STUDY GUIDE
FISIOLOGI LATIHAN
SEMESTER II
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat Beliau kami
dapat menyelesaikan study guide ini tepat pada waktunya. Study guide ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memmperlancar penyusunan study guide ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan study guide ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dalam study guide ini baik dari segi susunan kalimat, konten maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki study guide ini ke depannya.
Akhir kata kami berharap semoga study guide ini memberikan manfaat dan dapat
dijadikan sebagai pedoman pembelajaran khususnya bagi mahasiswa fisioterapi serta
memberikan inspirasi bagi seluruh pembaca.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................... 1
Lecture 1 ........................................................................................................................ 10
Lecture 2 ........................................................................................................................ 13
Lecture 3 ....................................................................................................................... 15
Lecture 4 ........................................................................................................................ 17
Lecture 5 ........................................................................................................................ 20
Lecture 6 ........................................................................................................................ 22
Lecture 7 ........................................................................................................................ 24
Lecture 8 ........................................................................................................................ 26
Lecture 9 ........................................................................................................................ 28
Lecture 10 ...................................................................................................................... 30
Lecture 11 ...................................................................................................................... 32
Lecture 12 ...................................................................................................................... 35
KURIRKULUM INTI
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang pengertian serta dasar-dasar fisiologi latihan, kajian fisiologi latihan di
setiap regio tubuh, serta mahasiswa mampu menganalisis kaitannya terhadap fungsional
tubuh dan kaitannya terhadap permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada manusia.
Hasil Pembelajaran
1. Memahami ilmu dasar fisiologi latihan dalam kaitannya dengan ilmu fisioterapi.
2. Memahami pentingnya latihan untuk rekomendasi kesehatan.
3. Menjelaskan dan memahami prinsip dasar nutrisi dan metabolisme pada tubuh.
4. Menjelaskan dan memahami efek latihan pada sistem organ tubuh manusia (sistem
kardiovaskular, sistem respirasi, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin dan sistem
thermoregulasi).
5. Menjelaskan dan memahami prinsip-prinsip dasar peresepan latihan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
6. Menjelaskan, memahami dan melakukan pengukuran komponen-komponen
biomotorik.
7. Menjelaskan dan memahami fungsi latihan untuk pencegahan masalah kesehatan.
Konten Kurikulum
1. Basal Metabolic Rate and Respiratory Quotient
2. Energy Metabolism
3. Fatigue
4. Oxygen /CO2 Transport-O2 Debt
5. Physiology Cardiovascular Changes During Exercise, Difference Between Mild,
Moderate and Severe Exercise, Concept of Endurance
6. Acute Respiratory Changes During Exercise
7. Concept of Training/ Conditioning, Effects of Chronic Exercise
PLANNERS TEAM
No Nama Prodi Nomor hp
1 dr. Nila Wahyuni M.Fis. Fisioterapi 087862324201
2 dr. Indira Vidiari Juhanna Fisioterapi 087861704443
LECTURERS
No Nama Prodi Nomor hp
1. dr. Nila Wahyuni, M.Fis Physiotherapy 087862324209
FACILITATORS TEAM
No Nama Prodi Group Nomor hp
1. Sita Saraswati, S.Ft Physiotherapy 1 08970853874
2. Ayu Juniantari, S.Ft Physiotherapy 2 085739137512
3. dr. Nila Wahyuni Physiotherapy 3 087862324209
4. Trisna Narta Dewi, Physiotherapy 4 082340617172
S.Ft
5. Surya Adithya, S.Ft Physiotherapy 5 085792105002
TIME TABLE
Subject Title : Exercise Physiology
Subject Code : BFT 0010
Credit Point : 2,6
Teaching Hours : 3 Weeks (Theory : 2 Weeks and BCS : 1 Weeks)
Semester :2
Jumat
10.30 – 11.30 Lecture 12 : Physical Fitness and Its
2 Juni 2017
Components dr. Nila
11.30 – 13.00 Independent learning Wahyuni, M.Fis
13.00 – 14.00 Break
14.00 – 15.00 Plenary / Student project
Senin
Student Project Presentation
5 Juni 2017
Selasa
Final Examination
6 Juni 2017
Rabu dr. Indira
08.00 – 15.00 BCS : Endurance
7 Juni 2017 Vidiari, M.Fis
Kamis dr. Indira
08.00 – 15.00 BCS : Agility
8 Juni 2017 Vidiari, M.Fis
dr. Nila
Jumat
08.00 – 15.00 BCS : Mobility and Balance Wahyuni, M.Fis
9 Juni 2017
dr. Nila
Senin
08.00 – 15.00 BCS : Strength, Speed and Power Wahyuni, M.Fis
12Juni 2017
Selasa
BCS Examination
13 Juni 2017
RAPAT
Rapat dilaksanakan untuk mengevaluasi proses dan ketercapaian blok fisiologi latihan. Rapat
diadakan pada setelah blok berakhir untuk mendapatkan masukan dari mahasiswa, fasilitator
dan lecturer.
PLENARY SESSION
Pembahasan hasil diskusi Small Group Discussion (SGD)
METODE PENILAIAN
Nilai Akhir = 80 % Nilai Computer Based Test + 15% Nilai Student Project + 5 % Nilai
Small Group Discussion
STUDENT PROJECT
Tujuan dari student project pada blok ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mempelajari lebih dalam mengenai isu yang berkaitan dengan fisiologi latihan terbaru.
Selain itu, juga memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk menganalisis secara
mandiri terhadap komponen-komponen biomotorik yang pada umumnya dilakukan oleh
sesorang dalam aktivitas sehari-hari atau dalam aktivitas olahraga.
Student Project dalam blok ini terdiri dari :
Kelompok 1 : Mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk power point yang berisi
materi dan video-video serta memperagakan tes-tes yang dipergunakan untuk menilai
fungsi endurance seseorang.
Kelompok 2 : Mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk power point yang berisi
materi dan video-video serta memperagakan tes-tes yang dipergunakan untuk menilai
fungsi agility seseorang.
Kelompok 3 : Mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk power point yang berisi
materi dan video-video serta memperagakan tes-tes yang dipergunakan untuk menilai
fungsi mobility and balance seseorang.
Kelompok 4 : Mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk power point yang berisi
materi dan video-video serta memperagakan tes-tes yang dipergunakan untuk menilai
fungsi strength seseorang.
Kelompok 5 : Mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk power point yang berisi
materi dan video-video serta memperagakan tes-tes yang dipergunakan untuk menilai
fungsi speed and power seseorang.
*untuk kualitas yang lebih baik, disarankan menggunakan media perekam dengan
kemampuan rekam 120 fps – 240 fps (slow motion recorder).
Tujuan Pembelajaran :
Mampu memahami dan menjelaskan definisi Basal Metabolic Rate (BMR).
Mampu memahami dan menjelaskan definisi Respiratory Quotient (RQ).
Konten Kurikulum :
Definisi Basal Metabolic Rate (BMR) dan Respiratory Quotient (RQ).
Pengukuran Basal Metabolic Rate (BMR) dan Respiratory Quotient (RQ)
Fungsi Pengukuran Basal Metabolic Rate (BMR) dan Respiratory Quotient (RQ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Basal Metabolic Rate (BMR) dan Respiratory
Quotient (RQ).
Abstrak
Metabolic Rate adalah energi yang dihasilkan per satuan waktu. Jumlah energi yang
dibebaskan melalui katabolisme makanan di dalam tubuh sama dengan jumlah energi yang
terbebaskan saat makanan dibakar di luar tubuh.
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah Tingkat metabolisme ditentukan saat istirahat di
ruangan pada suhu yang nyaman di zona termoneutral 12 sampai 14 jam setelah makanan
terakhir.
