Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGGUNAAN TERAPI LATIHAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Terapi Komplementer

Dosen Pengampu :
Ns. Adi Cahyadi, S.Kep

KELOMPOK 6
Nama Anggota :
1. Ferina Damayanti
2. Galih Purnama Aji
3. Kiki Ameliya
4. Neneng Rimawati N
5. Tria Rusmiatiningsih

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


KAMPUS 2 RS. CIREMAI
Jl. Pangeran Drajat No. 40A Kota Cirebon, Jawa Barat
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kita dapat menyelesaikan tugas makalah Penggunaan Terapi Latihan
dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Terapi Komplementer yaitu
Bapak Ns. Adi Cahyadi, S.Kep.

Makalah Penggunaan Terapi Latihan ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan
makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami Penggunaan Terapi Latihan dengan benar.
Ucapan terimakasih kita sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Terapi
Komplementer yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar makalah
Penggunaan Terapi Latihan. Tidak lupa kita sampaikan juga terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah memberikan bantuan berupa konsep, pemikiran dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu mendatang.

Penulis

Cirebon, 12 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................
D. Manfaat ..........................................................................................................................

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................


A. Tinjauan Teori ................................................................................................................
B. EBP (Evidence Based Practice)......................................................................................
Jurnal :...........................................................................................................................
1. Judul Jurnal..............................................................................................................
2. Tujuan......................................................................................................................
3. Populasi....................................................................................................................
4. Metode Penelitian....................................................................................................
5. Hasil Dan Pembahasan............................................................................................

BAB III : PENUTUP..............................................................................................................


A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. iii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh
baik secaraactive maupunpassiveuntuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan,
ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler,mobilitas dan fleksibilitas,stabilitas,rileksasi,
koordinasi,keseimbangan dan kemampuan fungsional.
Terapi latihan adalah suatu teknik fisioterapi untuk memulihkan dan meningkatkan
kondisi otot, tulang, jantung dan paru-paru, agar menjadi lebih baik pada seorang
pasien. Faktor penting yang berpengaruh pada efektifitas program terapi latihan adalah
edukasi dan keterlibatan pasien secara aktif dalam rencana pengobatan yang telah
disusun. Pemberian terapi latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan
alat maupun tanpa menggunakan alat dapat memberikan efek naiknya adaptasi
pemulihan kekuatan tendon, ligament serta dapat menambah kekuatan otot, sehingga
dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah luas gerak sendi.
Terapilatihanpadaosteoarthritislututbertujuanuntukmeningkatkankekuatan
ototquadriceps, karena pada kondisiosteoarthritissendi lutut sering menimbulkan rasa
sakit serta ketidak mampuan akan bertambah dengan munculnya kelemahan otot
quadriseps dan atropi otot, yang merupakan komponen yang penting dalam membantu
menstabilisasi persendian. Sedangkan kelemahan otot quadriseps dapat mengakibatkan
semakin parah nya osteoarthritis. Terapi latihan selain untuk penguatan ototquadriseps
dapat juga meningkatkan peredaran darah pada persendian, sehingga nutrisi pada tulang
rawan terpenuhi. Disamping itu terapi latihan juga bersifat baik pada fungsi jaringan di
sekeliling persendian, misalnya kapsul sendi, ligament dantendonyang sering rusak
akibat adanya osteoarhritis. Dengan demikian resiko terjadinya luka atau cidera pada
persendian bisa dihindari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud forcedpassivemovement
2. Bagaimana teknik dari pelaksanaan forcedpassivemovement
3. Apa yang dimaksud dengan freeactivemovement
4. Apa yang dimaksud dengan relaxpassivemovement

