Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PELAYANA KB MASA ANTARA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

ANISA PO7124121037
ISDA RAHMI PATUJU PO7124121038
CHELSIAWANDA PUTRI PO7124121039
DHINARTA NURUL KIRANI L PO7124121040
SITI NADIRA PO7124121042
MUNITA SABANI PUTRI PO7124121043
NURAFNI PO7124121046
GAYA NIKITA KAILIANA PO7124121047

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN DIII KEBIDANAN PALU

TAHUN AJARAN

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu penanggulangan masalah


kependudukan yang memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan ibu
dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera melalui upaya
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.

Program KB merupakan salah satu komponen dari kesehatan reproduksi yang


memiliki peranan penting dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan, menjarangkan atau membatasi kehamilan (Depkes
RI, 2008)

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat BKKBN (2007) bahwa Pengetahuan
tentang pengendalian kelahiran dan keluarga berencana merupakan salah satu aspek
penting kearah pemahaman tentang berbagai alat/cara kontrasepsi, dan selanjutnya
berpengaruh terhadap pemakaian alat atau cara KB yang tepat dan efektif.

Ibu akan menerima berbagai macam pelayana mulai dari pelayanan KB sebelum
hamil,pasca persalinan,pasca keguguran, masa nifas, masa antara, dan pelayana KB
darurat. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satunya yaitu
pelayanan KB masa antara

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diperoleh rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengertian kb pada masa antara?
2. Bagaimana jenis-jenis kb pada masa antara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kb pada masa antara
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kb pada masa antara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Setelah ibu melahirkan akan mengalami masa antara yaitu akan beralih menjadi masa
reproduksi, sehingga pada masa ini organ reprouksi wanita akan bekerja seperti semula
kembali. Oleh karena itu diperlukannya alat kontrasepsi, alat kontrasespsi ini bertujuan
untuk mengatur jarak kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketetapan bahwa


makin rendah pendidikan masyarakat, masyarakat semakin efektif metode kb yang
dianjurkan yaitu kontap, suntik kb, susuk kb atau AKBK (alat susuk bawah kulit),
AKDR/AKBK (Manuaba. 2010; h. 592).

B. Jenis-jenis KB masa antara


Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “cara warga” atau
zero population growth (pertumbuhan seimbang) (Manuaba. 2010; h. 591).

Bagi pasangan yang berencana membatasi kehamilan dapat menggunakan metode KB


yang metode sederhana atau alamiah (metode kalender, suhu basal, lender serviks,
amenorhea laktasi, koitus interuptus) dan metode efektif dengan hormonal (KB pil, KB
suntik dan KB susuk) depoprovera setiap 3 bulan.

a. Metode KB sederhana
Pada metode sederhana atau metode alamia terdiri dari beberapa lagi seperti :
1. Metode kalender

Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur, dimana
harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19
siklus menstruasinya ( Sri Handayani. 2010; h. 61).
Keuntungan dari metode kalender ini diantaranya :

- Dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan.


- Tanpa resiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya.
- Tanpa efek samping.
- Murah.
- Pengetahuan meningkat tentang system reproduksi
- Hindari persetubuhan selama fase kesuburan dari siklus haid dimana
kemungkinan hamil sangat besar.
- Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan.
- Keterlibatan pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga.

Efektifitas metode ini bergantung pada keihklasan mengikuti petunjuk, angka


kegagalan 1-25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.

Instruksi dari metode ini diantaranya:

- Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal


dari masa suburnya.
- Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjangn untuk menentukan akhir
dari masa suburnya.
-
2. Metode suhu basal badan

Menurut (Manuaba. 2010;h. 596) menjelaskan bahwa penurunan suhu basal sebanyak
0,5 sampai 1 derajat celcius pada hari ke-12 sampai ke-13 menstruasi, ketika ovulasi
terjadi pada hari ke-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehigga
siklus menstruasi yang disertai “ovulasi” terdapat temperature “bifasik”. Sedangkan
menurut (Sri handayani. 2010; h. 61) menjelaskan bahwa metode kontrasepsi yang
dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk
menentkan masa ovulasi.

Efektifitas metode suhu basal Menurut (Sri Handayani. 2010; h. 61) menjelaskan
bahwa efektifitas metode suhu basal badan cukup baik dengan angka kegagalan 0.3-6.6
kehamilan pada 100 wanita pertahun. Dan menurut (Manuaba. 2010; h. 596) menjelaskan
bahwa metode ini memerlukan system menstruasi yang teratur sehingga dapat
memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak melakukan
hubungan seks.

Menurut (Sri Handayani. 2010; h. 61) metode ini memiliki keuntungan dan
kekurangan.

Keuntungannya :

- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.


- Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara
mendeteksi ovulasi.
- Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain selain lender serviks.
- Berada dalam kendali wanita.
- Dapat digunakan untuk mencegah atau meningkatkan kehamilan.

Adapun kekuranganya:

- Membutuhkan motivasi
- Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga.
- Suhu basal tubuh dioengaruhi oleh penyakit, kurang tidur, stress/tekanan
emosional.
- Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari
ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal.

3. Metode lender serviks

Metode ini menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita


yang dapat dideteksi (Sri Handayani. 2010; h. 63).

Efektifitas metode ini adalah angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini
adalah 0,4 – 39, 7 per 100 wanita per tahun. Adapun keuntungan dan kerugian dari
metode ini menurut (Sri Handayani. 2010; h. 63).

Keuntungannya :

- Dalam kendali wanita


- Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.
- Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh.
- Memperkirakan lendiryang subur sehingga memungkinkan kehamilan.

Adapun kerugiannya :

Membutuhkan komitmen.
- Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami.
- Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.

4. Metode Amenorhea laktasi.

Menurut teori (Sri Handayani. 2010; h. 68) menjelaskan bahwa kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif. Sedangkan menurut (Varney. 2007; h.
430) menjelaskan bahwa kontrasepsi metode ini merupakan kontraspesi yang digunakan
selama 6 bulan pertama setelah melahirkan.

Efektifitas metode ini menurut (Sri Handayani. 2010; h. 68) menjelaskan bahwa
efektifitas metode amenohoea laktasi tinggi (keberhasilan 98 % pada 6 bulan 1 pasca
persalinan). Adapun keuntungan serta kerugiannya sebagai berikut.

Keuntungannya :

- Segera efektifan
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak ada efek samping secara sistemik
- Tidak perlu pengawasan medis
- Tidak perlu obat atau alat.
- Tanpa bahaya.

Adapun kerugiannya :

- Perlu persiapan sejak perawatan.


- Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.
- tidak melindungi terhadap penyakit IMS
5. metode coitus interruptus

Metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra vagina.
Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna (Sri Handayani. 2010; h. 70). Sedangkan
menurut teori (Manuaba. 2010; h. 596) menjelaskan bahwa mengeluarkan kemaluan
menjelang terjadinya ejakulasi.

Efektifitas dari metode ini apabila dilakukan dnegan benar, efektifitas bergantung
pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya
(angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun) ( Sri Handayani. 2010;
h. 70). Adapun keuntungan serta kerugiannya sebagai berikut :

Keuntungannya (Sri Handayani. 2010; h. 70:

- Tidak mengganggu ASI


- Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
- Tidak ada efek samping 4. Dapat digunakan setiap waktu

Adapun kerugiannya Menurut (Manuaba. 2010; h. 596) menjelaskan bahwa


kontrasepsi ini mengganggu kepuasan kedua belah pihak, kegaalan hamil sekitar 30 % -
35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, terlambat
mengeluarkan kemaluan, semen yang tertumoah diluar sebagian dapat masuk ke
genetalia dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak. Dan menurut (Sri
Handayani. 2010; h. 70) menjelaskan bahwa kerugian dari metode ini adalah menggangu
kenikmatan atau kepuasana berhubungan seksual.

b. KB metode efektif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah mempelajari bahwa


estrogen dan progesterone memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses
ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran
follicle stimulating hormone FSH sehingga perkembangan dan kematangan folike de graf
tidak terjadi. Disamping itu progesterone dapat menghambat pengeluaran hormone
tueteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga hasil konsepsi
mencapai uterus – endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi ( Manuaba.
2010; h. 597).

1. Kontrasepsi hormonal pil.

Kontrasepsi hormonal pil, kontrasepsi hormonal pil telah melakukan mengalami


penelitian panjang, sehingga sebagian besar wanita dapat menerima tanpa kesulitan,
dengan patrun menstruasi normal serta durasi antara 4-6 hari. Di samping durasi 4-6 hari,
masih terdapat patrun menstruasi.

Wanita-wanita tergolong durasi menstruais kurang dari 4 hari, memerlukan pil KB


dengan efek samping estrogen tinggi. Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari
memerlukan pil KB dengan efek estrogen yang rendah (Manuaba. 2010; h. 598).

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormone sintesis estrogen dan
progesterone (Sri Handayani. 2010; h. 99).

Cara kerja pil kombinasi :

- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- Mengentalkan lendir serviks
- Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu (Sri
Handayani. 2010; h. 99).

Efektifitas tinggi, 1 kehamilan/ 1000 perempuan dalam tahun dalam penggunaan.


Pedoman untuk mulai memberikan pil KB:

 Pada postpartum dapat diberikan expluton yang mengandung komponen progesterone.


Dengan konsekuensi tidak mengganggu pengeluaran asi dan Efektif sampai laktasi
dihentikan.
 Post-abortus atau hari kelima menstruasi. Dapat digunakan pil KB sistem sekuensial
atau sistem kombinasi.

2. Kontrasepsi hormonal suntikan.

Kontrasepsi hormonal suntikan. Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan


berencana nasional serta pemintanya makin bertambah.Tingginya minat pemakai suntikan
KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai
pada pasca persalinan (Manuaba. 2010; h. 598).

Mekanisme kerja komponen progesterone atau derivate testosterone adalah:

- Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan


ovum.
- Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
- Mengganggu peristaltic tuba falopi, sehingga konsepsi dihambat.
- Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konseps

Keuntungan dan kerugian KB suntikan (Manuaba. 2010; h. 601) sebagai berikut,

Keuntungan dari metode hormonal suntik diantaranya :

- Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu


- Tingkat efektifitasnya tinggi Asuhan Kebidanan Komprehensif...,
Khomsatun Nadzifah, Kebidanan DIII UMP, 2014 57
- Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
- Pegawasan medis yang ringan
- Dapat diberikan pascapersalinan, pasca keguguran atau pascamenstruasi
- Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
- Suntikan KB cyclofem diberikan sejak 6 bulan dan peserta KB akan
mendapatkan menstruasi.

Adapun Kerugiannya:

- Perdarahan yang tidak menentu


- Terjadi amenore
- Masih terjadi kemungkinan hamil
- Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menhentian
suntikan KB

3. Kontrasepsi hormonal susuk

Kontrasepsi hormonl susuk, pemasangan norplant (susuk KB) sederhana dan dapat
diajarkan, tetapi masalah mencabut susuk KB memerlukan perhatian karena sulit dicari
metode yang mudah, murah dan aman, setiap kasul mengandung 36 mg levonorgestrel
yang akan dikeluaran setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya
sebagai progesterone yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi
ovulasi, mengentalkan lendir servix dan menghakangi migrasi spermatozoa, dan
menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi

Keinginan peserta KB untuk mencabut susuk KB dengan alas an ingin punya anak
lagi dan terjadi perdarahan/gangguan menstruasi (Manuaba. 2010; h. 602).

Menurut teori (Sri Handayani. 2010; h. 116) menjelaskan bahwa kontrasepsi susuk
merupakan alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik
yang berisi hormone, dipasangkan pada lengan atas.

Adapun keuntungan serta kerugian dari metode hormonal susuk ini sebagai berikut.

Keuntungan metode hotmonal susuk diantaranya:

- Dipasang selama 3 tahun


- Control medis ringan
- Dapat dilayani didaerah pedesaan
- Penyulit medis tidak terlalu tinggi
- Biaya murah

Adapun Kerugiannya yaitu :

- Menimbulkan gangguan menstruasi.


- Berat badan bertambah
- Menimbulkan akne, ketegangan payudara.
- Liang senggama terasa kering.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program KB merupakan salah satu komponen dari kesehatan reproduksi yang
memiliki peranan penting dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan, menjarangkan atau membatasi kehamilan
(Depkes RI, 2008)

Setelah ibu melahirkan akan mengalami masa antara yaitu akan beralih menjadi masa
reproduksi, sehingga pada masa ini organ reprouksi wanita akan bekerja seperti
semula kembali. Oleh karena itu diperlukannya alat kontrasepsi, alat kontrasespsi ini
bertujuan untuk mengatur jarak kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

B. Kritik dan saran


Demikianlah materi yang dapat kami paparkan jika ada kesalahan ataau pun
kekurangan maka kritik dan saran lah yang dapat membantu kami untuk
mengoreksinya. Semoga apa yang di sampaikan penulis melalui laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Daftar putaka

Khomsatun, Nadzifah. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif Keluarga Berencana.

Ruwayda. 2014. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dengan KB Pasca Salin Pada Ibu Nifas.”
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 14(1): 1689–99.
https://media.neliti.com/media/publications/43447-ID-manajemen-konflik-upaya-
penyelesaian-konflik-dalam-organisasi.pdf.

Anda mungkin juga menyukai