Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)


1. INDAH WULAN SARI
2. DIAH DWI PUTRI IRIANTO
3. FAKHRUN
KELUARGA BERENCANA (KB)
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur
jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan.
TUJUAN PROGRAM KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka
kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut
maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga
fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud
dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan
anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran
yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
Ruang lingkup program
Sasaran program KB KB
Sasaran Program KB dibagi menjadi Ibu : dengan jalan mengatur jumlah
dua yaitu sasaran langsung dan dan jarak kelahiran
sasaran tidak langsung, tergantung Suami : dengan memberikan
dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran kesempatan suami agar dapat
langsungnya adalah Pasangan Usia melakukan hal seperti: memperbaiki
Subur (PUS) yang bertujuan untuk kesehatan fisik, mengurangi beban
menurunkan tingkat kelahiran dengan ekonomi keluarga yang
cara penggunaan kontrasepsi secara ditanggungnya
berkelanjutan. Sedangkan sasaran Seluruh Keluarga : dilaksanakannya
tidak langsung adalah pelaksanaan dan program KB dapat meningkatkan
pengelola KB, dengan tujuan kesehatan fisik, mental, dan sosial
menurunkan tingkat kelahiran melalui setiap anggota keluarga, dan bagi
kebijaksanaan kependudukan terpadu anak dapat memperoleh kesempatan
dalam rangka mencapai keluarga yang yang lebih besar dalam hal
berkualitas, keluarga sejahtera. pendidikan serta kasih sayang orang
tuanya.
Faktor-faktor yang
Manfaat program KB mempengaruhi program KB di
Indonesia
Manfaat bagi Ibu untuk mengatur jumlah dan jarak
kelahiran sehingga dapat memperbaiki kesehatan
tubuh karena mencegah kehamilan yang berulang Sosial Ekonomi
kali dengan jarak yang dekat,
Manfaat bagi anak yang dilahirkan, anak dapat Budaya
tumbuh secara wajar kerena ibu yang hamil dalam
keadaan sehat, Pendidikan
Manfaat bagi anak-anak yang lain, dapat
memberikan kesempatan kepada anak agar Agama
perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap
anak memperoleh makanan yang cukup dari Status wanita
sumber yang tersedia dalam keluarga.
Bagi suami program KB bermanfaat untuk
memperbaiki kesehatan fisik, mental dan sosial
karena kecemasan berkurang serta memeliki lebih
banyak waktu luang untuk keluarganya.
Manfaat bagi program KB bagi seluruh keluarga
adalah dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental
dan sosial setiap anggota keluarga. Dimana
kesehatan anggota keluarga tergantung dari
kesehatan seluruh keluarga.
KONTRASEPSI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah
atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan
antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan
merupakan hak setiap individu sebagai mahluk
seksual.
Efektivitas (daya guna) Tujuan Kontrasepsi
Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas Pemilihan jenis kontrasepsi
atau daya guna suatu cara kontrasepsi
dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni: didasarkan pada tujuan
 Daya guna teoritis (theoretical penggunaannya yaitu:
effectiveness), yaitu kemampuan
Menunda Kehamilan
suatu cara kontrasepsi untuk
mengurangi terjadinya kehamilan Menjarangkan Kehamilan
yang tidak diinginkan, apabila
kontrasepsi tersebut digunakan Mengakhiri Kesuburan
dengan mengikuti aturan yang benar.
 Daya guna pemakaian (use
effectiveness), yaitu kemampuan
kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari
dimana pemakaiannya dipengaruhi
oleh faktor- faktor seperti pemakaian
yang tidak hati-hati, kurang disiplin
dengan aturan pemakaian dan
sebagainya.
Faktor-faktor dalam memilih metode
kontrasepsi
1. Faktor pasangan
Umur
Gaya hidup
Frekuensi senggama
Jumlah keluarga yang diinginkan
Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
Sikap kewanitaan
Sikap kepriaan
2. Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul
JENIS-JENIS METODE KONTRASEPSI
Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi
dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain:
Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu
Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara
suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode
kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, cup serviks dan spermisida.
Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi
alami bersifat sementara yang dapat digunakan setelah
persalinan. MAL memiliki cara kerja berupa penekanan
ovulasi.
MAL sebagai kontrasepsi memiliki banyak keunggulan baik
bagi ibu maupun bayi. Bagi ibu menyusui secara eksklusif
dapat mengurangi kejadian pendarahan setelah persalinan.
MAL tidak memiliki efek samping sistemik bagi ibu.
MAL memiliki risiko kehamilan yang tinggi bila ibu tidak
menyusui bayinya secara benar. Bila metode dilakukan secara
benar risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam
6 bulan paska persalinan.
Metode Couitus Interuptus
Metode Kalender
(Senggama Terputus)
Coitus interuptus atau biasa  Metode kalender dilakukan
disebut dengan senggama terputus dengan wanita mendeteksi
adalah metode KB tradisional masa suburnya, yang biasanya
dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina
12-16 hari sebelum hari
sebelum pria mencapai ejakulasi pertama masa menstruasi
Cara kerja : Penis dikeluarkan berikutnya. Metode ini
sebelum ejakulasi sehingga sperma didasarkan pada perhitungan
tidak masuk ke dalam vagina mundur siklus menstruasi
sehigga tidak ada pertemuan wanita selama metode 6-12
antara sel sperma dan sel ovum, bulan siklus yang tercatat.
dan kehamilan dapat di cegah.
Metode Lendir Serviks Metode Suhu Tubuh Basal

