KELAS 7A/PAI
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Analisis Materi PAI di
Kelas VIII” tepat pada waktunya.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan dan kekurangan
akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Begitu pula dalam penyusunan
makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas segala kekurangannya.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak DR.H. Taufik,M.Pd selaku Dosen Mata
Kuliah Telaah Kurikulum atas ajaran serta bimbingannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Konsep Pendidikan Agama Islam di MTS..........................................................................5
C. Pengertian Metode Pembelajaran PAI................................................................................9
D. Model Pembelajaran Yang Digunakan Untuk Anak MTS..............................................10
E. Peran Guru PAI Dalam Pembelajaran di MTS................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks dunia yang terus berubah dan kompleks, pendidikan agama
Islam di MTS perlu menghadapi tantangan dalam menyampaikan materi yang relevan
dan sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini. Dengan begitu, analisis materi PAI di
MTS menjadi krusial dalam memastikan bahwa kurikulum dan pembelajaran yang
dilakukan di MTS dapat memenuhi tujuan dan kebutuhan pendidikan agama Islam.
Selain itu, analisis materi PAI juga penting untuk memastikan bahwa kurikulum dan
materi pembelajaran mencakup aspek-aspek penting dalam pemahaman dan praktik
agama Islam. Hal ini melibatkan pemahaman tentang tauhid, ibadah, akhlak mulia,
sejarah kehidupan Rasulullah, serta pemahaman tentang Al-Qur'an dan Hadis.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Peran dan tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki signifikansi yang
penting dalam membentuk pribadi Muslim yang berkualitas dan mampu menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai
peran dan tujuan PAI:
5
akhirat.
6
Hal ini membantu siswa memperkuat keyakinan dan meningkatkan
hubungan mereka dengan Tuhan.
d. Pemahaman Al-Qur'an dan Hadis: PAI memainkan peran penting
dalam membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an
dan Hadis. Siswa diajarkan tentang tafsir Al-Qur'an, mempelajari ayat-
ayat penting, dan memahami hukum-hukum syariat. Mereka juga
mempelajari Hadis sebagai sumber hukum dan tuntunan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
7
d. Mengembangkan Pengetahuan tentang Agama Islam: PAI bertujuan
untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang agama
Islam kepada siswa. Siswa diajarkan tentang sejarah Islam, kehidupan
Rasulullah, Al-Qur'an, Hadis, tafsir Al-Qur'an, serta prinsip-prinsip
ajaran Islam. Tujuan ini adalah agar siswa memiliki pemahaman yang
mendalam tentang agama Islam dan dapat menjelaskan keyakinan
mereka dengan baik.
e. Membangun Persaudaraan dan Toleransi Antar Umat Beragama: PAI
memiliki tujuan untuk membangun persaudaraan dan toleransi antar
umat beragama. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan
keyakinan, menghormati umat beragama lain, dan membangun
hubungan yang harmonis dengan mereka. Tujuan ini adalah untuk
mewujudkan kerukunan antarumat beragama dan menciptakan
masyarakat yang saling menghormati.
f. Menumbuhkan Semangat Keadilan dan Kemanusiaan: PAI bertujuan
untuk menumbuhkan semangat keadilan dan kemanusiaan dalam diri
siswa. Mereka diajarkan untuk menghormati hak asasi manusia,
menolak segala bentuk diskriminasi, serta berperan aktif dalam
kegiatan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Tujuan ini
adalah untuk menciptakan generasi yang peduli dan berkeadilan.
g. Menghasilkan Generasi yang Berkomitmen pada Dakwah dan
Kemaslahatan Umat: PAI memiliki tujuan untuk menghasilkan
generasi yang memiliki komitmen pada dakwah Islam dan mampu
memberikan kontribusi positif bagi umat dan masyarakat. Siswa
diajarkan tentang pentingnya berdakwah dengan cara yang baik,
memberikan manfaat kepada orang lain, dan mengabdi pada
masyarakat. Tujuan ini adalah agar siswa menjadi agen perubahan
yang membawa manfaat bagi umat dan masyarakat secara luas.
8
B. Aspek-Aspek Penting dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam pendidikan Agama Islam, terdapat beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini adalah beberapa
aspek penting dalam pendidikan Agama Islam:
9
memahami sejarah dan kontribusi agama Islam. Dengan demikian, pendidikan
Agama Islam dapat membantu siswa dalam mengembangkan spiritualitas, moralitas,
dan kecintaan terhadap agama Islam serta menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran agama Islam
Secara harfiyah “ metodik” itu berasal dari kata “metode”. Metode berasal dari
dua suku kata, yaitu yaitu Meta yang berarti “jalan” dan Hodos yang berarti
“melalui”. Jadi metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Metode berarti suatu cara kerja yang sistimatik dan umum. Metodik khusus
berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu proyek. Dalam hal ini metodik suatu
cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran , agar
siswa dapat mengetahui, memahami, dan mempergunakan dan dengan kata lain
menguasai bahan pelajaran tertentu. Metodik pengajaran agama Islam ialah suatu cara
menyampaikan bahan pelajaran agama Islam. Jika metodik dihubungkan dengan kata
khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan
dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran agama Islam.
Jika kita kaitkan dengan pembelajaran Pai, maka metodologi pembelajaran Pai
adalah suatu ilmu atau yang dipelajari untuk menyampaikan pelajaran Pai kepada
peserta didik. 1
1
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Toha Putra, 1981), h.61.
10
Kedudukan tersebut menjadi lebih urgen lagi untuk jenjang pendidikan tingkat
SMP, dimana mereka berusia antara 15-18 tahun yang hampir disepakati para ahli
jiwa kelompok umur ini berada pada masa remaja, dengan situasi dan kondisi sosial
dan emosionalnya yang belum stabil. Sementara tuntutan yang akan dihadapinya
semakin besar dan rumit yaitu dunia perguruan tinggi atau dunia kerja/masyarakat.
Karenanya rumusan tujuan pendidikan agama islam di sekolah Menengah Pertama
adalah dalam rangka untuk ,eningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi.
11
1. Model Pembelajaran Langsung
Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan procedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu konsep. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang
secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan
pengetahuan procedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan
baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah. Metode yang digunakan dalam
model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode
Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi
multi arah. Model pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting
diantaranya:
Fase pendahuluan, pada fase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang
harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran,memotivasi belajar, mengingatkan
materi prasyarat. Fase Presentasi materi, guru dengan menggunakan metode
ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). Kemudian fase
terakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan
hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
2
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Cet III. Jakarta: Rineka
Cipta.h. 35
12
a. Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar dalam kelompok.
b. Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan, gender,
ras, budaya dan suku.
c. Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Model Problem Based Instruction adalah suatu metode yang diajarkan dengan
melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian akan
dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran
berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah,
belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa, dan belajar mandiri.
Peran seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar yang
meliputi enam langkah yaitu : mendemonstrasikan, mengelola, mediator dan
fasilitator, mengevaluasi, mengadministrasi, serta peran kepribadian.
1. Sebagai Demonstrator
Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkan, dan meningkatkan kemampuannya. Tentu merupakan sebuah
kenaifan manakala materi yang akan diajarkan kepada murid tidak dikuasai dengan
baik.apalagi materi yang diajarkan akan senantiasa berkembang secara cepat. Selain itu,
ia juga harus mampu membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima,
memahami serta menguasai ilmu pengetahuan.3
3
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.
71-72
13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran guru peru Pendidikan Agam Islam sebagai
demonstrator sangatlah berat sekali. Karena dalam mendemonstrasikan pembelajaran
seorang guru PAI secara tidak langsung dituntut untuk memelihara dan membimbing
anak didik untuk berakhlak mulia dan mempunyai kecerdasan pikiran yang dewasa
serta menjadi contoh yang baik untuk anak didik. Dengan kata lain, seorang guru
mempunyai tugas untuk membina diri anak didik serta menjadi contoh yang baik untuk
anak didik secara utuh.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan-tujuan pendidikan.Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan
dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alatalat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.4
4. Sebagai Evaluator
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
telah tercapai ataubelum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.
4
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-17, h.
97-102.
14
Denganmelakukan penilaian, guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar. Tujuan lain dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di
dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan
apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau
cukup baik dikelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar, guru hendaknya secara terus menerus memantau hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa-siswanya dari waktu ke waktu. Informasi yang
telah dipilih merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses pembelajaran. Dengan
demikian, evaluasi yang dilakukan memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui
apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik, dan kedua untuk memperbaiki
serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.5
5. Peran Pengadministrasian
5
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-5,
hlm. 5
15
f. Sebagai penerjemah masyarakat: guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat,khususnya dalam
masalah-masalah pendidikan.
g. Peran Pribadi: walaupun kelihatan sederhana, peranserta tugas guru secara hakekat
cukup rumit dan kompleks.
Oleh karenaitu, tidak setiap orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi seorang
guru,dibutuhkan berbagai persyaratan. Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa persyaratan
untuk menjadi seorang guru harus memiliki bakat sebagai guru, harus memiliki keahlian
sebagai guru, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang
sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru adalah
manusia berjiwa Pancasila, dan guru adalah seorang warga negara yang baik.6
Keenam rangkaian peran guru Pendidikan Agama Islam di atas merupakan peran
guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar secara khusus yang harus
dilakukan di kelas. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru Pendidikan Agama
Islam dalam proses belajar mengajar dituntut untuk menyampaikan materi/pengetahuan
kepada anak didik agar terjadi proses pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan
sehari- hari serta dapat menilai sejauh mana pemahaman anak didik akan materi yang telah
diajarkan. Sedangkan peran utama seorang guru Pendidikan Agama Islam yang tidak kalah
pentingnya dari keenam peran di atas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik
menjaid manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-2, h. 118
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran dan tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki signifikansi yang
penting dalam membentuk pribadi Muslim yang berkualitas dan mampu menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam.di antara nya : Pembentukan Identitas
Keagamaan,Pengembangan Akhlak Mulia,Penguatan Iman dan Keimanan,
pemahaman Alquran dan hadits.
Metode berarti suatu cara kerja yang sistimatik dan umum. Metodik khusus
berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu proyek. Dalam hal ini metodik suatu
cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran , agar
siswa dapat mengetahui, memahami, dan mempergunakan dan dengan kata lain
menguasai bahan pelajaran tertentu. Metodik pengajaran agama Islam ialah suatu cara
menyampaikan bahan pelajaran agama Islam. Jika metodik dihubungkan dengan kata
khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan
dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran agama Islam.
Peran seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar
yang meliputi enam langkah yaitu : mendemonstrasikan, mengelola, mediator dan
fasilitator, mengevaluasi, mengadministrasi, serta peran kepribadian.
B. Saran
Dalam analisis materi PAI di MTS, ada beberapa saran yang dapat diterapkan.
Pertama, lakukan riset yang mendalam tentang materi PAI yang akan dianalisis,
termasuk silabus dan buku teks yang digunakan. Kedua, tentukan fokus analisis
dengan jelas, seperti metode pengajaran, relevansi materi dengan kehidupan siswa,
atau pengembangan karakter siswa. Ketiga, identifikasi kelebihan dan kekurangan
dalam materi PAI yang akan dianalisis untuk memberikan tinjauan yang objektif.
Keempat, gunakan data dan contoh konkret untuk mendukung analisis, seperti
statistik, hasil penelitian, atau studi kasus. Kelima, berikan solusi atau rekomendasi
konstruktif berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Keenam, sampaikan presentasi
secara
17
objektif dan terbuka, menjaga sikap netral. Ketujuh, berikan contoh praktis tentang
bagaimana materi PAI dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Kedelapan, manfaatkan media visual dalam presentasi untuk menjelaskan informasi
dengan lebih jelas. Kesembilan, siapkan diri untuk menjawab pertanyaan dan
klarifikasi dari audiens dengan responsif. Terakhir, akhiri presentasi dengan
kesimpulan yang kuat dan ringkas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet III. (Jakarta: Rineka
Cipta 2006)
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003)
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005)
19