PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan
merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah
pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang
dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada
kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning
masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena
sudah ada perencanaannya. Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal
pada tahun 1953 pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan
tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat, untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu
saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi
semua pihak, memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih
baik daripada tidak memakai kontrasepsi sama sekali.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi
3
1. METODE KALENDER
4
b) Murah atau tanpa biaya.
c) Meningkatkan pengetahuan kesuburan.
d) Dapat dipadukan dengan metode lain.
2) Non Kontrasepsi
a) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
b) Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami
dan istri.
c) Tidak memerlukan perangkat/prosedur khusus.
d) Murah
3) Kerugian
a) Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus
yang tidak teratur.
b) Strs, penyakit dan perjalanan dapat mempengaruhi siklus
menstruasi.
c) Membutuhkan catatan siklus selama 6-12 bulan sebel;um
digunakan.
d) Efektifitasnya rendah.
e) Harus terus memantau panjang siklus mestruasi.
f) Tidak melindungi dari PMS.
5
dilakukan ialah setiap hari adalah di pagi hari sebelum bangun dari
tempat tidur, sebelum makan atau minum. Diukur dengan menggunakan
thermometer yang sama dan di tempat yang sama (anus, mulut, vagina).
a. Efektivitas
Metode ini memilimi tingkat keamanan yang tinggi jika suhu
di ukur secara rutin dan senggama sebelum ovulasi dilakukan dengan
metode kontrasepsi lain angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada 100
wanita per tahun.
b. Cara menggunakan
Aturan perubahan suhu temperatur adalah sebagai berikut :
1) Suhu di ukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangun dari tempat tidur, sebelum makan minum, sebelum
beraktivitas.
2) Catat suhu ibu pada kartu yang telah yang telah tersedia.
3) Abaikan setiap suhu tinggi yang diseababkan oleh demam atau
gangguan lain.
4) Tarik garis pada 0,05 derajat celcisus
c. Keuntungan dan kerugian
1) Keuntungan
a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan tentang
masa subur.
b) Membantu wanita yang siklus menstruasi tidak teratur untuk
mendeteksi masa suburnya.
c) Berada dalam kendali wanita.
d) Dapat digunakan mencegah dan meningkatkan kehamilan.
2) Kerugian
a) Membutuhkan motivasi dari pasangan.
b) Memerlukan konseling dengan ahli KB.
c) Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan
tidur, merokok, alkohol, stress, narkoba, obat-obatan.
d) Tidak mendeteksi permulaan masa subur, sehingga sulit
untuk mencapai kehamilan.
6
e) Membutuhkan masa pantang yanag lama.
f) Apabila suhu tubuh tidak di ukur pasa sekitar waktuyang
sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu
basal.
g) Harus tidur 5-6 jam.
1) Indikasi
Wanita yang rutin mengukur suhu tubuhnya.
2) Kontraindikasi
a) Wanita yang sakit, seperti demam.
b) Wanita yang kurang tidur malam hari.
c) Wanita yang bekerja malam hari.
d) Wanita yang mengonsumsi obat-obatan, seperti aspirin.
e) Wanita yang stress
f) Wanita yang mengonsumsi alkohol.
7
Fase Masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen
1 yang rendah, kurang merangsang sekresi.
Fase Pada masa pre-ovulasi dini kadar estrogen mulai nak dan
2 akibatnya ialah sekresi lendir yang keruh dan liat.
Fase Masa post ovulasi dimana kadar progesteron naik, sehingga lendir
4 berkurang sekali dan menjadi keruh dan liat.
Pada masa subur mulai terjadi pada hari pertama adanya lendir
cerviks pasca haid (fase 2) dan berlangsung sampai 4 hari sesudah
keluarnya lendir yang jernih dan licin. Keuntungan dan kerugian
MOB
1) Keuntungan MOB
a) Dalam kendali wanita
b) Member izin kepada pasangan untuk menyentuh tubuhnya.
c) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuh.
d) Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan
kehamilan.
e) Mencegah kehamilan.
f) Dapat diterapkan pada semua tahap reproduksi (menstruasi
teratur, tidak teratur, mendekati masa menopause, dan
sebagainya).
2) Kerugian MOB
a) Butuh komitmen.
b) Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk
menggunakan MOB secara benar.