Metode lendir serviks  Metode suhu basal tubuh


dilakukan dengan wanita
dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
mengamati lendir hari untuk mengetahui suhu
serviksnya setiap hari. tubuh basalnya. Setelah ovulasi,
suhu tubuh basal akan sedikit
Lendir serviks bervariasi turun dan kemudian naik sebesar
selama siklus. Setelah 0,2-0,4 derajat celcius dan
menstruasi, ada sedikit menetap sampai masa ovulasi
lendir serviks dan ini berikutnya. Hal ini terjadi karena
setelah ovulasi, hormon
sering kali disebut progesteron disekresi oleh korpus
sebagai “lering”. luteum yang menyebabkan suhu
tubuh basal wanita naik.
Metode Kontrasepsi Sederhana dengan alat
Kondom Diafragma
 Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dan  Diaphragm atau diafragma adalah
praktis digunakan.
 Keuntungan: Memberi perlindungan terhadap PMS
suatu alat kontrasepsi berbentuk
(Penyakit Menular Seksual), Tidak menggangu kubah dangkal yang terbuat dari karet
kesehatan klien, Murah dan dibeli secara umum, atau silikon. Setengah bagian kubah
Tidak perlu pemeriksaan medis, Tidak mengganggu tersebut dapat diisi dengan krim atau
produksi ASI, dan Metode kontrasepsi sementara.
 Kerugian: Angka kegagalan cukup tinggi (3-15
gel pembunuh sel sperma
kehamilan per 100 wanita pertahun), Perlu dipakai (spermicidal) untuk kemudian
pada setiap saat hubungan seksual, Mungkin dimasukkan ke dalam vagina sebelum
mengurangi kenikmatan hubungan seksual dan
Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan
berhubungan intim.
seksual.  Alat kontrasepsi diafragma ini
 Efek samping: reaksi alergi terhadap kondom karet merupakan salah satu metode
dan infeksi ringan.
kontrasepsi yang berperan untuk
 Indikasi penggunaan kondom: seseorang yang
memerlukan kontrasepsi sementara, pasangan yang
menghalangi sel sperma masuk ke
ingin menjarangkan anak, pasangan yang dalam rahim serta menjaga agar
mengkhawatirkan efek samping metode lain, klien spermisida tetap berada di dekat leher
yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk
Hiv Aids dan wanita hamil dengan atau punya rahim untuk membunuh setiap sel
risiko menderita PMS selama hamil. sperma yang mencoba masuk ke area
rahim.
Kap Serviks Spermisida
 Kap serviks merupakan salah satu alat kontrasepsi yang  Spermisida adalah metode kontrasepsi yang dapat
terbuat dari karet berbentuk bulat dan cembung, menghentikan gerakan sperma. Dengan
biasanya dari lateks. Dan cara penggunaannya adalah memasukkannya ke dalam vagina sebelum
