Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

URGENSI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DALAM SISTEM PENDIDIKAN


NILAI

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Rianawarti, S. Ag. Dan Tri Wibowo, M. Pd.

Disusun Oleh

Amien Akbarulhaq (12101064)

Randy Dermawan (12101057)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2023 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umat manusia dari zaman jahiliah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti yang dapat kita rasakan saat ini. Makalah ini penulis buat untuk membahas tentang “
Urgensi Pendidikan Nilai dan Karakter dalam Sistem Pendidikan Nilai “ Untuk Memenuhi
tugas mata kuliah “ Pendidikan Karakter” yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. Rianawati, S.Ag.,
M.Ag. dan bapak Tri Wibowo, M.Pd.

Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, karena
Penulis juga masih dalam proses belajar untuk itu Kami berharap pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pontianak, 20 Desember 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……………2

A. Pendidikan Nilai………………………………………………………………………2
B. Pendidikan Karakter…………………………………………………………………..3
C. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter………………………………………………………4
D. Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan……………………………………..5

BAB III

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………6
B. Saran…………………………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………7
BAB I

A. Latar Belakang

Pendidikan yang sedang berlangsung selama ini baru sampai pada tataran kognitif, belum
sampai pada tataran afektif dan psikomotorik, terutama hal ini bisa dilihat pada lembaga
pendidikan formal atau sekolah. Menyadari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan
reorientasi dan penataan terhadap apa yang telah hilang dan kurang diperhatikan oleh dunia
pendidikan, yakni pendidikan yang lebih fokus pada pembentukan karakter seorang anak.
Baik pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan
masyarakat. Proses pentransferan nilai-nilai karakter perlu dibentuk sedini mungkin, sehingga
memungkinkan

Demikian juga pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, karena keluarga
merupakan lingkungan yang paling akrab dan dekat dengan seorang anak. Oleh karenanya,
keluarga memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam memberi bimbingan,
penyadaran, penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter. Selain itu, seorang anak juga
mempelajari aturan-aturan serta tata cara bagaimana berprilaku yang sesuai dengan norma
dan nilai sosial yang dianut oleh keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai urgensi pendidikan nilai dan karakter dalam sistem
pendidikan nilai

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pendidikan Nilai
2. Apa Itu Pendidikan Karakter
3. Apa Saja Nilai-Nilai Pendidikian Karakter
4. Apa Saja Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pendidikan Nilai
2. Untuk mengetahui Pendidikan Karakter
3. Untuk Mengetahui Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
4. Untuk Mengetahui Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Nilai

Nilai atau value (bahasa inggris) atau valere (bahasa latin) menurut berarti berguna,
mampu akan, berdaya, berlaku, dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hasil yang menjadikan
hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek kepentingan.
Menurut Mulyana (2004:11) nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.
Nilai sebagai hal ytang abstrak, yang harganya mensifati dan disifatkan pada sesuatu hal dan
ciri-cirinya dapat dilihat dari tingkah laku, memiliki kaitan dengan istilah fakta, tindakan,
norma, dan moral, cita-cita, keyakinan dan kebutuhan.

Pendidikan nilai sendiri menurut Kurt Baier menyatakan bahwa nilai adalah suatu
kecenderungan perilaku yang berawal dari gejala-gejala psikologis seperti hasrat, motif,
sikap, kebutuhan dan keyakinan yang dimiliki secara individual sampai pada wujud tingkah
lakunya yang unik. (Sumantri dan Sauri, 2006:31-32)

Sedangkan menurut Elmubarok (2008:12) konsep awal pendidikan nilai adalah


komponen yang menyentuh filosofi tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia,
membangun manusia paripurna dan membentuk insan kamil atau manusia seutuhnya.

Pendidikan nilai sendiri merupakan proses mendidik dan belajar yang bertujuan bukan
hanya mencerdaskan pengetahuan siswa (kognitif), tetapi juga mencerdaskan sikap dan
tingkah laku seorang siswa (afektif dan psikomotor). Karena pendidikan adalah menrubah
seseorang dari yang belum tahu menjadi tahu, dan merubah seseorang dari yang tidak baik
menjadi baik. Sehingga dapat disimpulkan pendidikan nilai dapat mencerdaskan seluruh
aspek dari siswa yaitu kecerdasan otak, spiritual, dan emosional.

Menurut Kosasih Djahiri (Yudianto, 2009:28-29) bahwa pendidikan nilai yang akan
diberikan penting kepada siswa karena mempunyai arah dan sasaran, antara lain:

1) Membina, menanamkan dan melestarikan nilai, moral dan norma luhur pada diri
manusia/kelompok masyarakat dan kehidupannya.
2) Menitipkan dan memperluas tatanan nilai dan keyakinan manusia.
3) Membina dan meningkatkan jati diri manusia, masyarakat, dan bangsa.
4) Menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal negative
5) Membina dan mengupayakan ketercapaian yang dicita-citakan.
6) Mengklarifikasi dan mengoperasionalkan nilai, moral, dan norma dasar dalam
kehidupan.
7) Mengklarifikasi atau mengkaji/menilai diri keberadaan nilai, moral, dan norma
dalam diri manusia atau kehidupannya.

Pendidikan nilai ini adalah bukan hanya untuk meningkatkan hasil belajar dari siswa
secara kognitif tetapi juga meningkatkan siswa baik dari kompetensi pendidikan intelektual
(IQ=intelectual Quotion) perlu diimbangi dengan kompetensi pendidikan emosional
(EQ=Emotional Quotion) dan pendidikan spiritual (SQ=Spiritual Quotion). Hal tersebut akan
membentuk suatu generasi yang dapat memanfaatkan perkembangan IPTEK secara bijaksana
dengan terbentuknya karakter yang baik dalam diri siswa.

B. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menurut, Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsur pokok, yaitu
mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter tidak sekedar mengajarkan mana
yang benar dan mana yang salah kepada anak, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa paham, mampu
merasakan, dan mau melakukan yang baik.

Menurut Winton (2010) yang dikutip Muchlas dan Hariyanto, dalam pengertian yang
sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan
berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar
dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajar nilai-nilai kepada para siswanya.

Jamal Ma‟ruf Asmani menyebutkan, terdapat empat jenis karakter yang dikenal dan
dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter berbasis nilai religius yang merupakan kebenaran wahyu


Tuhan (konservasi moral).
2. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, misalnya berupa budi pekerti,
pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh sejarah dan lainnya.
3. Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).
4. Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses
kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan (konservasi humasnis).

C. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Berdasarkan Kemendiknas nilai-nilai pendidikan karakter meliputi: religius, jujur,


toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Kemendiknas mengelompokkan nilai karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik,
yaitu:

1. Nilai karakter dalam hubungan manusia dengan Tuhan yaitu: religiutas


2. Nilai karakter dalam hubungan dengan diri sendiri, meliputi: kejujuran,
kebersihan, dan kesehatan, kecerdasan, kedisiplinan, rasa tanggung jawab,
berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, keingintahuan, ketangguhan cinta ilmu,
jiwa kepemimpinan, rasa percaya diri, kerja keras, kemandirian, berorientasi
pada tindakan, dan keberanian mengambil resiko
3. Nilai karakter dalam hubungan manusia dengan lingkungan, meliputi:
kepedulian terhadap lingkungan
4. Nilai karakter dalam hubungan antar manusia, meliputi: tolong menolong,
kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, kepatuhan pada aturan
sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, demokrasi dan kesantunan
5. Nilai berbangsa dan bernegara yang meliputi: nasionalisme dan menghargai
keberagam

Pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik ialah mengembangkan diri peserta
didik agar mampu tumbuh dan berkembang bersama nilai-nilai yang terkait dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan masyarakat.

Apabila pendidikan gagal menanamkan nilai-nilai pada diri peserta didik sebagaimana
dikemukakan di atas, maka yang akan terjadi adalah perpecahan dan perbedaan serta akan
memudarkan nilai-nilai kebangsaan dan akan berdampak pada hilangnya karakter bangsa.
Kegagalan pendidikan dalam membangun karakter peserta didik dapat terjadi apabila
komponen dalam pendidikan (pendidik, peserta didik, kurikulum, sarana prasarana maupun
lingkungan masyarakat) tidak dikelola dengan maksimal. Keseriusan pemerintah dalam
mengelola semua komponen pendidikan perlu dibuktikan dengan aksi nyata yaitu dengan
memberikan angaran pendidikan yang memadai, meningkatkan kesejateraan pendidik serta
memberikan pengelolaan pendidikan kepada yang ahli di bidangnya dalam artian pendidikan
jangan dijadikan sebagai komuditas kepentingan politik

D. Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan

Pendidikan karakter patut menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan Indonesia.
Hal ini dikarenakan pendidikan perlu menganut progresivisme dengan adaptif terhadap
perkembangan zaman dan humanis dengan memberikan kebebasan beraktualisasi. Maka
urgensi pendidikan karakter adalah memberi pencerahan atas konsep kebebasan berkehendak
dengan menyeimbangkan konsepdeterminism dalam praksis pendidikan. Pendidikan karakter
perlu memberikan ruang yang luas kepada peserta didik untuk bebas memilih. Pendidikan
menekankan, bahwa kebebasan itu satu paket dengan tanggung jawab yang harus dipikul.
Apabila terjadi kesalahan dalam mengambil pilihan atau bahkan bertentangan dengan etika
dan norma uiversal, maka tanggung jawab dan sanksi harus diterima peserta didik.

Menurut Thomas Lickona dalam Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani terdapat
beberapa alasan pentingnya pendidikan karakter yaitu:

1) Terdapat kebutuhan yang mendesak dan nyata.


2) Transmisi nilai selalu merupakan cara bekerjanya sebuah peradaban.
3) Peranan sekolah sebagai pendidik moral saat ini menjadi sangat penting ketika
jutaan anak-anak memperoleh pendidikan moral yang sangat sedikit dari para
orang tuanya dan ketika pengaruh lembaga yang merupakan pusat dari nilai-nilai,
seperti gereja atau pun masjid absen dari kehidupan mereka
4) Terdapat kesamaan dasar dan etika nilai, bahkan pada masyarakat yang sedang
berkonflik sekalipun.
5) Demokrasi sangat membutuhkan moral.
6) Tidak ada pendidikan yang bebas nilai.
7) Persoalan moral merupakan pertanyaan besar yang dihadapi, baik oleh individu
maupun manusia secara umum.
8) Terdapat pijakan yang semakin meluas dan dukungan yang mengikat bagi
pendidikan nilai di sekolah sekolah.
BAB III

A. KESIMPULAN

Pendidikan nilai sendiri merupakan proses mendidik dan belajar yang bertujuan bukan hanya
mencerdaskan pengetahuan siswa (kognitif), tetapi juga mencerdaskan sikap dan tingkah laku
seorang siswa (afektif dan psikomotor). Karena pendidikan adalah menrubah seseorang dari
yang belum tahu menjadi tahu, dan merubah seseorang dari yang tidak baik menjadi baik.
Sehingga dapat disimpulkan pendidikan nilai dapat mencerdaskan seluruh aspek dari siswa
yaitu kecerdasan otak, spiritual, dan emosional.

Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada
karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh
dari seorang guru untuk mengajar nilai-nilai kepada para siswanya

B. Saran

Demikian makalah kami buat, semoga dengan makalah ini dapat memberikan manfaat dan
syafaat mengenai konsep dasar penididikan nilai dan karakter, kami selaku penulis mohon
maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini oleh karena
itu kami selaku penulis meminta kritik dan saran agar makalah ini dapat bekembang
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Endang Sumasntri Sofyan Sauri 2006 Konsep Dasar Pendidikan Nilai

Samani, Muchlas dan Hariyanto, 2011, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Gunawa Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012

Hamdani Hamid dan Saebani Beni Ahmad, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung:
CV. Pustaka Srtia, 2013

Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam sumber Pendidikan Nilai, Bandung, Mughni
Sejahtera, 2009

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013

Azzet, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2011

Hidayatullah, M. Furqon. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta:


Yuma Pustaka, 2

Anda mungkin juga menyukai