Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu : Abdul Rahman, Amd.,Kep., S.,Kep.

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat


Semester : VI(Enam)

Makalah "Trauma Kepala"

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Andi Fenni Mulya Putri (1830100
Rif'at Afifah (183010016)
Kurniati (183010020)
Fitriani (183010019)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karna atas
Rahmat dan Berkatnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalahl ini
dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat. Penulis banyak
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyusun
makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangan


didalamnya karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran bagi pembaca
yang sekiranya dapat membangun dan memotivasi penulisan ini. Untuk berkarya
lebih baik lagi dimasa mendatang. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Pak Abdul Rahman,
A.Md.,Kep.,S.Kep. yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini dengan baik.

Selasa, 27 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB 1................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................................4

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................5

C. Manfaat Penulis.........................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertia Trauma Kepala..........................................................................................6

B. Etiologi.......................................................................................................................7

C. Patofisiologi..............................................................................................................7

D. Manifestasi Klinis.....................................................................................................8

E. Komplikasi................................................................................................................9

F. Klasifikasi..................................................................................................................9

G. Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................10

H. Penanganan Gawat Darurat Pada Cedera Kepala....................................................11

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan.............................................................................................................12

B. Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama pada
kelompok umur produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
Tidak hanya berakibat pada tingginya angka kematian pada korban kecelakaan.
Justru, yang harus menjadi perhatian adalah banyaknya kasus kecacatan dari
korban kecelakaan. Khususnya, korban kecelakaan yang menderita cedera kepala.

Cedera kepala adalah proses patologis pada jaringan otak yang bersifat non-
degenarative, non-congenital, dilihat dari keselamatan mekanis dari luar yang
mungkin menyebabkan gangguan fungsi kognitif fisik, dan psikososial yang
sifatnya menetap maupun sementara dan disertai hilangnya atau berubahnya
tingkat kesadaran.

Dari definisi itu saja, kita sudah tau bahwa cedera kepala sangat berbahaya
dan membutuhkan penanganan segera demi keselamatan penderita sayangnya,
kendati kasus terus meningkat, namun masih banyak pihak yang belum sadar
pentingnya kecepatan menolong penderita

Terdapat jenis-jenis cedera kepala antara lain cedera kepala ringan, kepala
sedang, dan kepala berat. Asuhan keperawatan cedera kepala atau askep cedera
kepala baik cedera kepala ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat
harus ditangani secara serius. Cedera pada otak dapat mengakibatkan gangguan
pada sistem syaraf pusat sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran. Berbagai
pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya trauma dari fungsi otak
yang diakibatkan dari cedera kepala

Disamping penanganan dilokasi kejadian dan selama transportasi korban ke


rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di gawat darurat sangat menentukan
menatalaksanaan dan prognosis selanjutnya (Mansjoer, 2000).

B. Tujuan Penulisan
 Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Trauma kepala

 Untuk mengetahui etiologi dari penyakit cedera kepala


 Untuk mengetahui patofisiologi cedera kepala

C. Manfaat Penulis
1. Bagi Pembaca

Dapat memberikan informasi dan pikiran dalam pelaksanaan Asuhan


keperawatan gawat darurat pada Pasien dengan gangguan sistem neorologi.

2. Bagi Penulis

a. Penulis memahami tentang cedera kepala berat baik secara teoritis maupun
secara klinis

b. Penulis dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan


tentang cedera kepala berat

c. Penulis dapat mengaplikasikan kemampuan tindakan kegawat daruratan


terhadap pasien dengan cedera kepala berat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Trauma Kepala


Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatan paling
utama pada usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas,
(Mansjoer, 2007).

Cedera kepala merupakan suatu gangguan trauma dari otak disertai atau
tanpa perdarahan intestinal dalam substansi otak yang dimana ini tidak diikuti
terputusnya kontinuitas dari otak.(Nugroho, 2011)

Cidera otak didefinisikan menyebabkan perubahan fungsi otak seperti nyeri


kepala, penurunan kesadaran, kejang, penurunan fungsi neurologi sebagai dampak
trauma tumpul atau tajam pada kepala (Maharaj, David. 2016).