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud forcedpassivemovement
2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan pada forcedpassivemovement
3. Untuk mengetahui apa itu jurnal dari Evindence Based Practice
D. Manfaat
Manfaat yang diharapakan dari penyusunan makalah iniadalah:
1. Dapat memberikan penjelasan tentang terapi latihan
2. Bagimana mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber informasi atau bahan
belajar tentang terapi latihan dalam bidang kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Terapi latihan adalah gerakan tubuh, postur, atau aktivitas fisik yang
dilakukan secara sistematis dan terencana guna memberikan manfaat bagi
pasien. Terapi latihan merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang dapat
digunakan untuk memulihkan otot, ligamen, tendon, tulang, dan saraf dengan
tujuan untuk meningkatkan luas gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot,
memulihkan keseimbangan dan postural kontrol. Terapi latihan juga ditujukan
untuk memperbaiki control neuromuskular yang mengalami gangguan akibat
cedera.
Pada studi kasus didapatkan pasien terasa nyeri saat berdiri satu kaki pada
kaki kirinya dan pasien merasa kurang nyaman setelah berjalan dengan jarak
yang jauh. Intervensi fisioterapi yang diberikan kepada pasien yaitu berupa
terapi latihan yang meliputi latihan luas gerak sendi, latihan penguatan, latihan
core stability, latihan keseimbangan dan latihan agility. Latihan diberikan
secara bertahap dalam 5 kali pertemuan, selain itu pasien juga harus
melakukan latihan secara mandiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Anggota gerak atas memiliki keterlibatan yang sangat tinggi dalam
semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Seluruh aktivitas yang
dilakukan sehari-hari banyak bergantung terutama pada fungsi anggota
gerak atas. Tangan dan lengan merupakan pemeran utama, sehingga apabila
terjadi gangguan tertentu, hal tersebut akan mengganggu mobilitas dan
kegiatan manusia. Sendi bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling
umum terjadi dislokasi, hal tersebut dapat terjadi karena rentang gerak sendi
yang luas, dangkalnya fossa glenoid, dan ligament laxity pada beberapa orang.
Dislokasi sendi bahu merupakan suatu kondisi dimana terjadi pergeseran
caput humerus dari sendi glenohumeral, sehingga hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan pada saraf serta dapat terjadi berulang.
Perilaku manusia yang selalu menginginkan sesuatu serba cepat, praktis
dan ekonomis tanpa memperdulikan keselamatannya meningkatkan risiko
tekena penyakit yang disebabkan oleh trauma.
Trauma adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami cedera parah
akibat benturan atau pukulan benda tumpul (DocDoc Pte Ltd, 2020). Hal
tersebut dapat menimbulkan rasa sakit, panas, kemerahan, bengkak, dan
tidak berfungsinya otot, tendon, ligamen, sendi, dan tulang akibat aktivitas
fisik yang berlebihan atau karena suatu kecelakaan (Priyonoadi, 2012).
Kecelakaan yang dialami seseorang dapat menyebabkan cedera ringan
ataupun serius. Kecelakaan juga dapat menyebabkan kecacatan ataupun
kematian. Cedera ringan dapat berupa sprainatau strain, sedangkan cedera
serius dapat berupa fraktur hingga dislokasi, misalnya dislokasi pada bahu
(Ozan, 2019).
B. EBP (Evindence Based Practice)
1. Judul Jurnal
Efektivitas Penggunaan Intervensi Fisioterapi Terapi Latihan dan
Infrared pada Kasus Dislokasi Sendi Bahu.
2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah rehabilitasi untuk mengatasi
gangguan fungsi dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi, mengurangi
nyeri dan oedem serta melatih aktivitas fungsional akibat operasi atau
dilakukannya metode reduksi dan imobilisasi khususnya pada daerah
ekstermitas yang mengalami fraktur.
3. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien dengan kasus dislokasi
bahu dengan penanganan pemberian terapi menggunakan intervensi
infrared dan terapi latihan.
4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu pengujian sample data
pasien, deskriptif kualitatif dengan pengambilan materi berbasis
literature review. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasi
dan mereview semua artikel terkait dislokasi sendi dalam kurun waktu
2013-2021.
Secara umum, literature review didefinisikan sebagai ringkasan
yang diperoleh dari sumber bacaan yang relevan dengan pembahasan
penelitian. Latar belakang mencakup fungsi persiapan pengumpulan data
faktual yang umumnya akan dimasukkan dalam tinjauan pustaka dalam
setiap survei dan studi empiris. Melalui pandangan baru pada penelitian
terbaru, tinjauan pustaka ini juga digunakan untuk menciptakan sebuah
konteks masa lalu (Ridwan, 2021).
Menurut Sarwono dalam (Ridwan, 2021) Tujuan utama dari
tinjauan pustaka adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang variabel penelitian, mengklasifikasikan hal yang dibutuhkandan
yang tidak dibutuhkan, menghindari plagiarism artikel, mensintesis dan
menyerap perspektif baru, dan menemukan korelasi hubungan antar
variable.
5. Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan 6 kali terapi menggunakan intervensi infrared dan
terapi latihan didapatkan hasil penurunan nyeri gerak dari T1 5 menjadi 3,
meningkatnya kekuatan otot fleksor, ekstensor, abduktor, adduktor,
endorotasi dan eksorotasi dari 3 menjadi 5, meningkatnya LGS sendi
shoulder, peningkatan aktifitas fungsional pada terapi ke-6. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa infrared dan terapi latihan dapat
mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup
gerak sendi bahu dan meningkatkan kemampuan fungsional.
 Anatomi Dan Fisiologi Sendi Bahu
Sendi bahu merupakan persendian yang paling kompleks pada
struktur tubuh manusia, yang bertanggung jawab untuk
menghubungkan ekstremitas atas dengan batang tubuh. Sendi bahu
terbentuk oleh empat tulang yaitu scapula, clavicula, humerus, dan
sternum. Persendian pada bahu terdiri atas empat sendi, yaitu sendi
sternoclavicular yang terletak paling proximal terbentuk oleh tulang
sternum dan clavicula, berfungsi sebagai penyangga mekanis, atau
penopang yang memegang scapula pada jarak yang relatif konstan
dari batang tubuh.
Sendi yang terletak di ujung lateral clavicula adalah sendi acromio
clavicular, ligament yang terletak pada sendi ini menempelkan
acromionke clavicula. Permukaan anterior dari scapula bersandar
pada permukaan posterior-lateral toraks, sehingga membentuk sendi
scapulo thoracic, artikulasi tersebut bukan merupakan true joint
secara anatomis, melainkan hanya antar permukaan tulang.
Gerakan pada sendi scapulo thoracic secara mekanis terkait dengan
gerakan di kedua sendi yaitu sendi sterno clavicular dan sendi
acromion clavicular. Posisi scapula pada toraks memberikan dasar
untuk sendi gleno humeral, yaitu sendi yang paling distal dan
mobile pada persendian shoulder complex. Istilah "gerakan bahu"
menggambarkan gerakan gabungan pada sendi gleno humeral dan
sendi scapulo thoracic (Neumann, 2017). Empat sendi tersebut
bekerjasama secara sinkron untuk menggerakkan lengan.
Aktivitas menusia yang banyak bergantung pada fungsi
ekstremitas atas terutama pada bahu menimbulkan berbagai
masalah patologis dan muskuloskeletal yang terjadi. Oleh karena
itu, pemahaman mengenai anatomi sendi ini diperlukan untuk
memahami keadaan normal, dan patologis pada bahu, serta untuk
membantu dalam penegakkan diagnosis (Bakhsh, 2018). Sendi
bahu adalah sendi yang paling umum terjadi dislokasi, dikarenakan
rentang gerak pada sendi gleno humeral yang luas, dangkalnya fossa
glenoid, dan juga ligament laxity pada beberapa orang (Samudro,
2013). Cedera jenis ini sering dialami oleh orang-orang yang banyak
bekerja dengan menggunakan lengannya secara aktif sepeti seorang
olahragawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Apey dalam (Legiran, 2015) yang menyatakan bahwa sekitar 48,3%
kasus terjadi akibat trauma seperti pada kegiatan olahraga.
Menurut (Adams, 1972, pp. 235-236) terdapat beberapa tipe
dislokasi berdasarkan pada penyebab terjadinya, yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi congenital yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir akibat
kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik yaitu dislokasi yang terjadi akibat dari
penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Hal ini disebabkan karena
berkurangnya kekuatan tulang.
3. Dislokasi traumatik yaitu dislokasi yang terjadi sehingga
menyebabkan kondisi darurat ortopedi seperti kehilangan
pasokan darah, kerusakan sistem saraf dan stress berat, dan
kematian jaringan karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi
sebagai akibat dari trauma yang signifikan yang dapat
menyebabkan tulang bergeser dari jaringan sekitarnya dan juga
dapat merusak struktur sendi, ligamen, saraf, dan sistem
vascular. Dislokasi traumatik biasanya terjadi pada orang-
orang dewasa, karena tingginya tangkat aktivitas fisik berat
yang dilakukan dapat meningkatkan risiko terjadinya dislokasi.
4. Dislokasi berulang yaitu dislokasi yang terjadi akibat longgarnya
ligament-ligament pada suatu sendi karena pernah mengalami
dislokasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi latihan merupakan salah satu latihan modalitas fisioterapi yang pelaksanaannya
menggunakan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara atau
perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler mobilitas dan
fleksibilitas, stabilitas, rilaksasi, kordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
Terapi latihan adalah petunjuk gerakan tubuh untuk memperbaiki penurunan fungsi,
meningkatkan fungsi musculoskeletal dalam keadaan yang baik. Terapi latihan
merupakan tindakan fisioterapi dan dalam pelaksanaanya menggunakan bertujuan:
(1) mengurangi pembentukan perlengketan jaringan lunak,
(2) menjaga elastisitas jaringan,
(3) mengurangi kontraktur,
(4) mengurangi nyeri.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan yang efektif adalah latihan:
1) Active Movement
Asisted Active Movement
Free Active Movement
Resisted Active Movement
2) Passive Movement
Relaxed Passive Movement
Forced Passive Movement
B. Saran
Setelah melakukan proses fisioterapi pada pasien pasca operasi
pemasangan internal fiksasi dengan plate and screw pada fraktur humeri 1/3
distal sinistra, karena dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis
dan pasien sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program
fisioterapi yang telah ditetapkan maka latihan di rumah harus sesuai dengan
yang dianjurkan terapis seperti gerakan menekuk sendi siku, gerakan aktifitas
seperti menyisir rambut, berpakaian, mengangkat gelas , dll
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unair.ac.id/65801/

https://jurnalku.org/index.php/ijhs/article/view/49

https://www.slideshare.net/YantoPhysio/konsep-terapi-latihan

Anda mungkin juga menyukai