Respiratory Quotient (RQ) adalah rasio dalam kondisi steady state dari volume CO2
yang dihasilkan dari volume O2 yang dikonsumsi per unit waktu.
Skenario
Seorang atlet gagal meraih prestasi dalam sebuah pertandingan olahraga tingkat nasional,
setelah dilakukan investigasi ternyata atlet tersebut sedang mempunyai masalah keluarga.
Learning Task
Diskuskan scenario di atas :
Berdasarkan scenario diatas, apakah manfaat dari mempelajari fisiologi latihan jika
dihubungkan dengan kasus diatas?
Jelaskan aspek fisiologi latihan dalam mengaplikasikan intervensi terapi latihan pada
pasien tersebut.
Self Assessment
Jelaskan definisi tentang Basal Metabolic Rate (BMR)
Jelaskan definisi Respiratory Quotient (RQ)
Jelaskan bagaimana cara pengukuran Basal Metabolic Rate (BMR)
Jelaskan bagaimana cara pengukuran Respiratory Quotient (RQ)
Jelaskan fungsi Pengukuran Basal Metabolic Rate (BMR)
Jelaskan fungsi Respiratory Quotient (RQ)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Basal Metabolic Rate (BMR)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Respiratory Quotient (RQ)
Referensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Tujuan Pembelajaran :
Mampu memahami dan menjelaskan tentang metabolisme energi.
Mampu memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat, protein, lemak.
Mampu memahami dan menjelaskan metabolisme vitamin, air dan mineral.
Konten Kurikulum :
Dasar-dasar metabolisme
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme protein
Metabolisme lemak
Metabolisme vitamin, air dan mineral
Abstrak
Metabolisme adalah semua perubahan kimia dan energi yang terjadi di dalam sel
hidup atau karena kegiatannya. Proses kimia ada endergonik atau eksergonik.
Katabolisme / fase degradatif. Dalam tahap ini senyawa yang lebih kompleks diuarai
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selama penguraian ini energi yang terdapat dalam
senyawa kompleks tersebut dibebaskan dan dipergunakan untuk keperluan sel hidup
Anabolisme / fase penyusun mempunyai tugas yg berlawanan yaitu menyusun
senyawa dasar menjadi biomolekul yang lebih kompleks. Kebutuhan energi berasal dari ATP
yg timbul selama proses katabolisme.
Hasil sisa metabolisme akan dikeluarkan dari tubuh. Energi sebagai salah satu dari
hasil proses metabolisme akan digunakan untuk kerja mekanik maupun kemik seperti untuk
sintesis kh, protein dan lemak.
Skenario
Seorang atlet gagal meraih prestasi dalam sebuah pertandingan olahraga tingkat nasional,
setelah dilakukan investigasi ternyata atlet tersebut mempunyai asupan karbohidrat yang
rendah.
Learning task
Jelaskan patologi metabolisme apa yang terjadi pada skenario diatas!
Jelaskan perbedaan antara metabolisme aerob dan anaerob.
Self Assessment
Jelaskan definisi metabolisme
Jelaskan perbedaan antara metabolisme aerob dan anaerob
Jelaskan metabolisme karbohidrat
Jelaskan metabolisme protein
Jelaskan metabolisme lemak
Jelaskan metabolisme vitamin, air dan mineral
Referensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Lecture 3 : Fatigue
Tujuan pembelajaran :
Mampu memahami dan menjelaskan definisi fatigue.
Mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi fatigue.
Mampu memhami dan menjelaskan fisiologi terjadinya fatigue.
Mampu memhami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
fatigue.
Konten Kurikulum :
Definisi fatigue.
Fisiologi fatigue pada saat latihan.
Klasifikasi fatigue.
Identifikasi sumber fatigue.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fatigue.
Abstrak
Fatigue adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan intensitas latihan atau output
daya tertentu. Efek olahraga pada intensitas latihan absolut atau relatif bervariasi pada
masing- masing individu.
