KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbilalamin,kami memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah swt yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia serta nikmat yang
begitu banyak kepada kita sehingga dapat menjalankan tugas dalam keadaan sehat
walafiyat.Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad
saw,keluarganya,para sahabatnya,tabiin dan tabiatnya ,juga mudah-mudahan
sampai kepada kita selaku umatnya,amin.
Makalah yang penulis susun membahas tentang Telaah kritis standar
kompetensi Lulusan dan standar isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam,semoga
makalah ini menjadi tambahan pengetahuan bagi kita untuk menambah wawasan
keilmuan yang sedang kita pelajari ini.Untuk itulah dengan segala kerendahan hati
kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sangat tinggi
kepada :
1.
Prof.Dr.H.Muhaimin,MA sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam yang telah memberikan
bimbingan,arahan serta motivasi dalam penyusunan makalah ini
2.
Dr.Hj.Sutiah,M.Pd. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam yang talah memberikan arahan dan bimbingannya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
3.
Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Magister Manajemen Pendidikan
Islam pascasarjana UIN Malang yang telah memberikan motivasi serta
kerjasamanya dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi diri
saya khususnya,dan atas segala kekurangan dan keterbatasan saya dalam
menyusun materi makalah ini ,kami mohon maaf dan semoga Allah swt membalas
segala kebaikan dari partisipasi yang telah diberikan kepada saya dengan pahala
yang berlipat ganda.amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Malang, Desember 2010
Penulis,
Usmanto
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah 3
B.Rumusan Masalah....5
C.Tujuan Pembahasan..5
BAB II : TELAAH KRITIS SKL DAN STANDAR ISI PAI
A.Dasar hukum kurikulum PAI...6
B.Standar Kompetensi Lulusan PAI SD..6
C.Standar isi PAI SD8
D.Tujuan8
E.Ruang Lingkup...9
F.Arah Pengembangan...9
G.Telaah kritis..17
BAB III : PENUTUP
A.Kesimpulan.. 19
B.Rekomendasi/Saran...19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam merupakan
elemen yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan,untuk mencapai
tujuan pendidikan maka standar kompetensi lulusan maupun standar isi harus
ditelaah secara kritis untuk pengembangan kurikulum pendidikan Agama
Islam,sehingga visi,misi dan tujuan sebuah lembaga pendidikan akan tercapai.
Didalam era modern yang lebih maju seperti sekarang ini diharapkan sebuah
lembaga penddikan Islam dapat mendesain kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan yang dikembangkan dari standar isi agar hasilnya sesuai yang
diharapkan dan mencapai standar kompetensi lulusan dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan Islam.Oleh karena itu ,dengan persaingan yang begitu ketat dalam
dunia pendidikan,maka pendidikan Islam harus mempunyai terobosan-terobosan
baru yang bersifat inovatif sehingga tidak kalah dengan lembaga pendidikan pada
umumnya.
Seorang guru harus dapat mengukur sejauh mana standar isi itu dapat
dikembangkan menjadi sebuah kurikulum untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh lembaga pendidikan Islam,sehingga konsumen dalam hal ini pelanggan yang
menggunakan hasil lulusan lembaga pendidikan Islam menjadi puas.Diantara
materi yang akan dibahas dalam Telaah kritis kurikulum Pendidikan Agama Islam
disekolah yaitu :
1.
2.
3.
B.Rumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan dan
memberi batasan masalah didalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Apakah Standar kompetensi Lulusan sudah sesuai dengan kurikulum yang
diharapkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam?
2.
Bagaimana cara yang tepat dalam penerapan dan pengembangan standar isi
kurikulum Pendidkan Agama Islam ?
C.Tujuan Pembahasan.
Pada tujuan pembahasan makalah ini yang akan didiskusikan dan dipresentasikan
dalam seminar kelas agar menjadi lebih jelas diantaranya :
1.
Agar mengetahui standar kompetensi lulusan Pendidikan Agama Islam dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan Islam.
2.
Agar dapat menemukan cara yang tepat untuk penerapan dan
pengembangan kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan Islam.
BAB II
TELAAH KRITIS KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
A.
B.
C.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,yang dituangkan
dalam kriteria kompetensi tamatan,kompetensi bahan kajian,kompetensi mata
pelajaran dan silabus pembelajaran.Standar isi tersebut memuat kerangka
dasar,beban belajar,kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan kalender
pendidikan/akademik.
D.
Tujuan
pengalaman peserta dididk tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Alloh SWT.
mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
social serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah
E.
Ruang Lingkup
Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
1.
b.
c.
d.
e.
No
cakupan
1
2.Beban belajar
Beberapa yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan beban belajar adalah
sebagai berikut[2] :
a.
Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam
pembelajaran setiap minggu,setiap semester dengan system tatap
muka,penugasan terstruktur,sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing.
b.
Pendidikan yang berbasis Agama dapat menambah beban belajar untuk
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia sesuai dengan kebutuhan dan
ciri khasnya.
c.
Ketentuan mengenai beban belajar,jam pembelajaran,waktu efektif dan tatap
muka dan prosentase beban belajar ditetapkan dengan peraturan menteri
berdasarkan usulan BSNP.
2.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah sebagai berikut :
a.
Penyusunan kurikulum pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP
b.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,potensi dan
karakteristik daerah serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
c.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasar kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota dan
kementerian agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan
3.
Kalender Pendidikan
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan kalender pendidikan
adalah sebagai berikut :
a.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,minggu efektif
belajar,waktu belajar efektif dan hari libur.
b.
Hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu
minggu dan jeda antar semester.
c.
Kalender pendidikan untuk tiap satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan
peraturan menteri.
4.
Kelas I
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1
Menghafal Al Quran
surat pendek pilihan
Membiasakan perilaku
terpuji
Mengenal tatacara
bersuci (thaharah)
Mengenal Rukun Islam
Menghafal Al Quran
surat-surat pendek pilihan
Membiasakan perilaku
Terpuji
Membiasakan bersuci
(thaharah)
Kelas II
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menghafal Al Quran
Mengenal Asmaul
Husna
Mencontoh perilaku
terpuji
Mengenal tatacara
wudhu
Menghafal bacaan
shalat
Membaca Al Quran
surat pendek pilihan
Membiasakan perilaku
terpuji
Membiasakan shalat
secara tertib
Kelas III
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Membiasakan perilaku
terpuji
Melaksanakan shalat
dengan tertib
Mengenal ayat-ayat Al
Quran
Membiasakan perilaku
terpuji
Kelas IV
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
10
Membaca surat-surat Al
Quran
Membiasakan perilaku
terpuji
Mengenal ketentuanketentuan
shalat
Membaca surat-surat Al
Quran
Membiasakan perilaku
Terpuji
Melaksanakan dzikir
dan doa
Kelas V
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
10
Mengartikan Al Quran
surat pendek pilihan
Mengenal kitab-kitab
Allah SWT
Membiasakan perilaku
terpuji
Mengumandangkan
adzan dan iqamah
Mengartikan Al Quran
Surat pendek pilihan
Menceritakan kisah
Sahabat Nabi
Membiasakan perilaku
terpuji
Kelas VI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
10
MengartikanAl Quran
Surat pendek pilihan
MengartikanAl Quran
Ayat-ayat pilihan
Menceritakan kisah
kaum Muhajirin dan
kaum Anshar
Membiasakan perilaku
terpuji
Mengetahui kewajiban
zakat
4.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal
4.2 Menghindari perilaku bohong seperti Musailamah Al Kadzab
G.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga kita dapat mengambil
hikmah dan manfaat dari makalah ini. Kami menyadari bahwasannya isi dari
makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Untuk itu saran dan kritik yang
mambangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya hanya kata maaf yang dapat kami haturkan.
A.
Kesimpulan
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,yang dituangkan
dalam kriteria kompetensi tamatan,kompetensi bahan kajian,kompetensi mata
pelajaran dan silabus pembelajaran.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
Pengetahuan,sikap dan kerterampilan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,potensi dan
karakteristik daerah serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Setelah penulis analisis maka kurikulum pendidikan agama islam disekolah dasar
yang tercantum dalam standar isi kurang relevan dengan standar kelulusan seperti
didalam standar isi materi al quran ada 11 surat sedangkan didalam standar
kelulusan yang diujikan dari surat al fatihah sampai al alaq (sekitar 21 surat).
Alokasi waktu yang ada didalam kurikulum hanya 3 jam pelajaran setiap
minggunya,sedangkan materi yang ada sangat luas sekali ,jadi waktu yang ada
masih perlu ditambah lagi.
B.
Saran-saran
I.
PENDAHULUAN
II.
RUMUSAN MASALAH.
A.
B.
C.
D.
E.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah.
F.
III. PEMBAHASAN.
A.
Mata pelajaran Fiqh di Madarasah Ibtidaiyyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqh ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan
dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam. Serta substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan menerapkan
hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai perwujudan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah ini dilakukan
dengan cara mempertimbangkan dan me-review peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek Fiqh
untuk SD/ MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006 Tentang Pelaksanaan Standar Isi,
yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 di jelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah ialah siswa mampu mengenal dan
melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan rukun Islam, mulai dari
ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai
dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman,
khitan, kurban dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
B.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah Dasar, hanya saja
pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain
mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah pelajaranpelajaran seperti:
1.
Alquran Hadis
2.
Aqidah Akhlak
3.
Fiqih
4.
5.
Bahasa Arab[2]
Komponen
II
II
IV, V, VI
A. Mata pelajaran
a. Al-Quran Hadis
2
b. Aqidah Akhlak
2
c. Fiqih
2
d. SKI
2
2. Pendidikan kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Bahasa Arab
2
5. Matematika
5
6. IPA
4
7. IPS
3
8. Seni dan Budaya
4
9. Pendidikan Jasmani
4
B.
Muatan lokal
2
C.
Pengembangan diri
C.
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqh ibadah. Terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqh Muamalah yang menyangkut pengenalan
dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dan Allah, dengan
diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a)
Mengetahui dan memahami cara- cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b)
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan
baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam
baik dalam hubungan manusia dengan Allah, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
D.
1.
Fiqh ibadah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, shalat,
puasa, zakat, ibadah haji.
2.
Fiqh Muamalah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban
serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.[4]
E.
Standar kompetensi- kompetensi dasar mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah.
Fiqh kelas I semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1.
1.
2.
2.
1.
2.
3.
4.
KOMPETENSI DASAR
1.
1.
2.
3.
2.
1.
2.
3.
KOMPETENSI DASAR
1.
1.
2.
2.
1.
2.
3.
KOMPETENSI DASAR
1.
1.
2.
2.
1.
2.
KOMPETENSI DASAR
1.
1.
2.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
sakit
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal puasa Romadhon
1.
2.
KOMPETENSI DASAR
1. Mengetahui ketentuan zakat
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan sholat id
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan kurban
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan jual beli dan pinjam meminjam
F.
Pendekatan.
1)
pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar.
2)
kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari minat dan
kebutuhan siswa.
3)
kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4)
5)
menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik di lingkungannya.
6)
mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya: kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.[7]
Adapun kelebihan pendekatan tematik menurut Kunandar adalah :
1.
2.
Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.
Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4.
Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan
yang dihadapi.
5.
6.
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
7.
Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Pada prakteknya, pendekatan tematik itu belum bisa sepenuhnya terealisasi sesuai
dengan apa yang tercantum dalam PerMenAg. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan guru dalam menguasai materi secara komprehensif dan
mengaitkannya terhadap tema.
Sehubungan dengan ini, Model pembelajaran seperti ini dapat diterapkan dalam
pengembangan kompetensi akademik siswa terutama dalam mengembangkan daya
kompetisi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Cocok juga untuk
mengembangkan kompetensi siswa dalam mempersiapkan lomba pada berbagai
mata pelajaran agar pembinanaan dapat dilakukan secara kolaboratif oleh banyak
guru.
2.
Substansi (skope dan skuensi) kurikulum mata pelajaran Fiqih pada Madrasah
Ibtidaiyah.
Fiqh kelas 1 semester 1
1.
1.
2.
3.
4.
Kami menilai pada Standar kompetensi tersebut kurang spesifik, karena terdapat
kejanggalan atau keraguan dalam guru memberikan materi pembelajarannya.
Dalam hal ini yang di maksud dengan bersuci dari najis itu apa? Apakah lebih
ditekankan pada pokok pembahasan istinja atau wudhu ataupun juga tayamum.
Fiqh kelas 1 semester 2.
1.
1.
2.
3.
Pada Standar Kompetensi ini kurang spesifik, karena terdapat kejanggalan atau
keraguan dalam pemberian materi pembelajarannya. Bisa saja seorang guru
memberikan materi shalat jumat karena shalat jumat juga tergolong shalat wajib.
Solusi yang kami tawarkan, alangkah lebih baiknya kalau redaksi tulisan dari
Standar Kompetensi tersebut Mengenal tata cara shalat fardhu yang lima.
Fikih kelas 5, semester 2
3. Mengenal ketentuan kurban
Pada Standar kompetensi ini alangkah lebih lengkapnya jika ditambahi dengan
ketentuan aqiqah karena dengan penambahan meteri aqiqah peserta didik dapat
mengetahui perbedaan tata cara pelaksanaan kurban dan aqiqah. Dengan tujuan
lebih komprehensif dan sistematis.
Fikih kelas 6, semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal tata cara mandi wajib
Pada standar kompetensi ini kurang sistematis, karena pada usia 9-10 tahun kirakira anak kelas 5, untuk anak zaman sekarang sudah banyak yang haid karena
pengaruh gizi dan lingkungan. Pada saat itu juga peserta didik juga membutuhkan
materi tentang mandi wajib yang berkaitan dengan haid.
Jadi solusi yang kami tawarkan mengrelokasi Standar Kompetensi Agar supaya
sistematis standar kompetensi mengenal tata cara mandi wajib dan ketentuan
khitan diberikan pada kelas 5 semester 2, dan Standar Kompetensi ketentuan
qurban dan ketentuan ibadah diberikan pada kelas 6 semester 1.
Fakta dilapangan dari dahulu sampai sekarang untuk Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar pada pelajaran Fiqih tidak ditekankan pada aspek afektif dan
psikomotorik sebagai upaya pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari melainkan
masih dalam dataran kognitif. Jadi, peserta didik mengetahui hukum Islam sekedar
teori semata. Maka inilah tugas kita sebagai calon guru agama untuk bisa
mendisain kurikulum dengan pemilihan pendekatan dan metode yang sesuai guna
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
IV. KESIMPULAN.
Dalam PeRmenAg No. 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah ialah siswa mampu mengenal dan
melaksanakan hukum islam yang berkaitan dengan rukun islam ,mengetahui
tentang makanan dan minuman, khitan, qurban, dan tata cara jual beli dan pinjam
meminjam.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami sadar dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah kedepan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk melaksanakan, mewujudkan, dan
memelihara perkembangan cita-cita kehidupan suatu bangsa dengan cara
Menurut Fuad Ihsan dalam aktivitas pendidikan itu ada 6 faktor pendidikan yang
dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, yaitu : faktor tujuan,
peserta didik, isi/materi pendidikan, metode pendidikan dan situasi lingkungan.
Namun faktor integralnya terutama terletak pada pendidik dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya.
Pendidikan-terutama pada persfektif Islam- bertujuan melahirkan peserta didik yang
memiliki kepribadian yang utuh dan paripurna serta fitrahnya berkembang selaras
dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, proses pendidikannya bukan
hanya diarahkan pada kecerdasan ranah intelektual semata, melainkan juga pada
kecerdasan ranah emosional dan kecerdasan ranah spritual secara terpadu.
Tempaan pada kecerdasan ranah intelektual, peserta didik diharapkan mampu
menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan secara rasional dan ilmiah.
Tempaan pada kecerdasan ranah emosional, peserta didik diharapkan mampu
memiliki sikap dan moralitas yang baik, berdisiplin, sabar, berani, belas-kasih pada
sesama, memelihara lingkungan hidup, dan berbudi pekerti luhur lainnya.
Sedangkan tempaan pada kecerdasan ranah spiritual, peserta didik diharapkan
mampu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap Allah sebagai penciptanya dan
Rasul sebagai utusan-Nya. Kesadaran spiritual ini sebagai alat pengendali ketika
menghadapi ujian hidup, sehingga ia tidak putus-asa ketika mengalami kegagalan
dan tidak berlaku takabur ketika mengalami kesuksesan. Sebab, ia yakin bahwa
kegagalan dan kesuksesam hidup keduanya merupakan ujian dari rabbnya. Profil
terdidik semacam ini, akan mampu melahirkan generasi yang saleh . baik secara
individual maupun sosial.
Salah-satu bentuk penyelenggaraan pendidikan Islam yang dilakukan pada sekolah
dan madrasah secara formal di Indonesia adalah melalui Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar (MI, SD, MTs, SMP), dan
menengah ( MA, SMA, SMK) . Pendidikan Islam yang dilakukan itu, lengkap dengan
kurikulumnya dari pendidikan dasar dan menengah, sehingga disebut Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk jenjang pendidikan dasar dari kelas 1 1X dan
Kurikulum PAI untuk jenjang pendidikan menengah dari kelas X XII.
Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran tertentu dari jenjang dasar
hingga menengah mengalami perkembangan materi. Materi-materi keagamaan
yang berkisar adalah : akidah, akhlak, quran, hadits, syariah, dan sejarah
kebudayaan Islam. Materi-materi yang disajikan pada PAI, keseluruhannya
mempunyai nuansa sama. Contohnya, ketika materi di level SD disajikan tema
mengenai Iman kepada Allah, di level SMP dan SMU, materi itu tetap ada. Materi
iman kepada Allah diisi dengan content yang sama pula pada setiap jenjang.
Artinya, bahasan materi di level SD sama dengan di level SMU. Hal ini memancing
sebuah asumsi bahwa materi PAI pada level tertentu merupakan duplikasi dari level
di bawahnya. Hal ini nampak pada kurikulum. Fenomena semacam itu menimbulkan
anggapan materi yang dikembangkan lebih monoton. Upaya ekstensifikasi dan
diversifikasi materi tidak nampak sama sekali. Hal ini akan berakibat pada pola
pemahaman siswa terhadap materi yang lebih cenderung hapalan (kognitif) dengan
mengabaikan aspek internalisasi. Hal yang muncul kemudian, mata pelajaran
agama tidak memberikan pengaruh apa pun pada diri siswa, bahkan internalisasi
B. Perumusan Masalah
Masalah yang inti pada penelitian ini adalah ketidakajegan kontinuitas materi PAI
dari level SD hingga SMU. Penelitian ini dibatasai oleh beberapa pertanyaan
penelitian di bawah ini :
1. Bagaimanakah pengembangan materi PAI dari level SD hingga SMU?
2. Bagaimanakah perbedaan content materi pada level SD, SMP, dan SMU?
3. Bagaimanakah kontinuitas dan pemetaan materi PAI secara berkesinambungan
dari SD hingga SMU.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengembangan materi PAI dari level SD hingga SMU?
2. Menganalisis perbedaan content materi pada level SD, SMP, dan SMU?
3. Menganalisis kontinuitas dan pemetaan materi PAI secara berkesinambungan dari
SD hingga SMU.
D. Kerangka Pemikiran
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk
pada struktur kurikulum inti. PAI sebagai mata pelajaran diklasifikasikan pula
menjadi salah satu mata pelajaran rumpun budi pekerti dan agama seperti halnya
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan
potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
E. Langkah-Langkah Penelitian
1. Penentuan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode ini mengacu pada kejadian yang ada sekarang ini. Pendekatan metode yang
dipilih untuk penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Karena menurut
hemat penulis, metode inilah yang paling relevan digunakan, setidaknya hingga
saat ini untuk digunakan dalam mengkaji problem pendidikan, pendekatan lain pun
tentu turut berperan sepanjang pendekatan itu relevan dengan masalah-masalah
yang dibahas.
Penelitian deskriptif kualitatif ini juga bersifat analitik. Dalam proses penelitian ini
peneliti merupakan bagian dari instrumen penelitian dan analisis data dilakukan
dengan pendekatan induktif kualitatif. Penggunaan metode deskriptif dengan
2. SumberData
Sumber data yang penulis ambil dalam penelitian ini data mengeni kurikulum PAI
dan operasionalisasi praksis PAI pada setiap level satuan pendidikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian lebih mengandalkan pada penelusuran
book research.
4. Analisis Data
Seperti halnya penelitian lain, penelitian kualitatif juga bertujuan menghasilkan
temuan-temuan. Kegiatan puncak penelitian kualitatif ialah analisis, interpretasi dan
penyajian temuan. Wardi Bachtiar menunjukkan bahwa dalam penelitian kualitatif
mempunyai sedikit aturan dasar yang telah diterima bersama untuk menganalisis
data, menarik kesimpulan dan memverifikasi kekokohannya. Dalam penelitian
kualitatif, unsur manusia yaitu: kemampuan, keterampilan dan daya analisis, yang
unsur peneliti itu memegang peranan penting.
Jawaban terhadap masalah penelitian yang diajukan dalam identifikasi masalah,
penulis sajikan dalam bentuk uraian deduktif dan induktif. Penulis berusaha
menyajikan kutipan-kutipan tertulis itu sedemikian rupa (naratif), sehingga orang
yang membaca dapat melihatnya, langsung memahami dan manarik kesimpulan
menurut mereka sendiri (stick description).