Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk


menjarangkan kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan
perkembangan, masalah kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari
masalah kesehatan reproduksi. Keberadaan metode dan alat-alat kontrasepsi
terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan Keluarga Berencana untuk
memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah
memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah
kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Teknologi kontrasepsi berkembang sangat pesat dalam waktu tiga
dasawarsa terakhir ini. Standarisasi pelayanan kontrasepsi secara nasional dan
oleh Badan Internasional (misal: WHO) telah diterbitkan secara berkala.
Sayangnya,perkembangan tersebut tidak selalu diikuti dengan cermat oleh
para petugas kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia.
Berbagai kontroversi timbul dalam perkembangan teknologi kontrasepsi
selama ini, khususnya mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi bagi
wanita dalam jangka panjang. Banyak berbagai pertanyaan yang diajukan
tentang berbagai risiko negatif penggunaan kontrasepsi, tetapi sangat sedikit
penyampaian informasi tentang dampak positif kontrasepsi kepada kesehatan
reproduksi wanita. Padahal, kontrasepsi tidak hanya memiliki dampak
negatif, tetapi memiliki dampak positif seperti mencagah jenis kanker tertentu
dan anemia yang seringkali dijumpai pada wanita di Indonesia.
Oleh karena itu, secara berkala perlu dilakukan sosialisasi
“contraceptive technology update” bagi para ilmuwan, petugas
pelayanan kesehatan dan KB agar mereka mampu mengikuti perkembangan
alat, obat dan cara kontrasepsi terkini. Dengan meningkatnya pengetahuan
mereka, pelayanan KB di Indonesia diharapkan dapat meningkat kualitasnya,
sehingga sasaran KB yang ditetapkan dalam Pembangunan Nasional dapat
dicapai.

1
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan
merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah
pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang
dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada
kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning
masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena
sudah ada perencanaannya. Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal
pada tahun 1953 pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan
tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat, untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu
saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi
semua pihak, memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih
baik daripada tidak memakai kontrasepsi sama sekali.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi?


2. Apa yang dimaksud metode alat kontrasepsi tanpa alat (alamiah)?
3. Apa saja macam-macam alat kontrasepsi tanpa alat (alamiah)?
4. Apa yang dimaksud metode alat kontrasepsi dengan menggunakan
alat ?
5. Apa saja macam-macam alat kontrasepsi dengan menggunakan alat ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari kontrasepsi


2. Untuk mengetahui definisi alat kontrasepsi tanpa alat
3. Untuk mengetahui macam-macam alat kontrasepsi tanpa alat
4. Untuk mengetahui definisi dari alat kontrasepsi dengan menggunakan
alat
5. Untuk mengetahui macam-macam alat kontrasepsi dengan
menggunakan alat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi asal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/


menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan
antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi diartikan sebagai cara
untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur dengan sperma. KB merupakan salah satu sarana bagi
setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga
ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir batin. Keluarga
Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran.
Secara umum kontrasepsi dapat menggunakan berbagai
macam metode yaitu, metode sederhana KB Alamiah (KBA), metode
KB menggunakan alat, metode modern hormonal dan non hormonal,
dan metode prosedur operasi. Menurut Kamus BKKBN (2011)
Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk mencegah terjadinya konsepsi
(kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang
mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non-
hormonal (IUD, Kondom).

B. Definisi Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)

Metode KB Sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode


kontrasepsi berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau
mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi perempuan.

3
1. METODE KALENDER

Metode kalender adalah metode kontrasepsi sederhana. Metode ini


digunakan untuk perhitungan hari untuk mengira kapan terjadinya masa
subur. Waktu ovulasi dari data haid dicatat 6-12 bulan terakhir. Menurut
Ogino : ovulasi terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya, namun
dapat pula terjadi 12-16 hari haid berikutnya sedangkan menurut Knaus :
ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya.
Efektivitasnya: akan lebih efektif jika di samakan dengan pengukuran suhu
basal tubuh. Angka kegagalannya 20 dari 100 wanita hamil per tahun.
a. Cara kerja
Masa subur disebut fase ovulasi mulai dari 2 hari sebelum
ovulasi dan berakhir 1 hari setelah ovulasi. Ovulasi terjadi pada saat
14 hari atau ±2 hari sebelum hari pertama haid terakhir. Cara ini akan
lebih tinggi efektivitasnya jika di samakan dengan pengukuran suhu
basal tubuh. Menjelang ovulasi suhu badan turun, tapi pada saat
ovulasi, suhu badan meningkat namun akan relative menetap sampai
terjadinya menstruasi. Tetapi pada saat menstruasi suhu basal badan
akan turun. Dan pantang berkala bisa dilihat dari lendir serviks yang
keluar dari vagina.
b. Keuntungan dan kerugian
1) Kontrasepsi
a) Dapat digunakan untuk menghundari atau mencapai
kehamilan.

4
b) Murah atau tanpa biaya.
c) Meningkatkan pengetahuan kesuburan.
d) Dapat dipadukan dengan metode lain.
2) Non Kontrasepsi
a) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
b) Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami
dan istri.
c) Tidak memerlukan perangkat/prosedur khusus.
d) Murah
3) Kerugian
a) Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus
yang tidak teratur.
b) Strs, penyakit dan perjalanan dapat mempengaruhi siklus
menstruasi.
c) Membutuhkan catatan siklus selama 6-12 bulan sebel;um
digunakan.
d) Efektifitasnya rendah.
e) Harus terus memantau panjang siklus mestruasi.
f) Tidak melindungi dari PMS.

2. METODE SUHU BASAL

Suhu basal harus diukur dengan thermometer yang khusus dan


dicatat pada grafik tertentu yang paling penting ialah perubahan suhu dan
bukan nilai absolutnya. Maka pengukuran harus pengukuran harus

5
dilakukan ialah setiap hari adalah di pagi hari sebelum bangun dari
tempat tidur, sebelum makan atau minum. Diukur dengan menggunakan
thermometer yang sama dan di tempat yang sama (anus, mulut, vagina).
a. Efektivitas
Metode ini memilimi tingkat keamanan yang tinggi jika suhu
di ukur secara rutin dan senggama sebelum ovulasi dilakukan dengan
metode kontrasepsi lain angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada 100
wanita per tahun.
b. Cara menggunakan
Aturan perubahan suhu temperatur adalah sebagai berikut :
1) Suhu di ukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangun dari tempat tidur, sebelum makan minum, sebelum
beraktivitas.
2) Catat suhu ibu pada kartu yang telah yang telah tersedia.
3) Abaikan setiap suhu tinggi yang diseababkan oleh demam atau
gangguan lain.
4) Tarik garis pada 0,05 derajat celcisus
c. Keuntungan dan kerugian
1) Keuntungan
a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan tentang
masa subur.
b) Membantu wanita yang siklus menstruasi tidak teratur untuk
mendeteksi masa suburnya.
c) Berada dalam kendali wanita.
d) Dapat digunakan mencegah dan meningkatkan kehamilan.
2) Kerugian
a) Membutuhkan motivasi dari pasangan.
b) Memerlukan konseling dengan ahli KB.
c) Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan
tidur, merokok, alkohol, stress, narkoba, obat-obatan.
d) Tidak mendeteksi permulaan masa subur, sehingga sulit
untuk mencapai kehamilan.

6
e) Membutuhkan masa pantang yanag lama.
f) Apabila suhu tubuh tidak di ukur pasa sekitar waktuyang
sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu
basal.
g) Harus tidur 5-6 jam.

d. Indikasi dan kontraindikasi

1) Indikasi
Wanita yang rutin mengukur suhu tubuhnya.
2) Kontraindikasi
a) Wanita yang sakit, seperti demam.
b) Wanita yang kurang tidur malam hari.
c) Wanita yang bekerja malam hari.
d) Wanita yang mengonsumsi obat-obatan, seperti aspirin.
e) Wanita yang stress
f) Wanita yang mengonsumsi alkohol.

3. METODE LENDIR SERVIKS/METODE OVULASI BILLINGS


(MOB).

Metode lendir serviks atau lebih dikenal dengan metode


ovulasi billings/MOB adalah suatu metode manajemen kesuburan.
a. Cara kerja MOB (Metode ovulasi billings)
Dasarnya ialah perubahan kualitatif dan kuantitatif yang siklus
dari lendir cervix karena pengaruh hormon ovarium.
Perubahan ini dapat terbagi dalam 5 fase :

7
Fase Masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen
1 yang rendah, kurang merangsang sekresi.

Fase Pada masa pre-ovulasi dini kadar estrogen mulai nak dan
2 akibatnya ialah sekresi lendir yang keruh dan liat.