8
c) Dibutuhkan pelatih/spesialis KBA yang mampu membantu
ibu mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk
menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan.
d) Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.
e) Sinfeksi vagina menyulitkan identifikasi lendir yang subur.
f) Beberapa obat yang digunakan seperti obat flu dan
sebagainya dapat menghambat lendir serviks.
g) Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai
beberapa wanita.
h) Membutuhkan pantang.
b. Cara untuk kontrasepsi/menghindari kehamilan
1) Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur lendir
mungkin berubah pada hari yang sama. Tentukan tingkat yang
paling subur dan beri tanda pada catatan ibu dengan kode yang
sesuai.
2) Pantang senggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu
akan mengenali hari-hari lendir, mengenali pola kesuburan dan
ketidaksuburan ibu dengan bimbingan guru KBA.
3) Hindari senggama pada waktu haid. Hari-hari pada aman,
karena pada siklus pendek ovulasi dapat terjadi pada hari-hari
haid.
4) Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang
satu malam(aturanselang-seling). Ini akan menghindari ibu
bingung dengan cairan sperma dan lendir.
5) Segera setelah ada lendir jenis apapun atau perasaan basah
muncul, hindari senggama. Hari-hari lendir terutama hari lendir
subur adalah tidak aman.
6) Tanda hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur. Ini
adalah hari ovulasi dan hari paling subur.
7) Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikutsiang
dan malam. Hari-hari ini adalah tidak aman(aturan puncak).
Mulai dari pagi hari keempat setelah kering,. Ini adalah hari-
9
hari amanuntuk bersenggama pada hari haid berikutnya bila
inginmenghindari kehamilan.
8) Pada siklus yang tidak teratur seperti pascasalin atau
pramenopouse maka perlu memperhatikan pola dasar
ketidaksuburan dimana ada waktu 1-2 hari subur yang
menyelingi diantara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati
perubahan ini dan bila pola dasar ketidaksuburan sudah pulih
kembali dan berlangsung minimal 3 hariberturut-turu.
c. Indikasi dan kontraindikasi
1) Indikasi
a) Wanita dengan siklus haid yang teraturmaupun tidak
teratur.
b) Wanita yang telah mendapat haid.
c) Wanita yang menyusui.
2) Kontraindikasi
a) Wanita dengan pengeluaran cairan vagina secara menetap.
b) Wanita dengan infeksi vagina.
c) Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya.
d) Wanita yang mengonsumsi obat yang dapat menghambat
produksi lendir serviks.
10
Metode amenore laktasi adalah salah satu metode KB
sederhana. Metode amenore laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif.
a. Cara kerja mal
Cara kerja metode amenore laktasi(MAL) adalah menunda
atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui.
Hormone yang berperanadalah prolaktin dan oksitosin. Yang
menyusui eksklusif, konsentrasi tetap tinggi karena isapan bayi
yang merangsang hipofisis anterior memproduksi prolaktin
sehingga prolaktin meningkat menekan konsentrasi LH sehingga
menghambat ovulasi.
b. Keuntungan dan keterbatasan
1) Keuntungan kontrasepsi.
a) Efektivitasnya tinggi ( keberhasilan 98% pada enam bulan
pasca persalinan).
b) Segera efektif.
c) Tidak mengganggu senggama.
d) Tidak ada efek samping secara sistemik.
e) Tidak perlu pengawasan medis.
f) Tidak perlu obat atau alat.
g) Tanpa biaya.
2) Keuntungan nonkontrasepsi
a) Untuk ibu
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan
antibody perlindungan lewat ASI)
Sumber asupan gizi yang terbaik san sempurna
untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.
Terhindar dari keterpaparan terhadap
kontaminasi dari air, susu lainatau formula, atau
alat minum yang di pakai.
11
b) Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan.
Mengurangi resiko anemia.
Meningkatkan hubunganpsikologis ibu dan
bayi.
2) Kontraindikasi MAL
a) Sudah mendapat haid setelah melahirkan.
b) Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
e) Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi
tambahan.
f) Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
g) Wanita yang menggunakan jenis obat-batan jenis ergotamine,
anti metabolism, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif,
lithium atau anti koagulan.
h) Bayi yang mempunyai gangguan metabolism.
12
metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator
kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan
mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode
kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode
saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-
tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.
b. Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat
kontrasepsi maupun konsepsi.
1) Manfaat Kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat
kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
2) Manfaat Konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi
atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan
seksual ketika berpotensi subur.
c. Efektifitas
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
13
1) Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun
pada malam hari.
2) Wanita yang mempunyai penyakit
3) Pasca perjalanan.
4) Konsumsi alkohol.
d. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
1) Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2) Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
3) Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri.
4) Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
14
4) Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal,
periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan
periode subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama
harus dilakukan.
f. Contoh Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal
Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan
pada grafik simptothermal.
g. Interpretasi Grafik
Buat pengamatan Anda dalam urutan yang sama:
1) Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus
terpanjang dan terpendek).
2) Apakah grafik suhu bifase terakhir?
3) Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan
khusus?
4) Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari,
penerapan aturan “Three over Six”, mengenali hari pertama
masa tidak subur setelah ovulasi).
15
5) Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahan lendir
serviks pertama kali, menafsirkan pola lendir serviks
berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak
subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah
ovulasi, periksa lendir dengan suhu).
6) Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain:
perubahan serviks rendah, kaku, tertutup, serviks saat tidak
subur dan perubahan serviks tinggi, lunak, terbuka, serviks
saat subur.
7) Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus
(siklus terpendek dikurangi 20 untuk mengenali hari subur
terakhir).
8) Amati perubahan yang terjadi.
9) Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti:
gangguan, faktor stres, penyakit ataupun obat.
10) Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat
(untuk merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan).
a. Pengertian
16
b. Efektifitas
c. Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara
kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
1) Manfaat kontrasepsi :
a) Alamiah.
b) Efektif bila dilakukan dengan benar.
c) Tidak mengganggu produksi ASI.
d) Tidak ada efek samping.
e) Tidak membutuhkan biaya.
f) Tidak memerlukan persiapan khusus.
g) Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
h) Dapat digunakan setiap waktu.
2) Manfaat non kontrasepsi:
a) Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
b) Menanamkan sifat saling pengertian.
c) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
d. Mekanisme
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada
pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat
dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi
kemungkinan air mani mencapai rahim.
17
e. Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara
lain:
1) Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol
ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
2) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
(orgasme).
3) Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi,
sesaat dan setelah interupsi coitus.
4) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5) Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
1. Mekanisme
a. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana
yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan
cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan
bersenggama. Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk
mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada
saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet
latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada
keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau
berhubungan suami-istri.
18
19
b. Mekanisme kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina,
sehingga pembuahan dapat dicegah. Yaitu mencegah sperma
masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan
maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita,
hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas
kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya
benar. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit
yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
c. Keuntungan
1) Murah
2) Mudah didapat
3) Tidak memerlukan pengawasan
4) Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
d. Efek samping
Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi
terhadap kondom karet.
e. Petunjuk penggunaan kondom
Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan
sebelum melakukan hubungan badan.
Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari
tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan
menggunakan gigi, benda tajam saat membuka
kemasan.
Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol
untuk menghindari udara masuk ke dalam kondom.
Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke
arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom.
Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus,
jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke
pangkal penis.
20
Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis
masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari
pasangan anda.
Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke
tempat yang aman.
1. Diafragma
21
2) Manfaat kontrasepsi
a) Efektif bila digunakan dengan benar.
b) Tidak mengganggu produksi ASI.
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah
dipersiapkan sebelumnya.
d) Tidak mengganggu kesehatan klien.
e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
3) Manfaat non kontrasepsi
a) Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
b) Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat
haid.
4) Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat
secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga
mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara
lain:
a) Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-
16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama,
bila digunakan dengan spermisida).
b) Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara
penggunaan yang benar.
c) Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu
berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi
ini.
d) Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasangan.
e) Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
f) Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.
22
5) Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari
pemakaian alat kontrasepsi diafragma.
Efek Samping Atau Masalah Penanganan
Infeksi saluran uretra Pemberian antibiotik,sarankan
mengosongkan kandungkemih
pasca senggama atau gunakan
metode kontrasepsi lain
Luka dinding vagina akibat tekanan pegas Hentikan penggunaan diafragma untuk
diafragma sementara dan gunakan metode lain. Bila
sudah sembuh, periksa kesesuaian ukuran
forniks dan diafragma
23
Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan
rehidrasi per oral dan analgesik.
Cervical caps atau kap serviks adalah kap karet yang lembut berbentuk
bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina kira-
kira enam jam sebelum berhubungan seksual (tetapi tidak lebih dari 3 hari
setelah hubungan seks). Kap serviks ini akan menutup serviks dan akan
menahan sperma masuk dengan suction. Kap serviks sekarang telah
digantikan dengan Fem cap dan Lea’s Shield. Fam cap yaitu kap yang terbuat
dari silikon bentuknya seperti topi pelaut, dan lebih terjamin menutup serviks.
Sedangkan Lea’s Shield yaitu kap silikon yang dilengkapi dengan katup
udara dan loop untuk melepaskan kap.
a. Cara Kerja
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus& tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida
senjata sperma tambahan untuk membunuh sperma-sperma yang tidak
tertahan pada kaps serviks.
b. Indikasi
Cervical caps dapat digunakan untuk wanita atau pasangan yang ingin
menunda untuk mempunyai anak.
c. Kontraindikasi
Cervical caps tidak diboleh digunakan oleh wanita yang mempunyai:
1) Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi)
2) Riwayat PID (pelvic inflammatory disease)
3) Pap smear yang abnormal
4) Radang serviks (cervicitis) yang kronis
5) Otot vagina yang sensitive
6) Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstruasi
24
d. Keuntungan
e. Kerugian
1) Dapat menyebabkan cervicitis
2) Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah
tergantung pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau
perubahan berat badan yang signifikan > 20lbs (naik/ turun)
3) Membuat infeksi pada saluran perkemihan
4) Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
5) Penggunaannya cukup sulit. Banyak wanita yang mengalami kesulitan
dalam memasang/memasukkan cervical caps ke dalam vagina dengan
benar
f. Efek Samping
25
g. Komplikasi
1) Iritasi pada serviks karena kontak yang terlalu lama dengan karen (kap
Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika
pemakaian cervical caps dilakukan pada saat menstruasi.
2) Dapat menyebabkan reaksi alergi yang sangat mengganggu.
3) Dapat menyebabkan) dan spermicide-nya.
h. Cara pemakaian
26
2. Kimiawi
a. Spermisida
1) Definisi
Spermisida adalah metode kontrasepsi untuk mencegah hamil,
yang biasanya mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat
membunuh sperma atau menghentikan pergerakannya. Alat KB
ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau supositori.
Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika
digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom.
2) Cara Kerja
Spermisida membunuh sperma dan menghentikan
pergerakannya sebelum sperma bisa berenang masuk ke dalam
rahim. Supaya efektif, ia harus ditempatkan jauh di dalam vagina,
dekat leher rahim. Spermisida bentuk krim, gel, dan foam biasanya
disemprotkan ke dalam vagina menggunakan aplikator khusus. Jenis
lainnya adalah vaginal contraceptive film (VCF) yang berupa
lembaran tips yang harus ditempelkan di belakang vagina, dan
vagina supositori yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.
Spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina sebelum
berhubungan intim. Masing-masing produk biasanya akan memberi
instruksi pada labelnya mengenai kapan waktu yang tepat untuk
memakainya. Ada beberapa produk yang membolehkan Anda
langsung berhubungan seks segera setelah memakainya, namun
sebagian besar baru mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah
dipakaikan, sehingga Anda harus menunggu sebentar sebelum
memulai penetrasi.
Semua jenis spermisida hanya efektif selama satu jam setelah
dimasukkan. Jika Anda sudah memasukkannya ke dalam vagina
namun ternyata hubungan seks Anda baru terjadi satu jam
setelahnya, Anda perlu memakainya kembali sebelum memulai.
Wanita juga dianjurkan untuk tidak bersih-bersih dengan sabun
pencuci vagina (douche) selama 6 jam setelah berhubungan seks
27
memakai spermisida. Jadi, cara kerja spermisida yaitu menyebabkan
sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma,
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
3) Jenis Spermisida
a) Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi.
b) Busa spermasida dianjurkan apabila penggunaannya
hanya sebagai metode kontrasepsi.
c) Tablet vagina, supositoria, dan film penggunaannya
disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan
sebelum hubungan seksual.
d) Jenis spermisida jeli biasanya hanya digunakan dengan
diafragma.
4) Keefektifan dalam Mencegah Kehamilan
Dalam jangka waktu satu tahun, sebanyak 29 dari 100
pasangan yang hanya menggunakan spermisida sebagai alat KB
akan mengalami kehamilan yang tak direncanakan. Tentu saja
angka ini bergantung pada apakah cara Anda menggunakannya
sudah benar. Maka dari itu, spermisida paling efektif jika
digabungkan dengan alat kontrasepsi lain. Secara umum,
efektivitas alat kontrasepsi apapun bergantung pada banyak hal.
