Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PENGUATAN PENDIDKAN KARAKTER

SDN SUGIHWARAS 01
NPSN: 20507582

Jl. Raya No.2


KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN
PROVINSI JAWA TIMUR

1
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukura kita sampaikan kehadirat Allah Tuhan Yang
Maha Kuasa yang memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kita untuk
terus belajar dan belajar lagi mendalami satu disiplin ilmu. Dalam kesempatan ini
kami dapat menyusun laporan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SD Negeri
Sugihwaras 01.
Laporan ini disusun dalam rangka menganalisa pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah dan bagaimana evaluasinya. Selain itu juga menganalisa
kendala yang dihadapi serta mencoba memberikan tawaran solusi terhadap
masalah tersebut. Dalam proses penyusunan laporan ini kami banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
laporan ini. Selanjutnya, kesempurnaan adalah hal yang kami dambakan dalam
laporan ini. Apa daya, kesempurnaan bukan milik kami sebagai manusia.
Banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mohon
maaf atas segala kekurangan tersebut. Saran dan kritik yang membangun selalu
kami tunggu agar kami lebih baik lagi. Semoga laporan ini juga bisa dijadikan
bahan referensi bagi sekolah yang hendak menyusun laporan pendidikan karakter
di sekolah..

Hormat Kami

Tim Penyusun

2
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGUATAN PENDIDKAN KARAKTER DI SDN


SUGIHWARAS 01 KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN

Mengesahkan
Kepala Sekolah Sdn
SDN Sugihwaras 01

SUROTO,S.Pd
NIP. 196806051993101001

3
4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………… 3
DAFTAR ISI............................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 5
B. Tujuan.......................................................................................................................6
C. Masalah.. ................................................................................................................. 7
D. Hasil Yang Daharapkan........................................................................................... 9
BAB II PEMBAHASAN
A. Persiapan.. .............................................................................................................. 10
B. Pelaksanaan............................................................................................................ 12
C. Hasil Yang Dicapai... ........................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan... ......................................................................................................... 19
B. Saran-Saran... ......................................................................................................... 20
LAMPIRAN
A. DOKUMEN YANG RELEVAN
B. DOKUMENTASI KEGIATAN

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada
orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter
masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pendidikan karakter
bangsa hanya dapat dilakukan melalui pendidikan karakter individu
seseorang. Secara hakiki manusia hidup dalam lingkungan sosial dan
budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya
dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan
(Pusat Kurikulum, 2010).
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari
lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya,
karena peserta didik hidup tak terpisahkan dalam lingkungannya dan
bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya, sehingga terbentuk
kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri. Pembangunan karakter dilakukan
dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa. Pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari
lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan
sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, sehingga pendidikan karakter
bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain,
mendidik karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada
diri. Hasil kajian pusat kurikulum nasional menyimpulkan bahwa terdapat
18 nilai karakter bangsa yang penting untuk ditanamkan pada diri setiap
peserta didik. Nilai karakter bangsa yang dimaksud adalah religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

6
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang
mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik)
dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga,
sekolah, dan masyarakat yang berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi
karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat
dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development);
(2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik
(physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective
and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki
saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta secara konseptual merupakan
gugus nilai luhur bangsa Indonesia.
B. Tujuan Tujuan
pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan
individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkna diri pada
tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang
diterimanya, yang padagilirannya semakin mempertajam visi hidup yang
akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus.tujuan
jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang semakin
mendekatkan dengan kenyataa yang idea, melalui proses refleksi dan
interaksi secara terus menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil
langsung yang dapat dievaluasi secara objektif.
Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.
Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter, pada tingkatan institusi, mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