Skenario
Pengaruh lingkungan terhadap timbulnya kelelahan pada saat menjalankan aktivitas fisik
sangat besar, kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit.
Learning Task
Diskuskan skenario di atas :
Berdasarkan skenario diatas, apakah kemungkinan yang terjadi pada kasus tersebut di
atas ?
Hal-hal yang dapat terjadi apabila terdapat gangguan keseimbangan elektrolit
Kondisi apa saja yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit
Self Assessment
Jelaskan tentang definisi fatigue.
Tujuan Pembelajaran :
Mampu memahami dan menjelaskan transfer energi pada exercise
Mampu memahami dan menjelaskan transfer oksigen dan karbondioksida
Mampu memahami dan menjelaskan hutang oksigen (oxygen debt)
Mampu memahami dan menjelaskan oxygen consumption following exercise
Konten Kurikulum :
Metabolic dynamics of oxygen debt
Implication of oxygen debt for exercise and recovery
Optimal recovery from steady rate exercise
Optimal recovery from non steady rate exercise
Intermitten exercise
Abstrak
During muscular exercise, blood vessels in muscles dilate and blood flow is increased
in order to increase the available oxygen supply. Up to a point, the available oxygen is
sufficient to meet the energy needs of the body. However, when muscular exertion is very
great, oxygen cannot be supplied to muscle fibres fast enough, and the aerobic breakdown of
pyruvic acid cannot produce all the ATP required for further muscle contraction.
During such periods, additional ATP is generated by anaerobic glycolysis. In the
process, most of the pyruvic acid produced is converted to lactic acid. Although about 80% of
the lactic acid diffuses from the skeletal muscles and is transported to the liver for conversion
back to glucose or glycogen.
Ultimately, once adequate oxygen is available, lactic acid must be catabolized
completely into carbon dioxide and water. After exercise has stopped, extra oxygen is
required to metabolize lactic acid; to replenish ATP, phosphocreatine, and glycogen; and to
pay back any oxygen that has been borrowed from hemoglobin, myoglobin (an iron-
containing substance similar to hemoglobin that is found in muscle fibres), air in the lungs,
and body fluids.
The additional oxygen that must be taken into the body after vigorous exercise to
restore all systems to their normal states is called oxygen debt (Hill 1928).
Eventually, muscle glycogen must also be restored. This is accomplished through diet
and may take several days, depending on the intensity of exercise. The maximum rate of
oxygen consumption during the aerobic catabolism of pyruvic acid is called "maximal
oxygen uptake". It is determined by sex (higher in males), age (highest at about age 20) and
size (increases with body size).
Highly trained athletes can have maximal oxygen uptakes that are twice that of
average people, probably owing to a combination of genetics and training. As a result, they
are capable of greater muscular activity without increasing their lactic acid production, and
their oxygen debts are less. It is for these reasons that they do not become short of breath as
readily as untrained individuals.
Skenario
Seorang laki-laki usia 30 tahun menjalani latihan untuk suatu pertandingan. Sebelumnya
dilakukan pemeriksaan kebugaran fisik terhadap peserta tersebut.
Learning Task
Diskusikan scenario di atas :
Jelaskan bagaimana proses metabolisme oksigen yang terjadi pada atlet tersebut
Jelaskan mengenai oxygen debt
Self Assessment
Sebutkan dan jelaskan transfer energi pada exercise
Jelaskan transfer oksigen dan karbondioksida
Jelaskan hutang oksigen (oxygen debt)
Jelaskan oxygen consumption following exercise
Jelaskan metabolic dynamics of oxygen debt
Jelaskan implication of oxygen debt for exercise and recovery
Jelaskan mengenai optimal recovery from steady rate exercise
Jelaskan mengenai optimal recovery from non steady rate exercise
Jelaskan tentang intermitten exercise
Referensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Tujuan Pembelajaran :
Menjelaskan dan memahami penyakit kardiovaskular (CVD) dan jelaskan beberapa
faktor risiko CVD.
Menjelaskan dan memahami kebugaran kardiovaskular.
Menjelaskan dan memahami beberapa cara untuk mengukur kebugaran
kardiovaskular.
Menjelaskan dan memahami bagaimana kebugaran kardiovaskular berkontribusi
terhadap penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan memperbaiki kesehatan dan
kebugaran.
Menjelaskan dan memahami bagaimana prinsip FITT dapat digunakan untuk
meningkatkan kebugaran kardiovaskular.
Konten Kurikulum :
Definisi kebugaran kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
Sistem respirasi
Distribusi oksigen
Cardiovascular risk factors
Pengukuran kebugaran kardiovaskular
Training Principles : The FITT Formula
Effects of regular training
Abstrak
Kebugaran kardiovaskular adalah Kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh
darah agar dapat berfungsi secara efisien saat seseorang melakukan aktivitas atau latihan.
Sistem Kardiovaskular: terdiri dari jantung (kardio), darah, dan pembuluh darah (pembuluh
darah, arteri dan kapiler). Sistem kardiovaskular yang bekerja dengan baik terdiri dari:
jantung yang memompa secara efisien (mis., Lebih banyak darah dipompa dengan setiap
denyut jantung), darah yang membawa oksigen ke jaringan secara efektif, dan pembuluh
darah tak tersumbat yang memungkinkan pemberian oksigen secara efektif.
Skenario
Seorang atlet akan menjalani sebuah program pelatihan. Pada saat latihan, atlet tersebut
mendapatkan latihan dengan intensitas sub maximal.
Learning Task
Diskusikan skenario di atas :
Jelaskan tentang fisiologi pada saat sub maximal exercise
Jelaskan tentang beberapa tipe intensitas latihan
Jelaskan tentang fisiologi efek latihan terhadap sistem kardiovaskular
Self Assessment
Apa yang dimaksud dengan kebugaran kardiovaskular ?
Sebutkan dan jelaskan yang termasuk dalam penyakit kardiovaskular dan factor
resikonya
Jelaskan bagaimana cara menentukan kebugaran kardiovaskular seseorang ?
Jelaskan tentang prinsip-prinsip pelatihan
Sebutkan dan jelaskan tentang efek pelatihan pada sistem organ pada tubuh
Referensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Tujuan Pembelajaran :
Mampu memahami dan menjelaskan efek pelatihan pada sistem respirasi
Mampu memahami dan menjelaskan respon latihan pada sistem respirasi pada
berbagai jenis intensitas latihan
Mampu memahami dan menjelaskan berbagai macam gangguan sistem respirasi
Konten Kurikulum :
Physiological stress on breathing
Pulmonary ventilation (breathing) increase during exercise
The energy cost of breathing
Beberapa contoh gangguan pada wris & hand
Abstrak
Pada bab ini akan berkonsentrasi pada sistem paru-paru dan bagaimana perubahannya
sepanjang hidup. Selanjutnya, adaptasi yang terjadi saat berolahraga pada subyek sehat dan
pada penderita penyakit paru-paru.
Paru dalam biologi menyerupai pohon di kedua struktur dan fungsinya. Trakea dapat
disamakan dengan batang pohon, bronkus adalah cabang dan alveoli adalah dedaunan. Saat
istirahat, saat seseorang menghirup napas sekitar 500 ml, udara mengalir di bawah tekanan
negatif melalui trakea, turun melalui cabang bronkial sampai tiba di alveoli, tempat
pertukaran gas terjadi. Percabangan pohon trakeobronkial dicerminkan oleh percabangan
sistem arteri, vena, dan jaringan ikat paru yang serupa. Dengan demikian ada dua zona
fungsional paru, yaitu zona konduksi dari trakea ke bronkiolus terminal dan zona pertukaran
gas pada alveoli.
Aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru normal saat istirahat tergantung
terutama pada gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer. Gradien tekanan ini diakibatkan
oleh perubahan volume rongga toraks antara inspirasi dan ekspirasi, yang dihasilkan oleh
kontraksi ritmik otot respirasi sesuai dengan Hukum Boyle. Inspirasi terjadi bila tekanan
intraalveolar kurang dari atmosfir dan ekspirasi terjadi bila tekanan intra-alveolar lebih besar
daripada atmosfir.
Skenario
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun datang mengunjungi fisioterapis untuk latihan
kebugaran respirasi.
Learning Task
Diskusikan scenario di atas :
Latihan apa yang akan diberikan kepada pasien tersebut ?
Bagaimana cara menentukan program pelatihannya ?
Apa saja yang perlu dimonitor pada saat dilakukan latihan tersebut ?
Self Assessment
Jelaskan pengaruh lingkungan terhadap sistem respirasi
Jelaskan tentang struktur dan fungsi paru
Jelaskan tentang control ventilasi
Jelaskan tentang efek latihan pada sistem respirasi
Jelaskan tentang respon respirasi terhadap latihan
Jelaskan tentang pengaruh aktivitas fisik dan latihan pada parameter sistem respirasi
Referensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Lecture 7 :
Concept of Training/Conditioning, Effectcs of Chronic Exercise
Tanggal : 30 Mei 2017
Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV
Waktu : 09.30 – 11.30
Tujuan Pembelajaran :
Konten Kurikulum :
Abstrak
Pelatihan olahraga merupakan suatu metode yang bertujuan kemampuan teknik dan
penampilan atlet sesuai dengan kebutuhan dalam bidang olahraga spesialisasinya. Pelatihan
olahraga dibagi menjadi tujuh yaitu : pelatihan fisik, pelatihan teknik, pelatihan strategi dan
pelatihan mental.
Skenario
Seorang atlet cabang olahraga tenis akan menghadapi pertandingan tingkat nasional. Atlet
tersebut harus dipersiapkan agar dapat mencapai prestasi yang optimal.
Learning Task
1. Sebutkan dan jelaskan jenis pelatihan apa saja yang harus diberikan kepada atlet
tersebut.
2. Jelaskan komponen biomotorik apa saja yang harus dilatih agar sesuai dengan cabang
olahraga atlet tersebut.
Self Assessment
Referensi
McArdle, W.D. Exercise physiology. Seventh Edition. Lippincot Williams and Wilkins
Abstrak
The breakdown of dietary carbohydrate, fats and proteins during rest and exercise
produces waste materials. The obvious materials are the volatile respiratory acid derived from
carbon dioxide, carbonic acid (H2CO_3 ), and the non-volatile metabolic acid, lactic acid
(C3H6O3). The consequences arising from the production of the two acids during increasing
exercise intensity appear in Figure 9.1.
The volume of carbon dioxide excreted (V_CO2 ) rises progressively; the blood
lactate concentration [Labl] remains fairly low during moderate exercise but rises sharply as
intensity increases; expired volume (V_E) follows a two-phase response with a sharp increase
as exercise becomes severe. The build-up of these waste materials in working muscle cells
interferes with their function, and so we need to remove them from the working tissues; the
carrier is the venous blood. The rest of this chapter deals with the venous return and the
mechanisms at work that minimize the deleterious effects of these two acids
Skenario
Seorang atlet sprinter akan menghadapi suatu pertandingan. Atlet tersebut menjalani sebuah
program latihan.
