :
Kata kunci pendekatan inquiry adalah menemukan sendiri, yaitu pendekatan yang
pembelajarannya mengarahkan anak didik untuk menemukan pengetahuan, ide, dan informasi
melalui usaha sendiri dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Sedangkan
pendekatan discovery hampir sama dengan inquiry, tetapi anak menemukan sendiri dari
materi yang telah diberikan kepada mereka sebelumnya.
a) Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Kelebihan :
Peserta didik lebih paham konsep materi
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
jujur, obyektif, dan terbuka
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
Situasi pembelajaran lebih menggairahkan
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Kekurangan :
Mebutuhkan mental yang lebih kuat untuk menjalankan rangkaian metode ini,
karena siswa merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan
Dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak siap mental.
Seminar merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang
dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari
suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau
keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti
dengan resolusi atau rekomendasi.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun
sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang
diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu
panitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan
dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas.
Langkah- Langkah :
Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang
(yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah.
Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas
permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub
pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi,
di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok).
Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan
yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.
Kelebihan :
Membangkitkan pemikiran yang logis.
Mendorong pada analisa menyeluruh.
Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Kelemahan :
Membutuhkan banyak waktu.
Memerlukan pimpinan yang terampil.
Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.
Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.
C. MEDIA PEMBELAJARAN
Tidak semua anggapan yang menyatakan bahwa semakin canggih media yang digunakan
akan semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan adalah benar. Untuk tujuan pembelajaran
tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada
penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa
yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam
memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :
1. Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh
murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan
teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid
diizinkan untuk menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya
kepala sekolah saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan
murid. Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
2. Cost/biaya
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya
itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin Jurnal Pendidikan
pendayagunaan Media Pembelajaran banyak yang menggunakan, maka unit cost dari
sebuah media akan semakin menurun.
3. Teknologi
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah
kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan,
apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana
cara mengoperasikannya? Interactivity Media yang baik adalah yang dapat
memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran
yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran tersebut.
4. Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah
pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber
belajar?
5. Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab
media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid.
Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru
agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan
murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta
memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya. Kemudian Hakikat dari pemilihan media
ini pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media
yang bersangkutan.
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain :
1. Terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghiraukan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi,
evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
2. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam
proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu
tersebut diabaikan.
3. Kelemahan audio visual: terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru
dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pendekatan pembe lajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
3. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran.
4. Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang melliputi pesan, orang, dan
peralatan.
5. Jenis-jenis metode pembelajaran yaitu :
Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Resitasi/ Pembagian
Tugas, Metode Latihan, Metode Demonstrasi , Metode Eksperimen, Metode Kerja
Kelompok, Sosiodrama Dan Bermain Peran/Permainan, Tour Study Tour (Karya Wisata)
, Metode Pembelajaran Praktek (MPP) , dan Metode Pemecahan Masalah (problem
solving method).
6. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran yaitu :
Pendekatan Konstrutivisme, Pendekatan Deduktif, Pendekatan Konstektual, Pendekatan
Induktif, Pendekatan Konsep, Pendekatan Proses, Pendekatan Sains, Teknologi, dan
Masyarakat SCL (“Student-centred learning), Pembelajaran Aktif (Active
Learning), Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning), Pembelajaran kreatif
(Creative Learning), Inquiry dan Discovery, Joyful Learning, dan Life Skills Based
Learning.
7. Jenis-jenis model pembelajaran yaitu :
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning), Model Pembelajaran
Bermain Peran (Role Playing), Model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching
and Learning, Model Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction), Model
Pembelajaran Inkuiri, Model Pembelajaran Tematik, Model pembelajaran inside outside
circle, Model pembelajaran Tipe Jigsaw, Model pembelajaran Example non Example,
Model pembelajaran Numbered heads Together, Model pembelajaran Cooperative Script
(Skrip kooperatif), Model Pembelajaran Bertukar Pasangan, dan Model Pembelajaran
Artikulasi.
8. Jenis-jenis media pembelajaran yaitu :
Media hasil teknologi cetak, Media hasil teknologi audio-visual, Media hasil teknologi
yang berdasarkan computer, dan Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi
computer.
DAFTAR PUSTAKA
Rianto, Milan .2006. pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Malang. Pusat
pengembangan penataran guru IPS dan PMP Malang
Sigit Mangun Wardoyo. 2013. Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta : Graha ilmu
Djamarah Bahri Syaiful.1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
(http:/ /rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html)
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
http://10310258.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-inside-outside.html
http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html
http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan-kelemahan-model-stad.html
http://binham.wordpress.com/2012/06/07/metode-modeling-the-way/
http://bubudcitra.wordpress.com/ipm/macam-macam-pendekatan-pembelajaran/
http://coffeebreak45.blogspot.com/2012/03/metode-pembelajaran-inside-outside.html
http://guruperadabandunia.blogspot.com/2011/12/b-c-d-cara-menentukan-tujuan.html
http://machdans-modelmodelpembelajaran.blogspot.com/
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/langkah-langkah-model-
pembelajaran.html
http://pracitra.blogspot.com/2012/11/metode-bermaian-sambil-berolahraga.html
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-quantum-learning/
http://swarlyonyvovitri.blogspot.com/2012/11/media-pembelajaran-ips-ekonomi-dengan.html
http://weblogask.blogspot.com/2012/09/model-pembelajaran-talking-stick.html
http://www.asikbelajar.com/2012/10/macam-macam-media-pembelajaran.html
http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-talking-stick.html
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/10/model-pembelajaran-24-inside-outside-circle-
spencer-kagan/
https://resistsulthan19.wordpress.com/2015/04/28/penggunaan-media-sumber-belajar-dalam
proses-pembelajaran/
http://www.asikbelajar.com/2013/09/pengertian-manfaat-jenis-dan-pemilihan.html