Fase Hari-hari “basah” beberapa waktu sebelum dan sesudah ovulasi.


3 Pada masa ini kadar estrogen mencapai puncak, maka lendir
berubah menjadi jernih, licin, sifatnya seperti putih telur.

Fase Masa post ovulasi dimana kadar progesteron naik, sehingga lendir
4 berkurang sekali dan menjadi keruh dan liat.

Fase Masa pre-menstruasi dimana lendir kadang-kadang menjadi


5 jernih lagi dan sangat cair. Fase ini tidak selalu terjadi.

Pada masa subur mulai terjadi pada hari pertama adanya lendir
cerviks pasca haid (fase 2) dan berlangsung sampai 4 hari sesudah
keluarnya lendir yang jernih dan licin. Keuntungan dan kerugian
MOB

1) Keuntungan MOB
a) Dalam kendali wanita
b) Member izin kepada pasangan untuk menyentuh tubuhnya.
c) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuh.
d) Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan
kehamilan.
e) Mencegah kehamilan.
f) Dapat diterapkan pada semua tahap reproduksi (menstruasi
teratur, tidak teratur, mendekati masa menopause, dan
sebagainya).
2) Kerugian MOB
a) Butuh komitmen.
b) Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk
menggunakan MOB secara benar.

8
c) Dibutuhkan pelatih/spesialis KBA yang mampu membantu
ibu mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk
menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan.
d) Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.
e) Sinfeksi vagina menyulitkan identifikasi lendir yang subur.
f) Beberapa obat yang digunakan seperti obat flu dan
sebagainya dapat menghambat lendir serviks.
g) Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai
beberapa wanita.
h) Membutuhkan pantang.
b. Cara untuk kontrasepsi/menghindari kehamilan
1) Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur lendir
mungkin berubah pada hari yang sama. Tentukan tingkat yang
paling subur dan beri tanda pada catatan ibu dengan kode yang
sesuai.
2) Pantang senggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu
akan mengenali hari-hari lendir, mengenali pola kesuburan dan
ketidaksuburan ibu dengan bimbingan guru KBA.
3) Hindari senggama pada waktu haid. Hari-hari pada aman,
karena pada siklus pendek ovulasi dapat terjadi pada hari-hari
haid.
4) Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang
satu malam(aturanselang-seling). Ini akan menghindari ibu
bingung dengan cairan sperma dan lendir.
5) Segera setelah ada lendir jenis apapun atau perasaan basah
muncul, hindari senggama. Hari-hari lendir terutama hari lendir
subur adalah tidak aman.
6) Tanda hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur. Ini
adalah hari ovulasi dan hari paling subur.
7) Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikutsiang
dan malam. Hari-hari ini adalah tidak aman(aturan puncak).
Mulai dari pagi hari keempat setelah kering,. Ini adalah hari-

9
hari amanuntuk bersenggama pada hari haid berikutnya bila
inginmenghindari kehamilan.
8) Pada siklus yang tidak teratur seperti pascasalin atau
pramenopouse maka perlu memperhatikan pola dasar
ketidaksuburan dimana ada waktu 1-2 hari subur yang
menyelingi diantara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati
perubahan ini dan bila pola dasar ketidaksuburan sudah pulih
kembali dan berlangsung minimal 3 hariberturut-turu.
c. Indikasi dan kontraindikasi
1) Indikasi
a) Wanita dengan siklus haid yang teraturmaupun tidak
teratur.
b) Wanita yang telah mendapat haid.
c) Wanita yang menyusui.
2) Kontraindikasi
a) Wanita dengan pengeluaran cairan vagina secara menetap.
b) Wanita dengan infeksi vagina.
c) Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya.
d) Wanita yang mengonsumsi obat yang dapat menghambat
produksi lendir serviks.

