Anda di halaman 1dari 18

LANDASAN, TUJUAN, RUANG LINGKUP,

DAN KARAKTERISTIK PAI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI SMP/SMA
yang dibina oleh Ulva Badi’ Rohmawati, M. Pd.I

Oleh
Kelompok 1 kelas PAI-VA
Arif Nurhuda Muhtarom (20015166)
Oky Dwi Ningsih (20015134)
Rika Mar’atus Sholichah (20015052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Materi PAI SMP/SMA tentang Landasan,
Tujuan, Ruang Lingkup, dan Karakteristik PAI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
di dalamnya.
Kami juga berterima kasih kepada ibu Ulva Badi’ Rohmawati, M.Pd.I selaku dosen
mata kuliah Materi PAI SMP/SMA yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan kita terhadap Landasan,
Tujuan, Ruang Lingkup, dan Karakteristik PAI dalam Materi SMP/SMA.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini bisa dipahami dengan baik oleh pembaca dan berguna untuk semua.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Dan kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan dimasa yang akan mendatang.

Bojonegoro, 15 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Landasan PAI..........................................................................................................3
B. Tujuan PAI..............................................................................................................6
C. Ruang Lingkup PAI.................................................................................................9
D. Karakteristik PAI.....................................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................13
Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa,
dan berakhlak mulia.
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan
Hadits. Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama yang berarti
manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan
sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesama manusia.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul
problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul, bisa berkenaan dengan
masalah yang bersifat internal, maupun eksternal. Oleh karena itu dalam makalah ini kita
membahas tentang landasan, tujuan, ruang lingkup, dan karakteristik pendidikan agama
Islam lebih dalam lagi, tujuannya untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami,
menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa definisi landasan PAI?
2. Apa tujuan PAI?
3. Bagaimana ruang lingkup PAI?
4. Bagaimana karakteristik PAI?

C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi SMP/SMA, pembuatan makalah
ini bertujuan sebagai berikut.
1
1. Untuk mengetahui definisi landasan PAI
2. Untuk memahami tujuan PAI
3. Untuk mengetahui ruang lingkup PAI
4. Untuk mengetahui karakteristik PAI

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan PAI
Dalam pembahasan ini akan dikemukakan dua landasan pendidikan agama Islam
(PAI) di sekolah, yaitu: landasan historis dan landasan perundang-undangan sebagai
sumber hukum positif. Kedua landasan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Landasan Historis
Ketika Pemerintah Sjahrir menyetujui pendirian Kementrian Agama (sekarang
Departemen Agama) pada 3 Januari 1946, elit Muslim menempatkan agenda
pendidikan menjadi salah satu agenda utama Kementrian Agama selain urusan haji,
peradilan, dan penerangan. Sebagai reaksi terhadap kenyataan lembaga pendidikan
yang tidak memuaskan harapan mereka, elit Muslim tersebut dalam alam proklamasi
memusatkan perhatian kepada dua upaya utama yang satu sama lain saling
berkaitan.
Pertama ialah mengembangkan pendidikan agama (Islam) pada sekolah-sekolah
umum yang sejak Proklamasi berada di bawah pembinaan Kementrian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan (Kementrian PPK). Upaya ini meliputi:
a. Memperjuangkan status pendidikan agama di sekolah-sekolah umum dan
pendidikan tinggi,
b. Mengembangkan kurikulum agama,
c. Menyiapkan guru-guru agama yang berkualitas, dan
d. Menyiapkan buku-buku pelajaran agama.
Kedua, upaya yang dilakukan oleh Kementrian Agama ialah peningkatan
kualitas atau “modernisasi” lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini telah
memberi perhatian pada pendidikan/pengajaran agama Islam dan pengetahuan
umum modern sekaligus. Strateginya ialah:
a. Dengan cara memperbarui kurikulum yang ada dan memperkuat porsi
kurikulum pengajaran umum modern sehingga tak terlalu ketinggalan dari
sekolah-sekolah umum,
b. Mengembangkan kualitas dan kuantitas guru-guru bidang umum,
c. Menyediakan fasilitas belajar seperti buku-buku bidang studi umum, dan
d. Mendirikan sekolah Kementrian Agama di berbagai daerah/wilayah sebagai
percontohan atau model bagi lembaga pendidikan Islam setingkat.
3
Dari landasan sejarah di atas dapat kita pahami bahwa salah satu perjuangan elit
Muslim Indonesia sejak awal kemerdekaan pada bidang pendidikan adalah
memperkokoh posisi pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum sejak
tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dari perjuangan ini dapat kita pahami bahwa
masuknya PAI pada kurikulum sekolah umum seluruh jenjang merupakan
perjuangan gigih para tokoh elit Muslim sejak awal kemerdekaan hingga sekarang
ini. Maka dari itu, keberadaan dan peningkatan mutunya tentunya merupakan
kewajiban kita khususnya kalangan akademis di lingkungan PTAI maupun para
praktisi pendidikan di lapangan.1
2. Landasan Perundangan-undangan
Landasan perundang-undangan sebagai landasan hukum positif keberadaan PAI
pada kurikulum sekolah sangat kuat karena tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Bab V Pasal 12 ayat 1 point (a), bahwasannya setiap peserta didik
dalam setiap satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.
Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Bab X Pasal 36 ayat 3 point (a), bahwasannya kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan taqwa. Dan pasal 37
ayat 1 point (a), bahwasannya kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat: (a) pendidikan agama. Dengan merujuk beberapa pasal dalam UUSPN No.
20/2003, maka semakin jelaslah bahwa kedudukan PAI pada kurikulum sekolah dari
semua jenjang dan jenis sekolah dalam perundang-undangan yang berlaku sangat
kuat.2
Dalam PP No 19 Thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 6
poin 1 dijelaskan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok
mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. 3

1
Didin Syafrudin, Meninjau Keberadaan Fakultas Tarbiyah, dalam Komarudin Hidayat & Hendro Suprayitno,
Problem &Prospek IAIN (Jakarta: Departemen Agama, 2000), hal. 118-119
2
UU Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

3
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4
Selanjutnya pada pasal 7 poin 1 dijelaskan bahwa kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
Dari beberapa landasan perundang-undangan di atas sangat jelas bahwa
pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaan yang wajib ada di semua
jenjang dan jalur pendidikan. Dengan demikian, eksistensinya sangat strategis dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.
Sementara itu, bila dilihat dari proses pengembangan kurikulum, maka ketika
KBK diterapkan di beberapa sekolah sejak tahun 2004 atau bahkan ada yang telah
menetapkannya sejak tahun 2003, maka kurikulum itu masih dalam taraf uji coba
(eksperimen) dan belum ditetapkan dalam bentuk peraturan pemerintah. Namun
demikian, pemerintah tetap menghargai terhadap mereka yang telah melakukan
eksperimen KBK tersebut, sehingga di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2005 tentang Ujian Nasional tahun
pelajaran 2005/2006 pada pasal 8 dinyatakan bahwa “Bahan ujian nasional disusun
berdasarkan kurikulum 1994 atau standar kompetensi lulusan “Kurikulum 2004”.
Dengan kata lain satuan pendidikan dapat memilih di antara kedua kurikulum
tersebut. Bagi sekolah atau madrasah yang menetapkan kurikulum 2004, bahan ujian
disesuaikan dengan kurikulum 2004.
Uraian diatas menggaris bawahi bahwa pengembangan KTSP antara lain
meggunakan menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Menitik beratkan pencapaian target (attainment targets) kompetensi dari pada
penguasaan materi.
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia.
c. Memberikan kebebasan yang luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan
untuk mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa esensi
pengembangan KTSP adalah “mengembangkan pendidikan yang demokratis dan
non-monopolistik”. Karena itulah kurikulum yang dikembangkan di pusat cukup
5
sebagai rambu-rambu umum tentang standar kompetensi lulusan yang harus dicapai
serta standar isi. Di pusat tidak perlu sampai mengatur urutan perbulan/minggu dan
seterusnya, yang diberlakukan untuk sekolah/madrasah di daerah, apalagi sampai
memaksakan suatu metode dan teori mengajar tertentu. Terkait dengan hal di atas,
pendidikan agama yang nota bennya hanya diajarkan dalam bobot 2 sks akan mudah
disiasati oleh para guru agama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru agama
memiliki keleluasaan dalam mengembangkan materi agama sehingga tidak selalu
terpaku pada pencapaian target dari rentetan materi yang ada, tetapi lebih terfokus
pada tercapainya tujuan dari setiap sub bahasan yang disampaikan.4

B. Tujuan PAI
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
selesai. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui
tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, sehingga tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan
suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya. Dan dari sini dapat diketahui betapa pentingnya kedudukan pendidikan
agama dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, dapat dibuktikan dengan
ditempatkannya unsur-unsur agama dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya,
berbangsa, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan Agama Islam secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.5

4
Muhaimin, dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan
Madrasah, (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 5-6
5
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah dan Sekolah, (Jakarta: Gema Insani Press,1995)
6
Pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukan kepribadian muslim,
yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Sedangkan
tujuan pendidikan agama Islam sendiri diarahkan pada pencapaian tujuan, yakni tujuan
jangka panjang (tujuan umum/ tujuan khusus) dan tujuan jangka pendek atau tujuan
khusus adalah merupakan hasil penjabaran dari tujuan pendidikan jangka panjang tadi
atau tujuan hidup. Karena tujuan umum tersebut akan sulit dicapai tanpa dijabarkan
secara operasional dan terperinci secara specifik dalam suatu pengajaran. Maka jika kita
perhatikan tujuan dari pendidikan agama Islam adalah sejalan dengan tujuan hidup
manusia itu sendiri, yakni sebagaimana tercermin dalam firman Allah dalam surat
Adzariat ayat 56 :
‫َو َم ا َخ َلْقُت ٱْلِج َّن َو ٱِإْل نَس ِإاَّل ِلَيْعُبُدون‬
"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (Q.S Adzariat, 56)
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam haruslah diarahkan pada pencapaian
tujuan akhir tersebut, yaitu membentuk insan yang senantiasa berhamba kepadaAllah,
dalam semua aspek kehidupannya. Dari beberapa tujuan itu dapat ditarik beberapa
dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan PAI, yaitu:
a. Dimensi keimanan terhadap ajaran agama Islam,
b. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik
terhadap ajaran agama Islam,
c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam
menjalankan ajaran Islam,
d. Dimensi pengamalannya, dalam arti bagian mana ajaran Islam yang telah diimani,
6
dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik.
Tujuan pendidikan agama Islam yang bersifat umum kemudian dijabarkan lagi
dengan disesuaikan dengan jenjang pendidikan menjadi tujuan-tujuan khusus pada setiap
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan agama Islam pada jenjang
pendidikan dasar bertujuan memberikankemampuan dasar kepada peserta didik tentang
agama Islam untukmengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia sebagai

6
Ulva Badi' Rohmawati dan Ahmad Mansur, Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah, Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3
nomor 1, edisi Januari – Juni 2018, hlm. 2

7
pribadi,anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.Sedangkan
pendidikan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah (SMU) bertujuan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusiamuslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT. Serta berakhlak muliadalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta untukmelanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan khusus tersebut, kemudian dijabarkan secara
rincidalam bentuk kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari peserta
didiksetelah menyelesaikan (tamat dari) jenjang. Tujuan pendidikan agama Islam tidak
hanya bisa dipandang dari satu sisi saja atau bisa dikatakan bahwasannya pendidikan
agama Islam membentuk manusiamelakukan hal baik dalam segala sisi, antara manusia
dengan tuhan dan manusiadengan manusia yang lainya.
Dalam buku yang berjudulkan “Pendidikan Islam Di Rumah Dan Sekolah” yang
ditulis oleh Abdurrahman An Nahlawi dikatakan bahwasannya tujuan pendidikanIslam
adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupanmanusia, baik secara
individual maupun secara sosial. Sedangkan Prof. H.M. Arifin, dalam bukunya
“Pendidikan Islam” dikatakan bahwasanya bila dilihat dari ilmu pendidikan teoritis,
tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan intermediair (sementara
atau antara)yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses
padatingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.
Tujuan insidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, akantetapi
dapat dijadikan sasaran pendidikan yang mengandung tujuan tertentu yaituanak didik
timbul kemampuan untuk memahami arti kekuasaan tuhan yang harusdiyakini
kebenarannya. Tahap kemampuan ini menjadi bagian dari tujuan antara untuk mencapai
tujuan akhir pendidikan. Tujuan pendidikan agama Islam juga dapat dirumuskan
sebagaimana berikut:
a. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakekat) agamaIslam
itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama laindalam
kehidupan budaya manusia.
b. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama yang asli,
bagaimana penjabaran Islam sepanjang sejarahnya.
c. Untuk mempelajari secara mendalam sumber ajaran agama Islam yang tetap
abadidan dinamis, bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.
8
d. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prisip dan nilai-nilai dasar ajaran
agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan
serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern
ini.7

C. Ruang Lingkup PAI


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan
manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
Pendidikan Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan
perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari segi
pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan
di sekolah adalah:
a. Ilmu Tauhid / Keimanan,
b. Ilmu Fiqih,
c. Al-Qur‟an,
d. Al-Hadist,
e. Akhlak dan
f. Tarikh Islam.
Sementara apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca
Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran.
Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam
materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
b. Pengajaran Al-Hadits
Pengajaran Al-Hadits adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca
Al-Hadits dan mengerti arti kandungan yang terdapat di dalam Al-Hadits. Akan

7
M. Arifin, Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), hal.38

9
tetapi dalam prakteknya hanya hadits-hadits tertentu yang di masukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
c. Pengajaran keimanan (Aqidah)
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan,
dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini
adalah tentang rukun Islam.
d. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan
jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
e. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil
syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti
tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pengajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.8
Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi
a. Tarbiyah jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan
menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang
dihadapi dalam pengalamannya.
b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang hasilnya
dapat mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung.
c. Tarbiyah adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat meningkatkan
budi dan meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi
pekerti/akhlak dalam ajaran islam merupakam salah satu ajaran pokok yang mesti
diajarkan agar umatnya memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Dengan melihat arti pendidikan Islam dan ruang lingkupnya diatas, jelaslah bahwa
dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian

8
Sopian Sinaga, Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Solusinya, Jurnal WARAQAT, Volume
II, No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 181
10
kuat dan baik (akhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama Islam. Oleh karena
itulah, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau
guru sebisa mungkin mengarahkan anak untuk membentuk kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam.9

D. Karakteristik PAI
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakan
dengan mata pelajaran lainnya, begitu juga dengan mata pelajaran PAI. Secara umum
PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok agama Islam yang
bertujuan untuk membentuk peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
yang mencakup tiga kerangka dasar, yaitu akidah, syari'ah, dan akhlak. Akidah
merupakan penjabaran dari konsep iman; syari'ah merupakan penjabaran dari konsep
Islam yang memiliki dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah; dan akhlak
merupakan penjabaran dari ihsan.
Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian keislaman seperti ilmu
kalam (teologi Islam, ushuluddin, ilmu tauhid) yang merupakan pengembangan dari
akidah. Ilmu fikih merupakan pengembangan dari syari'ah. Ilmu akhlak merupakan
pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan
teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam berbagai mata pelajaran.
Menurut Muhaimin karakteristik yang dimiliki oleh mata pelajaran PAI adalah
sebagai berikut:
a. PAI berusaha menjaga keimanan dan akidah peserta didik agar tetap lurus dan kokoh
dalam situasi dan kondisi apa pun serta tidak mudah terkontaminasi dengan akidah
yang tidak benar.
b. PAI berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai nilai yang terkandung dalam
Al-Qur'an dan Hadits serta otentisitas keduanya sebagai sumber utama ajaran Islam
yang dikembangkan melalui metode ijtihad para ulama sehingga PAI lebih rinci
dalam bentuk fikih dan hasil ijtihad lainnya.
c. PAI tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai kajian Islam, tetapi
juga berusaha menyatukan antara iman, ilmu, dan amal dalam kehidupan sehari-hari
sehingga tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja namun juga
mementingkan pada aspek afektif dan psikomotor peserta didik.