Learning Task
Diskusikan skenario di atas :
Jelaskan pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh atlet tersebut
Jelaskan fisiologi metabolisme aerob ataupun anaerob yang terjadi pada latihan
tersebut
Self Assessment
Jelaskan tentang metabolisme aerob dan metabolisme anaerob
Jelaskan tentang kapasitas anaerobik dan anaerobic power
Jelaskan tentang fisiologi pembentukan asam laktat
Jelaskan bagaimana mekanisme asam laktat dapat mempengaruhi performa olahraga
Jelaskan mekanisme penghapusan laktat dari darah
Sebutkan dan jelaskan tes-tes untuk mengukur anaerobic power
Refrensi
Hale, T. 2003. Exercise Physiology : A Thematic Approach. England. Wiley.
Gormley, J., Hussey, J. 2005. Exercise Therapy : Prevention and Treatment of
Disease. UK. Blackwell Publishing Ltd.
Tujuan Pembelajaran :
Konten Kurikulum :
Abstrak
Termoregulator merupakan mekanisme tubuh untuk mengatur suhu tubuh dan mencegah
overheating, dimana hipotalamus berperan sebagai thermostat pada pengaturan suhu tubuh.
hipotalamus teraktivasi melalui 2 mekanisme yaitu perubahan suhu aliran darah yg
memvaskularisasi hipotalamus dan reseptor panas di kulit. Selama olahraga terjadi pertukaran
panas antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan lingkungan. Pelepasan panas selama
olahraga terjadi melalui mekanisme evaporasi keringat dan respirasi, konveksi antara kulit
dan darah, radiasi ke lingkungan.
Skenario
Seorang atlet lari sedang berlatih lari selama 30 menit.atlet tersebut berlatih di sebuah stadion
pada pukul 09.00 pagi.
Learning Task
1. Jelaskan mekanisme pertukaran panas yang terjadi selama atlet tersebut berolahraga
Self Assessment
Referensi
Learning Outcome :
Curriculum content:
Abstract
Sistem endokrin adalah suatu sistem yang terintegrasi dan mengatur fungsi tubuh untuk
menstabilisasi lingkungan internal. Olahraga dapat menyebabkan perubahan pada sistem
hormonal. Pada olahraga jangka panjang, terjadi peningkatan sensitivitas jaringan target
terhadap hormon tertentu. Beberapa hormon yang berespon terhadap olahraga yaitu growth
hormon, ACTH, prolaktin, FSH, ADH, tiroid, aldosteron, kortisol, glucagon, insulin. Pada
umumnya semua hormone dalam tubuh dipengaruhi oleh aktivitas olahraga.
Scenario
Seorang atlet cabang olahraga renang secara rutin melakukan latihan. Intensitas renang
dilakukan 3 kali dalam seminggu.
Learning Task
a. Sebutkan dan jelaskan perubahan hormonal yang terjadi pada atlet tersebut
b. Sebutkan dan jelaskan perubahan metabolisme yang terjadi
Self Assessment
a. Jelaskan mengenai Sistem energi selama olahraga
b. Jelaskan mengenai Sumber energi sebagai sumber metabolisme sel
c. Jelaskan mengenai Bioenergetik dan ATP production
d. Jelaskan mengenai Peran ADH dan aldosteron selama olahraga
e. Jelaskan mengenai Berbagai sistem energi selama olahraga
Reference
Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition. 2012.
Elsevier Inc.
Learning Outcome :
Curriculum content :
Abstract :
Serat otot memegang peranan penting dalam strength dan power. Mekanisme hormonal
berperan dalam adaptasi otot oleh karena latihan ketahanan (endurance exercise). Hormon
anabolik yang berperan dalam pertumbuhan dan remodelling jaringan otot yaitu growth
hormon, insulin, testosteron, tiroid. Faktor neuroendokrin menyebabkan perubahan
metabolisme dan sel yang berhubungan dengan pertumbuhan sebagai respon terhadap
exercise perubahan ukuran, strength dan power otot. Strength training meningkatkan ukuran
dan jumlah myofibril. Serat otot lebih besar menyebabkan massa dan kekuatan otot lebih
besar. Strength training dapat meningkatkan ukuran dan kekuatan serat otot fast-twitch dan
slow-twitch fibers. Strength training dapat memperbaiki kemampuan tubuh untuk merekrut
motor, hal ini disebut muscle learning yaitu peningkatan kekuatan otot sblm ukuran massa
otot bertambah.