7
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah masyarakat sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat
luas. Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada
prestasi anak didik. Menurut Suyanto, ada beberapa penelitian yang
menjelaskan dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Succes
(Joseph Zink dkk., 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian
tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di
sekolah. DIkatakan bahwa ada sederet faktor-faktor penyebab kegagalan
anak di sekolah. Faktor-faktor risiko yang disebutkan ternyata bukan
terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri,
kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi,
rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. Hal itu sesuai sesuai dengan
pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat.
Menurutnya 80% keberhasilan seseorang di masyarakat dipengaruhi oleh
kecerdasan emosi, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).
Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan
mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan tidak dapat mengontrol emosinya.
Anak anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia prasekolah,
dan jika tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya, para
remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang
dihadapi oleh remaja seperti tawuran, narkoba, miras, seks bebas dan lain
sebagainya. Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter
sejak pendidikan dasar di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina,
dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa
implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis
berdampak positif pada pencapaian akademis.
C. Masalah
Beberapa permasalahan pendidikan karakter di Indonesia dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Masih belum mantapnya budaya nasional yang secara konseptual dapat
diaplikasikan secara merata pada seluruh lapisan masyarakat
menyebabkan manusia Indonesia kurang memiliki karakter yang kuat.

8
Hal ini disebabkan Indonesia merupakan negara yang terbentuk dari
multikultur, multi etnik, multi agama, multi bahasa, dan ragam kekhasan
lokal lainnya. Endang Poerwanti (2004) menjelaskan bahwa Nilai
budaya yang berkembang dalam suatu masyarakat, akan selalu berakar
dari kearifan tradisional yang muncul dan berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri, kemajemukan masyarakat
Indonesia dengan ciri keragaman budayanya tidak bisa secara otomatis
terintegrasi menjadi kebudayaan Nasional, yang sama mantapnya
dengan setiap sistem adat yang ada, karena kebudayaan Nasional
tersebut baru pada taraf pembentukan. Dengan berpijak pada
pemahaman tersebut, nampak bahwa kebijakan pendidikan yang
sentralistik menjadi tidak relevan. Strategi pendidikan yang berbasis
budaya, dapat menjadi pilihan karena pendidikan berbasis adat tidak
akan melepaskan diri dari prinsip bahwa manusia adalah faktor utama,
sehingga manusia harus selalu merupakan sobyek sekaligus tujuan
dalam setiap langkah dan upaya perubahan. Nilai-nilai budaya
tradisional dapat terinternalisasi dalam proses pendidikan baik di
lingkungan keluarga, pendidikan formal maupun non formal. Khususnya
pendidikan di sekolah diperlukan adanya paradigma baru yang dapat
menyajikan model & strategi pembelajaran yang dapat menseimbangkan
proses homonisasi dan humanisasi. Pelaksanaan Kurikulum K13 dan
Kurikulum Merdeka tampaknya cukup mengakomodasi keinginan di
atas. Namun dalam pelaksanaannya juga masih belum mencapai sasaran
yang diharapkan.
2. Program pendidikan, termasuk penataran P4 yang harapannya dapat
memperkuat karakter manusia Indonesia tidak mencapai sasarannya.
Bahkan ada yang mengatakan makin tinggi pola penataran P4 yang
diikuti seseorang makin lemah karakter nasionalismenya. Termasuk pula
pendidikan Pramuka yang pada awalnya lebih menunjukkan hasil
pembentukan karakter yang kuat pada anggotanya, kini pendidikan
Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat pilihan.
3. Belum maksimalnya penekanan pendidikan karakter yang ada, baik
dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan sehari-hari di sekolah,

9
keluarga dan di masyarakat. Hal itu menjadi kendala tersendiri bagi
sekolah untuk bisa membangun karakter pribadi anak yang unggul.
4. Kurangnya keteladanan dari guru, orang tua ataupun tokoh masyarakat
kepada anak dalam pendidikan karakter, sebab yang lebih bisa mengena
ke dalam diri anak adalah keteladanan. Sebagaimana dalam slogan Satu
keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat.

D. Hasil Yang Daharapkan


Hasil yang diharapkan dalam pendidikan karakter ini adalah bukan
hanya berefek pada siswa tetapi kepada segenap guru dan orang tua. Akan
tetapi tujuan utamanya adalah siswa. Diantara hasil yang diharapkan bagi
siswa adalah :
1. Meningkatkan kesadaran beragama
2. Meningkatkan kesadaran hukum
3. Meningkatkan sikap toleransi
4. Meningkatkan kesopanan
5. Meningkatkan kejujuran
6. Meningkatkan toleransi
7. Menjadikan individu yang maju, mandiri, dan kokoh dalam
menggenggam prinsip.
8. Membimbing individu untuk sadar akan hukum sehingga menjadi
benteng dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya dan gelap
9. Meningkatkan kejujruan, pertumbuhan rohani.
10. Meningkatkan tanggung jawab seseorang.

10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan
Berdasarkan buku panduan penerapan pendidikan karakter di sekolah
yang disusun dan diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(Puskurbuk), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian
Pendidikan Nasional, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
dilaksanakan dalam empat ranah sebagai berikut: 1. Pengajaran dan
Pembelajaran; 2. Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan
Pusat Kegiatan Belajar; 3. Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler; 4. Kegiatan
Keseharian di Rumah dan di Masyarakat Melalui keempat ranah tersebut,
yang dilaksanakan di sekolah adalah nomor 1 sampai 3.
Sekolah dapat melaksanakan pendidikan karakter dengan
mengembangkan beberapa kegiatan inovatif dan kreatif. Kegiatan-kegiatan
ini direncanakan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan
(stakeholders), dan disusun dalam Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKT)
dan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), sehingga semua pemangku
kepentingan di sekolah dapat memahami kegiatan-kegiatan tersebut dan
merasa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya. Untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan tersebut, semua pemangku kepentingan
memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan improvisasi berdasarkan
pengetahupengalaman, dan mengembangkannya sebagai kegiatan inovatif
untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah.
Upaya sadar yang kemudian direncanakan secara matang oleh
sekolah ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab kepala sekolah,
melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua pemangku kepentingan
di sekolah, termasuk orang tua siswa yang tergabung dalam Komite
Sekolah. Dari ranah Pengajaran dan pembelajaran, masing-masing guru
membuat persiapan yang berupa perencanaan pembelajaran yang terdiri dari
semua perangkat pembelajaran seperti Silabus, RPP, Porgram Semester

11
(Promes) dan Program Tahunan (Prota) dimana di masing-masing perangkat
pembelajaran tersebut ada kesesuaian satu dengan yang lain. Dari semua
perangkat pembelajaran tersebut disusun berdasarkan Kurikulum K13 dan
Kurikulum Merdeka yang di dalamnya mencantumkan pendidikan karakter
yang hendak dicapai oleh peserta didik. Dari ranah Pengembangan Budaya
Sekolah (School Culture) dan Pusat Kegiatan Belajar, sekolah menyusun
Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
yang terdiri dari banyak program kerja. Dianatara program kerja tersebut
diantaranya :
a. Bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas
b. Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
c. Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah)
d. Senam sehat
e. Shalat wajib berjamaah (terutama shalat dzuhur)
f. Shalat dhuha
g. Membudayakan antri
h. Memupuk kerjasama, tetapi pantang menyontek;
i. Membiasakan sikap permisi ketika lewat di depan orang lain.
j. Memupuk Kebiasaan On Time atau Tepat Waktu;
k. Gerakan gemar membaca
Sedangkan dari ranah kegiatan Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler
sekolah juga menyusun beberapa program diantaranya adalah:
a. Taman sekolah;
b. Kegiatan Pramuka;
c. Kegiatan pesantren ramadhan
d. Kegiatan buka bersama
e. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
f. Kegiatan Dokter Kecil;
g. Kelompok Seni Kriya;
h. Kelompok Membaca dan Menulis
i. Kunjungan sosial
j. Kunjungan sejarah
k. Jumat berkah atau berbagi
l. Peringatan Isra mi raj Nabi Muhammad SAW.

12
m.Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW
n. Latihan qurban

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah diperlukan adanya
contoh-contoh yang dapat dicoba atau diterapkan dalam kegiatan nyata oleh
sekolah. Diantara contoh-contoh yang dilaksanakan dalam kegiatan nyata di
SDN Sugihwaras 01 Saradanini diantarnya :
1. Pengajaran dan Pembelajaran;
a. Memasukan Pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran. Hal
ini juga sesuai dengan sistem Kurikulum K13 dan Kurikulum
Merdeka dimana setiap penyusunan perangkat pembelajaran seperti
silabus dan RPP pendidikan karakter yang hendak dicapai oleh anak
dalam pembelajaran harus dicantumkan. Tujuannya adalah agar
setiap saat dalam setiap pelajaran selalu ada penyampaian
pendidikan karakter oleh guru kepada siswa sehingga siswa tidak
hanya dapat mencerna materi secara akademis saja tetapi secara
moral dan spiritual.
b. Memasukan pendidikan karakter pada pelajaran muatan lokal seperti
Pendidikan Seni Tari, Seni Batik dan Bahasa Jawa
c. Sebelum pelajaran siswa melakukan aple di lapangan untuk
pembiasaan disiplin, kemudian siswa berdoa Bersama memohon
kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan kepahaman
dalam menerima pelajaran. Tujuannya adalah agar siswa tetap
mengingat kepada Tuhan Yang Maha Pemberi Ilmu sebagai salah
satu perwujudan pendidikan religius anak.
d. Mengucap salam kepada bapak ibu guru dan sesama murid
e. Selesai berdoa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya dan Pancasila kemudian dilanjut dengan pembiasaan
pagi yaitu: pembacaan Asmaul husna, pembiasaan Numerasi,
Pembiasaan Bahasa Jawa, Pembiasaan Bahasa Inggris.

13
f. Selesai pelajaran siswa berdoa bersama dan menyanyikan lagu wajib
kebangsaan seperti : Padamu Negeri
g. Pada Hari jumat siswa Murojaah Juz 30 dan khusus pada hari Jumat
legi di adakan Jumat berkah di sekitar sekolah
h. Saat upacara bendera hari senin seluruh warga sekolah menyanyikan
lagu wajib nasional diantaranya: Garuda Pancasila, Hari Merdeka,
Bendera Merah Putih, Tanah Airku, Indonesia Pusaka, Ibu Kita
Kartini, Dari Sabang Sampai Merauke, Berkibarlah Benderaku,
Halo-halo Bandung dll. Tujuannya adalah selain siswa dapat
mengetahui dan menyanyikan lagu-lagu tersebut, mereka juga dapat
memaknai isi kandungan di setiap lagu tersebut.
i. Pada hari Sabtu seluruh warga sekolah senam pagi dilanjutkan tari
tradisional.
j. Memajang hasil karya siswa diantaranya lukisan, gambar tempel,
foto yang dihias oleh siswa dll.
k. Memberikan reward dan award terhadap prestasi siswa. Reward atau
penghargaan ini dapat berupa pujian misalnya bagus, pintar, hebat
luar biasa atau pemberian tanda penghargaan seperti bintang dari
kertas atau piagam dan hadiah bagi juara kelas.
2. Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan Pusat Kegiatan
Belajar dan keseharian di sekolah
a. Bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari sebelum masuk sekolah. Semua siswa
berbaris di halaman sekolah dan bersalaman dengan semua guru.
b. Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) Budaya
5 S di laksanakan di sekolah tentunya guru sebagai teladan.
Misalnya ketika guru berjumpa dengan siswa, tidak lupa guru
Senyum dan salam bisa berrupa selamat pagi, selamat siang, atau
assalamu alaikum bagi yang beragama islam, kemudian saling
menyapa. Hal itu dilakukan tidak hanya di sekolah tetapi apabila
guru berjuma dengan siswa di jalan atau di rumah juga sama.
Sehingga siswa pun akan meneladani bapak dan ibu gurunya. Selain
itu siswa juga dituntut untuk selalu menyapa orang lain. Misalnya
yang berjalan menyapa orang yang sedang duduk, dll.

14
c. Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah)
Di SDN Sugihwaras 01budaya semutlis biasanya dilaksanakan
setiap hari jumat setelah senam. Siswa dan guru membersihkan
lingkungan dari sampah yang ada dan rumput yang mengganggu
pemandangan.
d. Senam sehat Senam ini dilaksanakan setiap hari Sabtu di halaman
sekolah dan diikuti oleh siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah.
e. Shalat wajib berjamaah (terutama shalat dzuhur) Shalat wajib ini
dilaksanakan setiap hari sesuai jadwal. Khususnya shalat dzuhur.
Kegiatan ini diikuti hanya kelas 3, 4, 5 dan 6 saja. Karena kelas
tersebut ada tambahan pelajaran dan pulang siang.
f. Shalat dhuha, Shalat Dhuha ini dilaksanakan setiap pagi selesai apel
bersama. Shalat dhuha ini diikuti oleh semua kelas. Tujuannya
adalah agar siswa bisa memaknai pentingnya shalat dhuha sebagai
wujud kecintaan terhadap Sang Khaliq dan sebagai usaha memohon
rizqi kepada-nya. Kami sebagai guru juga menanamkan kepada
siswa bahwa rizqi yang diberikan Allah SWT. Itu tidak hanya
berupa uang atau materi semata, tetapi bisa berupa kesehatan dan
umur panjang, kepandaian, kefahaman dalam belajar, otak yang
cerdas, anak yang sholeh dan sholehah juga merupakan rizqi yang
tak ternilai harganya. Jadwal Shalat Dhuha SDN Sugihwaras 01
Saradan.
g. Membudayakan antri Budaya antri ini dimaksudkan agar siswa
mempunyai kebiasaan untuk tertib dan menghormati orang lain.
Contoh yang dilaksanakan di sekolah adalah ketika bersalaman
dengan guru, siswa menerima makanan PMTAS, menerima daging
qurban, ketika cuci tangan dll.
h. Memupuk kerjasama, tetapi pantang menyontek; Kerja sama
dilakukan siswa ketika piket, belajar kelompok, kerja bakti di
sekolah. Tetapi kerja sama itu tidak berlaku ketika ulangan. Siswa
tidak diperbolehkan menyontek teman atau buku. Guru selalu
menekankan agar selalu mengerjakan soal sendiri. Guru akan lebih
suka berapapun nilai yang di dapat siswa tapi dari hasil usaha sendiri
daripada nilai bagus tetapi hasil dari menyontek. Apabila ada siswa

15
ketahuan menyontek maka akan diberi sanksi baik berupa teguran
keras, nilai dikurangi atau tidak diperbolehkan mengikuti ulangan.
i. Membiasakan sikap permisi ketika lewat di depan orang lain. Siswa
diajarkan dan dianjurkan untuk membiasakan sikap permisi, yakni
apabila jalan di depan orang lain apalagi yang lebih tua harus
mengucapkan Permisi, numpang lewat atau dalam bahas jawa
Nuwun sewu
j. Memupuk Kebiasaan On Time atau Tepat Waktu; Kebiasaan tepat
waktu ini harus dibiasakan sejak kecil. Jadi di kelas satu pun juga
sudah harus dibiasakan. Siswa SDN Sugihwaras 01 Saradan masuk
pukul 06.50 kemudian berbaris di halaman untuk apel pagi. Jadi
yang datang lebih dari jam itu berarti datang terlambat atau tidak On
Time. Biasanya anak yang datang terlambat akan malu dengan
temannya yang sudah datang tepat waktu.
k. Gerakan gemar membaca Gerakan gemar membaca ini diadakan di
SDN Sugihwaras 01 Saradandan terjadwal. Penjadwalan ini
bertujuan agar semua siswa dapat giliran ke perpustakaan. Apalagi
kapasitas perpustakaan SDN Sugihwaras 01 Saradanini dirasa tidak
memenuhi standar perpustakaan pada umumnya. Baik dari segi
ruangan, jumlah dan jenis buku bacaan maupun petugas. Ruangan
perpustakaan tidak memenuhi standar hanya cukup untuk maksimal
10 siswa pembaca. Jumlah koleksi buku juga tidak banyak dan tidak
lengkap. Oleh karena itu sekolah masih sangat membutuhkan
sumbangan buku. Di SDN Sugihwaras 01 Saradan ini juga tidak ada
pustakawan sehingga memanfaatkan guru untuk mengelola. Jadwal
Baca Perpustakaan SDN Sugihwaras 01 Saradan Senin Selasa Rabu
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kamis Jumat Sabtu Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
Karena ruang terbatas maka siswa pinjam buku tidak dibaca di
perpustakaan tapi dibawa ke kelas dan dibaca bersama di kelas
masing masing. Dalam 1 hari peminjaman juga terkadang di bagi
menjadi dua waktu, misalnya ketika waktu istirahat pertama separuh
dari jumlah kelas, sedangkan istirahat kedua separuh jumlah
selanjunya.

16
l. Pelatihan etiket makan termasuk berdoa sebelum dan sesudah makan
Pelatiahan etiket atau tata cara makan ini dilaksanakan ketika anak-
anak menerima PMTAS (Pemeberian Makanan Tambahan Anak
Sekolah). PMTAS ini diberikan setiap hari. Guru mengajarkan cara
makan. Adapun tata cara makan tersebut diantaranya sebagai berikut
: i) Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan ii) Mengambil
/menerima makanan dengan tangan kanan iii) Makan dengan posisi
duduk, tidak berdiri apalagi berjalan iv) Makan tidak sambil
berbicara v) Mengambil makanan dari makanan yang terdekat vi)
Tidak menyisakan makanan vii) Tidak mencela makanan viii)
Berdoa sesudah makan ix) Mencuci tangan sesudah makan

3. Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler;


a. Taman sekolah; Karena lahan yang tersedia untuk taman terbatas
maka siswa diberi tugas untuk membawa tanaman yang di pot.
Masing-masing siswa membawa satu jenis tanaman. Bisa tanaman
buah, bunga atau tanaman obat-obatan.
b. Kegiatan Pramuka; Kegiatan pramuka dilaksanakan setiap hari
Sabtu, dan diikuti oleh kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pembina
pramuka nya adalah Kak Ivan dibantu oleh Kak Andri. Kegiatan
pramuka ini banyak macamnya dari mulai baris berbaris, tali-temali,
kemah, sandi morse, semapur, kriya tangan dll. Tujuan kegiatan
pramuka adalah melatih kedisiplinan, keberanian, kemandirian,
kepemimpinan dan tanggung jawab. Pramuka di sekolah ini
dibedakan menjadi 2 tingkatan yakni tingkatan siaga dan tingkatan
penggalang. Pramuka gugus SDN Sugihwaras 01 Saradanjuga sering
mengirimkan lomba baik tingkat, kecamatan, UPT maupun kota.
Terakhir yaitu tanggal 19 oktober 2013 mengirimkan lomba LT
tingkat kota dan meraih juara 3 dan mendapat piala yang bisa
membanggakan dan mengharumkan sekolah.
c. Kegiatan pesantren Ramadhan Kegiatan ini dilaksanakan setiap
bulan Ramadhan. Biasanya diikuti oleh kelas 5 dan 6. Kegiatan
Pesantren Ramadhan berisi kegiatan-kegiatan keagamaan seperti
shalat berjamaah, tadarus dan pelajaran keagamaan. Pelajaran

