Anda di halaman 1dari 11

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

PEMAHAMAN KARAKTER PESERTA DIDIK

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

pada mata kuliah “Bimbingan Konseling Komprehensif”

Dosen Pengampu :
Drs. Raja Arlizon, M.Pd. / Donal, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Aura Laddiya Purnama 2205134478


Indah Desta 2205124661
Mutiara Fadilah 2205134474
Vanessa Putri Irawan 2205124658

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
2023
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat dan karunia-
Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul
“Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pemahaman Karakter Peserta Didik”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Bimbingan
Konseling Komprehensif” diprogram studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Riau.
Ucapan terima kasih pun pemakalah sampaikan kepada dosen pengampu Bapak Drs.
Raja Arlizon, M.Pd. dan Bapak Donal, S.Pd., M.Pd. Karena atas pemberian tugas makalah
ini pemakalah bisa lebih banyak memperoleh ilmu dan pengetahuan khususnya tentang
“Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pemahaman Karakter Peserta Didik”.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun pemakalah berharap dengan ketidak sempurnaan tersebut bisa menjadi
perbaikan dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 26 Februari 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Karakter...............................................................................................................3
2.2 Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pemahaman Karakter Peserta Didik....................4
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Krisis yang dialami bangsa Indonesia bukan hanya krisis ekonomi atau politik, tetapi
lebih dari itu. Bangsa kita telah mengalami krisis karakter atau identitas yang menjadi dasar
pembangunan karakter bangsa. Berbagai peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan kita
sehari-hari maupun yang kita saksikan di televisi maupun di media cetak menunjukkan
bagaimana masyarakat kita sedang mengalami kehilangan jati diri dan nilai sebuah bangsa
yang beradab. Pada saat yang sama, amukan atau pertengkaran akan terjadi di antara anak-
anak kecil, yang menimbulkan ketakutan karena mengganggu ketentraman dan kesejahteraan
masyarakat. 

Pada saat yang sama, terjadi ledakan massal atau perkelahian antar anak kecil yang
menimbulkan kerusuhan karena mengganggu ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, moralitas bangsa menjadi semakin kacau, dan sikap apatis
pemuda di mana-mana, dan lain-lain.

Kedudukan bimbingan dan konseling memegang peranan yang sangat penting dan
membantu mengatasi terjadinya pelanggaran di kalangan siswanya, karena setiap guru
terutama bimbingan konseling merupakan orang yang bertanggung jawab langsung terhadap
perkembangan moral dan norma hukum yang baik dan tercetak dengan baik.

Dalam program pengembangan tersebut dipahami bahwa kegiatan bimbingan dan


konseling sangat dibutuhkan oleh siswa, termasuk siswa yang mengalami kesulitan. Semua
siswa ingin memperoleh pemahaman diri, meningkatkan tanggung jawab untuk manajemen
diri, matang dalam memahami lingkungan dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa
membutuhkan bantuan untuk belajar bagaimana memecahkan masalah dan cukup dewasa
untuk memahami nilai-nilai. Semua siswa perlu merasa dicintai dan dihargai, mereka perlu
meningkatkan keterampilan mereka dan mereka perlu memahami kekuatan mereka sendiri 

Pelaksanaan pendidikan karakter memerlukan pendekatan personal, baik dalam arti guru
pembimbing harus kompeten dan teladan, Selain itu, siswa cenderung “menghormati” mereka
yang untuk memiliki keintiman pribadi yang memfasilitasi transmisi pesan atau informasi
yang membangun karakter.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan karakter?


2. Bagaimana peranan bimbingan dan konseling dalam memahami karakter peserta
didik?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Agar mengetahui maksud dari karakter
2. Agar memahami pentingnya bimbingan konseling dalam memahami karakter
peserta didik

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakter

Kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku (Wynne,1991). Karakter menurut Alwisol (2006:8) diartikan sebagai gambaran
tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara eksplisit maupun
implicit. Karakter berbeda dengan kepribadian, karena pengertian kepribadian dibebaskan
dari nilai.

Kilpatrick (1992) dan Lickona (1991) merupakan pencetus utama pendidikan karakter.
Keduanya percaya adanya keberadaan moral absolute yang perlu diajarkan kepada generasi
muda agar faham betul mana yang baik dan benar. Kilpatrick dan Lickona yang menyadari
bahwa sesungguhnya terdapat nilai moral universal yang bersifat absolute yang bersumber
dari agama-agama di dunia, yang disebutnya sebagai “the golden rule”, seperti berkata jujur,
menolong orang, hormat orang tua dan bertanggungjawab (Musfiroh,2008).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia tertulis bahwa karakter adalah tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang dari yang lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara (1977) penggunaan kata karakter dapat diartikan sebagai sifat
dan jenis yang bermakna penggambaran untuk mengenalkan suatu benda atau orang
berdasarkan cirri atau tanda yang terlihat. Karakter seseroang berkembang berdasarkan
potensi yang dibawa sejak lahir atau dikenal dengan karakter dasar yang bersifat biologis.

Lickona (1991) mengemukakan bahwa karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knowledge), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Dari ketiga
komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak yang baik ditopang oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan berbuat baik dan berbuat baik. Lickona (1991) melanjutkan
dengan menyatakan bahwa konsep moralitas meliputi komponen kesadaran moral,
pengetahuan moral, antisipasi, penalaran moral, pengambilan keputusan, dan pengetahuan
diri. Kemudian sikap moral meliputi hati nurani, percaya diri, empati, cinta kasih, kebaikan
hati, pengendalian diri dan kerendahan hati. Sementara itu, perilaku moral terdiri dari
komponen moral seseorang, yang merupakan karakter yang baik atau tangguh atau unggul. 

3
Posisi pendidikan sebagai penyampai ilmu tentang akhlak dan kebaikan bagi peserta
didik jelas merupakan acuan penting bagi pembentukan karakter peserta didik yang
diharapkan. Dan salah satu program pelatihan yang diselenggarakan untuk tujuan tersebut
adalah Bimbingan dan Konseling yang tujuannya adalah untuk mendorong perkembangan
siswa yang berperilaku baik. Siswa yang tumbuh dengan karakter yang baik, melakukan hal
yang benar dan biasanya memiliki tujuan hidup.

2.2 Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pemahaman Karakter Peserta Didik

Peran guru bimbingan konseling adalah sebagai seorang pengajar atau pendidik yang
memegang tanggung jawab dalam memberikan bantuan kepada siswa dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan didalam kehidupanya agar siswa dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya. Sehingga siswa dapat menjadi lebih mandiri dan dewasa dalam mengatasi masalah
sehari-hari. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling atau
konselor adalah mengelola program Bimbingan dan Konseling.

Terkait dengan kompetensi ini guru bimbingan dan konseling atau konselor mengelola
program diantaranya menyusun program, melaksanakan dan mengevaluasi program
bimbingan dan konseling dalam rangka membantu siswa berkembang secara optimal sesuai
dengan kebutuhan siswa. Melalui program bimbingan dan konseling berbasis karakter yang
diberikan secara terprogram dan berkelanjutan diharapkan dapat membantu internalisasi
nilai-nilai karakter pada siswa Sekolah Dasar. Bimbingan konseling sangat diperlukan untuk
mendukung pembentukan karakter siswa.

Di dalam Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah Depekdikbud dalam


Marsudi (2007: 35) dikemukakan bimbingan disekolah adalah proses bantuan kepada siswa
dengan memperhatikan siswa itu sebagai individu dan mahkluk social, serta memperhatikan
adanya perbedaan individu, agar siswa itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin
dalam proses perkembanganya serta dapat menolong dirinya sendiri, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalahnya, semua itu demi tercapainya kebahagiaan hidup terutama
tercapainya kesejahteraan mentalnya.

Kendala dalam penanaman karakter disiplin dan kejujuran dalam penanaman karakter
disiplin dan kejujuran selain guru BK yang membentuk karakter orang tua juga berperan
dalam pembentukan karakter anak, jadi antara guru BK dan orang tua harus bekerjasama
dalam pembentukan karakter anak agar karakter disiplin dan kejujuran siswa dapat menjadi

4
lebih baik. Jadi dalam penanaman karakter disiplin dan kejujuran yang dilakukan oleh guru
BK tidak seluruhnya dapat berjalan lancar karena ada beberapa kendala yang muncul.

Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 31) kita harus bersama-sama berikhtiar membentuk
karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dimaksud adalah
pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa danmasyarakat umum. Para terpelajar mempunyai
tanggung jawab moral untuk menata kembali karakter bangsa yang lemah menjadi kuat
dengan menunjukan karakter unggul dan karakter kepemimpinan. Tetapi pada kenyataannya
orang tua kebanyakan menyerahkan pendidikan karakter anak kepada sekolah, sehingga
kurang memperhatikan karakter anak dirumah, padahal karakter anak jugapenting untuk
kehidupan masa depan anak seperti karakter disiplin dan kejujuran. Penelitian dari
Dewayanie, (2014) menyatakan bahwa orang tua wali dan guru menjadi suatu pedoman
tercapai dan tidaknya penanaman pembentukan karakter baik yang diinginkan tercapai.
Peranan guru dalam pembentukan karakterr siswa yaitu guru berperan sebagai pendidik,
menanamkan akhlak baik, memberikan pengajaran yang relevan melalui cerita, dan bersikap
hangat dengan peserta didik. Sedangkan peranan orangtua dalam pembentukan karakter anak
diwujudkan dengan menciptakan keluarga yang rukun, mengembangkan potensi anak, dan
memonitoring anak.

Program Bimbingan dan Konseling dengan berbagai kegiatan yang didalamnya


mendukung potensi siswa memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
dirinya sesuai dengan kemampuan dirinya. Adapun lebih jelasnya, posisi Bimbingan
Konseling juga diperkuat sebagai salah satu wadah dalam pembentukan karakter dalam sudut
pandang teori sistem ekologis dari Bronfenbenner (2005) sebagai salah satu aspek yang
mempengaruhi interaksi individu dalam proses kehidupannya.

Keberhasilan dalam menyelenggarakan dan menanamkan nilai kehidupan melalui


pendidikan karakter dapat pula dipengaruhi oleh cara atau pendekatan dalam menyampaikan.
Menurut Suparno (2004), ada empat model pendekatan penyampaian karakter, yaitu :

1. Model sebagai mata pelajaran tersendiri


2. Model terintegrasi dalam semua bidang studi
3. Model di luar pengajaran
4. Model gabungan

Melihat model pelaksanaan pendidikan karakter diatas, maka Bimbingan dan Konseling
lebih cocok menggunakan model keempat, yaitu model gabungan, dimana model ini

5
menggabungkan antara model terintegrasi dengan mata pelajaran di sekolah dan model di
luar pelajaran secara seksama. Model ini dapat dilaksanakan dalam kerjasama dengan fihak
luar sekolah. Kelebihan model ini adalah guru terlibat, disamping itu guru dapat belajar dari
fihak luar untuk mengembangkan diri dan siswa. Siswa menerima informasi tentang nilai-
nilai sekaligus juga diperkuat dengan pengalaman melalui kegiatan yang terencana dengan
baik.

Model gabungan ini sangat sesuai dengan prinsip Bimbingan dan Konseling yaitu
merupakan bagian integral dari pedidikan; bimbingan untuk semua siswa dan civitas
akademika; bimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik,psikis,
social, moral, spiritual siswa; bimbingan merupakan usaha bersama dengan kepala sekolah,
wali siswa, guru mata pelajaran dan orang tua; dan bimbingan dapat berlangsung dalam
berbagai setting (sekolah, keluarga, industry dan masyarakat).

Secara garis besar, peran BK dalam pembentukan karakter anak meliputi:

1. Pencegahan = BK mencegah agar anak tidak berperilaku yang berlawanan dengan


karakter yang diharapkan.
2. Pemulihan = BK memperbaiki perilaku siswa yang sudah terlanjur jauh dari karakter
yang diharapkan.
3. Pengembangan = BK memelihara dan mengembangkan perilaku siswa yang sudah
sesuai dengan karakter yang diharapkan agar tetap baik, tidak melanggar norma, dan
bahkan semakin baik.

Dalam pembentukan karakter siswa, guru BK harus memerhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan prestasi akademis, moral dan etika, cara memecahkan masalah, pengendalian emosi,
hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, dan perilaku seksual. Selain itu,
guru BK juga harus menekankan tentang perlunya memiliki karakter yang serupa dengan
Kristus, bertanggung jawab, tekun, penuh kasih, disiplin, cinta sesama, jujur, berani, adil,
hormat, dan berintegritas.

Melihat peranan guru BK yang sangat penting bagi pembentukan karakter anak, pihak
sekolah perlu memiliki standar khusus yang harus dipenuhi sebagai guru BK. Tentu dalam
hal ini adalah guru yang takut akan Tuhan, penuh dedikasi, dan berintegritas. Jika demikian,
tak ayal para murid dapat menjadi pribadi yang berkarakter luhur dan berprestasi.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku (Wynne,1991). Menurut Ki Hajar Dewantara (1977) penggunaan kata karakter
dapat diartikan sebagai sifat dan jenis yang bermakna penggambaran untuk mengenalkan
suatu benda atau orang berdasarkan cirri atau tanda yang terlihat.Peran guru bimbingan
konseling adalah sebagai seorang pengajar atau pendidik yang memegang tanggung jawab
dalam memberikan bantuan kepada siswa dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
didalam kehidupanya agar siswa dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Di dalam Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah Depekdikbud dalam


Marsudi (2007: 35) dikemukakan bimbingan disekolah adalah proses bantuan kepada siswa
dengan memperhatikan siswa itu sebagai individu dan mahkluk social, serta memperhatikan
adanya perbedaan individu, agar siswa itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin
dalam proses perkembanganya serta dapat menolong dirinya sendiri, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalahnya, semua itu demi tercapainya kebahagiaan hidup terutama
tercapainya kesejahteraan mentalnya.

Dalam pembentukan karakter siswa, guru BK harus memerhatikan hal-hal yang


berkaitan dengan prestasi akademis, moral dan etika, cara memecahkan masalah,
pengendalian emosi, hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, dan perilaku
seksual.Melihat peranan guru BK yang sangat penting bagi pembentukan karakter anak,
pihak sekolah perlu memiliki standar khusus yang harus dipenuhi sebagai guru BK.

3.2 Saran

Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para yang bisa membangun dari para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni BP, Silvia, dkk. 2021. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling untuk
Pebentukan Nilai Moral pada Peerta Didik di Sekolah Dasar. Ensiklopedia of Jurnal,
Vol. 3 No. 3 Edisi 2 April 2021, Halaman 220-225

Yadi, Raini. 2016. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Peserta Didik.
JMBK, Volume 2 Nomor 1, Halaman 104-117

Wowor, MW. 2015. Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) dalam Pembinaan Karakter
Siswa di Madrasah Aliyah Al-Khaairat Bitung. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam (IAIN), 2015. Diakses dari (PDF) PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING
(BK) DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH AL-KHAAIRAT BITUNG |
Koleksi Skripsi - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai