Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

STPPA, KD, KI

Dosen Pengampu: Ibu Siti Labiba Kusna, M.Pd

Nama Kelompok:

1. Aisya Kholifa Faizuna (20480332)


2. Siti Nur Kafindoh (20480317)
3. Ainurrosyidatil Ummah (20480354)
4. Shania Nur Haqiqi (20480357)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ STPPA, KD, KI ” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Siti
Labiba Kusna, M.Pd pada mata kuliah Pengantar Studi Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Labiba Kusna, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pengantar Studi Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kasalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan khususnya bagi
pembaca. Aamiin.

Bojonegoro, 20 Februari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian STPPA......................................................................................................6
B. Pengertian KD.............................................................................................................8
C. Komponen Penyusun Indikator...................................................................................8
D. Pengertian KD............................................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
A. Simpulan....................................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang menitikberatkan pada


pertumbuhan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
emosi dan, spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku), pendidikan agama, bahasa, dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Undang-undang sisdiknas menegaskan, kurikulum
dikembangkan dengan prinsip keragaman (diversifikasi) agar memungkinkan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang
dikehendaki oleh peserta didik.

Dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, kita harus mengacu pada Standar
tingkat perkembangan anak (STPPA) yang merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi
perkembangan anak. STPPA ini mencakup beberapa aspek yaitu aspek nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, dan seni.

Kompetensi Dasar PAUD adalah kompetensi yang berisikan kemampuan dan muatan


pembelajaran untuk suatu tema pembelajaran pada PAUD yang mengacu pada Kompetensi Inti /
KI PAUD. Kompetensi Dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar program pengembangan.

Kemampuan yang diharapkan dicapai anak setelah mengikuti proses pembelajaran yang
dirancang melalui kurikulum disebut kompetensi. Kompetensi dalam kurikulum PAUD mengacu
pada perkembangan anak. Kompetensi Inti PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD di usia 6 (enam) tahun.
Kompetensi Inti yang disingkat menjadi KI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan STPPA ?
2. Apa yang dimaksud dengan KD
3. Apa Saja komponen saat menyusun Indikator ?

4
4. Apa yang dimaksud dengan KI ?

A. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam, pembuatan makalah ini
bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui pengertian tentang STPPA
2. Untuk Mengetahui pengertian tentang KD
3. Untuk Mengetahui apa saja komponen untuk menyusun indikator
4. Untuk Mengetahui pengertian KI

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian STPPA

Standar Tingkat Pencapaian Anak (STPPA) merupakan kriteria minimal tentang


kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan yang
memiliki ciri khas keislaman serta mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.

Lingkup Standar Perkembangan, Lingkup aspek perkembangan anak usia dini meliputi :

1. Nilai agama dan moral


Nilai agama dan moral ini mencakup Al-quran, hadis, ibadah, kisah islami, Akidah dan
Akhlak. Perwujudan nilai agama dan moral misalnya anak berprilaku jujur, penolong, sopan,
hormat, syukur, adil, sayang, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui
hari besar agama, dan menghormati/ toleransi agama lain.

2. Fisik Motorik meliputi :


A.Motorik Kasar : Ibadah, memiliki kemampuan gerakan tubuh secara lentur, seimbang,
dan lincah mengikuti aturan.
B.Motorik Halus : berdzikir harian, Akhlak, Kisah Islami, memiliki kemampuan
menggunakan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai
bentuk.
C.kesehatan dan Perilaku Keselamatan : memiliki berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala sesuai usia serta memiliki kemampuan untuk berperilaku bersih, sehat, dan peduli
terhadap keselamatannya.

3. Kognitif, meliputi :
a.Belajar dan Pemecahan Masalah : mampu membiasakan doa awal dan akhir kegiatan,
mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang
fleksibel dan diterima di lingkungan sosial serta menerapkan pengetahuan atau
pengalaman dalam konteks yang baru.
b. Berpikir Logis : mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana,
dan mengenal sebab akibat.

6
c. Pengenalan lingkungan sosial alam dan teknologi : mengenal, mengetahui, dan
memahami orang-orang di sekitar, mengikuti aturan yang berlaku, mengamati dan
mengetahui benda-benda alam sekitar, dan melakukan percobaan sederhana
menggunakan alat yang sederhana.
d. Berpikir Simbolik : mengenal, menyebutkan, dan menggunakan lambang bilangan 1-
10, angka arab, mengenal abjad, huruf hijaiyyah, serta mampu merepresentasikan
berbagai benda dalam bentuk gambar.

4. Bahasa, meliputi :
a. Memahami bahasa :mampu membiasakan doa awal dan akhir kegiatan, memahami
kisah Islami, perintah, aturan, dan menyenangi serta menghargai bacaan Al-quran dan
Hadits.
b. Mengekspresikan bahasa : menghafal surat-surat pendek, doa, Hadis, Asmaul Husna,
mampu bertanya, menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, dan dapat
menceritakan kembali apa yang diketahui.
c. Keaksaraan : Memahami hubungan untuk bentuk bunyi huruf latin, huruf hijaiyyah,
meniru bentuk latin dan hijaiyyah, angka latin dan angka arab, serta memahami kata
dalam cerita.

5. Sosial-emosional, meliputi :
a. Kesadaran diri : memperlihatkan kemampuan diri, adil, mengenal perasaan sendiri, dan
mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diri dengan orang lain sesuai akhlakul
karimah.
b. Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain : mengetahui hak-haknya, menaati
aturan, mengatur diri sendiri, sabar, syukur dan bertanggung jawab atas perilakunya untuk
kebaikan sesama sesuai dengan hadis.
c. Perilaku prososial : mampu bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon,
berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain, bersifat kooperatif, toleran dan
berperilaku sopan sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Hadits serta ketentuan hidup
berbangsa dan bernegara.

6. Seni, meliputi :
Mengeksplorasi diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni
lainnya (seni lukis, seni rupa, seni suara, dan kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya
seni.
Prinsip Penerapan Standar Perkembangan
Adapun prinsip penetapan standar perkembangan, yaitu :
 Sesuai dengan penetapan standar perkembangan anak Indonesia
 Memperhatikan sosio-kultural

7
 Menggunakan pola perkembangan kontinum
 Mengadaptasi kebutuhan lembaga
 Memperhatikan tahapan perkembangan anak.

Hubungan Standar Perkembangan dan Standar Kompetensi


Standar Perkembangan menggambarkan kemampuan (pengetahuan, nilai, sikap, dan
perilaku) yang secara mental dapat dicapai oleh rata-rata anak pada kelompok rentang usia
tertentu. Standar Perkembangan juga merupakan harapan sosial yang menjadi tugas
perkembangan yang perlu dicapai oleh setiap kelompok umur anak. Pencapaian aspek
perkembangan yang dilakukan oleh anak akan memungkinkan anak tersebut memiliki
kompetensi pada aspek perkembangan tertentu.

B. Pengertian KD

Kompetensi dasar adalah bentuk penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan,


perilaku, keterampilan, dan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran pada jenjang
pendidikan tertentu. Kompetensi ini dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik
dan harus mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.
Tujuannya mengacu pada aspek yang hendak dicapai di dalamnya, yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan di bidang kognitif.


2. Mengasah bakat, minat, dan kemampuan.
3. Mengajarkan norma-norma untuk mempraktikkan segala tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Memperbaiki sikap individu.
Dari beberapa poin di atas, jelas bahwa tujuan kompetensi ini tidak hanya sebatas
memahamkan peserta didik pada suatu materi. Lebih dari itu, bagaimana mereka bisa
mengimplementasikan itu di kehidupan sehari-hari secara mahir dan tanggung jawab.
Adapun fungsinya adalah sebagai acuan atau rujukan guru dalam menyusun indikator
kompetensi pada pembelajaran di kelas. Dengan demikian, akan tercapai tujuan
pembelajarannya.