Di antaranya adalah apakah seseorang memiliki penyakit
tertentu atau sedang minum obat tertentu yang mungkin
mengganggu keampuhan alat KB tersebut. Jika alat KB tersebut
lupa digunakan atau diminum, ini juga dapat mengurangi
efektivitasnya.
5) Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Spermisida merupakan alternatif bagi wanita yang
menginginkan proteksi sementara dan bisa didapatkan dengan
mudah.
28
b) Kekurangan
Penggunaan yang terlalu sering dapat mengiritasi vagina dan
kulit di sekitarnya. Iritasi ini membuat Anda lebih mudah
terinfeksi HIV dan penyakit kelamin lain. Efek samping
lainnya adalah meningkatkan risiko infeksi saluran kencing,
karena spermisida dapat mengganggu keseimbangan bakteri di
dalam tubuh wanita.
6) Penanganan efek samping dan masalah lain
29
7) Cara penggunaan/intruksi umum bagi klien.
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi
aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida.
b) Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan
hubungan seksual.
c) Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau
supositoria adalah 10-15 menit
d) Tidak ada jarak tunggu untuk memasukkan busa.
e) Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara
penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya
kocok alcohol aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator).
f) Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks
terlindungi dengan baik.
8) Cara Menggunakan Aerosol (Busa)
a) Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
b) Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator
pada mulut container, dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
c) Sambil berbaring lakukan insersi aplikator ke dalam vagina
mendekati serviks, dorong sampai busa keluar.
d) Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan, lalu
keringkan. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
9) Cara menggunakan tablet vagina atau supositoria
Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang
dapat larut dalam vagina.
a) Cuci tangan sebelum membuka paket.
b) Lepaskan tablet atau supositoria.
c) Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau supositoria jauh
ke dalam vagina.
d) Tunggu 10-15 menit sebelum mulai berhubungan seksual.
e) Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau supositoria
ditempat.
30
Catatan: beberapa busa dari tablet vagina
menyebabkan rasa hangat di vagina, hal tersebut
normal-normal saja.
10) Cara Menggunakan Krim
a) Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam
aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina
sampai mendekati serviks.
b) Tekan alat pendorong sampai krim keluar, tidak perlu
menunggu kerja krim.
c) Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai
dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan, lalu
keringkan.
d) Untuk memudahkan pembersihan, pisahkan bagian-
bagian alatnya. Jangan berbagi aplikator dengan orang
lain.
e) Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila
ternyata kontainer kosong
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya
itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna
kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan
kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal
ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas
sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi
mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning masa depan anak dan
juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah ada
perencanaannya.
Terdapat 2 program KB sederhana yaitu tanpa alat (Alamiah) dan
menggunakan alat. Metode alat kontrasepsi tanpa alat (Alamiah) adalah
metode kontrasepsi berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau
mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi perempuan. Sedangkan
alat konrtrasepsi menggunakan alat adalah suatu metode untuk mengakhiri
masa kesuburan dari menstruasi perempuan dengan bantuan alat. Namun
masih banyak yang belum mengetahui cara kontrasepsi dengan metode
alamiah dan alat kontrasepsi dengan menggunakan alat ini.
B. Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk
mengatur atau mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Terdapat 2
Metode KB yaitu metode KB tanpa alat (alamiah) dan alat kontrasepsi
menggunakan alat. Untuk merealisasikan KB dengan 2 metode ini, kita
sebagai tenaga medis harus memberikan dan menyampaikan informasi yang
secara lengkap dan jelas kepada masyarakat tentang bagaimana cara
melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar masyarakat tahu dan
merealisasikannya dengan benar.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
EVALUASI
1. Seorang wanita usia 22 tahun baru menikah dan rencana ingin ber KB
dengan metode sederhana tanpa alat. Hasil anamnesa menunjukan
siklus menstruasi teratur, pemeriksaan TTV 120 / 70 mmhg, T 37ºC,
RR 22 x/menit. Metode kontrasepsi apa yang paling tepat untuk kasus
diatas….
a. Metode kalender
b. Metode suhu basal
c. Metode lendir serviks
d. Metode simptotermal
e. Coitus interuptus
34