B. Etiologi
Penyebab dari cedera kepala :

a. Adanya trauma pada kepala meliputi trauma olehbenda/ serpihan tulang


yang menembus jaringan otak

b. Efek dari kekuatan/energi yang diteruskan ke otak

c. Efek percepatan dan perlambatan (akselerasi-deselerasi) pada otak

d. Kecelakaan, Jatuh, Trauma akibat persalinan

e. Peningkatan jumlah cairan serebrospinal

f. Peningkatan jumlah darah dalam otak

C. Patofisiologi
Patofisiologi cedera kepala dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Cedera Primer

Kerusakan karena secara langsung mengalami trauma, antara lain adalah


fraktur tulang tengkorak, robek pembuluh darah (hematoma), kerusakan jaringan
otak (termasuk robeknya duramater, laserasi, dan kontusio).

2. Cedera Sekunder

 Kerusakan lanjutan oleh karena cedera primer yang ada berlanjut


melampaui batas kompensasi ruang tengkorak.

 Hukum Monroe Kellie mengatakan bahwa ruang tengkorak tertutup dan


volumenya tetap. Volume dipengaruhi 3 kompartemen : darah, liquor, dan
parenkim otak.

 Cedera Sekunder dan Tekanan Perfusi :

CPP = MAP - ICP

CPP : Cerebral Perfusion Pressure

MAP : Mean Arterial Pressure

ICP : Intra Cranial Pressure

(Ket : Penurunan CPP kurang dari 70 mmHg menyebabkan iskemia otak)

3. Edema Sitotoksik

Kerusakan jaringan pada otak mengakibatkan pelepasan yang berlebih


seperti sejenis Neurotransmitter yang mengakibatkan Eksitasi.

4. Kerusakan Membran Sel

Kerusakan membran sel dipengaruhi Ca influks yang menjalankan enzim


degradatif yang dimanaini dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA, protein,
dan membran fosfolipid sel dari rendahnya CDP cholin yang dimana CDP cholin
ini berfungsi sebagai prekusor yang banyak digunakan pada sintesa fosfolipid
untuk menjaga integritas dan memperbaiki membran.

5. Apoptosis
Apopotosi merupakan jaringan sel yang mati diteruskan ke Nukleus dari membran
bound apoptotic bodies sehingga terjadi kondensasi kromatin dan plenotik nuclei
yang mengalami fragmentasi DNA dan akhirnya sel tersebut akan mengecilatau
shrinkage.

D. Manifestasi Klinis
 Gangguan tingkat kesadaran

 Perubahan ukuran pupil

 Perubahan tanda-tanda vital

 Perubahan fungsi motoric

 Pusing kepala

 Terdapat hematoma

 Hilangnya kesadaran kurang lebih dari 30 menit

 Sukar untuk dibangunkan

 Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.

E. Komplikasi
 Perdarahan intra cranial

 Kejang

 Parese saraf cranial

 Meningitis atau abses otak

 Infeksi pada luka atau sepsis

 Edema cerebri

 Timbulnya edema pulmonum neurogenik, akibat peninggian TIK

 Kebocoran cairan serobospinal


 Nyeri kepala setelah penderita sadar

F. Klasifikasi
Jika dilihat dari ringan sampai berat :

1. Cedera kepala ringan atau CKR terjadi jika GCS pasien diantara 13-15, pada
GCS ini pasien dapat kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit, tetapi ada juga
yang mengatakan kurang dari 2 jamjika pasien ada cedera lain seperti fraktur
tengkorak, kontusio atau temotom yang nilainya sekitar 55%.

2. Cedera kepala kepala sedang atau CKS terjadi jika GCS pasien antara 9-12,
pada GCS ini pasien dapat hilang kesadaran atau amnesia antara 30 menit sampai
24 jam pasien dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan atau
bingung.

3. Cedera kepala berat atau CKB terjadi jika GCS pasien 3-8, pasien
dapatkehilangan kesadaran lebih dari 24 jam, cedera ini juga meliputi contusio
cerebral, laserasi atau edema.Selain itu juga ada istilah-istilah lain untuk jenis
cedera kepala sebagai berikut :

1. Cedera kepala terbuka kulit mengalami laserasi sampai pada merusak


tulang tengkorak.

2. Cedera kepala tertutup dapat disamakan gagar otak ringan dengan disertai
edem cerebra.

Skala GCS :

Membuka mata :

Spontan : 4

Dengan perintah : 3

Dengan Nyeri : 2

Tidak berespon : 1

Motorik :

Dengan Perintah : 6

Melokalisasi nyeri : 5
Menarik area yang nyeri : 4

Fleksi abnormal : 3

Ekstensi : 2

Tidak berespon : 1

Verbal :

Berorientasi : 5

Bicara membingungkann: 4

Kata-kata tidak tepat : 3

Suara tidak dapat di mengerti : 2

Tidak ada respons : 1

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, urine, kimia darah, analisa gas


darah.

