Disusun oleh :
Pricilia Dewi S 1810711006
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan dengan gangguan
jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa
terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis.
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir
dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK stimulasi persepsi
adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kelompok, TAK
2. Tujuan dan fungsi
3. Komponen kelompok
4. Tahap TAK
5. Kriteria klien
6. Peran perawat dalam TAK
7. Jenis TAK
8. Ssei TAK halusinasi
C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi Bagi Pembaca
2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi dengan
menambah referensi bagi pembaca
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin dating dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan
keadaannya, seperti agresif, ketakutan, kebencian, berkompetitif, memiliki kesamaan,
memiliki ketidaksamaan, kesukaan, dan ketertarikan yang sama (Yalom, 1995 dalam Stuart &
Laraia, 2001).
Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
C. Komponen Kelompok
1. Struktur kelompok
Menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan hubungan otoritas
dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola
perilaku serta interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin, dan
anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara
bersama.
2. Besar kelompok
Jumlah kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia (2001) adalah 7-10, menurut Lancester
(1980) adalah 10-12 orang, sedangkan menurut Rawlins, Williams, dan Beck (1993) adalah 5-
10 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar, tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu terlalu kecil, kelompok
tidak mengalami cukup variasi pertukaran informasi dan interaksi yang terjadi.
3. Lamanya sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi kelompok yang baru (fungsi
kelompok yang masih rendah) dan 60-120 menit bagi kelompok yang sudah kohesif (fungsi
kelompok yang tinggi) (Stuart & Laraia, 2001).
4. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan
menganalisis pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk
memberi kesadaran kepada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
5. Peran kelompok
Ada 3 peran dan fungsi kelompok dalam kerja kelompok (Berne & Sheats, 1948 dalam Stuart
& Laraia, 2001), maintenance roles, task roles, dan individual roles. Maintenance roles, yaitu
peran serta aktif dalam mempertahankan proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles,
yaitu focus pada penyelesaian ugas. Individual roles adalah peran yang ditampilkan anggota
kelompok secara khas dan kemungkinan terjadi distraksi pada kelompok.
6. Kekuatan kelompok
Kemampuan anggota kelompok dalam memengaruhi jalannya kegiatan kelompok. Utnuk
menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi, diperlukan kajian siapa yang paling
banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
7. Norma kelompok
Standar perilaku yang ada dalam kelompok.
8. Kekohesifan
Kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hal ini memengaruhi
anggota kelompok untuk bertahan dalam kelompok.
1. Fase prakelompok
Saat sebelum individu dan klien dipertemukan dalam kelompok. Hal penting yang harus di
perhatikan ketika memulai kelompok adalah menetapkan tujuan dari kelompok.
2. Fase awal kelompok
Ditandai dengan ansietas pada masing-masing anggota karena masuk dalam kelompok baru,
dan mendapat peran yang baru. Yalom (1995) dalam Stuart & Laraia (2001) membaginya
dalam tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif.
- Tahap orientasi: tahap memulai pembentukan kelompok, klien dipertemukan dalam satu
kelompok, disebut juga fase forming. Pada tahap ini pemimpin lebih aktif memberi
pengarahan.
- Tahap konflik: disebut juga fase storming. Ditandai dengan munculnya konflik
antaranggota kelompok, masing-masing memikirkan siapa yang lebih dominan dan yang
akan memimpin kelompok.
- Tahap kohesif: anggota kelompok merasakan ikatan yang kuat satu sama lain. Tahap ini
disebut juga fase norming karena konflik sudah berlalu dan anggota kelompok telah
merasa menyatu.
3. Fase kerja kelompok
Kelompok sudah menjadi tim. Pada tahap ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.
4. Fase terminasi
Terminasi dapat sementara atau akhir. Terminasi sementara adalah terminasi yang dilakukan
untuk mengakhiri satu sesi TAK, yaitu ketika ada sesi TAK berikutnya yang akan
dilaksanakan. Terminasi akhir adalah terminasi di sesi terakhir TAK ketika TAK tidak
dilanjutkan lagi karena tujuan terapi sudah tercapai.
E. Kriteria Klien
Kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
Proses seleksi klien
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK
pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
1. Terapi kelompok
Metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang
memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompok adalah meningkatkan kesadaran diri
(self-awareness), meningkatkan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiga-
tiganya.
2. Kelompok terapeutik
Membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik kritis, memfasilitasi tumbuh-kembang, atau
meningkatkan penyesuaian social. Tujuannya yaitu mencegah masalah kesehatan, mendidik
dan mengembangkan potensi anggota kelompok, dan meningkatkan kualitas kelompok yaitu
antara anggota kelompok saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
3. Terapi aktivitas kelompok
Dibagi sesuai kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, orientasi realita, dan
sosialisasi. Beberapa aktivitas yang digunakan pada TAK yaitu menggambar, membaca puisi,
mendengarkan music, dan sebagainya.
Tujuan:
Setting:
Alat:
1. Spidol
2. Papan tulis
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yang mengalami perubahan sensori persepsi:
halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
Perkenalkan nama dan panggilan terapis.
Menanyakan nama dan panggilan semua klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara-suara bayangan yang terdengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa
menggunakan istilah halusinasi, gunakan kata “halusinasi”.
Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang
didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya,
situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang ada
di sebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan jarum jam sampai semua klien
mendapat giliran. Hasilnya ditulis di papan tulis.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati TAK yang akan dating, yaitu cara mengontrol halusinasi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu
terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadinya halusinasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi halusinasi (menyeluruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika
sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang
timbul dan menyampaikan kepada perawat.
TABEL
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
a. Jika klien mampu beri tanda √
Tujuan:
Setting:
Alat:
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien untuk menceritakan apa yang dilakukan
pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran.
b. Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “Pergi
jangan ganggu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan. ”.
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2,
kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
menghardik dan masukkan ke dalam formulir evaluasi pada tabel 2.
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 2. Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakan cara tersebut,
jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal).
TABEL
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang
biasa digunakan untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik, dan memperagakannya.
a. Jika klien mampu beri tanda √
Tujuan:
Setting:
Alat:
Metode:
Langkah kegiatan:
a. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal latihan
satu cara mengontrol halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-
hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi dan masukkan dalam
formulir evaluasi pada tabel 3.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan cara
kegiatan harian dan menyusul jadwal. Anjurkan klien melakukan
kegiatan harian untuk mencegah halusinasi.
TABEL
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, menyusun jadwal kegiatan harian, dan
menyebutkan dua cara mencegah halusinasi.
a. Jika klien mampu beri tanda √
Tujuan:
Setting:
Metode:
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua
cara yang telah dipelajari (menghardik dan menyibukkan diri
dengan kegaitan terarah) untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 4,
kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap dan masukkan dalam formulir evaluasi pada tabel 4.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 4. Klien mampu secara lancar
bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap
dengan perawat ruangan.
TABEL
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi.
√
a. Jika klien mampu beri tanda
Tujuan:
Setting:
Alat:
Metode:
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan
bercakap-cakap).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal latihan
satu cara mengontrol halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30-45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat yaitu penyebab kambuh
c. Terapis meminta klien menyampaikan obat yang diminum dan
waktu meminumnya. Buat daftar di whiteboard.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 5,
kemampuan yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat dan
masukkan dalam formulir evaluasi pada tabel 5.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 5. Klien mampu menyebutkan 5
benar minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
TABEL
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan lima benar
minum obat, keuntungan minum obat, akibat tidak patuh minum obat.
a. Jika klien mampu beri tanda √