dengan memasukannya kedalam vagina sekitar 6 jam berhubungan intim guna mencegah kehamilan.
sebelum melakukan hubungan seksual.
 Spermisida adalah metode kontrasepsi yang
 Kap serviks bekerja dengan cara menutupi seluruh
mengandung nonoxynol-9. Zat ini dapat membunuh
bagian serviks sehingga dapat menahan sperma yang
sperma atau menghentikan pergerakan sperma.
akan masuk ke bagian serviks untuk melakukan
pembuahan dan juga bisa digunakan untuk menampung  Anda dapat membeli spermisida secara bebas di
spermisida (pembunuh sperma) sehingga akan tertahan apotek-apotek bebas, jadi Anda tidak memerlukan
di tepi bagian kap serviks. resep dokter. Alat kontrasepsi ini tersedia dalam
 Efektivitas: Efektivitas dari kontrasepsi dengan bentuk krim, gel, foam (busa), supositoria, dan
menggunakan kap serviks ini cukup baik, dari 100 tablet.
perempuan  6-27 diantara mengalami kehamilan. Hal ini  Cara kerja: Dalam mencegah kehamilan, spermisida
terjadi mungkin karena Anda kurang memperhatikan
melakukannya dengan menghalangi pintu masuk
prosedur pengunaannya, atau kap serviks mengalami
uterus, sehingga sperma tidak dapat mencapai sel
kebocoran.
telur.Spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina
 Untuk perempuan yang menggunakan kap serviks dan
sebelum berhubungan intim. Setelah itu, Anda perlu
belum pernah mengalami kehamilan maka tingkat menunggu selama beberapa waktu sebelum
kegagalannya sekitar 16%, namun untuk wanita yang
memulai penetrasi agar bahan kimianya benar-
sudah pernah melahirkan tingkat kegagalannya hingga
benar larut dan menyebar.
32% . Sehingga jika dilihat dari data tersebut maka akan
lebih efektif digunakan pada perempuan yang belum  Efektif: Jika digunakan tanpa bantuan alat
pernah melahirkan. kontrasepsi lain, efektivitas spermisida kira-kira
 Hal ini dikarenakan ukuran serviks perempuan yang antara 70 hingga 80 persen dalam mencegah
sudah melahirkan akan menjadi lebih besar sehingga kehamilan. Tapi apabila dipakai bersamaan dengan
kap serviks mungkin menjadi pilihan yang kurang cocok kondom atau diafragma, angka keefektifannya akan
digunakan untuk Anda yang sudah pernah melahirkan. meningkat hingga 97 persen.
Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk
mencegah terjadinya konsepsi. Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis
melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap
folikel dan proses ovulasi.
Macam-macam kontrasepsi hormonal:
1. Kontrasepsi pil
2. Kontrasepsi suntik
3. Kontrasepsi implant
Kontrasepsi Pil
 Kontrasepsi pil  Keuntungan KB Pil:

Pil oral akan menggantikan produksi normal 1. Efektifitasnya tinggi


estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil oral 2. Tidak mengganggu hubungan seksual
akan menekan hormon ovarium selama siklus 3. Siklus haid menjadi teratur (mencegah
haid yang normal, sehingga juga menekan anemia)
releasing factors di otak dan akhirnya mencegah
4. Dapat digunakam sebagai metode jangka
ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk
panjang
mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan
gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan 5. Dapat digunakan pada masa remaja
hingga menopouse
palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar,
dan terasa nyeri. Cara kerjanya menekan ovulasi, 6. Mudah dihentikan setiap saat
mencegah implantasi, mengentalkan lendir 7. Kesuburan cepat kembali setelah
serviks. penggunaan pil dihentikan
 Efektivitas : Efektivitas pada penggunaan 8. Membantu mencegah: kehamilan
yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97% ektopik, kanker ovarium, kanker
 Jenis KB Pil, yaitu: monofasik, bifasik dan endometrium, kista ovarium, acne,
disminorhea.
trifasik
 Efek samping: Mual muntah, berat badan
 Kontraindikasi: Tidak dianjurkan bagi
bertambah, retensi cairan, edema, mastalgia,
permpuan hamil, menyusui eksklusif, sakit kepala, timbulnya jerawat. Keluhan ini
perdarahan, hepatitis, jantung, stoke, kanker berlangsung pada bulan – bulan pertama
payudara pada wanita jika tidak menggunakan pemakain pil
pil secara teratur setiap hari.
Kontrasepsi suntik
 Jenis kontrasepsi suntikan yang  Keuntungan kontrasepsi suntik:
hanya mengandung progestin, Keuntungan pengguna KB suntik yaitu
yaitu: Depo Mendroksi Progesteron sangat efektif, pencegah kehamilan jangka
(DMPA), mengandung 150 mg panjang, tidak berpengaruh pada hubungan
DMPA yang diberikan setiap tiga seksual, tidak mengandung estrogen
bulan dan Depo Noretisteron sehingga tidak berdampak serius terhadap
Enantat (Depo Noristerat), penyakit jantung dan gangguan pembekuan
mengandung 200 mg Noretindron darah, tidak mempengaruhi ASI, efek
Enantat, diberikan setiap dua bulan. samping sangat kecil, klien tidak perlu
 Cara kerja kontrasepsi suntik: menyimpan obat suntik, dapat digunakan
oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
1. Mencegah ovulasi
perimenopause, membantu mencegah
2. Mengentalkan lendir serviks kanker endometrium dan kehamilan
sehingga menurunkan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak
kemampuan penetrasi sperma payudara, dan mencegah beberapa
3. Menjadikan selaput lendir rahim penyebab penyakit radang panggul.
tipis dan atrofi  Keterbatasan kontrasepsi suntik: gangguan
4. Menghambat transportasi gamet haid, leukorhea (keputihan), jerawat,
oleh tuba falloppii rambut rontok, perubahan berat badan dan
perubahan libido.
Kontrasepsi Implant
1) Profil kontrasepsi Implant menurut 2) Jenis kontrasepsi implant:
Saifuddin (2010) yaitu:  Norplant, terdiri dari 6 batang
• Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 silastik lembut berongga dengan
tahun untuk Jedena, Indoplant, atau panjang 3,4 cm dan diameter 2,4
Implanon mm. Berisi 36 mg hormon
• Nyaman Levonorgestrel dengan daya kerja
• Dapat dipakai oleh semua ibu dalam 5 tahun.
usia reproduksi  Implanon, terdiri dari satu batang
• Pemasangan dan pencabutan perlu putih lentur dengan panjang 40
pelatihan mm dan diameter 2,4 mm. Berisi
• Kesuburan segera kembali setelah 68 mg 3- ketodesogestrel dengan
implan dicabut daya kerja 3 tahun.
• Efek samping utama berupa  Indoplant, terdiri dari 2 batang.
perdarahan tidak teratur, perdarahan Berisi 75 mg hormone
bercak, dan amenorea Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
• Aman dipakai pada masa laktasi
Keuntungan:
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
Tidak mengganggu ASI
Klien hanya kembali jika ada keluhan
Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi dan memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
Menurunkan kejadian endometriosis
Efek samping: Gangguan menstruasi, terutama selama 3 – 6 bulan pertama dari
pemakaian. Pemakaian akan mengalami masa perdarahan yang lebih panjang,
lebih sering, atau amenorea
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD
(Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan yang
mengandung hormon progesterone atau levonorgestrel
Efektifitas: Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah
pemakaian selama 1 tahun)
Keuntungan:
1. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan
2. Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran
3. Kesuburan cepat kembali setelah dicabut/buka
4. Tidak ada efek samping hormonal
5. Tidak mengganggu laktasi
Efek Samping
1. Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila pemasangan tidak tepat
2. Dapat terjadi rasa sakit berupa kram perut setelah pemasangan
Metode Kontrasepsi Mantap
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur
wanita (tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki
(vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam
cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi,
Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang
sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan
Mini laparotomi.
Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran
telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka
panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali
seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara
lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba.
Efektifitas: Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
Kontraindikasi: peradangan dalam rongga panggul, peradangan liang
senggama akut, penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau
penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor berada dalam
posisi genupektorial, obesitas berlebihan dan bekas lapartomi.
Efek Samping:
1. Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi
2. Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi
3. Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi
Vasektomi
Vasektomi adalah Kontrasepsi Keuntungan:

mantap pria atau vasektomi 1. Efektif


merupakan suatu metode 2. Aman, morbiditas rendah dan
operatif minor pada pria yang hampir tidak ada mortalitas
sangat aman. Sederhana dan 3. Sederhana
sangat efektif, memakan waktu 4. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-
10 menit
operasi yang sangat singkat dan
5. Menyenangkan bagi akseptor karena
tidak memerlukan anastesi
memerlukan anastesi lokal saja.
umum.
6. Biaya rendah
Efektifitas: Sangat efektif, tetapi
7. Secara kultural, sangat dianjurkan di
angka kejadian rekanalisasi negara-negara dimana wanita
spontan dan kehamilan sedikit merasa malu untuk ditangani oleh
lebih tinggi. Efektif 6-10 dokter pria atau kurang tersedia
dokter wanita dan paramedis wanita
minggu setelah operasi.
Lanjutan...
Kerugian Efek Samping: Efek
1. Diperlukan tindakan operatif samping MOP jarang terjadi
2. Kadang-kadang menyebabkan
komplikasi seperti perdarahan atau
dan bersifat sementara
infeksi misalnya bengkak, nyeri,
3. Belum memberikan perlindungan dan infeksi pada luka
total sampai semua spermatozoa, operasi. Pada vasektomi
yang sudah ada di dalam sistem
infeksi dan epididimitis
reproduksi distal dari tempat oklusi
vas deferens, dikeluarkan. terjadi pada 1-2% pasien.
4. Problem psikologis yang Pada tubektomi perdarahan,
berhubungan dengan perilaku infeksi, kerusakan organ
seksual mungkin bertambah parah
lain dan komplikasi karena
setelah tindakan operatif yang
menyangkut sistem reproduksi pria. anastesi dapat terjadi.
ASUHAN KEPERAWATAN
KB/KONTRASEPSI
PENGKAJIAN
Contoh laporan kasus

Identitas pasien Identitas suami


 Nama : Ny. “A”  Nama : Tn. “M”
 Umur : 41 tahun  Umur : 47 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan  Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Jl. A.Yani Gg Rukun  Agama : Islam
 Agama : Islam  Pekerjaan : Pegawai Swasta
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Pendidikan Terakhir : SMA
 Pendidikan Terakhir : SMA  Status : Menikah
 Suku Bangsa : Indonesia
 Alamat : Jl. A.Yani Gg Rukun
 Hubungan dengan pasien :
Suami Pasien
Keluhan utama Riwayat menstruasi

 Ibu mengatakan ada rasa  Menarche : Ibu mengatakan

tidak nyaman menggunakan menstruasi pertama kali pada umur


14 tahun.
spiral dimana pada
 Siklus : Ibu mengatakan siklusnya
kemaluannya keluar lendir 28 hari.
berwarna putih dan kental  Banyaknya : Ibu mengatakan
dalam jumlah banyak dan banyaknya 2 kali ganti
kadang nyeri tetapi tidak pembalut/hari.
merasa gatal dan berbau  Lama : Ibu mengatakan lamanya
sejak 3 hari yang lalu tanggal 5-6 hari.
18 Mei 2019 dan ingin tetap  Teratur/Tidak : Ibu mengatakan
menggunakan spiral dan menstruasi teratur.
merasa khawatir dengan  Sifat Darah : Ibu mengatakan

banyaknya keputihan yang darah haidnya encer dan berwarna


merah
dialaminya.
 Dismenorhoe : Ibu mengatakan
tidak pernah merasa nyeri pada
Riwayat perkawinan
 Ibu mengatakan perkawinan sah, menikah 1 kali, kawin
umur 22 tahun dengan suami umur 29 tahun lamanya 13
tahun, jumlah anak 2 orang.