2. CT-Scan

3. MRI

4. Cerebral Angiography: menunjukkan anomali sirkulasi cerebral,


sepertiperubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.

5. X-Ray : digunakan untuk melihat perubahan struktur tulang (fraktur) pasien,


perubahan struktur garis (perdarahan dan edema) pasien, fragmen tulang pasien,
dan Ronsent Tengkorak maupun thorak pasien.

6. CSF, Lumbal Punksi : dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan


subarachnoid.

7. ABGs : digunakan untuk mengecek masalah pernafasan (oksigenasi) jika pasien


mengalami peningkatan tekanan intrakranial.

8. Kadar Elektrolit:digunakan untuk mengecek keseimbangan elektrolit pasien


karena peningkatan tekanan intrakranial. (Musliha, 2010).
H. Penanganan Gawat Darurat Pada Cedera Kepala
Pertolongan pertama pada cedera kepala dengan komplikasi
a. Primary survey
1. Airway (cek jalan napas)
Lakukan dengan teknik “look, listen, feel” selama 5-10 detik waspadai
masalah yang muncul seperti sumbatan jalan napas
2. Breathing (cek pernapasan)
Hitung frekuensi napas, lihat pergerakan dada, berikan bantuan
resusitasi jika perlu
3. Circulation (cek sirkulasi nadi)
Identifikasi tingkat kesadaran dan frekuensi nadi
b. Secondary survey
1. Disability (cek kesadaran)
Periksa skala GCS dan refleks cahaya dari pupil
2. Expose examine
Buka pakaian untuk menilai pasien dengan benar, pastikan pasien tetap
hangat
3. Full set of vital sign
Catat adanya perubahan tanda-tanda vital seperti nadi (carotis, brakialis,
radial), pernapasan, warna kulit, tekanan darah dan suhu.
4. Give comport measures
Jika psien tersebut masih bernapas dan denyut jantung normal, tetapi
tidak sadarkan diri, stabilkan posisi kepala dan leher dengan tangan atau
collar neck (bila ada). Pastikan kepala dan leher tetap lurus dan sebisa
mungkin hindari menggerakkan kepala dan leher.
5. History and head to-toe assisment
S : keluhan yang dirasakan misalnya muntah dan mual, sakit kepala,
mudah lelah dan mengatuk, sulit tidur, gangguan persepsi sensori dan
ansietas atau gelisah
A : menanyakan apakah alergi terhadap makanan atau obatan
M : menyanyakan obat terakhir dikonsumsi
P : penyakit yang diderita
L : makanan dikonsumsi terakhir dan jam berapa
E : kemudian kejadiannya kecelakaan tersebut bagaimana
Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Hati-hati saat
pemeriksaan bagian kepala.
6. Inspect posterior surves
Periksa apakah ada perdarahan atau fraktur. Tekan daerah perdarahan
dengan kain bersih, jangan lepaskan sampai perdarahan berhenti.
Waspada jika terdapat farktur atau cedera spinal (cedera pada saraf
tulang belakang). Jangan beri makan dan minum. Pindahkan korban
dengan posisi sejajar, perhatikan penuh pada daerah kepala.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Makalah ini menujukan hasil bahwa terdapat hubungan antara hasil CT scan
dengan hasil nilai GCS pada pasien cedera kepala.dimana hal ini dapat
dipengaruhu oleh efek buruk cedera kepala kerena melalui mekanisme langsung
dan juga tidak langsung.pengaruh secara langsung terjadi beberapa saat setelah
trauma terjadi sedangkan trauma secara tidak langsung merupakan cidera otak
sekunder yang bisa terjadi bberapa jam setelah kejadian bahkan beberapa hari
setelah penderita terpapar trauma.cedera otak sekunder yang bisa terjadi setelah
beberapa jam setelah kejidian bahwa bebrapa hari setelah kejadian terpapar
trauma.cedera otak sekunder terjadi karena perubahan aliran darah ke otak dan
juga terjadi peningkatan tekanan intrakranial karena meningkatnya volume isi
kepala.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekeurangan pada makalah ini,oleh
karena itu penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian harinya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan


PaenyakitDalam. Yogyakarta : Nuha Medika

Sjahrir H. Nyeri kepala. Kelompok Studi Nyeri Kepala. Medan: USU Press; 2004.
p. 2.

Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan

Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai