Anda di halaman 1dari 25

TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK) STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen pengampu : Ns.Duma.L.T, M.Kep, Sp.Kep.J

Disusun oleh :
Pricilia Dewi S 1810711006

Anjani Dara N 1810711010

Fatimah Az-Zahra 1810711016

Rizcha Aristiara 1810711049

Siska Agustina L 1810711088

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan dengan gangguan
jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa
terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi.

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis.
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir
dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.

Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK stimulasi persepsi
adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternative penyelesaian masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kelompok, TAK
2. Tujuan dan fungsi
3. Komponen kelompok
4. Tahap TAK
5. Kriteria klien
6. Peran perawat dalam TAK
7. Jenis TAK
8. Ssei TAK halusinasi
C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi Bagi Pembaca
2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi dengan
menambah referensi bagi pembaca
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
 Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin dating dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan
keadaannya, seperti agresif, ketakutan, kebencian, berkompetitif, memiliki kesamaan,
memiliki ketidaksamaan, kesukaan, dan ketertarikan yang sama (Yalom, 1995 dalam Stuart &
Laraia, 2001).
 Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

B. Tujuan dan Fungsi


 Tujuan dan Fungsi Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama
lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium
tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan
perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya
oleh anggota kelompok yang lain.
 Tujuan dan Manfaat TAK stimulasi persepsi
Menurut Budi anna keliat dan Akemat (2005), tujuan TAK sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari terapi aktivitas kelompok(TAK) stimulasi persepsi adalah klien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh paparan
stimulus kepadanya.
2. Tujuan khusus 
 Pasien bisa mengenal halusinasi
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan menghardik
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan meminum obat  Menurut Purwaningsih
dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik yaitu : manfaat umum,
khusus, rehabilitasi.
3. Manfaat Umum 
 Meningkatkan kemampuan uji realitas/nyata (reality testing) dengan komunikasi
terapeutik serta umpan balik dengan ataupun dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif serta efektif.
4. Manfaat khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
5. Manfaat rehabilitasi
 Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan ketrampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

C. Komponen Kelompok

1. Struktur kelompok
Menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan hubungan otoritas
dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola
perilaku serta interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin, dan
anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara
bersama.
2. Besar kelompok
Jumlah kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia (2001) adalah 7-10, menurut Lancester
(1980) adalah 10-12 orang, sedangkan menurut Rawlins, Williams, dan Beck (1993) adalah 5-
10 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar, tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu terlalu kecil, kelompok
tidak mengalami cukup variasi pertukaran informasi dan interaksi yang terjadi.
3. Lamanya sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi kelompok yang baru (fungsi
kelompok yang masih rendah) dan 60-120 menit bagi kelompok yang sudah kohesif (fungsi
kelompok yang tinggi) (Stuart & Laraia, 2001).
4. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan
menganalisis pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk
memberi kesadaran kepada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
5. Peran kelompok
Ada 3 peran dan fungsi kelompok dalam kerja kelompok (Berne & Sheats, 1948 dalam Stuart
& Laraia, 2001), maintenance roles, task roles, dan individual roles. Maintenance roles, yaitu
peran serta aktif dalam mempertahankan proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles,
yaitu focus pada penyelesaian ugas. Individual roles adalah peran yang ditampilkan anggota
kelompok secara khas dan kemungkinan terjadi distraksi pada kelompok.
6. Kekuatan kelompok
Kemampuan anggota kelompok dalam memengaruhi jalannya kegiatan kelompok. Utnuk
menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi, diperlukan kajian siapa yang paling
banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
7. Norma kelompok
Standar perilaku yang ada dalam kelompok.
8. Kekohesifan
Kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hal ini memengaruhi
anggota kelompok untuk bertahan dalam kelompok.

D. Perkembangan Kelompok / Fase-fase

1. Fase prakelompok
Saat sebelum individu dan klien dipertemukan dalam kelompok. Hal penting yang harus di
perhatikan ketika memulai kelompok adalah menetapkan tujuan dari kelompok.
2. Fase awal kelompok
Ditandai dengan ansietas pada masing-masing anggota karena masuk dalam kelompok baru,
dan mendapat peran yang baru. Yalom (1995) dalam Stuart & Laraia (2001) membaginya
dalam tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif.
- Tahap orientasi: tahap memulai pembentukan kelompok, klien dipertemukan dalam satu
kelompok, disebut juga fase forming. Pada tahap ini pemimpin lebih aktif memberi
pengarahan.
- Tahap konflik: disebut juga fase storming. Ditandai dengan munculnya konflik
antaranggota kelompok, masing-masing memikirkan siapa yang lebih dominan dan yang
akan memimpin kelompok.
- Tahap kohesif: anggota kelompok merasakan ikatan yang kuat satu sama lain. Tahap ini
disebut juga fase norming karena konflik sudah berlalu dan anggota kelompok telah
merasa menyatu.
3. Fase kerja kelompok
Kelompok sudah menjadi tim. Pada tahap ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.
4. Fase terminasi
Terminasi dapat sementara atau akhir. Terminasi sementara adalah terminasi yang dilakukan
untuk mengakhiri satu sesi TAK, yaitu ketika ada sesi TAK berikutnya yang akan
dilaksanakan. Terminasi akhir adalah terminasi di sesi terakhir TAK ketika TAK tidak
dilanjutkan lagi karena tujuan terapi sudah tercapai.

E. Kriteria Klien
 Kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
 Proses seleksi klien
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK
pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

F. Peran Perawat Dalam TAK


1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu tim perawat atau kesehatan lainnya dalam melaksanakan kegiatan terapi aktivitas
kelompok

G. Jenis Terapi Kelompok

1. Terapi kelompok
Metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang
memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompok adalah meningkatkan kesadaran diri
(self-awareness), meningkatkan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiga-
tiganya.
2. Kelompok terapeutik
Membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik kritis, memfasilitasi tumbuh-kembang, atau
meningkatkan penyesuaian social. Tujuannya yaitu mencegah masalah kesehatan, mendidik
dan mengembangkan potensi anggota kelompok, dan meningkatkan kualitas kelompok yaitu
antara anggota kelompok saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
3. Terapi aktivitas kelompok
Dibagi sesuai kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, orientasi realita, dan
sosialisasi. Beberapa aktivitas yang digunakan pada TAK yaitu menggambar, membaca puisi,
mendengarkan music, dan sebagainya.

Terapi Aktivitas Kelompok

1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi


Dilaksanakan dengan melatih klien mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluai dan ditingkatkan pada tiap sesi.
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris
Menggunakan aktivitas sebagai stimulus pada sensoris klien. Tahap berikutnya adalah
mengobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi
perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh).
3. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada
di sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan klien.

H. Aktivitas dan Indikasi TAK stimulasi Persepsi


Aktivitas TAK stimulasi persepsi halusinasi dilakukan dengan lima sesi yang melatih kemampuan
klien dalam mengontrol halusinasi antara lain sebagai berikut :
1. Sesi I :  Mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
I. Sesi TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
SESI 1 : MENGENAL HALUSINASI

Tujuan:

1. Klien dapat mengenal halusinasi.


2. Klien mengenl waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Tempat tenang dan nyaman.

Alat:

1. Spidol
2. Papan tulis

Langkah kegiatan:

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yang mengalami perubahan sensori persepsi:
halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien.
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis.
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara-suara bayangan yang terdengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa
menggunakan istilah halusinasi, gunakan kata “halusinasi”.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang
didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya,
situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang ada
di sebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan jarum jam sampai semua klien
mendapat giliran. Hasilnya ditulis di papan tulis.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati TAK yang akan dating, yaitu cara mengontrol halusinasi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu
terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadinya halusinasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi halusinasi (menyeluruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika
sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang
timbul dan menyampaikan kepada perawat.

TABEL

SESI 1: MENGENAL HALUSINASI

No Nama Klien Menyebut Isi Menyebut waktu Menyebut situasi Menyebut


halusinasi terjadi terjadi halusinasi perasaan saat
halusinasi halusinasi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Sumber: Keliat dan Akemat (2004). Keperawatan Jiwa:


Terapi aktivitas kelompok.Jakarta:EGC.

Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
a. Jika klien mampu beri tanda √

b. Jika klien tidak mampu beri tanda X


SESI 2: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

Tujuan:

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk


mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Tempat tenang dan nyaman.

Alat:

1. Spidol dan Papan tulis/whiteboard/flipchart


2. Jadwal kegiatan klien.
Metode:

1. Diskusi dan tanya jawab


2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan:

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien untuk menceritakan apa yang dilakukan
pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran.
b. Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “Pergi
jangan ganggu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan. ”.

e. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan cara


menghardik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kiri terapis
berurutan searah jarum jam sampai semua klien mendapat giliran
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai mempergakan cara menghardik
halusinasi.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2,
kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
menghardik dan masukkan ke dalam formulir evaluasi pada tabel 2.
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 2. Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakan cara tersebut,
jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal).
TABEL

SESI 2: MENGHARDIK HALUSINASI

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan cara yang selama


ini digunakan mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan efektifitas cara
tersebut
3. Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4. Memperagakan menghardik
halusinasi

Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang
biasa digunakan untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik, dan memperagakannya.
a. Jika klien mampu beri tanda √

b. Jika klien tidak mampu beri tanda


X

SESI 3: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN


KEGIATAN

Tujuan:

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk


mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Tempat tenang dan nyaman.

Alat:

1. Spidol dan Papan tulis/whiteboard/flipchart


2. Pulpen
3. Jadwal kegiatan klien.

Metode:

1. Diskusi dan tanya jawab


2. Bermain peran/simulasi dan latihan

Langkah kegiatan:
a. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal latihan
satu cara mengontrol halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-
hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard.

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapi


menulis formulir yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing klien satu persatu untuk membuat jadwal
kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klein
menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan 2 cara untuk
mengontrol halusinasi yaitu: menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi dan masukkan dalam
formulir evaluasi pada tabel 3.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan cara
kegiatan harian dan menyusul jadwal. Anjurkan klien melakukan
kegiatan harian untuk mencegah halusinasi.

TABEL

SESI 3: MENCEGAH HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan kegiatan yang


biasa dilakukan
2. Memperagakan kegiatan yang
biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
harian
4. Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi

Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, menyusun jadwal kegiatan harian, dan
menyebutkan dua cara mencegah halusinasi.
a. Jika klien mampu beri tanda √

b. Jika klien tidak mampu beri tanda X

SESI 4: MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

Tujuan:

1. Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain


untuk mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
terjadinya halusinasi.

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Ruang tenang dan nyaman.
Alat:

1. Spidol dan Papan tulis/whiteboard/flipchart


2. Pulpen
3. Jadwal kegiatan klien.

Metode:

1. Diskusi dan tanya jawab


2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan:

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua
cara yang telah dipelajari (menghardik dan menyibukkan diri
dengan kegaitan terarah) untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.

c. Terapis meminta klien untuk menyebutkan pokok pembicaraan


yang biasa dan bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“Suster ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster”
atau “Suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang disebelahnya
f. Berikan pujian atas keberhasilam klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klian mendapat giliran.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan 3 cara untuk
mengontrol halusinasi yaitu: menghardik dan melakukan kegiatan
harian dan bercakap- cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 4,
kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap dan masukkan dalam formulir evaluasi pada tabel 4.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 4. Klien mampu secara lancar
bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap
dengan perawat ruangan.

TABEL

SESI 3: MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan orang yang biasa


diajak bercakap-cakap
2. Memperagakan percakapan

3. Menyusun jadwal percakapan

4. Menyebutkan tiga cara


mengontrol dan mencegah
halusinasi

Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi.

a. Jika klien mampu beri tanda

b. Jika klien tidak mampu beri tanda X


SESI 5: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN PATUH MINUM
OBAT

Tujuan:

1. Klien dapat memahami pentingnya patuh minum obat


2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Tempat tenang dan nyaman.

Alat:

1. Spidol dan Papan tulis/whiteboard/flipchart


2. Jadwal kegiatan klien.
3. Beberapa contoh obat

Metode:

1. Diskusi dan tanya jawab


2. Melengkapi jadwal harian

Langkah kegiatan:

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan
bercakap-cakap).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal latihan
satu cara mengontrol halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat yaitu penyebab kambuh
c. Terapis meminta klien menyampaikan obat yang diminum dan
waktu meminumnya. Buat daftar di whiteboard.

d. Terapis menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat,


benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar
cara minum obat, benar dosis obat.
e. Terapis meminta klien menyebutkan lima benar cara minum obat,
secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat,
yaitu mencegah halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi muncul lagi/kambuh
k. Meminta klien menyebutkan kembali keuntungan petuh minum
obat dan kerugian tidak patuh minum obat
l. Memberi pujian tiap kali klien benar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapi menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari
3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan 4 cara untuk
mengontrol halusinasi yaitu: menghardik dan melakukan kegiatan,
bercakap-cakap, patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 5,
kemampuan yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat dan
masukkan dalam formulir evaluasi pada tabel 5.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 5. Klien mampu menyebutkan 5
benar minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

TABEL

SESI 5: MENCEGAH HALUSINASI DENGAN PATUH


MINUM OBAT
No Nama Klien Menyebutkan 5 benar Menyebutkan keuntungan Menyebut kan akibat
cara minum obat minum obat tidak patuh minum obat
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan lima benar
minum obat, keuntungan minum obat, akibat tidak patuh minum obat.
a. Jika klien mampu beri tanda √

b. Jika klien tidak mampu beri tanda X

Anda mungkin juga menyukai