MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Teguh Trianton, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Shabina Jasmine Qothrunnada (2017404099)
2. Salsabila Khoirunnisa (2017404120)
3. Helmiana Mukti (2017404126)
4. Neta Puspitasari (2017404130)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Modal Dasar Menulis Mahasiswa ............................................................. 3
1. Bahasa .................................................................................................... 3
2. Fenomena ............................................................................................... 6
3. Ilmu Pengetahuan ................................................................................... 8
B. Pentingnya Modal Dasar Menulis............................................................ 10
C. Hubungan Membaca dan Menulis ........................................................... 10
D. Teknik dan Cara Meningkatkan Kemampuan Bahasa, Kepekaan Terhadap
Fenomena, dan Peguasaan Ilmu Pengetahuan .................................................14
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan
berbahasa yang sangat kompleks. Banyak orang menemui kesulitan dalam
menguasai keterampilan menulis. Kondisi ini sejalan dengan kenyataan
bahwa keterampilan menulis ini dipengaruhi masalah serius yakni
rendahnya kemampuan dalam menulis. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan menulis sejak tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi masih memprihatinkan.
Rendahnya kemampuan menulis disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satu faktor dominan yaitu kurangnya pembinaan dari pengajar untuk
bisa terampil menulis. Kondisi lain yang menyebabkan kemampuan
menulis masih rendah adalah kurangnya sentuhan dari pengajar dalam hal
memberikan strategi menulis yang tepat. Selain itu, kondisi yang
menyebabkan rendahnya kemampuan menulis adalah penggunaan
pendekatan menulis yang kurang tepat.
Selain faktor di atas, menulis sebagai pengungkapan ide, gagasan,
dan perasaan mengenai suatu hal dalam wujud bahasa tulis sangat
membutuhkan adanya modal dasar untuk mencapainya. Tidaklah berhasil
jika modal dasar menulis itu tidak terpenuhi. Modal dasar yang akan
memudahkan dalam menulis bisa diidentifikasi menjadi tiga hal; bahasa,
fenomena, dan ilmu pengetahuan. Modal dasar inilah yang akan
memudahkan dalam proses menulis kreatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami membuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja modal dasar dalam menulis?
2. Mengapa modal dasar penting dalam menulis?
3. Mengapa membaca erat kaitannya dengan menulis?
1
4. Bagaimana teknik dan cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan bahasa, kepekaan terhadap fenomena, dan
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami mempunyai
tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk :
1. Mengetahui modal dasar menulis;
2. Mengetahui pentingnya modal dasar dalam menulis;
3. Mengetahui hubungan antara membaca dengan menulis;
4. Memahami teknik dan cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan bahasa, kepekaan terhadap fenomena, dan
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sesuai dengan gagasan penulisnya yang bisa jadi itu gagasan yang baik dan
luar biasa.
Sebelum menulis, mahasiswa harus memiliki bekal kompetensi
bahasa yang baik. Bekal ini bisa dilakukan dengan belajar teori
kebahasaan, seperti yang sudah dibahas, atau lebih aplikatif lagi,
mahasiswa bisa belajar aspek-aspek kebahasaan dengan memperbanyak
membaca. Saat sedang membaca, selain mahasiswa memahami informasi
dan pesan dalam teks, sebenarnya mahasiswa juga sedang belajar bahasa.
Oleh karena itu, saat sedang membaca, mahasiswa perlu konsentrasi dan
memperhatikan satuan-satuan bahasa dalam teks. Mahasiswa perlu
memahami pilihan kata, kalimat, koherensi antarparagraf, dan penggunaan
ejaannya.
Tidak mengherankan, bila mahasiswa yang intens membaca akan
memiliki kecenderungan untuk bisa menulis dengan bahasa yang baik dan
benar dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak terbiasa membaca.
Untuk itu, membaca sebagai cara untuk menguasai kompetensi kebahasaan
untuk menulis wajib dilakukan mahasiswa. Bahkan, membaca menjadi
kunci pokok untuk bisa menulis dengan baik, salah satunya dalam
menuliskan ide dan gagasan dengan menggunakan bahasa yang sistematis
dan bisa dipahami pembaca.
Dengan tahu modal pertama, menulis adalah bahasa, maka
mahasiswa sudah memiliki. Setiap mahasiswa pasti bisa berbahasa, baik
lisan atau tulis. Bahasa inilah yang akan digunakan sebagai media untuk
menulis. Dari sinilah, mahasiswa tidak memiliki alasan untuk tidak
menulis karena sudah memiliki kemampuan bahasa sebagai modalnya.
Tinggal yang perlu dilakukan mahasiswa adalah meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi bahasanya dengan lebih banyak membaca,
dan membaca dalam kesadaran untuk belajar dan meningkatkan
kompetensi berbahasa. Yang dimaksudkan membaca untuk meningkatkan
kompetensi bahasa adalah membaca secara cermat, dengan tidak hanya
mendapatkan informasi dan pesan, tetapi juga memperhatikan dengan
4
seksama satuan-satuan bahasa yang membangun peristiwa atau
menyampaikan informasi.
Menulis juga memerlukan pengembangan dalam bahasa tulis.
Pengembangan membelajarkan bahasa tulis adalah strategi dalam
memberikan ruang kreativitas bagi pengajar dan mahasiswa. Salah satu
unsur strategi dalam pembelajaran bahasa adalah pengajar mempunyai
kiat, teknik, metode, atau cara mengajar. Ciri metode mengajar yang tepat
adalah: 1) mengundang rasa ingin tahu mahasiswa, 2) menantang
mahasiswa untuk belajar, 3) mengaktifkan mental, fisik, dan psikis
mahasiswa, 4) memudahkan pengajar, 5) mengembangkan kreativitas
mahasiswa, dan 6) mengembangkan pemahaman mahasiswa terhadap
materi yang dipelajari.
Kemahiran bahasa tulis melibatkan aspek membaca dan menulis,
sedangkan kemahiran bahasa lisan melibatkan aspek menyimak dan
berbicara. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis,
sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai
sarana untuk mengungkapkan gagasan. Menulis sebagai aspek dari bahasa
tulis merupakan hal penting karena bahasa tulis menunjukkan sejumlah
keistimewaan yang cukup jelas. Bahasa tulisan memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dari bahasa lisan, yaitu:
a. dalam bahasa tulis, pemakai bahasa (penulis dan pembaca) kehilangan
sarana komunasi yang disebut suprasegmental dan paraligual;
b. dalam bahasa tulis, tidak ada hubungan fisik antara penulis dan
pembaca;
c. dalam teks tertulis, penulis bisa tidak hadir dalam situasi komunikasi;
d. teks tertulis bisa lepas dari referensi aslinya;
e. pembaca mempunyai keuntungan karena tulisan bisa dibaca ulang
berkali-kali sesuai kebutuhan;
f. teks bisa direproduksi dan ditransformasi dalam berbagai bentuk;
g. adanya komunikasi jarak: ruang, waktu, dan budaya komunikasi antara
penulis dan pembaca.
5
2. Fenomena
Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan melalui
pancaindera, dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Fenomena
itu bisa berupa fenomena alam, sosial, fisika, dan kimia. Dalam makalah
ini akan difokuskan dalam fenomena sosial. Fenomena sosial berwujud
kejadian-kejadian yang dapat disaksikan di sekitar. Misalnya, kemacetan
lalu lintas, kenakalan remaja, kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar
siswa, kegiatan di perbankan, dan sebagainya. Semua itu adalah fenomena
yang melingkupi hidup manusia.
6
itu, jika mahasiswa berkata tidak mempunyai ide, berarti mahasiswa tidak
memahami sumber ide dalam menulis atau tidak peka terhadap setiap
kejadian sosial yang ada disekelilingnya.
Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak bisa menemukan ide,
gagasan, dan bahan untuk menulis, karena ide atau bahan untuk menulis
adalah fenomena. Dengan mengetahui fenomena sebagai modal dasar
dalam menulis, dan setiap harinya manusia selalu bisa melihat dan terlibat
dalam fenomena sosial, maka menulis adalah hal yang mudah untuk
dilakukan. Mahasiswa tinggal tanggap terhadap setiap fenomena yang
menarik baginya, kemudian mengungkapkan, menganalisis,
mengimajinasikan, dan mengembangkan fenomena itu menjadi hasil
tulisan. Dengan penjelasan ini, yakinlah bahwa setiap mahasiswa bisa
menulis. Mahasiswa bisa mengembangkan ide atau gagasan dari setiap
fenomena yang dijumpainya menjadi tulisan yang menarik.
7
sederhana. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai cara untuk melatih terbiasa
menuliskan fenomena-fenomena yang menarik. Dengan kebiasaan ini,
mahasiswa pun akan semakin baik kepekaan memahami fenomena dan
kemampuan menulisnya. Untuk itu tugas mahasiswa, setelah memiliki
kompetensi yang baik, maka mulai melatih kemampuan kebahasaan
dengan menuliskan fenomena-fenomena yang menarik dalam sebuah
tulisan. Kemampuan menulis setiap mahasiswa perlu dilatih dan dipelajari
secara sunguh-sungguh semenjak pendidikan sekolah sampai bekal
pendidikan di perguruan tinggi.
3. Ilmu Pengetahuan
8
mental pengemis. Mental pengemis ini sendiri bukan tiba-tiba muncul dari
situasi masyarakat yang tanpa nilai. Mental mengemis ini dibentuk oleh
budaya, yang disosialisasikan secara terus-menerus dalam struktur
masyarakat. Salah satu bentuk sosialisasi yang secara terbuka marak
disiarkan adalah anjuran kepada umat beragama untuk memberi sedekah,
shodaqoh, infaq, zakat, hibah, dan lain-lain.
Anjuran bersedakah mencapai puncaknya ketika ramadhan tiba
karena dibulan ini amalan seorang hamba akan dilipat gandakan
pahalanya. Diantara nas-nas agama yang menganjurkan bersedekah
termaktub dalam surat At-Taubah ayat 103 dan Al-Baqarah ayat 77.
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang ilmu sosial, faktor lingkungan
adalah motivasi lainnya dari yang membentuk masyarakat pengemis.
Kelompok pengemis yang berada di sekitar masjid, jalanan, dan fasilitas
umum yang telah membentuk semacam kelompok pengemis tersendiri.
Kelompok pengemis ini banyak menjadi tujuan akhir bagi para
pencari kerja yang gagal untuk mendapatkan kerja, maupun orang-orang
yang tadinya kerja kemudian diputus hubungan kerja ditempat kerja
mereka yang dulu. Kesusahan untuk mencari lapangan kerja menjadi lebih
susah ketika seseorang tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan
yang pada saat ini latar belakang pendidikan memang sudah banyak
menjadi syarat untuk mendaftar pekerjaan.
Selain latar belakang pendidikan, memiliki keahlian pun pastinya
penting untuk mendapatkan pekerjaan. Namun masih banyak orang-orang
yang tidak memiliki keahlian sehingga hal itu menjadi salah satu faktor
orang-orang ini susah untuk mendapatkan pekerjaan. Kemudian jika
dilihat dari sudut pandang ekonomi, sebenarnya sama saja dengan sudut
pandang sosial. Para pengemis yang melakukan kegiatan ini juga pastinya
karena keadaan yang sudah mepet, contohnya saja pasti karena kebutuhan
yang terbilang cukup banyak tetapi kondisi sedang tidak memiliki sumber
penghasilan, dan hal itu menyebabkan dilakukannya lah mengemis. Bisa
saja melakukan pinjaman, tetapi mungkin mereka terlalu takut nantinya
tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut dengan waktu yang tepat, dan
untuk menghindari risiko tersebut akhirnya lebih dipilihlah mengemis.
Dari contoh diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa ilmu
pengetahuan merupakan aspek yang penting dalam menulis. Bisa
dipastikan jika penulis memiliki pengetahuan yang luas maka isi dari
tulisannya akan lebih berisi. Sebaliknya jika penulis memiliki pengetahuan
yang rendah maka dapat dipastikan hasil tulisannya akan cenderung biasa
saja. Maka dari itu untuk memeperkaya isi dari tulisan, sebelum penulis
membuat sebuah tulisan sebaiknya banyak-banyaklah untuk menambah
bacaan buku. Untuk menjadi penulis yang baik maka harus menjadi
pembaca yang baik terlebih dahulu.
9
B. Pentingnya Modal Dasar Menulis
1. Bahasa
2. Fenomena
3. Ilmu pengetahuan
10
membaca, dan menulis (Astuti & Mustadi, 2014). Empat aspek
keterampilan berbahasa saling berkaitan satu sama lain, untuk
mendapatkan empat aspek tersebut harus melalui proses yang urut,
dimulai dari kegiatan menyimak, kemudian berbicara, dilanjutkan belajar
membaca dan menuliskannya.
Membaca adalah suatu kegiatan menelaah huruf lalu merangkainya
menjadi suatu kata kemudian dari kata itu dibentuk menjadi sebuah
kalimat sehingga dapat dipahami dan dimaknai (Rahim, 2008). Sejalan
dengan definisi itu, dapat diartikan pula bahwa membaca berarti
mengaktifkan otak sebab dalam membaca mengharuskan kita memproses
ide di dalam otak sehingga dapat dimaknai (Abbas, 2013). Menulis adalah
kegiatan menghimpun pengetahuan (informasi) kemudian
mengekspresikannya sehingga menjadi sajian yang dapat diindera oleh
mata (Abbas, 2020).
11
mengartikan minat sebagai rasa menyukai atau tertarik pada suatu hal atau
suatu kegiatan tanpa adanya paksaaan. Minat hadir dalam diri seseorang
sebagai wujud motivasi intrinsik bagi seseorang dalam upaya memperoleh
sesuatu yang diinginkan. Dari pendefinisian arti kata minat tersebut dapat
disimpulkan bahwa minat baca adalah rasa keinginan dan kecenderungan
yang timbul dalam hati untuk membaca. Minat baca hadir dan berkembang
dari individu masing-masing.
12
c. dengan menulis lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang sedang ditulis;
13
karena perbendaharaan kata mahasiswa yang sedikit menjadikan
tulisannya menjadi kurang efektif (Martavia et al., 2016). Rendahnya
keterampilan membaca yang dimiliki mahasiswa ini juga berpengaruh
terhadap wawasan dan penetahuan siswa, karena pada dasarnya wawasan
dan pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kegiatan menulis.
14
c. Menjadi pendengar yang baik. Dengan menjadi pendengar yang
baik akan memberi dampak positif, sebab menandakan telah berhasil
dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Lebih sering membantu sesama.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada materi yang telah dijelaskan diatas, dapat
diketahui bahwa modal dasar menulis untuk mahasiswa meliputi aspek
bahasa, fenomena, dan ilmu pengetahuan. Ketiga aspek ini sangat
dibutukan untuk keberhasilan menulis mahasiswa.
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya
kata dan gerakan. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan melalui
pancaindera, dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Ilmu
pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-
menerus sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati
dan semesta sehingga dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan
tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal usulnya,
sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis.
16
harus mengkolaborasikan ilmu pengetahuan yang didapat dalam
perkuliahan dengan banyak membaca buku-buku yang sesuai dengan
bidangnya.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan
para pakar utama penulis yang bersedia memberikan sebuah saran dan
kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun, akan kami terima
dengan senang hati demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Sekian, kami ucapkan terima kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, S. 2015. “Modal Dasar yang Harus Dimiliki Seorang Penulis dan
Peneliti”, https://www.konsistensi.com/2013/06/modal-dasar-yang-harus-
dimiliki-seorang.html, diakses pada tanggal 26 Mei 2021 pukul 19.06.
18