C. Komponen saat Menyusun Indikator

8
Indikator merupakan tanda yang menunjukkan bahwa tingkat capaian kompetensi dasar
bisa mengubah perilaku peserta didik yang dinilai dari sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
Mungkin Bapak/Ibu sudah tidak asing lagi dengan istilah indikator ini karena
pengembangannya bisa dilakukan sampai pada tingkat satuan pendidikan. Adapun
komponen-komponen yang harus diperhatikan saat menyusun indikator adalah sebagai
berikut.
1. Penjabaran indikator harus mengacu pada KD.
2.Rumusan indikator harus memuat kata kerja operasional yang bisa diukur dan
diamati.Adapun kata operasional yang bisa digunakan harus sesuai dengan tingkat
levelnya, apakah itu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Level kognitif meliputi:
Pengetahuan, contoh menyebutkan, menuliskan, menyatakan, dan sebagainya.
Pemahaman, contoh menerjemahkan, mengubah, menguraikan, dan sebagainya.
Aplikasi, contoh menggunakan, mengoperasikan, menguraikan, dan sebagainya.
Sintesis, contoh merancang, menerapkan, merencanakan, merumuskan, dan sebagainya.
Evaluasi, contoh menafsirkan, mengkritisi, dan sebagainya.
b. Level afektif meliputi:
Menerima, contoh memilih, bertanya, mengikuti, dan sebagainya.
Merespon, contoh mengonfirmasi, menjawab, membaca, dan sebagainya.
Menanamkan nilai, contoh mengundang, menginisiasi, melibatkan, dan sebagainya.
Mengorganisasi, contoh menyatukan, menyusun, menghubungkan, dan sebagainya.
Karakterisasi, contoh mempertahankan prinsip.
c. Level psikomotorik meliputi:
Pengamatan, contoh mengamati proses, memberi perhatian pada sesuatu, dan sebagainya.
Meniru, contoh mengubah, membangun kembali, melatih, dan sebagainya.
Pembiasaan, contoh membiasakan sikap positif dan mempertahankannya.
Penyesuaian, contoh menyesuaikan, mengembangkan, dan menerapkan model.
3. Indikator harus menjadi acuan guru dalam menyusun alat penilaian.
Proses Analisis

9
Untuk menganalisis suatu kompetensi dasar tentu tidak bisa dilakukan secara instan dan
terburu-buru. Melainkan harus dilakukan secara sistematis, detail, efektif, dan tepat sasaran.
Untuk itulah, analisis ini dilakukan melalui beberapa proses berikut.
 Analisis tugas
 Pola analisis
 Research atau penelitian
 Expert judgement
 Individual group interview data
 Role play

D. Pengertian KI

Kompetensi inti adalah kompetensi utama yang diuraikan ke dalam beberapa aspek, yaitu
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan harus dipelajari oleh peserta didik di setiap
jenjang dan mata pelajaran.
Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, kompetensi inti pada kurikulum 2013
adalah kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki peserta
didik setiap tingkat kelas.
Kompetensi ini tidak diajarkan langsung dalam pembelajaran, melainkan setiap mata
pelajaran harus memiliki tujuan yang sama dengan rumusan kompetensinya.
Pada KTSP, kompetensi ini biasa disebut sebagai standar kompetensi. Lantas apa
perbedaannya dengan kompetensi dasar? Kompetensi inti merupakan kemampuan yang ingin
dicapai melalui kompetensi dasar.
Tujuan Kompetensi Inti :
Tujuannya adalah membentuk karakter unggul bagi peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran. Hal itu sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui kurikulum 2013.
Fungsi Kompetensi Inti :

10
Adapun fungsinya adalah sebagai acuan untuk mengorganisasi kompetensi dasar.
Artinya, seluruh kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui kompetensi dasar harus
tunduk dan selaras dengan kompetensi inti.
4 Dimensi menurut Permendikbud

Menurut Permendikbud Nomor 24 tahun 2016, kompetensi inti harus mencakup empat
dimensi, yaitu sebagai berikut.
1. Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1)
Sikap atau biasa disebut attitude merupakan kecenderungan seseorang untuk berbuat sesuatu
dalam bentuk tindakan. Sikap spiritual ini menjadi sikap utama yang harus dioptimalkan
karena sikap ini bisa membentuk kekuatan karakter.
Itulah mengapa, setiap pembelajaran seorang guru harus mampu mengarahkan peserta
didiknya agar senantiasa menjadi individu yang dekat dengan ajaran agama, misalnya rajin
bersedekah, takut mencontek, selalu berdoa, dan masih banyak lainnya.
2. Kompetensi inti sikap sosial (KI-2)
Sikap sosial berkaitan erat dengan kehidupan antarmanusia. Artinya, hubungan antar satu
manusia dan manusia lain harus berpedoman pada sikap ini.
Tujuan adanya sikap sosial ini adalah agar peserta didik bisa selalu menjaga hubungan baik
antarsesama karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa melibatkan peran
orang lain.
3. Kompetensi inti pengetahuan (KI-3)
Pengetahuan adalah katalog sesuatu yang telah diketahui manusia. Cara untuk mendapatkan
pengetahuan adalah dengan belajar baik secara formal, nonformal, maupun informal. Adapun
dimensi pengetahuan menurut taksonomi Bloom adalah sebagai berikut.
a. Pengetahuan secara faktual
Pengetahuan faktual bisa didapatkan secara ilmiah melalui berbagai metode, misalnya
pengamatan, penyelidikan, penelitian, dan sebagainya.
Contoh pengetahuan faktual adalah planet penyusun sistem tata surya, reaksi antara asam dan
basa, dan seterusnya.

11
b. Pengetahuan secara konseptual
Pengetahuan ini lebih cenderung pada proses klasifikasi dan pengategorian. Lalu, akan
dihasilkan suatu kesimpulan.
c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan ini berisi kaidah-kaidah untuk melakukan sesuatu, misalnya teknik, metode,
algoritma, dan sebagainya.

d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan ini memuat pengetahuan kognisi yang meliputi pengetahuan strategis,
pengetahuan diri, dan sebagainya.

4. Kompetensi inti keterampilan (KI-4)


Kompetensi keterampilan ini berkaitan dengan aplikasi pengetahuan yang diperoleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum 2013 tidak hanya menuntut
peserta didik untuk mahir teori, melainkan juga praktiknya.
Tahapan-tahapan yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan peserta didik
bisa diperoleh melalui kegiatan “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”.

Fungsi Indikator :
Indikator kompetensi inti artinya indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi
dasar yang mengacu pada kompetensi ini. Pada prinsipnya, indikator yang dimaksud sama
dengan indikator pada kompetensi dasar. Adapun fungsi indikator adalah sebagai berikut :
1. Acuan dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2. Acuan untuk membuat desain pembelajaran.
3. Acuan dalam mengembangkan bahan ajar di kelas.
4. Acuan untuk merancang dan melaksanakan penilaian akhir proses pembelajaran.
5. Contoh Kompetensi Inti

12
Kompetensi yang biasa Bapak/Ibu lihat di tabel kompetensi hanya memuat dua dimensi,
yaitu kompetensi inti pengetahuan dan keterampilan. Keduanya bisa dicapai melalui kegiatan
pembelajaran.
Sementara itu, untuk sikap spiritual dan sosial hanya bisa dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung, misalnya keteladanan, pembiasaan, lingkungan sekolah, dan sebagainya.
Isi dari kompetensi tersebut sudah dirumuskan secara sistematis dan mengacu pada
kondisi serta karakter pendidikan bangsa Indonesia. Langkah menyusun kompetensi ini bisa
dikatakan tidak mudah. Oleh karena itu, rumusannya diserahkan sepenuhnya pada
pemerintah.

13
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1. Standar Tingkat Pencapaian Anak (STPPA) merupakan kriteria minimal tentang
kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan
pertumbuhan yang memiliki ciri khas keislaman serta mencakup aspek nilai
agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.
2. Kompetensi Inti merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6
(enam) tahun.
3. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekeliruan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini baik dari segi penulisannya maupan
bahasanya. Oleh karena itu, penulis mengharap kritikan yang membangun agar dapat menulis
makalah-makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

KMA NOMOR 792 TAHUN 2018

KI, KD, INDIKATOR KURIKULUM 2013

ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/

blog.unnes.ac.id/

bsnp-indonesia.org/[/spoiler]

15
16

Anda mungkin juga menyukai