Anda di halaman 1dari 57

Makalah Analisis Kurikulum PAI

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbilalamin,kami memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah swt yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia serta nikmat yang
begitu banyak kepada kita sehingga dapat menjalankan tugas dalam keadaan sehat
walafiyat.Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad
saw,keluarganya,para sahabatnya,tabiin dan tabiatnya ,juga mudah-mudahan
sampai kepada kita selaku umatnya,amin.
Makalah yang penulis susun membahas tentang Telaah kritis standar
kompetensi Lulusan dan standar isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam,semoga
makalah ini menjadi tambahan pengetahuan bagi kita untuk menambah wawasan
keilmuan yang sedang kita pelajari ini.Untuk itulah dengan segala kerendahan hati
kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sangat tinggi
kepada :
1.
Prof.Dr.H.Muhaimin,MA sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam yang telah memberikan
bimbingan,arahan serta motivasi dalam penyusunan makalah ini
2.
Dr.Hj.Sutiah,M.Pd. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam yang talah memberikan arahan dan bimbingannya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
3.
Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Magister Manajemen Pendidikan
Islam pascasarjana UIN Malang yang telah memberikan motivasi serta
kerjasamanya dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi diri
saya khususnya,dan atas segala kekurangan dan keterbatasan saya dalam
menyusun materi makalah ini ,kami mohon maaf dan semoga Allah swt membalas
segala kebaikan dari partisipasi yang telah diberikan kepada saya dengan pahala
yang berlipat ganda.amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Malang, Desember 2010
Penulis,
Usmanto

Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah 3
B.Rumusan Masalah....5
C.Tujuan Pembahasan..5
BAB II : TELAAH KRITIS SKL DAN STANDAR ISI PAI
A.Dasar hukum kurikulum PAI...6
B.Standar Kompetensi Lulusan PAI SD..6
C.Standar isi PAI SD8
D.Tujuan8
E.Ruang Lingkup...9
F.Arah Pengembangan...9
G.Telaah kritis..17
BAB III : PENUTUP
A.Kesimpulan.. 19
B.Rekomendasi/Saran...19
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
damai dan bermartabat.Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi
menjadi sebuah keniscayaan, yang di tempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan


membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada TUHAN yang maha Esa dan berakhlak mulia . Akhlak mulia mencakup etika ,
budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan
potensi spiritual mencakup pengenalan,pemahaman,dan penanaman nilai-nilai
keagamaan,serta pengalaman nilai-nilai tersebutdalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan.Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang di miliki manusia yang
actualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai mahluk TUHAN.
Pendidikan agama islam diberikan dengan memberikan tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa
kepada ALLOH swt dan berakhlaq mulia ,serta bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang jujur,adil,berbudi pekerti ,etis saling menghargai,disiplin,harmonis
dan produktip,baik personal maupun social. Tuntutan ini mendorong
dikembangkanya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang
secara nasional ditandai dengan cirri-ciri ;

Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan


materi;
Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia;
Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk
mengembangkan strategi dan program pembelanjaran sesuai dengan kebutuhan
dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam merupakan
elemen yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan,untuk mencapai
tujuan pendidikan maka standar kompetensi lulusan maupun standar isi harus
ditelaah secara kritis untuk pengembangan kurikulum pendidikan Agama
Islam,sehingga visi,misi dan tujuan sebuah lembaga pendidikan akan tercapai.
Didalam era modern yang lebih maju seperti sekarang ini diharapkan sebuah
lembaga penddikan Islam dapat mendesain kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan yang dikembangkan dari standar isi agar hasilnya sesuai yang
diharapkan dan mencapai standar kompetensi lulusan dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan Islam.Oleh karena itu ,dengan persaingan yang begitu ketat dalam
dunia pendidikan,maka pendidikan Islam harus mempunyai terobosan-terobosan
baru yang bersifat inovatif sehingga tidak kalah dengan lembaga pendidikan pada
umumnya.
Seorang guru harus dapat mengukur sejauh mana standar isi itu dapat
dikembangkan menjadi sebuah kurikulum untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh lembaga pendidikan Islam,sehingga konsumen dalam hal ini pelanggan yang
menggunakan hasil lulusan lembaga pendidikan Islam menjadi puas.Diantara

materi yang akan dibahas dalam Telaah kritis kurikulum Pendidikan Agama Islam
disekolah yaitu :
1.

Permendiknas No 22 Tahun 2006

2.

Standar Kompetensi Lulusan PAI SD

3.

Standar isi PAI SD

B.Rumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan dan
memberi batasan masalah didalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Apakah Standar kompetensi Lulusan sudah sesuai dengan kurikulum yang
diharapkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam?
2.
Bagaimana cara yang tepat dalam penerapan dan pengembangan standar isi
kurikulum Pendidkan Agama Islam ?
C.Tujuan Pembahasan.
Pada tujuan pembahasan makalah ini yang akan didiskusikan dan dipresentasikan
dalam seminar kelas agar menjadi lebih jelas diantaranya :
1.
Agar mengetahui standar kompetensi lulusan Pendidikan Agama Islam dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan Islam.
2.
Agar dapat menemukan cara yang tepat untuk penerapan dan
pengembangan kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan Islam.

BAB II
TELAAH KRITIS KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

A.

Dasar hukum kurikulum PAI

1. Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004


2. UU No. 20/1999 Pemerintah-an Daerah
3. UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003
4. PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan
5. UU No. 20/2003 Sisdiknas
6. PP No. 19/2005 SPN
7. Permendiknas No. 22/2006 Standar Isi
8. Permendiknas No. 23/2006 Standar Kompetensi Lulusan
9. Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.
10. Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No.
1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.
11. Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No.
22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL

B.

Standar Kompetensi Lulusan PAI SD

Dalam peraturan pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan dikemukakan bahwa :Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup Pengetahuan,sikap dan kerterampilan,secara
garis besar standar kompetensi lulusan dapat dideskripsikan sebagai berikut[1] :
a.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran serta mencakup aspek pengetahuan,aspek sikap dan aspek keterampilan
b.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakan dasar kecerdasan ,pengetahuan,kepribadian,akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih lanjut.
c.
Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan
menteri.