4. METODE AMENORE LAKTASI

10
Metode amenore laktasi adalah salah satu metode KB
sederhana. Metode amenore laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif.
a. Cara kerja mal
Cara kerja metode amenore laktasi(MAL) adalah menunda
atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui.
Hormone yang berperanadalah prolaktin dan oksitosin. Yang
menyusui eksklusif, konsentrasi tetap tinggi karena isapan bayi
yang merangsang hipofisis anterior memproduksi prolaktin
sehingga prolaktin meningkat menekan konsentrasi LH sehingga
menghambat ovulasi.
b. Keuntungan dan keterbatasan
1) Keuntungan kontrasepsi.
a) Efektivitasnya tinggi ( keberhasilan 98% pada enam bulan
pasca persalinan).
b) Segera efektif.
c) Tidak mengganggu senggama.
d) Tidak ada efek samping secara sistemik.
e) Tidak perlu pengawasan medis.
f) Tidak perlu obat atau alat.
g) Tanpa biaya.

2) Keuntungan nonkontrasepsi
a) Untuk ibu
 Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan
antibody perlindungan lewat ASI)
 Sumber asupan gizi yang terbaik san sempurna
untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.
 Terhindar dari keterpaparan terhadap
kontaminasi dari air, susu lainatau formula, atau
alat minum yang di pakai.

11
b) Untuk ibu
 Mengurangi perdarahan pascapersalinan.
 Mengurangi resiko anemia.
 Meningkatkan hubunganpsikologis ibu dan
bayi.

c. Indikasi dan Kontraindikasi


1) Indikasi MAL
a) Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan.
b) Ibu yang belum mendapat haid setelah melahirkan.
c) Menyusui secara penuh (full feeding) : lebih efektif bila
pemberian lebih dari 8 x sehari.
d) Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dianjurkan dengan
pemakaian alat kontrasepsi lainnya.

2) Kontraindikasi MAL
a) Sudah mendapat haid setelah melahirkan.
b) Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
e) Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi
tambahan.
f) Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
g) Wanita yang menggunakan jenis obat-batan jenis ergotamine,
anti metabolism, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif,
lithium atau anti koagulan.
h) Bayi yang mempunyai gangguan metabolism.

5. Metode Sim To Thermal


a. Pengertian sim to thermal
Metode Simtothermal merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan

12
metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator
kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan
mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode
kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode
saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-
tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

b. Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat
kontrasepsi maupun konsepsi.
1) Manfaat Kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat
kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
2) Manfaat Konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi
atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan
seksual ketika berpotensi subur.

c. Efektifitas
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:

1) Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.


2) Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat
mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
3) Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah
kehamilan.

Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara


lain:

13
1) Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun
pada malam hari.
2) Wanita yang mempunyai penyakit
3) Pasca perjalanan.
4) Konsumsi alkohol.

d. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
1) Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2) Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
3) Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri.
4) Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

e. Petunjuk bagi Pengguna Metode Simptothermal


Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat
instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu
basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna
dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu
basal tubuh maupun lendir serviks.
1) Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari
berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum
ovulasi).
2) Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai
dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama
dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena
ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3) Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3
hari berurutan dan hari puncak lendir subur.

14
4) Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal,
periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan
periode subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama
harus dilakukan.
f. Contoh Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal
Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan
pada grafik simptothermal.

Grafik Metode Simptothermal

g. Interpretasi Grafik
Buat pengamatan Anda dalam urutan yang sama:
1) Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus
terpanjang dan terpendek).
2) Apakah grafik suhu bifase terakhir?
3) Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan
khusus?
4) Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari,
penerapan aturan “Three over Six”, mengenali hari pertama
masa tidak subur setelah ovulasi).

15
5) Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahan lendir
serviks pertama kali, menafsirkan pola lendir serviks
berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak
subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah
ovulasi, periksa lendir dengan suhu).
6) Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain:
perubahan serviks rendah, kaku, tertutup, serviks saat tidak
subur dan perubahan serviks tinggi, lunak, terbuka, serviks
saat subur.
7) Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus
(siklus terpendek dikurangi 20 untuk mengenali hari subur
terakhir).
8) Amati perubahan yang terjadi.
9) Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti:
gangguan, faktor stres, penyakit ataupun obat.
10) Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat
(untuk merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan).

6. Coitus interuptus atau senggama

a. Pengertian

Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode


keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan
alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau
ekspulsi pra-ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal
methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga
interruptedintercours.

16
b. Efektifitas

Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan


dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per
100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai
pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat
menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

c. Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara
kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
1) Manfaat kontrasepsi :
a) Alamiah.
b) Efektif bila dilakukan dengan benar.
c) Tidak mengganggu produksi ASI.
d) Tidak ada efek samping.
e) Tidak membutuhkan biaya.
f) Tidak memerlukan persiapan khusus.
g) Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
h) Dapat digunakan setiap waktu.
2) Manfaat non kontrasepsi:
a) Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
b) Menanamkan sifat saling pengertian.
c) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
d. Mekanisme
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada
pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat
dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi
kemungkinan air mani mencapai rahim.