9
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004). hlm.
65
11
d. PAI berusaha membentuk dan mengembangkan budi pekerti luhur yang terbentuk
dalam dimensi kesalehan individu dan kesalehan sosial.
e. PAI menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan nilai-nilai budaya serta aspek kehidupan lainnya.
f. Substansi PAI mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan supra rasional
yang tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah, syari'ah, dan
akhlak.
g. PAI berusaha menggali, mengembangkan, dan mengambil ibrah dari sejarah dan
peradaban Islam sebagai bahan khazanah keilmuan dalam mengembangkan
peradaban yang lebih baik di masa yang akan dating.
h. Dalam beberapa hal mata pelajaran PAI mengandung pemahaman dan penafsiran
yang variatif sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran atau semangat
ukhuwah Islamiyah.10

10
Asep Nurjaman, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Jawa Barat: Penertib Adab, 2020), hlm. 61-63

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
 Dalam pembahasan ini dikemukakan ada dua landasan pendidikan agama Islam (PAI) di
sekolah, yaitu: landasan historis dan landasan perundang-undangan sebagai sumber hukum
positif.
1. Landasan historis
Dari landasan sejarah di atas dapat kita pahami bahwa salah satu perjuangan elit
Muslim Indonesia sejak awal kemerdekaan pada bidang pendidikan adalah
memperkokoh posisi pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum sejak
tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dari perjuangan ini dapat kita pahami bahwa
masuknya PAI pada kurikulum sekolah umum seluruh jenjang merupakan perjuangan
gigih para tokoh elit Muslim sejak awal kemerdekaan hingga sekarang ini.
2. Landasan perundang-undangan
Dari beberapa landasan perundang-undangan di atas sangat jelas bahwa pendidikan
agama merupakan salah satu mata pelajaan yang wajib ada di semua jenjang dan jalur
pendidikan. Dengan demikian, eksistensinya sangat strategis dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan nasional secara umum.
 Pendidikan Agama Islam secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukan kepribadian muslim, yaitu
suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Sedangkan tujuan
pendidikan agama Islam sendiri diarahkan pada pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka
panjang (tujuan umum/ tujuan khusus) dan tujuan jangka pendek atau tujuan khusus
adalah merupakan hasil penjabaran dari tujuan pendidikan jangka panjang tadi atau tujuan
hidup.
 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pendidikan
Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang
saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari segi pembahasannya
maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:
Ilmu Tauhid / Keimanan, Ilmu Fiqih, Al-Qur‟an, Al-Hadist, Akhlak dan Tarikh Islam.
13
Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi
Tarbiyah jismiyyah, Tarbiyah aqliyah, dan Tarbiyah adabiyah.
 Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakan dengan
mata pelajaran lainnya, begitu juga dengan mata pelajaran PAI. Secara umum PAI
merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok agama Islam yang
bertujuan untuk membentuk peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
yang mencakup tiga kerangka dasar, yaitu akidah, syari'ah, dan akhlak. Akidah merupakan
penjabaran dari konsep iman; syari'ah merupakan penjabaran dari konsep Islam yang
memiliki dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah; dan akhlak merupakan
penjabaran dari ihsan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, Didin. 2000. Meninjau Keberadaan Fakultas Tarbiyah, dalam Komarudin


Hidayat & Hendro Suprayitno, Problem &Prospek IAIN. Jakarta: Departemen Agama
UU Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Muhaimin, dkk., 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Bandung: Raja Grafindo Persada
An-Nahlawi, Abdul Rahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah dan Sekolah, Jakarta:
Gema Insani Press
Arifin, M. 2016. Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali
Rohmawati, Ulva Badi' dan Ahmad Mansur. Peningkatan Mutu Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah, Al
Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 nomor 1, edisi Januari – Juni 2018, hlm. 2
Sinaga, Sopian. Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Solusinya,
Jurnal WARAQAT, Volume II, No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 181
Majid, Abdul. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nurjaman, Asep. 2020. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Jawa Barat: Penertib Adab

15

Anda mungkin juga menyukai