1. SKL agama dan akhlak mulia


a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak
b. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi
di
lingkungan sekitarnya

c. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan


martabatnya
sebagai makhluk Tuhan
d. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, memanfaatkan
waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya
e.
Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan
lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan

2.SKL Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD


a.
Menyebutkan,Menghafal,Membaca dan Mengartikan surat-surat pendek
dalam Al Quran mulai surat Al Fatihah sampai surat Al Alaq
b.
Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada allah swt
sampai iman kepada qodho dan qodhar.
c.
Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari sertamenghindari perilaku
tercela.
d.
Mengenal dan melaksanakan Rukun Islam mulai dari bersuci (Thaharah)
sampai Zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji.
e.
Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut
dan menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.

C.

Standar Isi PAI SD

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,yang dituangkan
dalam kriteria kompetensi tamatan,kompetensi bahan kajian,kompetensi mata
pelajaran dan silabus pembelajaran.Standar isi tersebut memuat kerangka
dasar,beban belajar,kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan kalender
pendidikan/akademik.
D.

Tujuan

Pendidikan agama islam di SD bertujuan:

menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta dididk tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Alloh SWT.
mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
social serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah

E.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

Al-Quran dan Hadits


Aqidah
Akhlak
Fiqih
Tarikh dan Kebudayaan Islam

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan , keselarasan, dan keserasian


antara hubungan manusia dengan Alloh SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.
F.

Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

1.

Kerangka Dasar dan struktur kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan,kompetensi dasar,materi,dan hasil belajar serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

Kurikulum untuk jenis pendidikan umum terdiri atas :


a.

Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak mulia

b.

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d.

Kelompok mata pelajaran estetika

e.

Kelompok mata pelajaran Jasmani,olahraga dan kesehatan

No

Kelompok mata pelajaran

cakupan
1

Agama dan akhlak mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan

2.Beban belajar
Beberapa yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan beban belajar adalah
sebagai berikut[2] :
a.
Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam
pembelajaran setiap minggu,setiap semester dengan system tatap
muka,penugasan terstruktur,sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing.

b.
Pendidikan yang berbasis Agama dapat menambah beban belajar untuk
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia sesuai dengan kebutuhan dan
ciri khasnya.
c.
Ketentuan mengenai beban belajar,jam pembelajaran,waktu efektif dan tatap
muka dan prosentase beban belajar ditetapkan dengan peraturan menteri
berdasarkan usulan BSNP.

2.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah sebagai berikut :
a.
Penyusunan kurikulum pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP
b.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,potensi dan
karakteristik daerah serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
c.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasar kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota dan
kementerian agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan

3.

Kalender Pendidikan

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan kalender pendidikan
adalah sebagai berikut :
a.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,minggu efektif
belajar,waktu belajar efektif dan hari libur.
b.
Hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu
minggu dan jeda antar semester.
c.
Kalender pendidikan untuk tiap satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan
peraturan menteri.

4.

Standar isi PAI SD

Kelas I
No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar
1

Menghafal Al Quran
surat pendek pilihan

Mengenal Rukun Iman

Membiasakan perilaku
terpuji

Mengenal tatacara
bersuci (thaharah)
Mengenal Rukun Islam

Menghafal Al Quran
surat-surat pendek pilihan

Mengenal dua kalimat


syahadat

Membiasakan perilaku

Terpuji

Membiasakan bersuci
(thaharah)

1.1 Melafalkan QS Al-Fatihah dengan lancar


1.2 Menghafal QS Al-Fatihah dengan lancar

2.1 Menunjukkan ciptaan Allah SWT melalui ciptaan-Nya


2.2 Menyebutkan enam Rukun Iman
2.3 Menghafal enam Rukun Iman

3.1 Membiasakan perilaku jujur


3.2 Membiasakan perilaku bertnggung jawab
3.3 Membiasakan perilaku hidup bersih
3.4 Membiasakan perilaku disiplin

4. Mengenal tatacara bersuci (thaharah)

5.1 Menirukan ucapan Rukun Islam


5.2 Menghafal Rukun Islam
6.1 Menghafal QS Al-Kautsar dengan lancar
6.2 Menghafal QS An-Nashr dengan lancar
6.3 Menghafal QS Al-Ashr dengan lancar

7.1 Melafalkan sahadat tauhid& sahadat rasul


7.2 Menghafal dua kalimat syahadat
7.3 Mengartikan dua kalimat syahadat

8.1 Menampilkan perilaku rajin


8.2 Menampilkan perilaku tolong-menolong
8.3 Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua
8.4 Menampilkan adab makan dan minum
8.5 Menampilkan adab belajar
9.1 Menyebutkan tata cara berwudlu
9.2 Mempraktekkan tata cara berwudlu

Kelas II
No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Menghafal Al Quran

Mengenal Asmaul
Husna

Mencontoh perilaku
terpuji

Mengenal tatacara

wudhu

Menghafal bacaan
shalat

Membaca Al Quran
surat pendek pilihan

Mengenal Asmaul Husna

Membiasakan perilaku
terpuji

Membiasakan shalat
secara tertib

1.1 Mengenal huruf Hijaiyah


1.2 Mengenal tanda baca (harakat)

2.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna


2.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna

3.1 Menampilkan perilaku rendah hati


3.2 Menampilkan perilaku hidup sederhana
3.3 Menampilkan adab buang air besar dan kecil

4.1 Membiasakan wudhu dengan tertib


4.2 Membaca doa setelah berwudlu

5.1 Melafalkan bacaan shalat


5.2 Menghafal bacaan shalat

6.1 Membaca huruf hijaiyah bersambung


6.2 Menulis huruf hijaiyah bersambung

7.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna


7.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna

8.1 Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru


8.2 Menampilkan perilaku sopan dan santun kepada tatangga
9.1 Mencontoh gerakan shalat
9.2 Mempraktekkan shalat secara tertib

Kelas III

No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mengenal kalimat dalam


Al Quran

Mengenal sifat wajib


Allah

Membiasakan perilaku
terpuji

Melaksanakan shalat
dengan tertib

Mengenal ayat-ayat Al
Quran

Mengenal sifat mustahil


Allah

Membiasakan perilaku
terpuji

Melakukan shalat fardhu

1.1 Membaca kalimat dalam Al Quran


1.2 Menulis kalimat dalam Al Quran

2.1 Menyebutkan lima sifat wajib Allah


2.2 Mengartikan lima sifat wajib Allah

3.1 Menampilkan perilaku percaya diri


3.2 Menampilkan perilaku tekun
3.3 Menampilkan perilaku hemat

4.1Menghafal bacaan shalat


4.2 Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat

5.1 Membaca huruf Al Quran


5.2 Menulis huruf Al Quran

6.1 Menyebutkan sifat mustahil Allah SWT


6.2 Mengartikan sifat mustahil Allah SWT

7.1 Menampilkan perilaku setia kawan


7.2 Menampilkan perilaku kerja keras
7.3 Menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan
7.4 Menampilkan perilaku penyayang terhadap

8.1 Menyebutkan shalat fardhu


8.2 Mempraktikkan shalat fardhu

Kelas IV
No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

10

Membaca surat-surat Al
Quran

Mengenal sifat jaiz


Allah SWT

Menceritakan kisah Nabi

Membiasakan perilaku
terpuji

Mengenal ketentuanketentuan
shalat

Membaca surat-surat Al
Quran

Mengenal Malaikat dan


Tugasnya

Menceritakan kisah Nabi

Membiasakan perilaku
Terpuji

Melaksanakan dzikir
dan doa

1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar


1.2 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar

2.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT


2.2 Mengartikan sifat jaiz Allah SWT

3.1 Menceritakan kisah Nabi Adam AS


3.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW
3.3 Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad saw

4.1 Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS


4.2 Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW

5.1 Menyebutkan rukun shalat


5.2 Menyebutkan sunnat shalat
5.3 Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat
5.4 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat

6.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar


6.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar
6.3 Membaca QS Al-Ashr dengan lancar

7.1 Menjelaskan pengertian Malaikat


7.2 Menyebutkan nama-nama Malaikat
7.3 Menyebutkan tugas-tugas Malaikat

8.1 Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS


8.2 Menceritakan kisah Nabi Ismail AS

9.1 Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS


9.2 Meneladani Nabi Ismail AS

10.1 Melakukan dzikir setelah shalat


10.2 Membaca doa setelah shalat

Kelas V
No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

10

Mengartikan Al Quran
surat pendek pilihan

Mengenal kitab-kitab
Allah SWT

Menceritakan kisah Nabi

Membiasakan perilaku
terpuji

Mengumandangkan
adzan dan iqamah

Mengartikan Al Quran
Surat pendek pilihan

Mengenal Rasul- Rasul


Allah SWT

Menceritakan kisah
Sahabat Nabi

Membiasakan perilaku
terpuji

Mengenal puasa wajib

1.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun

1.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun

2.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT


2.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
2.3 Menjelaskan Al-Quran sebagai kitab suci terakhir

3.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS


3.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS
3.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS

4.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS


4.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS
4.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS

5.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah


5.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah

6.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil


6.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil

7.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT


7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
7.3 Membedakan Nabi dan Rasul

8.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar RA


8.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab RA

9.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar RA


9.2 Meneladani perilaku Umar bin KhattaRA

10.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan


10.2 Menyebutkan hikmah puasa

Kelas VI
No

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

10

MengartikanAl Quran
Surat pendek pilihan

Meyakini adanya Hari


Akhir

Menceritakan kisah Abu


Lahab, Abu Jahal, dan
Musailamah Al Kadzab
Menghindari perilaku
tercela

Mengenal ibadah pada


bulan Ramadhan

MengartikanAl Quran
Ayat-ayat pilihan

Meyakini adanya Qadha


dan Qadar

Menceritakan kisah
kaum Muhajirin dan
kaum Anshar
Membiasakan perilaku
terpuji

Mengetahui kewajiban
zakat

1.1 Membaca QS Al-Qadr dan QS Al-Alaq ayat 1-5


1.2 Mengartikan QS Al-Qadr dan QS Al-Alaq ayat 1-5

2.1 Menyebutkan nama-nama Hari Akhir


2.2 Menjelaskan tanda-tanda Hari Akhir

3.1 Menceritakan perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal


3.2 Menceritakan perilaku Musailamah Al Kadzab

4.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal
4.2 Menghindari perilaku bohong seperti Musailamah Al Kadzab

5.1 Melaksanakan tarawih di bulan Ramadhan


5.2 Melaksanakan tadarrus Al-Quran

6.1 Membaca QS Al-Maidah ayat 3 dan Al-Hujurat ayat 13


6.2 Mengartikan QS Al-Maidah ayat 3 dan Al-Hujurat ayat

7.1 Menunjukkan contoh-contoh Qadha dan Qadar


7.2 Menunjukkan keyakinan terhadap Qadha dan Qadar

8.1 Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin


8.2 Menceritakan perjuangan kaum Anshar

9.1 Meneladani perilaku kegigihanperjuangan kaum Muhajirin dalam kehidupan


sehari-hari di lingkungan peserta didik

9.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari


di lingkungan peserta didik

10.1 Menyebutkan macam-macam zakat


10.2 Menyebutkan ketentuan zakat fitrah

G.

Telaah Kritis SKL dan Standar Isi PAI SD

Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih


mengalami banyak kelemahan. Mochtar Bucjari (1992) menilai pendidikan agama
masih gagal. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya
memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan semata dari pertumbuhan
kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan
konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamlkan nilai-nilai ajaran aama.
Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis
dan praxis dalam kehidupan nilai agama. Atau dalam praktik pendidikan agama
berubah menjadi pengajaran agama, sehingga tidak mampu membentuk pribadipribadi bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral
(Harun Nasution, 1995).
Agar tidak terperosok ke jurang yang lebih dalam dan siap menghadapi persaingan
global, maka perlu adanya upaya yang signifikan demi menyelamatkan anak-anak
bangsa sebagai penerus perjuangan dan pembangunan negara. Untuk ini,
pendidikan agama Islam diyakini dapat dijadikan sebagai benteng kepribadian dan
pembekalan hidup untuk andil dalam persaingan .
Namun sudah maklum bahwa adanya kegagalan pendidikan agama Islam di
negara kita bahkan pendidikan formal secara umumnya. Yang menjadi analisa
klasik tentang gagalnya pendidikan Islam di Indonesia hingga saat ini adalah
masalah minimnya jumlah jam pelajaran, khususnya di sekolah umum.
Disebutkan bahwa pendidikan agama Islam yang sedang dilaksanakan dalam
banyak lembaga pendidikan formal belum sesuai dengan tujuan pendidikan
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) No. 20 tahun 2003.
Husni Rahim melihat factor kegagalan pendidikan agama Islam di negara kita
dari segi kurikulum. Dari segi ini materi pendidikan agama Islam di sekolah terlalu
akademis , terlalu banyak topik, banyak pengulangan yang tidak perlu, tidak

memperhatikan aspek afektif karena hanya mementingkan aspek kognitif dan


metode pengajaran kurang tepat.
Faktor lain yang mempengaruhi kegagalan pendidikan agama Islam dan pendidikan
secara umunya adalah dari factor menejemen, sumberdaya manusia, sarana dan
prasarana, dualisme penyelenggaraan pendidikan di negara kita dan lain sebaginya
yang menuntut segera dicarikan solusi dan mengubah dari segala tantangan di atas
menjadi peluang, agar pendidikan di negara kita menjadi berkualitas yang akan
berimbas pada kemajuan bangsa dan negara, sebagiamana dinyatakan
Fazlurrahman bahwa, setiap reformasi dan pembaharuan dalam Islam harus dimulai
dengan pendidikan .

