Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NORMA, NILAI, MORAL, SIKAP dan AKHLAK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila/Kewarganegaran

Dosen Pengampu : Nur Wahidah, M.Pd

Oleh Kelompok 10 :

1. Ibnu Kamil (2144012759)


2. M. Nizar Muhibbin (21862081430)
3. Maulana Malik Ibrahim (21862080999)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAM ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH

KENCONG JEMBER

2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Norma, Nilai, Moral, Sikap dan Akhlak dengan tepat waktu. Kelompok ini disusun
guna memenuhi tugas Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila/Kewarganegaraan di Institut Agama
Islam Al-Falah As-Sunniyyah. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Norma, Nilai, Moral, Sikap dan Akhlak

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nur Wahidah, M.Pd. Selaku Dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kencong, 07 Desember 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ..................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4

B.. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4

C.. Tujuan................................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5

A. Konsep dalam pendidikan kewarganegaraan .................................................................. 5

B. Pengertian dari nilai......................................................................................................... 5

C. Pengertian dari norma ..................................................................................................... 7

D. Pengertian dari moral ...................................................................................................... 8

E. Pelaksanaan pendidikan nilai, norma, dan moral ............................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nilai, norma dan moral memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan
budi pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik,
warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara
umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan
bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari Pendidikan Nilai, norma dan moral dalam konteks pendidikan
di Indonesia adalah budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan nilai, norma dan moral adalah sebuah wadah pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu
adanya sebuah pendekatan yang akan membawa siswa atau peserta didik untuk memaknai dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian konsep dalam pendidikan kewarganegaraan?


2. Apakah pengertian dari nilai?
3. Apakah pengertian dari norma?
4. Apakah pengertian dari moral?
5. Bagaimana pelaksanaan pendidikan nilai, norma, dan moral?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari konsep dalam pendidikan kewarganegaraan


2. Mengetahui pengertian dari nilai
3. Mengetahui pengertian dari norma
4. Mengetahui pengertian dari moral
5. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan nilai, norma dan moral

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep dalam Pendidikan Kewarganegaraan


Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran untuk mengelompokkan ide-ide
atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang. Meskipun masih belum diimplementasikan,
suatu konsep yang bermakna positif, memiliki nilai yang juga positif. Begitu pula jika suatu konsep
bermakna negatif, maka konsep tersebut juga memiliki nilai yang negatif.
Menurut Bruner (1996) konsep adalah suatu kata yang bernuansa abstrak dan dapat digunakan untuk
mengelompokkan ide, benda, atau peristiwa. Setiap konsep memiliki nama, ciri atau atribut dan aturan.
Contoh dari pemikiran Bruner ini adalah konsep HAM, globalisasi, demokrasi dan masih banyak lagi.

B. Pengertian Nilai
 Pengertian nilai (value), menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau
kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara
instrinsik memang berharga.
 Allport (Mulyana, 2004: 9) mendefinisikan nilai sebagai sebuah keyakinan yang membuat
seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Sebagai seorang ahli psikologi kepribadian, Allport
menyatakan bahwa nilai terjadi pada wilayah psikologis yang disebut keyakinan.

Jadi dapat di simpulkan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu atau harga diri sesuatu yang diterapkan
dalam konteks pengalaman manusia.

Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam
diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan
nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai pancasila atau budaya bangsa
melalui pembelajaran yang dilakukan dalam lingkung sekolah. Nilai dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Nilai teoretik: nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan
membuktikan kebenaran sesuatu. Nilai teoretik memiliki kadar benar-salah menurut
pertimbangan akal.
2. Nilai ekonomis: nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. Objek
yang ditimbangnya adalah “harga” dari suatu barang atau jasa. Karena itu, nilai ini lebih
mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia.

5
3. Nilai estetik: nilai estetik menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan. Nilai
estetik berbeda dengan nilai teoretik. Nilai estetik lebih mengandalkan pada hasil penilaian
pribadi seseorang yang bersifat subyektif, sedangkan nilai teoretik lebih melibatkan penilaian
obyektif yang diambil dari kesimpulan atas sejumlah fakta kehidupan.
4. Nilai sosial: nilai tertinggi dari nilai ini adalah kasih sayang diantara manusia. Nilai sosial ini
banyak dijadikan pegangan hidup bagi orang yang senang bergaul, suka berderma dan cinta
sesama manusia.
5. Nilai politik: nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Kekuatan merupakan faktor
penting yang berpengaruh pada diri seseorang. Sebaliknya, kelemahan adalah bukti dari
seseorang kurang tertarik pada nilai ini.
6. Nilai agama: secara hakiki sebenarnya nilai ini merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran
yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai sebelumnya. Nilai ini bersumber dari
kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan.
C. Pengertian Norma
Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, kriteria atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus
dipatuhi oleh warga masyarakat didalam berbuat, bertingkah laku, agar masyarakat tertib, teratur dan
aman. Disamping sebagai pedoman dan panduan berbuat atau bertingkah laku, norma juga diapakai
sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi perbuatan seseorang.

 Macam-macam norma
Norma dapat diwujudkan dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis. Misalnya undang-undang
(tertulis), norma adat dan kebiasaan (tidak tertulis). Dalam kehidupan sehari-hari norma dapat
kita jumpai dalam segala bidang seperti kesenian, keagamaan, adat istiadat dan pendidikan.
Berikut ini merupakan macam-macam norma yang berlaku dalam masyarakat :
1. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh :
memberi salam saat bertemu, bertutur kata sopan dan sebagainya.
2. Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan diwariskan secara turun temurun
dari generasi ke generasi secara kuat dan menyatu dengan pola perilaku masyarakat. Adat
istiadat umumnya masih dipegang teguh oleh masyarakat diwilayah pedesaan. Contoh :
adat istiadat yang masih dilakukan sampai sekarang adalah upacara ritual wa.

6
3. Norma Agama
Norma agama adalah norma yang berasal dari Tuhan yang berisi perintah, larangan dan
anjuran yang menyangkut hubungan antar manusia dan hubungan manusia dengan
Tuhan. Contoh : menghormati antar umat beragama dan sebagainya.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah sejumlah petunjuk hidup yang berisi tentang perintah dan larangan
yang bersifat memaksa untuk menjamin kepentingan-kepentinga manusia. Norma hukum
mempunyai tiga unsur mutlak, yaitu :
1) Bersifat memaksa.
2) Bersifat mengatur, yaitu mengatur ketertiban masyarakat.
3) Memberi sanksi tegas terhadap pelanggaran norma hukum sesuei peraturan dalam
undang-undang seperti hukuman penjara, hukuman denda dan hukuman mati.
Norma hukum merupakan norma tertulis dan dibuat oleh negara yang mempunyai sanksi
yang tegas. Contoh: membayar pajak tepat pada waktunya, mematuhi semua hukum yang
berlaku di Indonesia, dan lain sebagainya.
5. Norma susila
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Melakukan pelecehan
seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilaan.
Contoh: tidak boleh membunuh sesama manusia, tidak boleh mencuri barang orang lain,
dan lain sebagainya.

 Fungsi Norma
1) Melindungi hak-hak tiap orang agar tidak dilanggar oleh orang lain
2) Menjadikan manusia yang dapat menaati peraturan yang berlaku
3) Membatasi perilaku seseorang agar sesuai dengan kondisi dan situasi
4) Menciptakan suasana yang tertib dan aman

7
D. Pengertian Moral
Pengertian moral adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan
anak manusia bermoral dan manusiawi khususnya tentang kehidupan sehari-hari.
Moral berada pada diri individu, tetapi moral berada pada suatu sistem yang berbentuk aturan. Moral
dan moralitas memiliki perbedaan yaitu, moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk.
 Aspek Konsep Moral
1) Kesadaran moral
2) Pengetahuan nilai moral
3) Pandangan ke depan
4) Penalaran moral
5) Pengambilan keputusan
6) Pengetahuan diri

 Aspek Sikap Moral


1) Kata hati
2) Rasa percaya diri
3) Empati
4) Cinta kebaikan
5) Pengendalian diri
6) Kerendahan diri

 Aspek Perilaku Moral


1) Kemampuan
2) Kemauan
3) Kebiasaan

E. Pelaksanaan pendidikan Nilai, norma, dan moral


Secara yuridis-formal, pendidikan nilai, norma, dan moral di Indonesia dilaksanakan melalui
pendidikan kewarganegaraan yang berlandaskan pada Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945
sebagai landasan konstitusional, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) sebagai landasan operasional, dan peraturan menteri No.22 tahun 2006 tentang
standar isi (SI) dan nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) sebagai

8
landasan kurikuler. Sejalan dengan kebijakan departemen pendidikan nasional melalui Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), maka kurikulum pendidikan kewarganegaraan untuk lingkungan lembaga
pendidikan formal dilaksanakan dengan pedoman pada Kurikulum Tingkat Satuam Pendidikan (KTSP).
UUD 1945 sebagai landasan konstitusional pada bagian pembukaan alinea keempat memberikan dasar
pemikiran tentang dasar tujuan negara. Yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Apabila
dikaji, maka tiga kata ini memiliki makna yang cukup dalam. Mencerdaskan kehidupan bangsa
mengandung pesan pentingnya pendidikan bagi anak bangsa. Dalam kehidupan berkewarganegaraan,
pernyataan ini memberikan pesan kepada penyelenggara negara dan segenap rakyat agar memiliki
kemampuan dalam berfikir, bersikap, dan berperilaku secara cerdas baik dalam proses pemecahan
masalah maupun dalam pengambilan keputusan kenegaraan,kebangsaan, dan kemasyarakatan. UU
nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS sebagai landasan operasional penuh dengan pesan yang
terkait dengan pendidikan kewarganegaraan. Pada pasal 3 ayat (2) tentang fungsi dan tujuan negara
dikemukakan bahwa :
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Adanya ketentuan tentang pendidikan kewarganegaraan dalm UU sisdiknas sebagiai mata
pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan menunjakkan bahwa mata pelajaran ini menempati
kedudukan yang strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di negara ini. Adapun arah
pengembanganya hendaknya difokuskan pada pembnetukan peserta didik agar menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Konsep dalam materi PPKn merupakan suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran
untuk mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang.
2) nilai merupakan kualitas dari sesuatu atau harga diri sesuatu yang diterapkan dalam konteks
pengalaman manusia. Nilai dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, diantaranya nilai teoretik,
nilai ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai politik dan nilai agama.
3) Norma merupakan kaidah, ketentuan, aturan, kriteria atau syarat yang mengandung nilai tertentu
yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat.
4) Moral merupakan ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat, dan warga negara.
5) Secara yuridis-formal, pendidikan nilai, norma, dan moral di Indonesia
Dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan yang berlandaskan pada:
a) UUD RI 1945 sebagai landasan konstitusional
b) UU No. 20 Th. 2003 tentang SISDIKNAS sebagai landasan konstitusional
c) Peraturan No. 22 Th. 2006 tentang standar isi dan No. 23 Th. 2006 tentang standar
kompetensi lulus sebagai landasan kurikuler

B. Saran
Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai
nilai, norma dan moral agar terjadi keselarasan dan keharmonisan kehidupan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/10/jenis-jenis-tujuan-dan-fungsi-norma.html

http://suksespend.blogspot.co.id/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html

https://muhammadfahliadi.wordpress.com/2013/09/27/pengertian-konsep-dalam-materi-pkn/

http://muslikhatunnafiah.blogspot.co.id/2014/09/konsep-nilai-norma-dan-moral.html

11

Anda mungkin juga menyukai