17
e. Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara
lain:
1) Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol
ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
2) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
(orgasme).
3) Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi,
sesaat dan setelah interupsi coitus.
4) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5) Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

C. Definisi Metode KB Sederhana ( Dengan Alat)

Metode KB Sederhana (dengan alat) adalah metode kontrasepsi


berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan
dengan menggunakan alat bantu kontrasepsi. Metode KB sederhana dibagi
menjadi 2 yaitu Mekanisme dan kimiawi. Mekanisme Berupa kondom,
diafragma, dan kap cerviks. Sedangkan Kimiawi berupa Spermisida.

1. Mekanisme
a. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana
yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan
cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan
bersenggama. Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk
mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada
saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet
latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada
keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau
berhubungan suami-istri.

18
19
b. Mekanisme kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina,
sehingga pembuahan dapat dicegah. Yaitu mencegah sperma
masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan
maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita,
hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas
kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya
benar. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit
yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
c. Keuntungan
1) Murah
2) Mudah didapat
3) Tidak memerlukan pengawasan
4) Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
d. Efek samping
Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi
terhadap kondom karet.
e. Petunjuk penggunaan kondom
 Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan
sebelum melakukan hubungan badan.
 Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari
tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan
menggunakan gigi, benda tajam saat membuka
kemasan.
 Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol
untuk menghindari udara masuk ke dalam kondom.
Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
 Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke
arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom.
Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus,
jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke
pangkal penis.

20
 Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis
masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari
pasangan anda.
 Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke
tempat yang aman.

1. Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks


(karet) yang dimasukkan didalam vagina sebelum berhubungan seksual
dan menutupi serviks. Jenis diafragma antara lain:
a. Flat spring (flat metal band).
b. Coil spring (coiled wire).
c. Arching spring (kombinasi metal spring).
Flatspring (Diafragma pegasdatar)Jenis ini cocok untuk vagina normal dan
disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat
dan mudah dipasang. Coil spring (Diafragma pegas kumparan). Jenis ini
cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap
tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh
lebih lunak dari pegas datar.
1) Cara Kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini
mempunyai cara kerja sebagai berikut:
a) Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis
ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).
b) Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

21
2) Manfaat kontrasepsi
a) Efektif bila digunakan dengan benar.
b) Tidak mengganggu produksi ASI.
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah
dipersiapkan sebelumnya.
d) Tidak mengganggu kesehatan klien.
e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
3) Manfaat non kontrasepsi
a) Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
b) Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat
haid.
4) Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat
secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga
mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara
lain:
a) Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-
16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama,
bila digunakan dengan spermisida).
b) Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara
penggunaan yang benar.
c) Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu
berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi
ini.
d) Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasangan.
e) Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
f) Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.

22
5) Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari
pemakaian alat kontrasepsi diafragma.
Efek Samping Atau Masalah Penanganan
Infeksi saluran uretra Pemberian antibiotik,sarankan
mengosongkan kandungkemih
pasca senggama atau gunakan
metode kontrasepsi lain

Alergi diafragma atau spermisida Berikan spermisida bila


ada gejala iritasi vagina pasca senggama dan
tidak mengidap PMS atau bantu memilih
metode lain

Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung Nilai kesesuaian ukuran forniks dan


kemih/rektum diafragma. Bila terlalu besar, coba ukuran
yang lebih kecil. Follow up masalah yang
telah ditangani

Timbul cairan vagina dan berbau Periksa adanya PMS atau benda asing dalam


vagina. Sarankan lepas segera diafragma
pasca senggama. Apabila kemungkinan ada
PMS, lakukan pemrosesan alat sesuai
dengan pencegahan infeksi

Luka dinding vagina akibat tekanan pegas Hentikan penggunaan diafragma untuk
diafragma sementara dan gunakan metode lain. Bila
sudah sembuh, periksa kesesuaian ukuran
forniks dan diafragma

5) Hal yang Perlu Diperhatikan


Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk
segera pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

23
Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan
rehidrasi per oral dan analgesik.

2. Servical Caps/ Kap Serviks (alat kontrasepsi barrier)

Cervical caps atau kap serviks adalah kap karet yang lembut berbentuk
bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina kira-
kira enam jam sebelum berhubungan seksual (tetapi tidak lebih dari 3 hari
setelah hubungan seks). Kap serviks ini akan menutup serviks dan akan
menahan sperma masuk dengan suction. Kap serviks sekarang telah
digantikan dengan Fem cap dan Lea’s Shield. Fam cap yaitu kap yang terbuat
dari silikon bentuknya seperti topi pelaut, dan lebih terjamin menutup serviks.
Sedangkan Lea’s Shield yaitu kap silikon yang dilengkapi dengan katup
udara dan loop untuk melepaskan kap.

a. Cara Kerja
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus& tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida
senjata sperma tambahan untuk membunuh sperma-sperma yang tidak
tertahan pada kaps serviks.

b. Indikasi
Cervical caps dapat digunakan untuk wanita atau pasangan yang ingin
menunda untuk mempunyai anak.

c. Kontraindikasi
Cervical caps tidak diboleh digunakan oleh wanita yang mempunyai:
1) Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi)
2) Riwayat PID (pelvic inflammatory disease)
3) Pap smear yang abnormal
4) Radang serviks (cervicitis) yang kronis
5) Otot vagina yang sensitive
6) Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstruasi

24
d. Keuntungan

1) Kaps serviks bersifat reversible. Kap servik dapat digunakan lagi


setelah dipakai dengan mencucinya menggunakan air hangat dan
sabun yang lembut/ tidak bersifat asam. Selain itu,
2) kap serviks tidak mempunyai efek yang berbahaya terhadap fungsi
reproduksi baik wanita ataupun pria. Jika kap serviks tidak
digunakan lagi, kemungkinan untuk hamil tetap ada.
3) Harganya tidak terlalu mahal, namun tidak dijual disembarang tempat.
4) Ukurannya kecil dan ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-
mana.
5) Hanya membutuhkan sedikit spermicide (jika dibandingkan dengan
diafragma)

e. Kerugian
1) Dapat menyebabkan cervicitis
2) Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah
tergantung pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau
perubahan berat badan yang signifikan > 20lbs (naik/ turun)
3) Membuat infeksi pada saluran perkemihan
4) Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
5) Penggunaannya cukup sulit. Banyak wanita yang mengalami kesulitan
dalam memasang/memasukkan cervical caps ke dalam vagina dengan
benar

f. Efek Samping

1) Menyebabkan iritasi pada daerah vagina


2) Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
3) Menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakainya dan juga
pasangannya terutama ketika sedang berhubungan intim
4) Menimbulkan rasa nyeri atau sakit pada daerah vaginal
5) Menimbulkan reaksi alergi terhadap kap-nya dan juga pada
spermatisidanya.

25
g. Komplikasi

1) Iritasi pada serviks karena kontak yang terlalu lama dengan karen (kap
Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika
pemakaian cervical caps dilakukan pada saat menstruasi.
2) Dapat menyebabkan reaksi alergi yang sangat mengganggu.
3) Dapat menyebabkan) dan spermicide-nya.

h. Cara pemakaian

Tahap pertama untuk memasukkan atau mengeluarkan kap serviks


adalah mencuci tangan, untuk menghindari masuknya bakteri berbahaya
ke dalam liang vagina. Pemakai memasukkan kap serviks saat
seksualitasnya bangkit dan sebelum melakukan hubungan seksual. Ada
beberapa saran yang menyarankan penggunaan spermisida bersamaan
dengan kap serviks. Pemakai harus mempertahankan kap serviks selama
6 jam setelah ejakulasi intravagina terakhir untuk memastikan bahwa
sperma yang tertinggal di dalam vagina tidak memasuki ke dalam rongga
uterus.

Namun, untuk mengeluarkan kap serviks harus dilakukan dalam


kurun waktu 48 jam. Setelah itu kap serviks dilepaskan, lalu bersihkan
kap dengan sabun dan air hangat dan diangin-anginkan, setelah itu
disimpan dengan benar agar dapat digunakan kembali. Dengan perawatan
yang tepat, kap dapat bertahan selama 2 tahun, tapi harus diperiksa secara
teratur untuk memastikan apakah ada lubang, atau bocor. Bila terjadi
kerusakan pada kap, maka pemakai diinstruksikan untuk segera
menggantinya

26
2. Kimiawi

a. Spermisida
1) Definisi
Spermisida adalah metode kontrasepsi untuk mencegah hamil,
yang biasanya mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat
membunuh sperma atau menghentikan pergerakannya. Alat KB
ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau supositori.
Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika
digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom.
2) Cara Kerja
Spermisida membunuh sperma dan menghentikan
pergerakannya sebelum sperma bisa berenang masuk ke dalam
rahim. Supaya efektif, ia harus ditempatkan jauh di dalam vagina,
dekat leher rahim. Spermisida bentuk krim, gel, dan foam biasanya
disemprotkan ke dalam vagina menggunakan aplikator khusus. Jenis
lainnya adalah vaginal contraceptive film (VCF) yang berupa
lembaran tips yang harus ditempelkan di belakang vagina, dan
vagina supositori yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.
Spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina sebelum
berhubungan intim. Masing-masing produk biasanya akan memberi
instruksi pada labelnya mengenai kapan waktu yang tepat untuk
memakainya. Ada beberapa produk yang membolehkan Anda
langsung berhubungan seks segera setelah memakainya, namun
sebagian besar baru mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah
dipakaikan, sehingga Anda harus menunggu sebentar sebelum
memulai penetrasi.
Semua jenis spermisida hanya efektif selama satu jam setelah
dimasukkan. Jika Anda sudah memasukkannya ke dalam vagina
namun ternyata hubungan seks Anda baru terjadi satu jam
setelahnya, Anda perlu memakainya kembali sebelum memulai.
Wanita juga dianjurkan untuk tidak bersih-bersih dengan sabun
pencuci vagina (douche) selama 6 jam setelah berhubungan seks

27
memakai spermisida. Jadi, cara kerja spermisida yaitu menyebabkan
sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma,
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
3) Jenis Spermisida
a) Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi.
b) Busa spermasida dianjurkan apabila penggunaannya
hanya sebagai metode kontrasepsi.
c) Tablet vagina, supositoria, dan film penggunaannya
disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan
sebelum hubungan seksual.
d) Jenis spermisida jeli biasanya hanya digunakan dengan
diafragma.
4) Keefektifan dalam Mencegah Kehamilan
Dalam jangka waktu satu tahun, sebanyak 29 dari 100
pasangan yang hanya menggunakan spermisida sebagai alat KB
akan mengalami kehamilan yang tak direncanakan. Tentu saja
angka ini bergantung pada apakah cara Anda menggunakannya
sudah benar. Maka dari itu, spermisida paling efektif jika
digabungkan dengan alat kontrasepsi lain. Secara umum,
efektivitas alat kontrasepsi apapun bergantung pada banyak hal.
Di antaranya adalah apakah seseorang memiliki penyakit
tertentu atau sedang minum obat tertentu yang mungkin
mengganggu keampuhan alat KB tersebut. Jika alat KB tersebut
lupa digunakan atau diminum, ini juga dapat mengurangi
efektivitasnya.
5) Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Spermisida merupakan alternatif bagi wanita yang
menginginkan proteksi sementara dan bisa didapatkan dengan
mudah.

28
b) Kekurangan
Penggunaan yang terlalu sering dapat mengiritasi vagina dan
kulit di sekitarnya. Iritasi ini membuat Anda lebih mudah
terinfeksi HIV dan penyakit kelamin lain. Efek samping
lainnya adalah meningkatkan risiko infeksi saluran kencing,
karena spermisida dapat mengganggu keseimbangan bakteri di
dalam tubuh wanita.
6) Penanganan efek samping dan masalah lain

Efek samping dan masalah Penanganan


Iritasi vagina Pemeriksa adanya vaginitis dan IMS.
Jika penyebabnya spermisida, alihkan
ke spermisida lainya dengan
komposisi kimia berbeda atau bantu
klien memilih metode lain.
Iritasi penis dan tidak nyaman Pemeriksaan IMS, jika penyebabnya
spermisida, alihkan ke spermisida
lainya dengan komposisi kimia
berbeda atau bantu klien memilih
metode lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar.
Yakinkan bahwa rasa hangat adalah
normal. Jika tidak ada perubahan,
alihkan ke spermisida lainya dengan
komposisi kimia berbeda atau bantu
klien memilih metode lain.
Kegagalan tablet tidak larut Pilih spermisida lain dengan
komposisi kimia berbeda atau bantu
klien memilih metode lain.