BAB III
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga kita dapat mengambil
hikmah dan manfaat dari makalah ini. Kami menyadari bahwasannya isi dari
makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Untuk itu saran dan kritik yang
mambangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya hanya kata maaf yang dapat kami haturkan.
A.

Kesimpulan

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,yang dituangkan
dalam kriteria kompetensi tamatan,kompetensi bahan kajian,kompetensi mata
pelajaran dan silabus pembelajaran.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
Pengetahuan,sikap dan kerterampilan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,potensi dan
karakteristik daerah serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Setelah penulis analisis maka kurikulum pendidikan agama islam disekolah dasar
yang tercantum dalam standar isi kurang relevan dengan standar kelulusan seperti

didalam standar isi materi al quran ada 11 surat sedangkan didalam standar
kelulusan yang diujikan dari surat al fatihah sampai al alaq (sekitar 21 surat).
Alokasi waktu yang ada didalam kurikulum hanya 3 jam pelajaran setiap
minggunya,sedangkan materi yang ada sangat luas sekali ,jadi waktu yang ada
masih perlu ditambah lagi.
B.

Saran-saran

Hendaknya kita menganalisa kurikulum tingkat satuan pendidikan sebelum


melaksanakannya agar dapat mengetahui apa kekurangan dan kelebihannya.

I.

PENDAHULUAN

Di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di nyatakan


bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta tanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu
bidang studi yang harus di pelajari oleh peserta didik di madrasah adalah
Pendidikan Agama Islam, yaitu yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri dari 4 mata pelajaran yaitu:
Al Quran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam.[1]

II.

RUMUSAN MASALAH.

A.

Standar Isi Kurikulum Fiqh pada Madrasah Ibtidaiyyah.

B.

Struktur Kurikulum Fiqh pada Madrasah Ibtidaiyyah.

C.

Tujuan Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah.

D.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah.

E.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah.
F.

Analisis terhadap kurikulum Madrasah Ibtidaiyyah.

III. PEMBAHASAN.

A.

Standar Isi Kurikulum Fiqh pada Madrasah Ibtidaiyyah.

Mata pelajaran Fiqh di Madarasah Ibtidaiyyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqh ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan
dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam. Serta substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan menerapkan
hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai perwujudan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah ini dilakukan
dengan cara mempertimbangkan dan me-review peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek Fiqh
untuk SD/ MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006 Tentang Pelaksanaan Standar Isi,
yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 di jelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah ialah siswa mampu mengenal dan
melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan rukun Islam, mulai dari
ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai
dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman,
khitan, kurban dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

B.

Struktur Kurikulum Fiqh pada Madrasah Ibtidaiyyah.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah Dasar, hanya saja
pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain
mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah pelajaranpelajaran seperti:
1.

Alquran Hadis

2.

Aqidah Akhlak

3.

Fiqih

4.

Sejarah Kebudayaan Islam

5.

Bahasa Arab[2]

Komponen

Kelas dan alokasi waktu


I

II

II

IV, V, VI
A. Mata pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Quran Hadis

2
b. Aqidah Akhlak

2
c. Fiqih

2
d. SKI

2
2. Pendidikan kewarganegaraan

2
3. Bahasa Indonesia

5
4. Bahasa Arab

2
5. Matematika

5
6. IPA

4
7. IPS

3
8. Seni dan Budaya

4
9. Pendidikan Jasmani

4
B.

Muatan lokal

2
C.

Pengembangan diri

Dalam struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyyah kegiatan pembelajaran mata


pelajaran Fiqh pada kelas I sampai III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV sampai VI kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran. Alokasi waktu dalam mata pelajaran Fiqh Madrasah
Ibtidaiyyah adalah 2 jam pembelajaran, dengan alokasi waktu 35 menit setiap
kegiatan pembelajaran.[3]

C.

Tujuan Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah.

Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqh ibadah. Terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqh Muamalah yang menyangkut pengenalan
dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dan Allah, dengan
diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a)
Mengetahui dan memahami cara- cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b)
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan
baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam
baik dalam hubungan manusia dengan Allah, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

D.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi:

1.
Fiqh ibadah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, shalat,
puasa, zakat, ibadah haji.
2.
Fiqh Muamalah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban
serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.[4]

E.
Standar kompetensi- kompetensi dasar mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah.
Fiqh kelas I semester 1
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1.

Mengenal Lima Rukun Islam

1.

Menyebutkan lima rukun Islam

2.

Menghafal Syahadatain dan artinya

2.

Mengenal tata cara bersuci dan najis

1.

Menjelaskan pengertian bersuci dari najis

2.

Menjelaskan tata cara bersuci dari najis.

3.

Menirukan tata cara menyucikan najis.

4.

Membiasakan hidup suci dan bersih dalam kehidupan sehari- hari.

Fiqh kelas I semester 2


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1.

Mengenal tata cara wudhu

1.

Menjelaskan tata cara wudhu

2.

Mempraktekkan tata cara wudhu.

3.

Menghafal doa sesudah wudhu

2.

Mengenal tata cara shalat fardhu

1.

Menyebutkan macam- macam shalat fardhu.

2.

Menirukan gerakan shalat fardhu.

3.

Menghafal bacaan shalat fardhu.

Fiqh kelas 2 semester 1


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1.

Mempraktekkan shalat fardhu

1.

Menyebutkan ketentuan shalat fardhu.

2.

Mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu.

2.

Mengenal adzan dan iqamah

1.

Menyebutkan ketentuan adzan dan iqamah.

2.

Melafalkan adzan dan iqamah.

3.

Mempraktekkan adzan dan iqamah.

Fiqh kelas 2 semester 2.


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1.

Mengenal tata cara shalat berjamaah.

1.

Menjelaskan ketentuan tata cara shalat berjamaah.

2.

Menirukan shalat berjamaah.

2.

Melakukan dizikir dan doa.

1.

Melafalkan dzikir setelah shalat fardhu.

2.

Melafalkan doa setelah shalat fardhu.

Fiqh kelas 3 semster 1


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1.

Mengenal sholat sunah rowatib

1.

Menjelaskan ketentuan sholat sunah rowatib

2.

Mempraktekan tata cara sholat sunah rowatib

2.

Mengenal sholat jumat

1.

Mengenal ketentuan sholat jumat

2.

Membiasakan mengikuti sholat jumat

3.

Mengenal tata carasholat bagi oarang sakit

1.

Menjelaskan tata cara bagi orang sakit

2.
sakit

Mendemonstrasikan tata cara sholat dalam keadaan

Fikih kelas 3, semester 2


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal puasa Romadhon

1. Menjelaskan ketentuan puasa ramadhan


2. Menyebutkan hikmah puasa Ramadhon

2. Mengenal amalan-amalan di bulan Ramadhan

1.

Menjelaskan ketentuan sholat rowatib menjelaskan ketentuan sholat witir

2.

Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada pada bulan ramadhon

Fikih kelas 4, semester 1


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengetahui ketentuan zakat

1. Menjelaskan macam-macam zakat


2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
3. Mempraktekan tata cara zakat fitrah
2. Mengenal mketentuan infaq dan sedekah

1. Menjelaskan ketentuan infak dan shodaqoh


2. Mempraktekan tata cara infaq dan shodaqoh

Fikih kelas 4, semester 2


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan sholat id

1. Menjelaskan macam-macam sholat id


2. Menjelaskan ketentuan sholat id
3. Mendemonstrasikan macam-macam sholat id

Fikih kelas 5, semester 1


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal

1. Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal


2. Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingny
3. Menjelaskan manfaat dan minuman yang halal
4. Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram

Fikih kelas 5, semester 2


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan kurban

1. Menjelaskan ketentuan kurban


2. Mendemonstrasikan tata cara kurban
2. Mengenal tata cara ibadah haji

1. Menjelaskan tata cara haji


2. Mendemonstrasikan tata cara haji

Fikih kelas 6, semester 1


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Mengenal tata cara mandi wajib

1. Menjelaskan ketentuan mandi wajib setelah haid


2. Mengenal ketentuan khitan

1. Menjelaskan ketentuan khitan


2. Menjelaskan hikmah hitan

Fikih Kelas 6, semester 2[5]


STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan jual beli dan pinjam meminjam

1. Menjelaskan tata cara dan pinjam meminjam


2. Mempraktekan tata cara jual beli dan pinjam meminjam

F.

Analisis terhadap kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.

Setelah mengkaji subtansi kurikulum Fikih pada Madrasah Ibtidaiyah,kami


mendapatkan beberapa catatan, antara lian:
1.

Pendekatan.

Dalam PerMenAg telah disebutkan bahwa struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah


kegiatan pembelajaran mata pelajaran Fikih pada kelas I sampai III dilaksanakan
melalui pendekatan tematik. Sedangkan pada kelas IV sampai kelas VI kegiatan
pembelajaran dilaksanakan melalui pendakatan mata pelajaran.
Menurut pendapat kami, bahwa dalam pendekatan tematik itu tepat diberikan
kepada sekolah tingkat dasar karena dapat memberikan pemahaman peserta didik
secara menyeluruh. Tema sebagai wadah menganalkan berbagai konsep mengenal
dirinya dan lingkungan sekitar. Tema dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat
dengan anak, sederhana, serta menarik minat.[6] Pembelajaran tematik
mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. Adapun ciri khas pembelajaran
tematik di antaranya:

1)
pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar.
2)
kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari minat dan
kebutuhan siswa.
3)
kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4)

membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

5)
menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik di lingkungannya.
6)
mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya: kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.[7]
Adapun kelebihan pendekatan tematik menurut Kunandar adalah :
1.

Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

2.
Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.

Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4.
Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan
yang dihadapi.
5.

Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama

6.
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
7.
Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Pada prakteknya, pendekatan tematik itu belum bisa sepenuhnya terealisasi sesuai
dengan apa yang tercantum dalam PerMenAg. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan guru dalam menguasai materi secara komprehensif dan
mengaitkannya terhadap tema.
Sehubungan dengan ini, Model pembelajaran seperti ini dapat diterapkan dalam
pengembangan kompetensi akademik siswa terutama dalam mengembangkan daya
kompetisi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Cocok juga untuk
mengembangkan kompetensi siswa dalam mempersiapkan lomba pada berbagai
mata pelajaran agar pembinanaan dapat dilakukan secara kolaboratif oleh banyak
guru.
2.
Substansi (skope dan skuensi) kurikulum mata pelajaran Fiqih pada Madrasah
Ibtidaiyah.
Fiqh kelas 1 semester 1

1.

Mengenal tata cara bersuci dan najis

1.

Menjelaskan pengertian bersuci dari najis

2.

Menjelaskan tata cara bersuci dari najis.

3.

Menirukan tata cara menyucikan najis.

4.

Membiasakan hidup suci dan bersih dalam kehidupan sehari- hari.

Kami menilai pada Standar kompetensi tersebut kurang spesifik, karena terdapat
kejanggalan atau keraguan dalam guru memberikan materi pembelajarannya.
Dalam hal ini yang di maksud dengan bersuci dari najis itu apa? Apakah lebih
ditekankan pada pokok pembahasan istinja atau wudhu ataupun juga tayamum.
Fiqh kelas 1 semester 2.
1.

Mengenal tata cara shalat fardhu

1.

Menyebutkan macam- macam shalat fardhu.

2.

Menirukan gerakan shalat fardhu.

3.

Menghafal bacaan shalat fardhu.

