Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta ini, hanya kepada-Nya kita
menyembah dan hanya kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Barang siapa yang
diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa
yang disesatkan oleh Allah maka tak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad utusan
Allah beserta keluarga dan sahabat beliau.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Remedial yang merupakan tugas
kelompok dari mata kuliah Kesehatan Reproduksi dengan dosen pengasuh Ibu Meti
Fatimah, SST.
Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi setiap pribadi
dari penyusun makalah maupun dari para pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.

Tasikmalaya, Agustus 2016

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas
program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas
agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitastahun 2015.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada
pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci dalam rencana
strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa
setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pesan kunci tersebut Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama.
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita. Meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat
1
kehamilan yang dialami oleh wanita, banyak wanita yang harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-meode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya
untuk memperoleh kontrasepsi.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan
(umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode
kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat
keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi
(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam paket
pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan keuarga berencana berkualitas diharapkan dapat
menghasilkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma
dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan
pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan keluarga berencana harus
menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien atau masyarakat dalam
memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar, utuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional,efektif
dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi
(limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).

2
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil,suntik,implan,tubektomi dan
vasektomi. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yang
mengenai KB implan, implan merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube dari plastik
dengan panjang masing-masing 3cm. Implan disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang dibawah kulit pada lengan atas, kontrasepsi ini disusupkan dibawah kulit
lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil pembungkus plastik
berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam
implan ini adalah progesteron, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai
hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak
dan dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan dibawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan
cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya, selanjutnya hormon
akan mengalir kedalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya
transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR
inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah
menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan
efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang
IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang alat kontrasepsi Implant.
2. Untuk mengetahui tentang alat kontrasepsi IUD jenis mirena.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONTRASEPSI IMPLANT
1. Definisi Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/IMPLANT)
Alat Kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi
yang di susukan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implan dengan
nama dagang “NORPLANT”. Implan terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang
kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36mg.
Jenis lain dari AKBK adalah jadelledan Implanonyang sudah banyak di
pasarkan di eropa. Jadelle adalah AKBK 2 batang yang melepaskan levonorgestrel
(sekitar 35 ig/hari hingga 18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik
dengan norplant. Kegunaan utama dari jadelle adalah pemasangannya lebih mudah di
bandingkan norplant.
Implanon adalah sistem satu batang yang melepaskan levonorgestrel dengan
dosis yang bertahap, yaitu 60-70 ig/hari pada bulan pertama pemasangan, 35-45
ig/hari pada akhir tahun pertama pemasangan, sampai 25-30 ig/hari pada akhir tahun
ke tiga. Implanon ini mudah dalam pemasangan maupun pengeluaran. Serta memiliki
profil farmakologis dan klinis yang sangat baik.

2. Cara kerja Impant/AKBK


Dengan disusupkannya kapsul statistik implant dibawah kulit, maka setiap
hari dilepaskan secara tetap sejumlah levonorgestrel ke dalam darah melalui proses
difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silasik tersebut.
Besar kecilnya levonorgestrel tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik
dan ketebalan dari dinding tersebut. Satu sel implan yang terdiri dari 2, 4 atau 6
kapsul dapat bekerja secara efektif selama tulisan lima tahun. Sedangkan jedelle dan
implanon efektif selama 1-3 tahun.
Cara kerja dalam mencegah kehamilan, dengan dilepaskannya hormon levonorgestrel
secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implan dalam mencegah kehamilan
pada dasarnya hampir sama dengan pil dan suntik yang terdiri dari 3 mekanisme
dasar yaitu:
a. Menghambat terjadinya ovulasi

4
b. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi
c. Mempertebal lendir serviks
d. Menipiskan lapisan endometrium.
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan teoritis 0,2%, dalam praktek 1-3%.

3. Keuntungan dan Kekurangan Impant


Keuntungan Implant:
a. Tidak menekan produksi ASI
b. Praktis, efektif
c. Tidak ada faktor luka
d. Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
e. Membantu mencegah anemia
f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan implant.
Kekurangan Implant
a. Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang tetlatih
b. Implan lebih mahal daripada pil KB atau suntikan dan cara KB jangka pendek
lainnya
c. Implan sering mengubah pola haid
d. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri
e. Beberapa wanita mungkin enggan menggunakan cara yang belum dikenalnya
f. Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit

4. Cara pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (Impant)


a. Persiapan peralatan :
1) Satu unit implant steril terdiri dari satu atau beberapa kapsul
2) Cairan antiseptik secukupnya
3) Obat anastesi lokal : lidokain 2%
4) Spuit 5-10cc dan jarum suntik ukuran 21 dan 22
5) Skapel atau bisturi bayonet ukuran nomer 11 atau 15
6) Troikard implant no 10
7) Plester band aid atau semacamnya
8) Sepasang sarung tangan steril
9) Kain penutup steril
10) Kassa dan perban steril
5
b. Cara pemasangan
1) Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 hari
setelah menstruasi
2) Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk selama pemasangan
implant untuk mempermudah pemasangan. Tempat tidur atau meja ditutup
dengan linen yang bersih
3) Pemasangan dilaksanakan lengan kiri karena merupakan tempat terbaik
untuk pemasangan
4) Lengan kiri di letakan lurus setinggi pundak
5) Tentukan daerah pmasangan biasanya sekitar 8-10 cm diatas lipat siku.
Lakukan pecucian hama pada daerah yang akan dilakukan tindakan dan
sekitarnya
6) Lakukan anstesi lokal ditempat insersi dan dengan arah seperti kipas
sepanjang 4-4,5cm dengan pembius lokal
7) Lakukan sayatan melintang selebar 2-3mm di tempat suntikan, agar luka
tidak dijahit dan nengurangi kemungkina infeksi
8) Tusukan trokar melalui sayatan kebawah kulit, perhatikan tanda batasnya
dan tusukan sampai tanda batas dekat pangkal trokar
9) Keluarkan batang dalam trokar dan masukan kapsul implant kedalam
batang luar trokar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan
dengan batang pendorong sampai terasa ada tahanan
10) Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trokar pelahan-lahan sepanjang
batang pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar
kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan
dengan meraba ujung trokar drngan jari
11) Raba implan yang tepasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi
sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujung-ujungnya dari
sayatan. Pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai kipas, sehingga
ke 6 kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antiseptik, tutup
dengan plester dan kassa steril kemudian balut dengan perban.

6
5. Cara pencabutan implant
a. Peralatan
Peralatan pencabutan implat sama dengan pemasangan implant, namun
ditambah arteri klem pean lurus/ bengkok dan kapas alkohol 70%
b. Cara pencabutan implant
1) Atur posisi pasien berbaring horizontal selama pencabutan.
2) Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan pencucian hamaan
didaerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan anstesi lokal pada tempat
insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan membius lokal
3) Lakukan sayatan 2-3mm, agar luka tidak perlu di jahit dan menguragi
kemungkinan infeksi
4) Tekan implant dengan jari ke arah sayatan setelah ujung tampak kemudian
jepit dengan pean dan tarik keluar
5) Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan
menggunakan skapel
6) Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar
implant perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama
sampai semua implant dikeluarkan
7) Rapatkan luka, tutup dengan plester kassa steril dan balut dengan perban

6. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Akseptor sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b. Setelah pemasangan akseptor dapat langsung bekerja.
c. Jadwal pemeriksaan ulang, 1 minggu setelah pemasangan implant, bila ada
keluhan, setahun sekali dan bila akseptor akan pindah alamat.
d. Setelah 5 tahun pemakaian, implant dapat dicabut.

7. Jenis jenis implant


Terdapat 3 jenis implant,yaitu :
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm yang di isi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
7
b. Implanon dan sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm dan diameter 2
mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama
kerjanya 5 tahun.