29
7) Cara penggunaan/intruksi umum bagi klien.
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi
aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida.
b) Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan
hubungan seksual.
c) Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau
supositoria adalah 10-15 menit
d) Tidak ada jarak tunggu untuk memasukkan busa.
e) Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara
penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya
kocok alcohol aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator).
f) Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks
terlindungi dengan baik.
8) Cara Menggunakan Aerosol (Busa)
a) Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
b) Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator
pada mulut container, dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
c) Sambil berbaring lakukan insersi aplikator ke dalam vagina
mendekati serviks, dorong sampai busa keluar.
d) Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan, lalu
keringkan. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
9) Cara menggunakan tablet vagina atau supositoria
Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang
dapat larut dalam vagina.
a) Cuci tangan sebelum membuka paket.
b) Lepaskan tablet atau supositoria.
c) Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau supositoria jauh
ke dalam vagina.
d) Tunggu 10-15 menit sebelum mulai berhubungan seksual.
e) Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau supositoria
ditempat.

30
 Catatan: beberapa busa dari tablet vagina
menyebabkan rasa hangat di vagina, hal tersebut
normal-normal saja.
10) Cara Menggunakan Krim
a) Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam
aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina
sampai mendekati serviks.
b) Tekan alat pendorong sampai krim keluar, tidak perlu
menunggu kerja krim.
c) Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai
dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan, lalu
keringkan.
d) Untuk memudahkan pembersihan, pisahkan bagian-
bagian alatnya. Jangan berbagi aplikator dengan orang
lain.
e) Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila
ternyata kontainer kosong

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya
itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna
kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan
kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal
ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas
sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi
mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning masa depan anak dan
juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah ada
perencanaannya.
Terdapat 2 program KB sederhana yaitu tanpa alat (Alamiah) dan
menggunakan alat. Metode alat kontrasepsi tanpa alat (Alamiah) adalah
metode kontrasepsi berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau
mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi perempuan. Sedangkan
alat konrtrasepsi menggunakan alat adalah suatu metode untuk mengakhiri
masa kesuburan dari menstruasi perempuan dengan bantuan alat. Namun
masih banyak yang belum mengetahui cara kontrasepsi dengan metode
alamiah dan alat kontrasepsi dengan menggunakan alat ini.

B. Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk
mengatur atau mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Terdapat 2
Metode KB yaitu metode KB tanpa alat (alamiah) dan alat kontrasepsi
menggunakan alat. Untuk merealisasikan KB dengan 2 metode ini, kita
sebagai tenaga medis harus memberikan dan menyampaikan informasi yang
secara lengkap dan jelas kepada masyarakat tentang bagaimana cara
melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar masyarakat tahu dan
merealisasikannya dengan benar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne .2008. Buku Saku: Kontrasepsi & Kesehatan Seksual


Reproduktif. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC.
Glasier, Anna & Gebbie, Ailsa (2006); Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi; Jakarta: EGC

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 15-
MK 16).

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: asan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 14)..

Sebagariang, dkk. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info


Media.
Yasir, Muhammad. 2011. Cara Menghitung Kontrasepsi KB Alami Sistem
Kalender. Makasar. Sulawesi Selatan .
http://muhyasir.wordpress.com. Diakses pada tanggal 21
November 2019.

Yay Pinem. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta :


Trans Info Media

33
EVALUASI

1. Seorang wanita usia 22 tahun baru menikah dan rencana ingin ber KB
dengan metode sederhana tanpa alat. Hasil anamnesa menunjukan
siklus menstruasi teratur, pemeriksaan TTV 120 / 70 mmhg, T 37ºC,
RR 22 x/menit. Metode kontrasepsi apa yang paling tepat untuk kasus
diatas….
a. Metode kalender
b. Metode suhu basal
c. Metode lendir serviks
d. Metode simptotermal
e. Coitus interuptus

2. Seorang wanita usia 30 tahun menggunakan KB sederhana dengan


alat yaitu berbentuk aerosol yang dimasukka ke dalam vagina. Jenis
alat kontrasepsi yang digunakan wanita tersebut adalah….
a. Diafragma
b. Spons
c. Spermisida
d. Cervical cap
e. Kondom

34

Anda mungkin juga menyukai