17
keagamaan diantaranya adalah materi Aqidah, Akhlak, Ibadah,
Muamalah, Tarikh serta materi pengetahuan umum. Sedangkan
pemateri adalah guru agama dan mengundang pemateri dari luar
sekolah. Tujuan pesantren Ramadhan adalah agar siswa dapat
memperoleh pengetahuan keagamaan yang lebih dan bisa
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
menanamkan ketakwaan dalam diri siswa.
d. Kegiatan buka bersama Kegiatan buka bersama dilaksanakan setiap
bulan Ramadhan. Biasanya diikuti oleh kelas 4 sampai dengan kelas
6. Buka bersama juga diikuti oleh semua guru dan karyawan SDN
Sugihwaras 01 Saradandan mengundang komite sekolah atau alumni
guru dan pensiunan.
e. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Kegiatan UKS ini
adalah kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi kesehatan yang
ada di sekolah seperti Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K),
penyediaan obat-obatan, sosialisasi kesehatan, bekerja sama dengan
lembaga atau instansi lain seperti puskemas dalam rangka imunisasi
dankegiatan kesehatan lain. Dalam hal ini yang bertanggung jawab
adalah guru Penjaskes
f. Kegiatan Dokter Kecil; Kegiatan dokter kecil ini adalah kegiatan
dimana siswa sebagai mediator bagi siswa lainnya berkaitan dengan
kesehatan di sekolah. Biasanya ditunjuk beberapa siswa untuk
mewakili dokter kecil. Dokter kecil ini juga pernah ada lomba dan
SD N Surokarsan 2 ini meraih juara 2 di tingkat kota.
g. Kelompok Seni Kriya; Kelompok Seni Kriya ini terbagi atas
masing-masing kelas dimana masingmasing kelas membuat Seni
kriya yang nantinya dipajang di kelas masingmasing dan juga di
pamerkan dalam suatu pameran sekolah.
h. Kelompok Membaca dan Menulis Kelompok membaca ini juga
dibagi ke dalam kelas masing-masing dan diarahkan oleh guru
kelasnya massing-masing.
i. Kunjungan sosial Kunjungan sosial ini berupa kunjungan kepada
warga sekolah yang sakit atau anggota keluarga dari warga sekolah

18
yang sakit. Selain itu ta ziyah kepada anggota keluarga warga
sekolah yang meninggal dunia.
j. Kunjungan sejarah Kunjungan sejarah ini contohnya kunjungan ke
museum. Seperti museum biologi, museum perjuangan Jendral
Soedirman, museum Gunung Merapi
k. Peringatan Isra mi raj Nabi Muhammad SAW. Peringatan Isra Mi raj
ini dilaksanakan setiap bulan Rajab. Kegiatannya berupa pengajian
anak-anak. Dengan pembicara dari guru SDN Sugihwaras 01
Saradanatau mengundang pembicara dari luar sekolah. Tujuannya
adalah untuk menekankan kepada siswa agar rajin shalat.
l. Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW Peringatan Maulud Nabi
ini dilaksanakan setiap bulan maulud. Kegiatannya berupa pengajian
anak-anak. Dengan pembicara dari guru SDN Sugihwaras 01
Saradanatau mengundang pembicara dari luar sekolah. Tujuannya
adalah agar siswa bisa mengenal Nabi Muhammad SAW, baik dari
sejarahnya, akhlaknya sehingga bisa meneladani dalam kehidupan
seharihari.
C.Hasil Yang Dicapai
Dari pelaksanaan tersebut bisa dirasakan hasil seperti yang diharapkan
yakni:
1. Meningkatkan kesadaran beragama
2. Meningkatkan kesadaran hukum
3. Meningkatkan sikap toleransi
4. Meningkatkan kesopanan
5. Meningkatkan kejujuran
6. Meningkatkan toleransi
7. Menjadikan individu yang maju, mandiri, dan kokoh dalam menggenggam
prinsip.
8. Membimbing individu untuk sadar akan hukum sehingga menjadi benteng
dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya dan gelap
9. Meningkatkan kejujruan, pertumbuhan rohani.
10. Meningkatkan tanggung jawab seseorang. Walaupun tidak 100 % akan
tetapi paling tidak ada peningkatan dari sebelum ada pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi Pendidikan karakter selain mengembangkan dan memperkuat
potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat
membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa
Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini
tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian
kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian
kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur,
disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggungjawab dan sebagainya,
perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan
yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi
karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu
bangsa yang besar.
Laporan yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah
melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang
lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat
komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum, seperti menetapkan
visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan

20
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari
melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan
program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa
penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap
prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan
diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam
naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui
berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI).
Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan
rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan
pengembangan Pendidikan Karakter ini perlu dilakukan oleh semua
pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu
komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang
selanjutnya diharapkan menghasilkan budaya sekolah. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat
memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya
diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia
sebagai pencerminan bangsa yang besar.
B. Saran-Saran
Saran yang paling bisa diaharpakan agar pendidikan karakter di
sekolah bisa terlaksana dengan baik adalah :
1. Adanya aturan hukum yang jelas seperti aturan kurikulum yang tidak
berganti ganti
2. Adanya pembiasaan kepada anak
3. Adanya contoh atau suri tauladan dari guru, orang tua dan masyarakat
4. Adanya dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah
5. Adanya sanksi bagi yang melanggar tata tertib.

21
LAMPIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI SUGIHWARAS 01
Jl.Raya Surabaya No.2 Ds. Sugihwaras kec. Saradan Kab. Madiun Kode Pos 63155
Telp: 085235487022 E-mail: sdnsugihwarasnolsatu@gmail.com, NPSN: 20507582

JADWAL PEMBIASAAN KEAGAMAAN


SDN SUGIHWARAS 01 KEC SARADAN

NO HARI DAN WAKTU JENIS PEMBIASAAN TEMPAT KETERANGAN


1 Selasa-kamis Apel doa Bersama dan Lapangan Kelas 1-6
06.45-07.00 WIB pembacaan Asmaul
husna, bacaan sholat
dan surat pendek
2 Selasa-Jumat Sholat duha Mushola Kelas 1-6
07.00-07.15 WIb berjamaah
3 Senin-Kamis dan Sabtu Sholat duhur Mushola Kelas 3-6
berjamaah
4. Jumat legi Jumat berbagi Lingkungan Kelas 1-6
sekitar sekolah
5. Setiap Jumat Amal Jumat Sekolah Kelas 1-6
6. 1 Muharam Peringatan tahun baru Sekolah Kelas 1-6
islam
7. 27 Rajab Peringatan isra’ dan Sekolah Kelas 1-6
mi;raj
8. 12 Rabiun Awal Peringatan maulid Sekolah Kelas 1-6
Nabi Muhammad SAW
9. Bulan Ramadhon Pondok romadhon Sekolah Kelas 1-6
10 Bulan Ramadhon Penyaluran Zakat Sekolah dan Kelas 1-6
Fitrah lingkungan
sekitar sekolah
11. Bulan syawal Halal bihalal sekolah Kelas 1-6
12. Bulan Dzulhijjah Peringatan idul Adha sekolah Kelas 1-6

22
Sugihwaras, 18 Juli 2023
Kepala SDN Sugihwaras 01

SUROTO, S.Pd.
Pembina TK I
NIP. 196806051993101001

23
LAMPIRAN FOTO

PEMBIASAAN APEL DAN DOA

SHOLAT DUHA

24
SHOLAT DUHUR

JUMAT BERBAGI

25
PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM

KHOTMIL QURAN PERINGATAN NUZULUL QURAN

26
PERINGATAN ISRO’ DAN MI’RAJ

PERINGATAN MAULID NABI

27
PONDOK ROMADHON

PENYALURAN ZAKAT

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. DOKUMEN YANG RELEVAN


a. SK TIM PPK SDN Surokarsan 2 Yogyakarta
b. Program Kerja Tim PPK
28
2. DOKUMENTASI KEGIATAN
a. Bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas
b. Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
c. Kegiatan Upacara Bendera Kegiatan upacara bendera dengan Pembina
Mergangsan dari KAMTIBNAS Koramil
d. Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah) Siswa
sedang bekerja bakti membersihkan kelas masing-masing, baik di dalam
maupun diluar.
e. Senam sehat
f. Shalat wajib berjamaah (terutama shalat dzuhur)
g. Membudayakan antri berkunjung di Museum Dewantara Kirti Griya h.
Memupuk kerjasama, tetapi pantang menyontek;
h. Gerakan gemar membaca
i. Jumat Bersih
j. Kegiatan Pramuka;
k. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
l. Kegiatan Pembelajaran di Luar Kelas
m. Membatik
n. Kunjungan sejarah
o. Peringatan Hari Besar Nasional
p. Peringatan Hari Besar Agama
q. Kegiatan Manasik Haji

29

Anda mungkin juga menyukai