Pada Standar Kompetensi ini kurang spesifik, karena terdapat kejanggalan atau
keraguan dalam pemberian materi pembelajarannya. Bisa saja seorang guru
memberikan materi shalat jumat karena shalat jumat juga tergolong shalat wajib.
Solusi yang kami tawarkan, alangkah lebih baiknya kalau redaksi tulisan dari
Standar Kompetensi tersebut Mengenal tata cara shalat fardhu yang lima.
Fikih kelas 5, semester 2
3. Mengenal ketentuan kurban

3. Menjelaskan ketentuan kurban


4. Mendemonstrasikan tata cara kurban

Pada Standar kompetensi ini alangkah lebih lengkapnya jika ditambahi dengan
ketentuan aqiqah karena dengan penambahan meteri aqiqah peserta didik dapat
mengetahui perbedaan tata cara pelaksanaan kurban dan aqiqah. Dengan tujuan
lebih komprehensif dan sistematis.
Fikih kelas 6, semester 1

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal tata cara mandi wajib

2. Menjelaskan ketentuan mandi wajib setelah haid

Pada standar kompetensi ini kurang sistematis, karena pada usia 9-10 tahun kirakira anak kelas 5, untuk anak zaman sekarang sudah banyak yang haid karena
pengaruh gizi dan lingkungan. Pada saat itu juga peserta didik juga membutuhkan
materi tentang mandi wajib yang berkaitan dengan haid.
Jadi solusi yang kami tawarkan mengrelokasi Standar Kompetensi Agar supaya
sistematis standar kompetensi mengenal tata cara mandi wajib dan ketentuan
khitan diberikan pada kelas 5 semester 2, dan Standar Kompetensi ketentuan
qurban dan ketentuan ibadah diberikan pada kelas 6 semester 1.
Fakta dilapangan dari dahulu sampai sekarang untuk Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar pada pelajaran Fiqih tidak ditekankan pada aspek afektif dan
psikomotorik sebagai upaya pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari melainkan
masih dalam dataran kognitif. Jadi, peserta didik mengetahui hukum Islam sekedar
teori semata. Maka inilah tugas kita sebagai calon guru agama untuk bisa
mendisain kurikulum dengan pemilihan pendekatan dan metode yang sesuai guna
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

IV. KESIMPULAN.
Dalam PeRmenAg No. 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah ialah siswa mampu mengenal dan
melaksanakan hukum islam yang berkaitan dengan rukun islam ,mengetahui
tentang makanan dan minuman, khitan, qurban, dan tata cara jual beli dan pinjam
meminjam.

V.

PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami sadar dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah kedepan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk melaksanakan, mewujudkan, dan
memelihara perkembangan cita-cita kehidupan suatu bangsa dengan cara

mengarahkan pengalaman-pengalaman mereka kepada cita-cita yang didukungnya.


Tegasnya, setiap negara mempunyai cita-cita sendiri yang berbeda dengan cita-cita
negara lain.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tugas negara adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan untuk itu pula setiap warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak sesuai dengan perkembangan
zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk melaksanakan amanat tersebut,
secara historis muncullah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan secara yuridis diperhatikan oleh negara
melalui kebijakan yang di ambil.
Tujuan pendidikan Nasional dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 pada pasal 4 ayat 1, disebutkan :
Pendidikan Nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,
serta menjadi warganegara yang demokratis dan tanggungjawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Dalam lingkup makro, sebuah negara mempunyai kewajiban mencerdaskan


kehidupan bangsa. Sesuai dengan semangat UUD 1945, negara kita mempunyai
cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita tersebut terimplementasikan
dalam tujuan pembangunan Indonesia. Mencerdaskan kehidupan bangsa erat
kaitannya dengan pendidikan. Negara mempunyai tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, maka pendidikan harus memperhatikan pendidikan bagi
bangsanya. Diantara sekian banyak bidang garapan pembangunan suatu negara,
pendidikan adalah salah satunya. Pendidikan pula yang menentukan sukses
tidaknya pembangunan dalam aspek lainnya, baik politik, sosial, ekonomi maupun
hukum.
Pelaksanaan Pendidikan nasional dalam kenyataannya tentu saja dipadukan dengan
program-program pembangunan di segala bidang dengan titik berat antara lain :
Pertama, menekankan bahwa tujuan pendidikan nasional tidak hanya meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Kedua,
mengingatkan bahwa pendidikan tidak hanya dilaksanakan di lembaga pendidikan
tetapi juga di lingkungan keluarga serta masyarakat, pendidikan bukan hanya
tanggungjawab pemerintah, melainkan juga tanggungjawab perorangan dan
kolektif. Ketiga, pendidikan harus lebih ditekankan pada cara menangkap ikan
daripada semata-mata hanya memberikan ikan . Keempat, menggariskan agar
setiap jenjang diintegrasikan pendidikan berfikir dengan pendidikan kemanusiaan
yakni cabang-cabang studi yang berusaha menginterpretasikan makna hidup
manusia di dunia, seperti filsafat, sejarah, bahasa, sastra dan teologi, dimaksudkan
agar peserta didik berfikir tertib. Kelima, meningkatkan perluasan kesempatan
memperoleh pendidikan dan sekaligus mengarahkan pada kebutuhan
pembangunan di segala bidang dengan pembinaan yang mantap serta terpadu.

Menurut Fuad Ihsan dalam aktivitas pendidikan itu ada 6 faktor pendidikan yang
dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, yaitu : faktor tujuan,
peserta didik, isi/materi pendidikan, metode pendidikan dan situasi lingkungan.
Namun faktor integralnya terutama terletak pada pendidik dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya.
Pendidikan-terutama pada persfektif Islam- bertujuan melahirkan peserta didik yang
memiliki kepribadian yang utuh dan paripurna serta fitrahnya berkembang selaras
dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, proses pendidikannya bukan
hanya diarahkan pada kecerdasan ranah intelektual semata, melainkan juga pada
kecerdasan ranah emosional dan kecerdasan ranah spritual secara terpadu.
Tempaan pada kecerdasan ranah intelektual, peserta didik diharapkan mampu
menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan secara rasional dan ilmiah.
Tempaan pada kecerdasan ranah emosional, peserta didik diharapkan mampu
memiliki sikap dan moralitas yang baik, berdisiplin, sabar, berani, belas-kasih pada
sesama, memelihara lingkungan hidup, dan berbudi pekerti luhur lainnya.
Sedangkan tempaan pada kecerdasan ranah spiritual, peserta didik diharapkan
mampu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap Allah sebagai penciptanya dan
Rasul sebagai utusan-Nya. Kesadaran spiritual ini sebagai alat pengendali ketika
menghadapi ujian hidup, sehingga ia tidak putus-asa ketika mengalami kegagalan
dan tidak berlaku takabur ketika mengalami kesuksesan. Sebab, ia yakin bahwa
kegagalan dan kesuksesam hidup keduanya merupakan ujian dari rabbnya. Profil
terdidik semacam ini, akan mampu melahirkan generasi yang saleh . baik secara
individual maupun sosial.
Salah-satu bentuk penyelenggaraan pendidikan Islam yang dilakukan pada sekolah
dan madrasah secara formal di Indonesia adalah melalui Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar (MI, SD, MTs, SMP), dan
menengah ( MA, SMA, SMK) . Pendidikan Islam yang dilakukan itu, lengkap dengan
kurikulumnya dari pendidikan dasar dan menengah, sehingga disebut Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk jenjang pendidikan dasar dari kelas 1 1X dan
Kurikulum PAI untuk jenjang pendidikan menengah dari kelas X XII.
Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran tertentu dari jenjang dasar
hingga menengah mengalami perkembangan materi. Materi-materi keagamaan
yang berkisar adalah : akidah, akhlak, quran, hadits, syariah, dan sejarah
kebudayaan Islam. Materi-materi yang disajikan pada PAI, keseluruhannya
mempunyai nuansa sama. Contohnya, ketika materi di level SD disajikan tema
mengenai Iman kepada Allah, di level SMP dan SMU, materi itu tetap ada. Materi
iman kepada Allah diisi dengan content yang sama pula pada setiap jenjang.
Artinya, bahasan materi di level SD sama dengan di level SMU. Hal ini memancing
sebuah asumsi bahwa materi PAI pada level tertentu merupakan duplikasi dari level
di bawahnya. Hal ini nampak pada kurikulum. Fenomena semacam itu menimbulkan
anggapan materi yang dikembangkan lebih monoton. Upaya ekstensifikasi dan
diversifikasi materi tidak nampak sama sekali. Hal ini akan berakibat pada pola
pemahaman siswa terhadap materi yang lebih cenderung hapalan (kognitif) dengan
mengabaikan aspek internalisasi. Hal yang muncul kemudian, mata pelajaran
agama tidak memberikan pengaruh apa pun pada diri siswa, bahkan internalisasi

pemahaman keagamaan menuju pada penghayatan tidak nampak pada pengaruh


hasil belajar.
Asumsi-asumsi yang disebutkan di atas menimbulkan sebuah pertanyaan
bagaimanakah sebenarnya kontinuitas ekspansi materi dalam kurikulum PAI untuk
sekolah (bukan MTs)? Wacana dan asumsi seperti ini menurut penulis menarik kalau
diteliti, untuk mempertegas kontinuitas dalam diversifikasi materi PAI dari level SD
hingga SMU.

B. Perumusan Masalah
Masalah yang inti pada penelitian ini adalah ketidakajegan kontinuitas materi PAI
dari level SD hingga SMU. Penelitian ini dibatasai oleh beberapa pertanyaan
penelitian di bawah ini :
1. Bagaimanakah pengembangan materi PAI dari level SD hingga SMU?
2. Bagaimanakah perbedaan content materi pada level SD, SMP, dan SMU?
3. Bagaimanakah kontinuitas dan pemetaan materi PAI secara berkesinambungan
dari SD hingga SMU.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengembangan materi PAI dari level SD hingga SMU?
2. Menganalisis perbedaan content materi pada level SD, SMP, dan SMU?
3. Menganalisis kontinuitas dan pemetaan materi PAI secara berkesinambungan dari
SD hingga SMU.

D. Kerangka Pemikiran
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk
pada struktur kurikulum inti. PAI sebagai mata pelajaran diklasifikasikan pula
menjadi salah satu mata pelajaran rumpun budi pekerti dan agama seperti halnya
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan
potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual

ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada


akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis
dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong
dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang
secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan
materi;
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia;
3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk
mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan
ketersedian sumber daya pendidikan.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya


menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan
keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang
bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan secara formal
pada jenjang pendidikan dasar ( MI, SD, MTs, SMP) dan menengah ( MA, SMA),
mengindikasikan belum adanya perubahan yang signifikan terhadap pembangunan
manusia Indonesia yang seutuhnya, baik secara material maupun spiritual, dan
belum mencerminkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab . Implikasinya terhadap
penyusunan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam berarti bahwa
kurikulum itu harus dapat mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan
nasional itu, yaitu;
1. siswa yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt.;
2. siswa yang memiliki akhlak mulia;
3. siswa yang sehat;
4. siswa yang berilmu;
5. siswa yang memiliki kecakapan;

6. siswa yang kreatif;


7. siswa yang mandiri;
8. siswa yang demokratis; dan
9. siswa yang bertanggung jawab.
Salah-satu alat yang memiliki kedudukan dan peranan penting dalam
mengembangkan kepribadian peserta didik adalah bentuk kurikulum yang
digunakan. Bila penyusunan kurikulumnya tidak komprehensif dan tidak
proporsional, maka hanya akan melahirkan generasi peserta didik yang memiliki
kepribadian yang pecah dan mengambang. Tidak komprehnsif artinya bahwa
kurikulum itu tidak disusun secara menyeluruh dan tidak mengembangkan seluruh
aspek kepribadian manusia, baik aspek ruhaniah maupun jasmaniah. Sedangkan
tidak proporsional artinya bahwa kurikulum itu disusun tidak adanya keseimbangan
antara aspek ruhaniah maupun jasmniahnya. Misalnya, yang ditonjolkannya hanya
aspek intelektual, emosional atau spritual saja secara terpisah-pisah dan tidak
dikembangkan secara terpadu. Berkenaan dengan uraian ini, Abdurrahman anNahlawi menyatakan bahwa bentuk kurikulum pendidikan modern menggunakan
tiga bentuk yaitu 1) Kurikulum Materi -Terpisah (Teori Bakat); 2) Kurikulum MateriIntegral 3) Kurikulum Terpusat dan 4) Kurikulum Proyek .
Bentuk Kurikulum Materi Terpisah berpegang pada prinsip bahwa akal manusia
merupakan bakat yang dapat dikembangkan secara otonom dan terlepas dari
bakat-bakat lainnya, seperti bakat mengingat, menghafal, linguistis, matematis,
imajinatif dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pelatihan bakatbakat tersebut juga dilakukan secara terpisah-pisah pada setiap bakatnya. Dengan
demikian, kurikulum materi pelajaran yang merupakan sarana pengembangan
bakatpun harus meliputi pertimbangan-pertimbangan dan pengetahuanpengetahuan yang terpisah pula antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Bentuk Kurikulum Materi Integral berpegang pada prinsip bahwa akal manusia
hanya dapat dibentuk melalui ikatan dan interaksi antara persepsi dan perasaannya
yanng terjadi dalam bentuk-bentuk tertentu; dan persepsi baru itu harus memiliki
kaitan dengan pengalaman atau persepsi yang terdahulu. Oleh karena itu,
penyajian kurikulum menurut bentuk ini, disusun seperti mata-rantai yang saling
terkait. Artinya, setia mata-rantai unsur pengetahuan harus selaras dengan matarantai sebelumnya. Karenanya, setia materi pelajaran harus mengandung unsur
pengingatan kembali terhadap materi terdahulu dan setiap tahun ajaran harus
pengingatan kembali terhadap materi tahun-tahun sebelumnya. Bentuk Kurikulum
Terpusat merupakan materi dan pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa
hendaknya berhubungan atau berpusat pada minat siswa. Sedangkan Kurikulum
Proyek merupakan sistem kurikulum yang diterapkan pada serangkaian aktivitas
tertentu, seperti widia-wisata, dialog, kuliah, proyek kegiatan tertentu dan upayaupaya sistematis lain yang bersumber pada kehidupan persekolahan dan
lingkungan mereka.
Aspek penting yang tidak terlupakan adalah kontinuitas materi. Kontinuitas materi
bila diasumsikan secara sederhana berhubungan dengan kontinuitas belajar secara
subjektif. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pendidikan yang salah

satu contentnya adalah pengembangan pengetahuan, maka kegiatan belajar


haruslah kontinyu (al-mumarasah wa al-muwazhabah). Kontinuitas belajar ini akan
mempengaruhi pada meningkatnya dan bertambahnya pengetahuan seseorang.
Semakin sering belajar, semakin banyak pengetahuan yang ia dapatkan. Kira-kira
itulah logika sederhananya.
Allah telah mengilustrasikan hal ini dalam firman-Nya: Wa qul Rabbi zid ni ilman
(Katakanlah oleh mu: Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku) (QS. Thaha :114) Orang
yang mengharap kepada-Nya karena merasa kurang akan ilmunya, ia memohon
kepadanya untuk ditambahkan ilmunya. Ilmunya itu tidak akan sekonyong-konyong
bertambah tanpa ada proses kontinuitas belajar. Ada sebuah ungkapan yang
dianggap berasal dari Nabi-yang menguatkan proses kontinuitas belajar ini yaitu
uthlubu al-ilma min al-mahd ila al-lahd (carilah ilmu mulai dari belaian hingga akhir
hayat). Oleh karena itu, Islam mempunyai konsep pendidikan sepanjang hayat
(Lifelong Education), sebelum para pakar pendidikan Barat menelorkan konsep ini,
salah satunya adalah konsep pendidikan seumur hidup yang dikemukakan oleh Paul
Lengrand dalam bukunya yang cukup famous di kalangan pakar pendidikan, yaitu
An Intoduction to Lifelong Education.
Orang yang sudah memiliki suatu ilmu, jangan berhenti di sana. Salah satu cirri
seorang ilmuwan adalah ia terus-menerus belajar, mempunyai curiosity yang tinggi,
dan selalu merasa kurang atas ilmu yang ia miliki. Seorang murid pun jangan
merasa gagah dengan secuil ilmu yang ia dapatkan. Ia harus terus belajar.
Proses pendidikan dalam hal ini harus didukung oleh guru yang terus menerus
belajar dan murid yang tak pernah berhenti belajar. Pendidikan berdasarkan
prinsip ini dikatakan berhasil bila mampu mendorong (to motivate) subjek
pendidikan untuk terus menerus belajar. Dan inilah yang diharapkan dalam
pendidikan.
Kontinuitas materi tidak semata-mata dimaksudkan bahwa materi tersebut ada
pada setiap level. Yang paling penting adalah kontinuitas pada dinamika
pengembangan materi pada setiap level.

E. Langkah-Langkah Penelitian
1. Penentuan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode ini mengacu pada kejadian yang ada sekarang ini. Pendekatan metode yang
dipilih untuk penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Karena menurut
hemat penulis, metode inilah yang paling relevan digunakan, setidaknya hingga
saat ini untuk digunakan dalam mengkaji problem pendidikan, pendekatan lain pun
tentu turut berperan sepanjang pendekatan itu relevan dengan masalah-masalah
yang dibahas.
Penelitian deskriptif kualitatif ini juga bersifat analitik. Dalam proses penelitian ini
peneliti merupakan bagian dari instrumen penelitian dan analisis data dilakukan
dengan pendekatan induktif kualitatif. Penggunaan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan tema


yang diangkat dalam penelitian.

2. SumberData
Sumber data yang penulis ambil dalam penelitian ini data mengeni kurikulum PAI
dan operasionalisasi praksis PAI pada setiap level satuan pendidikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian lebih mengandalkan pada penelusuran
book research.
4. Analisis Data
Seperti halnya penelitian lain, penelitian kualitatif juga bertujuan menghasilkan
temuan-temuan. Kegiatan puncak penelitian kualitatif ialah analisis, interpretasi dan
penyajian temuan. Wardi Bachtiar menunjukkan bahwa dalam penelitian kualitatif
mempunyai sedikit aturan dasar yang telah diterima bersama untuk menganalisis
data, menarik kesimpulan dan memverifikasi kekokohannya. Dalam penelitian
kualitatif, unsur manusia yaitu: kemampuan, keterampilan dan daya analisis, yang
unsur peneliti itu memegang peranan penting.
Jawaban terhadap masalah penelitian yang diajukan dalam identifikasi masalah,
penulis sajikan dalam bentuk uraian deduktif dan induktif. Penulis berusaha
menyajikan kutipan-kutipan tertulis itu sedemikian rupa (naratif), sehingga orang
yang membaca dapat melihatnya, langsung memahami dan manarik kesimpulan
menurut mereka sendiri (stick description).

Anda mungkin juga menyukai