8. Kontra indikasi implan


a. Hamil atau di duga hamil
b. Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor atau keganasan.
d. Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

9. Indikasi
a. Pemakaian KB dalam jangka waktu yang lama
b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat.
c. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

10. Efek samping dan cara penanggulangannya


a. Gangguan haid (amenorehead dan meteharorhagie)
b. Depresi
c. Keputihan
d. Jerawat
e. Perubahan libido
f. Perubahan BB
g. Hematoma
h. Infeksi
Cara penanggulangan efek samping dari AKBK sama dengan penanganan efek
samping pada KB suntik. Sedangkan pada masalah methrorhagie penanganannya
sebagai berikut :
a. Menjelaskan fisiologi dan cara pemasangan pada akseptor sehingga jelas.
b. Pemberian preparat analgetik atau anti prostaglandin : acetosal 500mg 3x1 tablet
atau paracetamol 500mg 3x1 tablet.
8
B. KONTRASEPSI IUD (MIRENA)
1. Pengertian Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah Suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan
reversibel yang terbuat dari plaslik atau logam kecil yang dimasukan dalam uterus
melalui kanalis servikalis (WHO, 2007).
AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim
terbuat dari bahan polyethylene dilengkapi dengan benang nylon sehingga mudah
dikeluarkan dari dalam rahim (BKKBN, 2005).
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang terbuat
dari plastik (polyethyline) (BKKBN, 2006).AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yeng dililiti tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada yang dililiti
tembaga bercampur perak (Ag), selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormon
progesteron (Suratun, 2008).AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan
ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif. AKDR adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari
plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga bercampur,
dan yang berisi hormone progesterone.
IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang
lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa
(baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan
dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.

2. Jenis – Jenis AKDR


a. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-
puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang
terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang
ditambah obat atau tidak.

9
1) Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2:
 Bentuk terbuka (Open Device): Misalnya: Lippes Loop, CUT, Cu-
7.Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
 Bentuk tertutup (Closed Device): Misalnya: Ota-Ring, Altigon, dan
Graten Ber Ring.
2) Menurut Tambahan atau Metal
 Medicated IUD: Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220
(daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya
kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya
kerja 3 tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang
IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan,
misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 220 mm2. Cara insersi:
Withdrawal.
 Un Medicated IUD: Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,
Antigon. Cara insersi Lippes Loop: Push Out. Lippes Loop dapat
dibiarkan in-utero unuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang
tidak ada keluhanan persoalan bagi akseptornya. IUD yang banyak
dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicated yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenis Medicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
 Copper – Releasing
 Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya.Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9
(benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm
(tebal, benang putih)  untuk tipe D.  Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis
ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka
ataupenyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak
dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

10
 Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek        antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas
yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan
terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
 Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T.
 Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke
bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3
ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
3) IUD yang mengandung hormonal
· Progestasert –T = Alza T
 Panjang 36 mm, labar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna
hitam.
 Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 µg
progesteron setiap hari.
 Tabung insersinya berbentuk lengkung.
 Daya kerja 18 bulan.
 Tekhnik insersi: Plunging (modified withdrawal)

11
· LNG 20
 Mengandung 46-60 mg Levonolgestrel, dengan pelepasan 20µg per
hari.
 Sedang diteliti di Finlandia.
 Angka kegagalan /kehamilan angka terendah: <0,5 per 100 wanita per
tahun.
 Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25%
mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit
(Handayani, 2010).
· Mirena
Kontrasepsi ini terbuat dari plastic beukuran kecil , lembut , fleksibel,
yang melepas sejumlah kecil lovonogestrel dalam rahim. Mirena ini
berukuran 32 mm berbentuk T yang diresapin dengan barium sulfat.

IUD ini  terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder
pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini
dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.

3. Cara Kerja
a. AKDR non hormonal (IUD)
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
4) AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi.

12
b. AKDR hormonal (mirena)
Cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis
bernama levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini
selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih
kental. Akibatnya sel sperma yang masuk ke dalam rahim akan mengalami
kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat. Hal ini
lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi
suasana lendir rahim menjadi lebih kental.

4. Mekanisme Kerja AKDR


Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi
kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan
blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu
melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

5. Indikasi
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus
13
6. Kontra indikasi
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

7. Keuntungan
a. AKDR non hormonal
1) Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama     (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah
kehamilan jangka panjang yang ampuh , paling tidak 10 tahun
2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan Metode jangka panjang (10
tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) Tidak
mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman
karena rasa aman terhadap risiko kehamilan.
3) Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
6) Dapat digunakan sampai menopause
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
8) Membantu mencegah kehamilan ektopik
9) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
14
b. AKDR hormonal
Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s
Syndrome).
c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)
1) Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2) Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3) Kontrol medis yang ringan
4) Tidak menimbulkan efek sistemik
5) Alat ekonomis
6) Efektivitas cukup tinggi
7) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).

8. Kerugian
1. AKDR Non hormonal
a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Asherman’s Syndrome)
2. AKDR hormonal
a. Perubahan siklus haid.
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
d. Disaat haid lebih sakit.

9. Efek Samping
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul
jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi AKDR.
b. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari
dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.

15
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

10. Pemasangan AKDR


AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau
pada hari-hari terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka
dan lembek.
2) Rasa nyeri tidak seberapa keras
3) Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4) Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.
Sewaktu postpartum
1) Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2) Secara langsung (directinsertion) yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga
bulan setelah partus atau abortus.
Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah
masa 3 bulan setelah partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan
pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau
16
abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu
setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan
sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR
dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam setelah partus,bahaya perforasi
atau ekspulsi lebih besar.
b. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi
dan psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan
kontraindikasi.
c. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk
bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut
tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya
efek sampingan seperti perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan
panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai
AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk
ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang
pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.

11. Teknik Pemasangan AKDR


Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR
jenis lippes loop, disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung
kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi
litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,
bentuk,dan besar uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri
dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan
cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm uterus
untuk menentukan arah.

12. Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping


a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.
b. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit

17
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.
1) Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki
penyebab amenorea apabila dikehendaki.
2) Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila
talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.
3) Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
tidak dilepas.
4) Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa
melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih
diamati dan diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya
penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.
1) Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2) Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas
dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1) Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta
perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan.
2) Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari
selama 1-3 bulan).
3) AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien
telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita
anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu
memilih metode lain yang sesuai.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol
kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang
digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di
Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu
bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk
mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan implant dan AKDR.
Alat Kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi yang di
susukan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implan dengan nama
dagang “NORPLANT”. Implan terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul
silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36mg.
Kontra indikasi implan : Hamil atau di duga hamil, Perdarahan melalui vagina
yang tidak diketahui sebabnya, Tumor atau keganasan, Penyakit jantung, kelainan haid,
darah tinggi, kencing manis.
Indikasi : Pemakaian KB dalam jangka waktu yang lama, Masih berkeinginan
punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat, idak dapat memakai
jenis KB yang lain.
Cara kerja dalam mencegah kehamilan, dengan dilepaskannya hormon
levonorgestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implan dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya hampir sama dengan pil dan suntik yang terdiri dari 3
mekanisme dasar yaitu: Menghambat terjadinya ovulasi, Menyebabkan endometrium
tidak siap untuk nidasi, Mempertebal lendir serviks, Menipiskan lapisan endometrium.
Efek sampingnya yaitu : Gangguan haid (amenorehead dan meteharorhagie),
Depresi , Keputihan, Jerawat, Perubahan libido, Perubahan BB, Hematoma, dan Infeksi.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari
penggunaan AKDR tersebut.

19
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa
teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang
benar, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B. SARAN
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di
pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang
AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan
infomconsent pada klien.

20
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP


Cunningham, dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Nina, 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta: NuMed
Surotun. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta: CV.Trans
Info Media

21

Anda mungkin juga menyukai