Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MATERI PAI DI KELAS VIII

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah

Kurikulum Dosen pembimbing: DR.H. Taufik,M,Pd

KELAS 7A/PAI

DISUSUN OLEH:

Ahmad Gushtriady (20.01.00.016)

Oktavia Priantini (20.01.00.041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Analisis Materi PAI di
Kelas VIII” tepat pada waktunya.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan dan kekurangan
akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Begitu pula dalam penyusunan
makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas segala kekurangannya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak DR.H. Taufik,M.Pd selaku Dosen Mata
Kuliah Telaah Kurikulum atas ajaran serta bimbingannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Jakarta, 24 November 2023

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Konsep Pendidikan Agama Islam di MTS..........................................................................5
C. Pengertian Metode Pembelajaran PAI................................................................................9
D. Model Pembelajaran Yang Digunakan Untuk Anak MTS..............................................10
E. Peran Guru PAI Dalam Pembelajaran di MTS................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang Analisis Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah


Tsanawiyah (MTS) adalah penting dalam memahami pentingnya peran PAI dalam
pendidikan Islam di tingkat menengah. MTS merupakan lembaga pendidikan Islam
yang menyediakan pendidikan menengah pertama dengan fokus pada pengajaran
agama Islam. Sebagai bagian dari sistem pendidikan Islam, materi PAI di MTS
memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang
ajaran agama, praktik ibadah, akhlak mulia, dan sejarah Islam.

Dalam konteks dunia yang terus berubah dan kompleks, pendidikan agama
Islam di MTS perlu menghadapi tantangan dalam menyampaikan materi yang relevan
dan sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini. Dengan begitu, analisis materi PAI di
MTS menjadi krusial dalam memastikan bahwa kurikulum dan pembelajaran yang
dilakukan di MTS dapat memenuhi tujuan dan kebutuhan pendidikan agama Islam.
Selain itu, analisis materi PAI juga penting untuk memastikan bahwa kurikulum dan
materi pembelajaran mencakup aspek-aspek penting dalam pemahaman dan praktik
agama Islam. Hal ini melibatkan pemahaman tentang tauhid, ibadah, akhlak mulia,
sejarah kehidupan Rasulullah, serta pemahaman tentang Al-Qur'an dan Hadis.

Dengan melakukan analisis yang komprehensif terhadap materi PAI di MTS,


dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari kurikulum dan metode pengajaran
yang ada. Dengan demikian, diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang cara
meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di MTS agar dapat memberikan
manfaat yang optimal bagi siswa dan masyarakat.

Dalam rangka menghadapi tantangan dan perubahan zaman, penting bagi


MTS untuk terus mengkaji dan memperbarui kurikulum dan materi pembelajaran PAI
mereka. Dengan melakukan analisis yang tepat, MTS dapat memastikan bahwa siswa
menerima pendidikan agama Islam yang berkualitas, relevan, dan sesuai dengan
kebutuhan mereka sebagai muslim di era kontemporer.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja komponen kurikulum PAI yang digunakan di MTS?


2. Bagaimana metode pengajaran yang digunakan dalam pelajaran PAI di MTS?
3. Bagaimana peran guru PAI dalam pembelajaran di MTS?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui komponen kurikulum PAI yang digunakan di MTS


2. Untuk mengetahui metode pengajaran yang digunakan dalam pelajaran PAI
di MTS
3. Untuk mengetahui peran guru PAI dalam pembelajaran di MTS

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Agama Islam di MTS

Pendidika Agama Islam dibangun oleh dua makna esesnsial yakni


“pendidikan” dan “agama Islam”. Salah satu pengertian pendidikan menurut Plato
adalah mengembangkan potensi siswa, sehingga moral dan intelektual mereka
berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru menempati posisi
penting dalam memotivasi dan menciptakan lingkungannya. Dalam etiknya
Aristoteles, pendidikan diartikan mendidik manusia untuk memiliki sikap yang pantas
dalam segala perbuatan.

Peran dan tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki signifikansi yang
penting dalam membentuk pribadi Muslim yang berkualitas dan mampu menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai
peran dan tujuan PAI:

1. Peran Pendidikan Agama Islam


a. Pembentukan Identitas Keagamaan: PAI memiliki peran krusial dalam
membentuk identitas keagamaan siswa. Melalui pemahaman dan
pengamalan ajaran agama Islam, siswa akan memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang keyakinan, praktik ibadah, dan nilai-nilai
moral yang menjadi landasan kehidupan mereka sebagai Muslim.
b. Pengembangan Akhlak Mulia: PAI membantu dalam mengembangkan
akhlak yang mulia dan perilaku yang baik. Melalui pengajaran nilai-
nilai etika dan moral dalam Islam, siswa diajarkan untuk berperilaku
jujur, amanah, disiplin, kasih sayang, keadilan, dan kesopanan. Tujuan
utama adalah membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan
bermoral tinggi.
c. Penguatan Iman dan Keimanan: PAI bertujuan untuk memperkuat
iman dan keimanan siswa. Melalui pemahaman tentang ajaran Islam,
siswa diajarkan tentang kebesaran Allah, risalah rasul, dan kehidupan

5
akhirat.

6
Hal ini membantu siswa memperkuat keyakinan dan meningkatkan
hubungan mereka dengan Tuhan.
d. Pemahaman Al-Qur'an dan Hadis: PAI memainkan peran penting
dalam membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an
dan Hadis. Siswa diajarkan tentang tafsir Al-Qur'an, mempelajari ayat-
ayat penting, dan memahami hukum-hukum syariat. Mereka juga
mempelajari Hadis sebagai sumber hukum dan tuntunan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Meningkatkan Ketaqwaan dan Kecintaan kepada Allah: PAI bertujuan


untuk membantu siswa dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
dan mencintai-Nya secara lebih mendalam. Tujuan ini meliputi
pengenalan terhadap ajaran-ajaran Islam, ibadah, doa, tata cara
berhubungan dengan Allah, dan memperkuat hubungan pribadi
dengan- Nya.
b. Membentuk Pribadi yang Berakhlak Mulia: Tujuan PAI adalah
membentuk siswa menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang mulia
dan bermoral tinggi. Siswa diajarkan tentang nilai-nilai etika dan moral
dalam Islam, seperti jujur, amanah, disiplin, kasih sayang, keadilan,
dan kesopanan. Tujuan ini adalah membentuk pribadi yang
bertanggung jawab dan dapat berkontribusi positif dalam masyarakat.
c. Membentuk Generasi yang Mengamalkan Ajaran Islam: Tujuan PAI
adalah membantu siswa dalam memahami dan mengamalkan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diajarkan tentang prinsip-
prinsip Islam, praktik ibadah, hukum-hukum syariat, dan nilai-nilai
moral yang dianut dalam Islam. Tujuan ini adalah agar siswa mampu
menerapkan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan mereka.

7
d. Mengembangkan Pengetahuan tentang Agama Islam: PAI bertujuan
untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang agama
Islam kepada siswa. Siswa diajarkan tentang sejarah Islam, kehidupan
Rasulullah, Al-Qur'an, Hadis, tafsir Al-Qur'an, serta prinsip-prinsip
ajaran Islam. Tujuan ini adalah agar siswa memiliki pemahaman yang
mendalam tentang agama Islam dan dapat menjelaskan keyakinan
mereka dengan baik.
e. Membangun Persaudaraan dan Toleransi Antar Umat Beragama: PAI
memiliki tujuan untuk membangun persaudaraan dan toleransi antar
umat beragama. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan
keyakinan, menghormati umat beragama lain, dan membangun
hubungan yang harmonis dengan mereka. Tujuan ini adalah untuk
mewujudkan kerukunan antarumat beragama dan menciptakan
masyarakat yang saling menghormati.
f. Menumbuhkan Semangat Keadilan dan Kemanusiaan: PAI bertujuan
untuk menumbuhkan semangat keadilan dan kemanusiaan dalam diri
siswa. Mereka diajarkan untuk menghormati hak asasi manusia,
menolak segala bentuk diskriminasi, serta berperan aktif dalam
kegiatan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Tujuan ini
adalah untuk menciptakan generasi yang peduli dan berkeadilan.
g. Menghasilkan Generasi yang Berkomitmen pada Dakwah dan
Kemaslahatan Umat: PAI memiliki tujuan untuk menghasilkan
generasi yang memiliki komitmen pada dakwah Islam dan mampu
memberikan kontribusi positif bagi umat dan masyarakat. Siswa
diajarkan tentang pentingnya berdakwah dengan cara yang baik,
memberikan manfaat kepada orang lain, dan mengabdi pada
masyarakat. Tujuan ini adalah agar siswa menjadi agen perubahan
yang membawa manfaat bagi umat dan masyarakat secara luas.

8
B. Aspek-Aspek Penting dalam Pendidikan Agama Islam

Dalam pendidikan Agama Islam, terdapat beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini adalah beberapa
aspek penting dalam pendidikan Agama Islam:

1. Aqidah (Keyakinan): Aspek aqidah mencakup pemahaman dan keyakinan siswa


terhadap prinsip-prinsip fundamental dalam agama Islam, seperti keyakinan
kepada Allah SWT, risalah (nabi dan rasul), kitab-kitab suci (Al-Qur'an),
malaikat, hari kiamat, dan takdir. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
memperkuat keyakinan siswa terhadap ajaran-ajaran Islam dan membentuk dasar
keimanan yang kokoh.
2. Ibadah (Ritual): Aspek ibadah melibatkan pemahaman dan pelaksanaan praktik-
praktik ibadah dalam agama Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan umrah.
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mengajarkan siswa tata cara dan makna
dibalik ibadah-ibadah tersebut, serta mengembangkan kecintaan dan keterampilan
dalam melaksanakannya.
3. Akhlak (Moral): Aspek akhlak mencakup pembentukan nilai-nilai etika dan
moral dalam kehidupan siswa. Pendidikan Agama Islam mengajarkan nilai-nilai
seperti jujur, amanah, disiplin, kasih sayang, keadilan, kesabaran, dan toleransi.
Tujuan pendidikan ini adalah membentuk siswa yang memiliki akhlak yang
mulia, bertanggung jawab, dan berperilaku baik dalam interaksi dengan sesama
manusia.
4. Sejarah Islam: Aspek sejarah Islam melibatkan pemahaman tentang
perkembangan agama Islam dari masa Rasulullah hingga saat ini, termasuk
peristiwa-peristiwa penting, tokoh-tokoh, dan kontribusi-kontribusi Islam dalam
berbagai bidang. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan siswa tentang sejarah Islam, menginspirasi mereka dari kejayaan
masa lalu, serta memahami perjuangan umat Islam dalam menjaga dan
memperluas ajaran Islam.
Dalam pendidikan Agama Islam, aspek-aspek ini saling terkait dan saling
memperkuat untuk membentuk pribadi Muslim yang komprehensif, yaitu memiliki
keyakinan yang kuat, melaksanakan ibadah dengan baik, berakhlak mulia, dan

9
memahami sejarah dan kontribusi agama Islam. Dengan demikian, pendidikan
Agama Islam dapat membantu siswa dalam mengembangkan spiritualitas, moralitas,
dan kecintaan terhadap agama Islam serta menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran agama Islam

C. Pengertian Metode Pembelajaran PAI

Secara harfiyah “ metodik” itu berasal dari kata “metode”. Metode berasal dari
dua suku kata, yaitu yaitu Meta yang berarti “jalan” dan Hodos yang berarti
“melalui”. Jadi metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Metode berarti suatu cara kerja yang sistimatik dan umum. Metodik khusus
berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu proyek. Dalam hal ini metodik suatu
cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran , agar
siswa dapat mengetahui, memahami, dan mempergunakan dan dengan kata lain
menguasai bahan pelajaran tertentu. Metodik pengajaran agama Islam ialah suatu cara
menyampaikan bahan pelajaran agama Islam. Jika metodik dihubungkan dengan kata
khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan
dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran agama Islam.

Jika kita kaitkan dengan pembelajaran Pai, maka metodologi pembelajaran Pai
adalah suatu ilmu atau yang dipelajari untuk menyampaikan pelajaran Pai kepada
peserta didik. 1

Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada


strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik
pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran
mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode.

Pendidikan agama Islam demikian adalah untuk memperkuat keimanan dan


ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Menurut Azra bahwa
"kedudukan pendidikan agama Islam di berbagai tingkatan dalam sistem pendidikan
nasional adalah untuk mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak
mulia".

1
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Toha Putra, 1981), h.61.
10
Kedudukan tersebut menjadi lebih urgen lagi untuk jenjang pendidikan tingkat
SMP, dimana mereka berusia antara 15-18 tahun yang hampir disepakati para ahli
jiwa kelompok umur ini berada pada masa remaja, dengan situasi dan kondisi sosial
dan emosionalnya yang belum stabil. Sementara tuntutan yang akan dihadapinya
semakin besar dan rumit yaitu dunia perguruan tinggi atau dunia kerja/masyarakat.
Karenanya rumusan tujuan pendidikan agama islam di sekolah Menengah Pertama
adalah dalam rangka untuk ,eningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi.

D. Model Pembelajaran Yang Digunakan Untuk Anak MTS


Pada tingkatan SMP yakni rata-rata usia 12-15 tahun, ini masuk dalam
golongan Pra-Remaja. Dalam fase ini ditandai dengan semakin meningkatnya sikap
sosial pada anak. Gejala yang dominan pada masa ini adalah kecenderungan untuk
bersaing yang berlangsung antara teman sebaya dan lingkungan jenis kelamin yang
sama. Pada periode ini ada kesempatan yang sangat baik untuk membantu anak,
disamping menguasai ilmu dan teknologi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualnya. Juga menumbuhkan sikap tanggung jawab dan menghargai nilai-nilai,
terutama yang bersumber dari agama Islam.

Untuk tingkat SMP cara penyampaiannya diperluas yaitu dengan


mengemukakan alsan-alasan/dalil-dalil baik naqli maupun aqli, sehingga anak didik
yang telah meningkat remaja itu dapat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dalam pikirannya. Dan selanjutnya dapat memahami alasan-alasan tersebut dan
menjadikan sebuah keyakinan.

Dari sekian banyaknya model-model pembelajaran, secara umum ada tiga


model pembelajaran yang dapat digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP), yaitu:

11
1. Model Pembelajaran Langsung
Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan procedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu konsep. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang
secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan
pengetahuan procedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan
baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah. Metode yang digunakan dalam
model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode
Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi
multi arah. Model pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting
diantaranya:
Fase pendahuluan, pada fase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang
harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran,memotivasi belajar, mengingatkan
materi prasyarat. Fase Presentasi materi, guru dengan menggunakan metode
ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). Kemudian fase
terakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan
hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk


bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.2 Model kooperatif merupakan model
pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan
menekankan kerjasama antar siswa. Dengan demikian, metode mengajar yang
digunakan guru adalah diskusi kelompok. Adapun ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif antara lain :

2
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Cet III. Jakarta: Rineka
Cipta.h. 35

12
a. Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar dalam kelompok.
b. Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan, gender,
ras, budaya dan suku.
c. Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)

Model Problem Based Instruction adalah suatu metode yang diajarkan dengan
melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian akan
dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran
berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah,
belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa, dan belajar mandiri.

E. Peran Guru PAI Dalam Pembelajaran di MTS

Peran seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar yang
meliputi enam langkah yaitu : mendemonstrasikan, mengelola, mediator dan
fasilitator, mengevaluasi, mengadministrasi, serta peran kepribadian.

Ahmad Sabri, dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching”,


mengatakan bahwa diantara peran/tugas guru PAI yang utama dalam pembelajaran PAI,
adalah sebagai berikut :

1. Sebagai Demonstrator
Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkan, dan meningkatkan kemampuannya. Tentu merupakan sebuah
kenaifan manakala materi yang akan diajarkan kepada murid tidak dikuasai dengan
baik.apalagi materi yang diajarkan akan senantiasa berkembang secara cepat. Selain itu,
ia juga harus mampu membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima,
memahami serta menguasai ilmu pengetahuan.3

3
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.
71-72

13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran guru peru Pendidikan Agam Islam sebagai
demonstrator sangatlah berat sekali. Karena dalam mendemonstrasikan pembelajaran
seorang guru PAI secara tidak langsung dituntut untuk memelihara dan membimbing
anak didik untuk berakhlak mulia dan mempunyai kecerdasan pikiran yang dewasa
serta menjadi contoh yang baik untuk anak didik. Dengan kata lain, seorang guru
mempunyai tugas untuk membina diri anak didik serta menjadi contoh yang baik untuk
anak didik secara utuh.

2. Sebagai Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan-tujuan pendidikan.Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan
dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alatalat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.4

3. Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang


cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian,
media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi
dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.

4. Sebagai Evaluator

Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
telah tercapai ataubelum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.

4
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-17, h.
97-102.

14
Denganmelakukan penilaian, guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar. Tujuan lain dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di
dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan
apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau
cukup baik dikelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar, guru hendaknya secara terus menerus memantau hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa-siswanya dari waktu ke waktu. Informasi yang
telah dipilih merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses pembelajaran. Dengan
demikian, evaluasi yang dilakukan memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui
apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik, dan kedua untuk memperbaiki
serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.5

5. Peran Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat


berperan sebagai:

a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan: hal


ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah, guru menjadi anggota
masyarakat.Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti
yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran: guru bertanggungjawab untuk mewariskan
kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin: guru harus bertanggungjawab akan kelancaran jalannya
pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
e. Guru berperan sebagai pemimpin generasi muda dalam mempersiapkan diri
sebagai anggota masyarakat yang dewasa.

5
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-5,
hlm. 5

15
f. Sebagai penerjemah masyarakat: guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat,khususnya dalam
masalah-masalah pendidikan.
g. Peran Pribadi: walaupun kelihatan sederhana, peranserta tugas guru secara hakekat
cukup rumit dan kompleks.
Oleh karenaitu, tidak setiap orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi seorang
guru,dibutuhkan berbagai persyaratan. Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa persyaratan
untuk menjadi seorang guru harus memiliki bakat sebagai guru, harus memiliki keahlian
sebagai guru, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang
sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru adalah
manusia berjiwa Pancasila, dan guru adalah seorang warga negara yang baik.6
Keenam rangkaian peran guru Pendidikan Agama Islam di atas merupakan peran
guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar secara khusus yang harus
dilakukan di kelas. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru Pendidikan Agama
Islam dalam proses belajar mengajar dituntut untuk menyampaikan materi/pengetahuan
kepada anak didik agar terjadi proses pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan
sehari- hari serta dapat menilai sejauh mana pemahaman anak didik akan materi yang telah
diajarkan. Sedangkan peran utama seorang guru Pendidikan Agama Islam yang tidak kalah
pentingnya dari keenam peran di atas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik
menjaid manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.

6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-2, h. 118

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran dan tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki signifikansi yang
penting dalam membentuk pribadi Muslim yang berkualitas dan mampu menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam.di antara nya : Pembentukan Identitas
Keagamaan,Pengembangan Akhlak Mulia,Penguatan Iman dan Keimanan,
pemahaman Alquran dan hadits.
Metode berarti suatu cara kerja yang sistimatik dan umum. Metodik khusus
berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu proyek. Dalam hal ini metodik suatu
cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran , agar
siswa dapat mengetahui, memahami, dan mempergunakan dan dengan kata lain
menguasai bahan pelajaran tertentu. Metodik pengajaran agama Islam ialah suatu cara
menyampaikan bahan pelajaran agama Islam. Jika metodik dihubungkan dengan kata
khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan
dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran agama Islam.
Peran seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar
yang meliputi enam langkah yaitu : mendemonstrasikan, mengelola, mediator dan
fasilitator, mengevaluasi, mengadministrasi, serta peran kepribadian.

B. Saran

Dalam analisis materi PAI di MTS, ada beberapa saran yang dapat diterapkan.
Pertama, lakukan riset yang mendalam tentang materi PAI yang akan dianalisis,
termasuk silabus dan buku teks yang digunakan. Kedua, tentukan fokus analisis
dengan jelas, seperti metode pengajaran, relevansi materi dengan kehidupan siswa,
atau pengembangan karakter siswa. Ketiga, identifikasi kelebihan dan kekurangan
dalam materi PAI yang akan dianalisis untuk memberikan tinjauan yang objektif.
Keempat, gunakan data dan contoh konkret untuk mendukung analisis, seperti
statistik, hasil penelitian, atau studi kasus. Kelima, berikan solusi atau rekomendasi
konstruktif berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Keenam, sampaikan presentasi
secara

17
objektif dan terbuka, menjaga sikap netral. Ketujuh, berikan contoh praktis tentang
bagaimana materi PAI dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Kedelapan, manfaatkan media visual dalam presentasi untuk menjelaskan informasi
dengan lebih jelas. Kesembilan, siapkan diri untuk menjawab pertanyaan dan
klarifikasi dari audiens dengan responsif. Terakhir, akhiri presentasi dengan
kesimpulan yang kuat dan ringkas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Toha Putra, 1981)

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet III. (Jakarta: Rineka
Cipta 2006)

M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003)

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005)

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)

19

Anda mungkin juga menyukai