Scenario
Seorang atlet melakukan pelatihan kekuatan dan ketahanan otot lengan dengan frekuensi 3
kali dalam seminggu, dimana setiap kali pelatihan berlangsung selama 1 jam.
Learning Task
a. Jelaskan perubahan apa yang terjadi pada sistem musculoskeletal atlet tersebut
b. Jelaskan hormon apa saja yang berperan dalam adaptasi yang terjadi pada atlet
tersebut.
Self Assessment
a. Jelaskan mengenai definisi muscle strength
b. Jelaskan mengenai definisi muscle power
c. Jelaskan mengenai definisi muscle endurance
d. Jelaskan mengenai perbedaan serat otot slow twitch dan fast twitch
e. Jelaskan mengenai definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga
terhadap peningkatan muscle strength
f. Jelaskan mengenai definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga
terhadap peningkatan muscle power
g. Jelaskan mengenai efinisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap
peningkatan muscle endurance
h. Jelaskan mengenai manfaat muscle strength dan muscle endurance
i. Jelaskan mengenai mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai
jenis-jenis pelatihan kekuatan otot
j. Jelaskan mengenai adaptasi fisiologis lain terhadap pelatihan ketahanan
(endurance exercise)
k. Jelaskan mengenai overloaded principle pada pelatihan olahraga
Reference
Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition.
2012. Elsevier Inc.
Learning Outcome :
Curriculum content :
Abstract :
Kebugaran fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas rutin,jangka waktu yang
cukup lama, tanpa kelelahan yg berarti, tenaga cadangan. Kebugaran fisik kesehatan (health
related physical fitness) merupakan kebugaran fisik yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebugaran fisik non kesehatan (skill related physical fitness) merupakan kebugaran fisik
yang berkaitan dengan olahraga prestasi. kebugaran fisik diukur dengan International / Asian
Committee for The Standardization of The Physical Fitness Test (ICSPFT/ACSPFT. Tes
kebugaran jasmani berfungsi sebagai acuan seseorang untuk meningkatkan kebugaran
jasmani nya, untuk menilai kemampuan fisik seseorang, untuk mengetahui sejauh mana
kondisi atau perkembangan kebugaran jasmani seseorang tersebut, sebagai bahan untuk
memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani. Komponen kebugaran fisik
adalah daya tahan kardiovaskular (cardiovascular fitness), daya tahan otot (muscular
endurance), kekuatan otot (muscle strength), daya ledak otot (explosive strength, muscular
power), kelentukan (flexibility), komposisi tubuh, kecepatan gerak (speed movement),
kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), kecepatan reaksi
(reaction time), koordinasi (coordination).
Scenario
Seluruh komponen biomotorik berperan dalam setiap cabang olahraga, namun beberapa
komponen lebih dominan peranannya dalam setiap cabang olahraga. Seorang atlet
bulutangkis sedang melakukan pelatihan untuk persiapan dalam menghadapi kejuaraan
tingkat nasional.
Learning Task
a. Sebutkan dan jelaskan pelatihan apa saja yang perlu dilakukan oleh atlet tersebut.
b. Jelaskan komponen biomotorik apa yang berperan dalam olahraga bulu tangkis
Self Assessment
a. Jelaskan mengenai definisi physical fitness
b. Sebutkan dan jelaskan mengenai klasifikasi physical fitness
c. Sebutkan dan jelaskan mengenai pengukuran physical fitness
d. Sebutkan dan jelaskan mengenai komponen kebugaran fisik
e. Jelaskan mengenai komponen kebugaran fisik yang berperan dalam setiap cabang
olahraga
Reference
Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition.
2012. Elsevier Inc.