Riwayat KB
 Macam Peserta KB : Pengguna KB Lama.
 Metode yang pernah dipakai: Ibu mengatakan setelah melahirkan
anak pertama, ibu menggunakan KB IUD selama 5 tahun dan tidak
ada keluhan apapun. Kemudian ibu berhenti menggunakan KB IUD
karena ingin hamil lagi. Setelah kelahiran anak kedua ibu
menggunakan KB IUD lagi selama 5 tahun dan pada tahun 2018 lepas
untuk ganti IUD yang baru dan IUD ini baru dipasang 1 tahun yang
lalu ibu mengeluh keluar lendir yang cukup banyak dan kadang nyeri
tetapi tidak berbau dan tidak terasa gatal dari kemaluannya, sejak 3
hari yang lalu.
Riwayat Obstetri lalu
    Komplikasi Bayi Nifas
Tgl Usia Tempat Jenis
No Penolong
Ibu Bayi Jk BB/PB Keadaan Lakta Kead
lahir kehamilan persali persali
si aan
anak nan nan

                  3000gr      
1 1998 Aterm Bidan Spontan Bidan - - L 50 cm baik baik baik

                  3500gr      
2 2000 Aterm Bidan Spontan Bidan - - Pr 40 cm baik baik baik
Riwayat kebiasaan sehari-hari
 Pola Nutrisi  Pola Istirahat dan tidur

Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan tidur
siang kadang- kadang ± 1 jam dan tidur malam 7-8
cukup banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta
jam sedangkan setelah mengalami leukorea Ibu
minum 6-8 gelas air putih dan teh mengatakan susah untuk tidur karena merasa tidak
 Pola Eliminasi nyaman.
 Pola Aktivitas
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi
lunak, warna kuning, dan tidak ada konstipasi. BAK Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan
5-6 kali sehari warna kuning jernih dan tidak ada dirumah melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
keluhan saat BAK. memasak, membersihkan rumah, mencuci baju,
menyetrika sedangkan setelah mengalami leukorea
 Personal Hygiene Ibu mengatakan beraktivitas seperti biasa tapi sedikit
Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan terganggu karena merasa tidak nyaman.
mandi 2 kali sehari, ganti baju 2 kali dan ganti  Pola hubungan seksual

celana dalam 2 kali setelah mandi, BAB/BAK Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan
dibersihkan dengan air bersih, dan selama ini ibu melakukan hubungan seksual 1-2 kali seminggu, baik
belum mengetahui cara cebok yang benar, ibu maupun suami tidak ada keluhan apapun
sedangkan setelah mengalami leukorea Ibu
sedangkan setelah mengalamai leukorea Ibu
mengatakan tidak melakukan hubungan seksual
mengatakan ganti celana dalam 3 sampai 4 kali karena merasa nyeri dan tidak nyaman.
setelah mandi ataupun setelah BAK. BAB/BAK
 Data Psikologis
dibersihkan dengan air bersih, dan belum
mengetahui cara cebok yang benar. Ibu mengatakan cemas dengan keputihan yang
dialaminya sekarang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut
Ansietas
Resiko infeksi
Defisit pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri akut
Manajemen nyeri
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
b. Terapeutik:
5) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
6) Kontrol ingkungan yang memperberat rasa nyeri
7) Fasilitasi istirahat dan tidur
8) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
9) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
10) Jelaskan strategi meredakan nyeri
11) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
13) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Ansietas
Reduksi Ansietas
a. Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
2) Identifikasi tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
b. Terapeutik
3) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
4) Pahami situasi yang membuat ansietas
5) Dengarkan dengan penuh perhatian
6) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
c. Edukasi
7) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
8) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
9) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
10) Latih teknik relaksasi
d. Kolaborasi
11) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
Risiko Infeksi
Pencegahan Infeksi
a. Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b. Terapeutik
2) Batasi jumlah pengunjung
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
4) Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
c. Edukasi
5) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
Defisit pengetahuan
Edukasi Kesehatan
a. Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
b. Terapeutik
3) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5) Berikan kesempatan untuk bertanya
c. Edukasi
6) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
7) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai