“KETERAMPILAN MEMBACA”
Puji Syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam mata kuliah bahasa reseptif Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Critical Book Report dengan judul buku
“Keterampilan Membaca”.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sastra khususnya dalam bidang pemahaman mengenai
pentingnya keterampilan membaca bagi mahasiswa pendidikan bahasa, sastra Indonesia dan
daerah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini mungkin belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
A. KELEBIHAN BUKU......................................................................................
B. KEKURANGAN BUKU...................................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................
B. SARAN...................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
Penulis : Dr.H.Dalman,M.Pd
Penerbit: RajagrafindoPersada
A. Ringkasan Bab I
Pendahuluan
Dalam kegiatan membaca, pada umumnya masih banyak pembaca yang belum mampu
membaca dengan baik dan belum mengetahui dengan jelas cara membaca cepat dan bahkan
cara mengukur kecepatan membacanya.
Dalam buku ini, penulis memaparkan konsep keterampilan membaca yang meliputi
pengertian membaca, tujuan membaca, jenis membaca, tahapan membaca, minat baca,
karakteristik pemilihan bahan bacaan, serta teknik dan metode membaca. Untuk menambah
wawasan pembaca (terutama mahasiswa S1 dan S2), penulis juga menyajikan model
membaca terbaru yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan yang ditemukan oleh penulis dari hasil penelitian untuk mendapat gelar
doktor, yaitu Model Membaca Total (MMT).
B. Ringkasan Bab II
A. Pengertian membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kogntif yang berupaya untuk menemukan
berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca mebaca merupakan
proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya
sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata ,kalimat,
paragraph, danwacanasaja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan
memahami dan menginterpretasikan lambing/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Farr (1984:5) mengemukakan, “reading is the heart of education” yang artinya merupakan
jantung dari pendidikan.Dalam hal ini, orang yang sering membaca, pendidikannya akan
maju dan ia akan melihat wawasan yang luas. Tentu saja hasil membacanya itu akan menjadi
skemata baginya. Skemata ini adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang.
Jadi semakin sering seseorang membaca, maka semakin besarlah peluang mendapatkan
skemata dan berarti semakin maju pulalah pendidikannya.Hal inilah yang melatarbelakangi
dengan membuka jendela dunia.
Berbeda dengan pendapat diatas, Anderson (1972:209-210) menjelaskan, bahwa membaca
adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding
process). Istilah penyandian kembali (recording) digunakan untuk menggantikan istilah
membaca (reading) karena mula-mula lambang ditulis diubah menjadi bunyi, baru kemudian
sandi itu dibaca sedangkan pembacaan sandi (decoding process) merupakan suatu penafsiran
terhadap ujaran dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca itu merupakan proses membaca sandi
berupa tulisan yang harus diinterpretasikan maksudnya sehingga apa yang ingin disampaikan
oleh penulisnya dapat dipahami dengan baik.
Sejalan dengan beberapa pendapat diatas, Klei, dkk (dalam Rahim, 2005:3) mengemukakan
bahwa membaca mencakup ,pertama, membaca merupakan suatu proses. Kedua ,membaca
adalah strategis. Keriga, mebaca interaktif.Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa
membaca merupakan proses memahami kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan
struktur bacaan, sehingga pembaca mampu memahami isi teks yang dibacanya dan pada
akhirnya dapat merangkum bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri.
Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk/lambang/tanda/tulisan menjadi
wujud bunyi yang bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sangat ditentukan oleh
kegiatan fisikdan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan symbol-simbol
tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca
dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.Dalamkegiatan
membaca, pembaca harus dapat : (1) mengamati lambang yang disampaikan dalam teks, (2)
menafsirkan lambang atau kata, (3) mengikuti kata tercetak dengan polalinier, logis, dan
gramatikal, (4) menghubungkan kata dengan pengalaman langsung utnuk memberi makna
terhadap kata tersebut, (5) membuat inferensi (kesimpulan) dan mengevaluaisi materi
bacaan, (6) mengingat yang dipelajari pada masa lalu dan mengembangkan ide-ide baru dan
fakta-fakta dengan isi teks, dan (8) membagi perhatian dan sikap pribadi pembaca yang
berpengaruh terhadap proses membaca (Harjasujana dan Damaianti, 2003:40-43). Sebagai
pembaca yang baik, kedelapan kegiatan membaca diatas perlu diperhatikan agar informasi
yang terkandung dalam teks dapat kita pahami.
B. Pembelajaran Membaca
Membaca itu bersifat reseftif. Yang artinya, sipembaca menerima pesan atau informasi yang
disampaikan oleh penulis dalam sebuh teks bacaan.Pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam sebuah teks bacaan.Pesan yang disampaikan itu merupakan informa sifokus yang
dibutuhkan .dalam hal ini, sipembaca harus mampu memahami makna lambang/tanda/tulisan
dalam teks berup akata, kelompok kata, kalimat, paragraph, ataupunwacana yang utuh. Jadi,
membaca merupakan proses mengubah lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna.
Guru bahasa Indonesia, sebaiknya mengajarkan kepada siswa tentang strategi, metode, dan
teknik membaca yang baik sehingga siswa mampu memahami isi baca adengan baik pula.
Begitu juga halnya dengan ujian keterampilan membaca, sebaiknya ujian tersebut lebih
ditekankan pada kemampuan memahami isi bacaan, yaitu berpakemampuan:
Sebagai seorang guru bahasa Indonesia, ia harus mampu menerapkan ujian keterampilan
membaca tersebut dengan baik sehingga kemampuan memahami isi bacaan pada siswa dapat
diukur dan dinilai baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan demikian, kita dapat
mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan yang dibacanya.
JENIS MEMBACA
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca
adalah strategis diartikan bahwa pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi
membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika
membaca.
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap
informasi yang disampaikan oleh penulis baik berupa pikiran, perasaan, sikap ataupun
pengalaman penulis.
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid
ataupun membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Orang yang membaca nyaring pertama-tama
haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan.
Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi
serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk
memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus mengelompokkan kata-kata
dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi
berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah ketrampilan serta minat. Oleh karena
itu maka dalam mengajarkan ketrampilan-ketrampilan membaca nyaring, sang guru harus
bisa memahami proses komunikasi dua arah.
Faktor yang dapat diperhatikan pembaca dalam membaca nyaring yaitu pembaca harus
mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan, pembaca harus
memahami kesimpulan penafsiran atau lambang-lambang tertulis sehingga penyisinan kata-
kata serta penekanan sesuai dengan ujaran, pembaca harus memiliki kecepatan mata yang
tinggi.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah menggunakan ucapan yang tepat,
menggunakan frasa yang tepat, menggunakan suara yang wajar, menguasai tanda-tanda baca
dan mengerti dan memahami bahan bacaan ya g dibacanya.
Adapaun manfaat membaca nyaring yaitu dapat memuaskan dan memenuhi berbagai ragam
tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan dan minat dan dapat menyampaikan
informasi yang penting kepada para pendengarnya (Tarigan, 1994:23)
Membaca senyap (dalam hati) adalah membaca tidak bersuara, tanpa gerakan bibir, kepala
ataupun tanpa berbisik. Dalam membaca senyap pembaca hanya mempergunakan ingatan
visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas yang meliputi membaca survei, membaca
sekilas dan membaca dangkal.
Membaca survei adalah membaca dengan memeriksa, melihat-lihat dan meneliti. Mem baca
sekilas adalah membaca membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan
serta mendapatkan informasi. Membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman
yang dangkal yang bersifat luaran yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
Membaca intensif adalah studi saksama, telaah, teliti dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat
setiap hari. Membaca intensif dibedakan menjadi dua yaitu membaca telaah isi dan membaca
telaah bahasa.
Membaca telaah isi terdiri atas membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis,
membaca ide dan membaca kreatif. Sedangkan membaca telaah bahasa terdiri atas membaca
bahasa dan membaca sastra.
Membaca kilat adalah membaca yang mengutamakan esensi materi bacaan tanpa membaca
isi keseluruhan bacaan tersebut. Membaca cepat ialah membaca dengan kecepatan tingg,
hanya membaca kalimag demi kalimat dan paragraf bukan per kata. Membaca studi yakni
membaca yang dilakukan untuk memahami, mempelajari, dan meneliti suatu persoalan.
Membaca reflektif merupakan membaca untuk me dapatkan informasi yang terperinci lalu
mengaikasikannya.
D. Ringkasan Bab IV
2. Kondisi-Baca
b) Untuk usaha
c) Adalah membaca untuk menemukan dan memahami berbagai informasi yang
berkaitan dengan usaha yang dilaksanakan, seperti pekerjaan kantor, kegiatan
perusahaan atau dagang, organisasi, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain.
d) Untuk kesenangan.
Adalah membaca untuk mengisi waktu senggang dan memuaskan perasaan
serta imajinasi. Seperti novel, cerpen, artikel ringan, dan bacaan-bacaan umum
lainnya seperti surat kabar.
Materi bacaan untuk studi pada umumnya adalah bahan yang berupa nonfiksi
yang terdiri dari berbagai jenis. Namun, sudah tentu bahwa fiksi juga dijadikan materi
bacaan studi, jika bidang disiplin bersangkutan adalah kesusastraan. Selanjutnya,
materi bacaan untuk usaha pada umumnya adalah surat, dokumen, buku, majalah,
surat kabar dan lainnya berkaitan usaha.Sementara, membaca untuk kesenangan ialah
mengisi waktu senggang dan memuaskan perasaan serta imajinasi. Seperti novel,
cerpen, artikel ringan, dan bacaan-bacaan umum lainnya seperti surat kabar.
4. Keterbacaan
Keterbacaan (Readability) ialah sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu
dilihat dari segi tingkay kesukarannya(Tampubolon, 1990). Rumus untuk mengukur
keterbacaan antara lain: Rumus Spache, Smog, dan Tes Kloz (Cloze Test). Namun,
yang sering digunakan untuk mengukur keterbacaan teks bacaan adalah Tes Kloz.
Manfaat Tes Kloz adalah:
a) Untuk mengujur tingkat kesulitas teks
b) Mengukur kemampuan dwibahasawan (rating bilinguals)
c) Untuk meramalkan (estimating) tingkat pemahaman pembaca.
d) Untuk menelaah kendala dalam teks
e) Untuk mengevaluasi efektivitas mengajar (Oller, 1979:340-363).
Dalam tes seperti itu, tiap kata ke-n dalam sebuah wacana dihapus dan harus
ditemukan sendiri oleh para peserta tes. Dengan demikian, makin kecil n tersebut, maka
sukarlah tes itu. Dalam hal ini, Oller (1979:364) menyarankan agar jumlah kata yang
dilesapkan kurang lebih 50 kata. Bila n sama dengan 5, teks itu akan terdiri atas kurang
lebih 250 kata. Perlu diingat bahwa sebuah wacana yang sama yang diberikan kepada
kelompok peserta tes akan berbeda tingkat keterbacaannya jika-n nya tidak sama.
Tiga hal terkait dengan keterbacaan, yaitu:
A. Kemudahan
Berkaitan bentuk tulisan, seperti besar huruf dan lebar spasi.
B. Kemenarikan
Berkaitan dengan keterbacaan di sini berhubungan dengan minat pembaca, kepada ide
pada bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan.
C. Keterpahaman
Berkaitan tingkat keterbacaan yang berhubungan dengan karakteristik kata dan
kalimat, seperti panjang-pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat
bangun kalimat, dan susunan paragraf. Menurut Rankin & Culhane (dalam Kamidjan,
1996:69) untuk kriteria penilaian hasil Tes Klos dapat digunakan kriteria sebagai
berikut:
1) Tingkat Independen : Rata-rata skor tes > 60%
2) Tingkat Instruksional : Rata-rata skor tes 41-60%
3) Tingkat frustasi : Rata-rata skor tes < 40%
Keterangan:
a) Tingkat independen diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang mudah.
b) Tingkat instruksional diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang sedang.
c) Tingkat frustasi diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang sulit.
E. Ringkasan Bab V
A. Kecepatan Membaca
Kecepatan seseorang alan memengaruhi makna tulisan yang dibacanya. Membaca cepat,
mempunyai kecepatan yang sama dalam membaca. Ada kalanya kecepatan itu diperlambat.
Pembaca yang baik adalah pembaca yang mampu membaca dengan cepat dan tahu maksud
yang dibaca. Dalam hal ini jika kita tidak dapat membaca dengan cepat, maka kita hanya
akan membuang-buang waktu. Pada dasarnya membaca itu harus fleksibel.
Membaca dengan cepat tidak hanya dapat memperbaiki prestasi waktu tetapi menambah
banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca. Unsur utama membaca adalah otak.
Mata hanya menhantarkan gambar ke otak lalu otak memberi interpretasi terhadap apa yang
dituju oleh mata itu.
Untuk mendapatkan informasi tidak hanya dengan membacacepat, tetapi kita harus selalu
berkonsentrasi pada saat membaca. Kurangnya daya konsentrasi pada tiap pembaca
disebabkan oelh banyak hal. Dalam kegiatan membaca, persepsi dan interpretasi otak
terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat dilihat pada lamanya mata berfiksasi.
Gerakan mata bergantung pada jarak benda yang dilihat apabila kita melihat jauh mengikuti
benda yang bergerak di lapangan pandang luas, mata bergerak lurus dan rata. Untuk
mendapat kecepatan dan efesien membaca dapat dilakukan dengan melebarkan jangkauan
mata dan lompatan mata, yaitu satu fiksi meliputi dua atau tiga kata kemudian dengan
membaca satu fiksasi untuk suatu unit pengertian.
Cara selanjutnya yaitu seorang pembaca diusahakan pada saat membaca kangan menghafal
kata-kata yang dibacanya. Tetapi memahami maksud yang dibacanya.
Membaca merupakan proses menangkap dan mengenali kata-kata dalam sebuah kalimat,
paragraf, dan wacana. Ternyata otak manusia mampu memproses kata-kata dengan baik
bahkan ketika urutannya dibolak-balik.
Dalam membaca cepat yakni mengenali kata demi kata dengan kecepatan tinggi sehingga
bisa teru berpindah kekata berikutnya sambil membangun pemahaman dan konteks bahan
bacaan. Dalam membaca cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Nerikt latihan yang
dapat kita lakukan, yaitu:
Pada dasarnya untuk menangkap dan mengenali kata dengan cepat dan tepat kita harus
berlatih secara intensif.
C. Tujuan Membaca Cepat
Tujuan awal diadakannya pengajaran membaca cepat kepada anak atau siswa adalah agar
dapat membaca secara efektif dan efesien yaitu mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang relatif singkat. Keterampilan membaca yaitu bagaimana seorang anak atau
siswa dalam membaca suatu bancaan. Keterempilan membaca untuk studi berhubungan
dengan bahan bacaan yang akan dibaca. Dalam hal ini seorang guru hendaknya mengajarkan
si pembaca untuk dapat menentukan bahan baccan mana yag akan dibaca, tentunya yang
berhubungan dengan informasi yang dicari oleh siswa ataupun pembaca.
Membentuk kebiasaan secara efesien memakan waktu yang cukup lama. Pada masa anak-
anak usaha pembentukan dalam arti peletakan fondasi minat baca yang baik dapat dimulai
kira-kira sejak umur 2 tahun, yaitu sesudah anak dapat mempergunakan bahasa lisan,
walaupun maih ada taraf baca yang jauh dari sempurna, menurut ukuran dewasa
(Tampubolon, 1990:228)
Usaha dyang dapat dilakukan pada tahap pemula ini ialah merangsang daya visual dan
motorik anak unuk sekedar mengenali buku. Pada usia 2,5 tahun sampai 3 tahun akan baik
sekali pengaruhnya, jika pada anak diberikan buku-buku berganbar apalagi jika anak itu
didorong untuk membuka buku dan melihat gambar-gambar yang ada didalamnya serta
menyebut gambar-gambar itu.
Pada usia 4,5 tahun, anak sudah mulai bisa membaca perlahan-lahan. Setelah anak dapat
membaca dengan lancar, ia dapat diminta untuk membacakann buku cerita yang disukainya.
Pada usia ini memang anak-anak lebih suka membaca bersuara.
Ada beberapa cara untuk mengembangkan kecepatan membaca, antara lain adalah
membiasakan diri untuk membaca pada kelompok-kelompok kata, yang artinya bahwa kita
harus berusaha untuk menghindari membaca kata demi kata, karena hal tersebut akan
memperlambat kita membaca suatu bacaan.
Selain itu kita juga jangan samoai mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca karna akan
membuat kita menjadi bingung dan terpaku pada kalimat yang itu-itu saja. Dalam membaca
kita tidak boleh berhenti lama diawal baris atau kalimat. Kalau kita sudah tau kata kuncinya,
maka kita akan semakin mudah dalam menentukan ide pokok dalam suatu bacaan atau
paragraf.
6. Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil, arah gerak mata bukan
kesamping atau horizontal, tetapi kebawah atau vertikal.
Dalam kegiatan membaca ada hal-hal yang dapat menghambat seorang pembaca dalam
membaca cepat, seperti vokalisasi. Selain itu, hal yang dapat menghambat kecepatan
membaca seseorang yaitu gerakan bibir, Konsentrasi akan terpecah dengan hal-hal diluar
bacaan misalnya, pada saat kita membaca tanpa sengaja mendengar pembicaraan orang lain
bebicara keras, berbisik, atau bahkan bersenandung. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
diidentifikasikan bahwa beberapa hal yang menghambat kecepatan membaca adalah sebagai
berikut:
7. Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah
kaimat
Pembaca yang baik adalah pembaca yng mampu membaca teks bacaannya dengan kecepatan
tinggi, tetapi ia mampu memahami isi bacaann tersebut.
Sebenarnya, berapakah Kecepatan efektif membaca yang harus kita miliki? Jawabannya
antara lain sangat dipengaruhi oleh jabatan yang sedang kita sandang serta tingkat pendidikan
yang sedang kita jalani, diantaranya adalah:
Jenjang pendidikan
Mengenai hal ini, kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang
terbaca pada setiap menitnya dengan pemahaman kata-kata 50% atau dengan perkataan lain
berkisar antara 40%-60%. Di Indonesia, orang dewasa kecepatan membacanya sama dengan
yang terjadi di Amerika, yaitu 175-300 KPM.
F. Ringkasan Bab VI
A. Membaca Paragraf
Dalam membaca paragraf, yang terutama harus ditemukan ialah pikiran pokok. Karena pikiran pokok
selalu terkandung dalam kalimat topik, maka dalam membaca paragraf kalimat itulah yang terutama
harus ditemukan.
B. Membaca Artikel
Artikel merupakan salah satu karangan ilmiah yang dapat berbentuk eksposisi dan argumentasi.
1.StrukturArtikel
Dalam membaca artikel, kita harus mampu menemukan pikiran pokok sipengarang.
C. Membaca Buku
Bagian-bagian sebuah buku dibagi atas tiga bagian besar yaitu : (1) bagian permulaan, (2) bagian
pokok, (3) bagian pelengkap.
Menurut tampubolon dalam membaca buku juga diperhatikan hal-hal berikut yaitu:
a. Metode Catu, metode yang biasa dipakai dalam membaca artikel, bahan kuliah, dan bacaan ilmiah
lainnya.
b.Metode Surtabaku, umumnya dipakai dalam membaca buku teks, tetapi dapat juga dipergunakan
dalam membaca artikel untuk studi.
D. Membaca Novel
Dalam membaca novel umumnya informasi fokus utama ialah pesan yang hendak disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca melalui penarasian (penceritaan) peristiwa-peristiwa dan karakter-
karakter yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Secara umum, isi utama surat kabar dapat dibagi atas jenis-jenis poko berikut: (a) berita, (b) opini, (c)
iklan, (d) pemberitahuan, (e) fiksi.
MEMBACA PARAGRAF
Paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan. Sebagai satuan terkecil,
paragraf mengandung satuan fikiran pokok. Pikiran pokok inilah yang dikembangkan dalam arti
dijabarkan oleh kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu. Disamping itu, pikiran pokok
dimaksud juga berhubungan dengan pokok pikiran dari paragraf-paragraf lainnya dari karangan
bersangkutan. Berdasarkan kedua hal tersebut inilah maka paragraf juga dikatakan sebagai satuan
pengembangan.
Dari segi arti yang terkandung di dalamnya, kalimat-kalimat yang membentuk suatu paragraf
umumnya dapat dibagi atas dua jenis, yaitu kalimat topik dan kalimat-kalimat jabaran. Kalimat topik
mengandung pikiran pokok paragraf dan kalimat jabaran mengandung isi yang merupakan jabaran
pikiran pokok tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kalimat-kalimat jabaran selain berkaitan satu sama
lain juga berkaitan erat dengan kalimat topik. Kaitan kaitan tersebut adalah demikian kompak
sehingga dalam paragraf bersangkutan terdapat koherensi yang juga merupakan persyaratan dasar
pembentukan suatu paragraf disamping pikiran pokok dan pikiran jabatan sebagai maksud di atas.
Pikiran pokol tersebut paragraf biasanya terkandung dalam kalimat pertama atau kalimat
terakhir dari paragraf tersebut. Kalimat pertama atau kalimat terakhir yang dimaksud adalah topik.
Jika pikiran pokok terdapat dalam kalimat pertama, maka dapat dipahami bahwa pengarang
mempergunakan cara berfikir deduktif sebaliknya jika pikiran pokok terdapat dalam pikiran terakhir,
pengarang bersangkutan mempergunakan cara berpikir induktif.
Hal yang sulit dalam memahami paragraf biasanya adalah apabila paragrap tidak memiliki topik.
Oleh sebab itu, paragrap harus dibaca dahulu sebelum menyimpulkan pikiran pokok. Untuk
menjabarkan pikiran pokok paragrap, pengarang mempergunakan berbagai cara seperti
memberikan contoh atau ilustrasi, definisi, perbandingan, pertentangan, uraian kronologis, dan
uraian sebab-akibat.
Sifat pikiran pokok yang akan dijabarkan adalah penentu utama bagi pemilihan cara penjabaran
yang paling sesuai. Untuk menjabarkan pikiran pokok yang bersifat konsep tua yaitu dengan
memberikan contoh. Tetapi bagaimanapun bagi pembaca harusla mengenali cara menentukan topik
dengan cepat sehingga dapat lebih mudah dan dapat lebih memahami isi jabaran pikiran pokok
paragraf bersangkutan, dan, dengan demikian, drngan cepat dan tepat memahami isi keseluruhan
paragrap tersebut.
Dalam membaca paragraf yang terutama harus ditemukan ialah pikiran pokok. Pikiran pokok
yang dimaksud adalah informasi fokus, karena pikiran pokok selalu terkandung dalam kalimat topik,
maka dalam membaca paragraf kalimat itulah yang terutama harus ditemukan.
Teknik membaca yang paling tepat dipergunakan untuk menemukan kalimat topik ialah baca-
layap dan baca-tatap. Dengan teknik ini, tidak permu seluruh kalimat dalam paragraf bersangkutan
dibaca. Dalam hal ini, mata dan pikiran harus cepat menangkap kata-kata kunci pada setiap kalimat
dan kemudian menjalin pengertian berupa kesimpulan.
3. Melangkah sendiri membaca bahan bacaan yang telah dipilih (Olson,1959) dalam Tarigan
(1994).
A. Bacaan Ilmiah
Bacaan Ilmiah yaitu bacaan yang berisi ilmu pengetahuan atau informasi yang ditulis
dengan bacaan yang lugas, praktis, dan efisien. Bacaan Ilmiah terbagi menjadi dua macam
yaitu:
Teks ilmiah populer biasanya terdapat pada majalah, Kriteria pemilihan majalah, yaitu: Kita
harus menyesuaikan antara kondisi baca dengan keterbacaan. Kondisi bacaan meliputi: tujuan
membaca, informasi fokus, dan materi bacaan.
Teks ilmiah akademik memiliki karakteristik, yang isinya garis besarnya dipilih
menjadi empat jenis (Tarigan, 1994), yaitu.
2) Kedua, menentukan informasi fokus apa yang ingin kita peroleh dari buku tersebut.
3) Ketiga, sebelum membaca buku teks kita harus memcaba kata penghantar, pendahuluan,
ataupun abstraknya sehingga kita tahu materi apa yang ada di dalam buku teks tersebut.
4) Keempat, pilihlah buku teks yang memiliki wacana yang tidak terlalu sulit dipahami tetapi
juga tidak terlalu mudah.
2) Carilah sumber bacaan buku lain yang masih satu tempat dengan induk yang masih satu
cabang ilmu.
B. Bacaan Sastra
Bacaan sasta ialah suatu bahan bacaan yang berisi ekspresi, pikiran, perasaan, ide,
pandangan hidup dan lain-lain yang disajikan dalam bentuk yang indah melalui media
bahasa.
Sastra terbagi menjadi dua macam, yaitu sastra imajinatif dan sastra nonimajinatif. Adapun
penjelasan sebagai berikut.
1. Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif ialah bahan bacaan yang isinya ditulis berdasarkan daya khayal sang
pengarang. Karakteristik sastra imajinatif adalah:
a. Bahasanya konotatif
b. Penulisnya diilhami dari kisah nyata yang diproses atau diimajinasikan sehingga timbul ide
penulisan timbul ide penulisan yang kreatif dan indah.
c. Memiliki nilai-nilai estetik yang meliputi unity, harmony, balance, dan right imasses.
2. Sastra Nonimajinatif
Sastra nonimajinatif adalah sastra yang isinya ditulis sesuia dengan fakta, berdasakan
realita sebagai topik utamanya. Karakteristik sastra nonimajinatif adalah:
a. Bahasanya denotatif
Adapun yang harus diperhatikan dalam menentukan karakteristik pemilihan surat kabar,
yaitu:
3) Pilihan surat kabar yang memilki kosakata yang tinggi agar memacu daya pikir
pembacanya.
4) Untuk bahan pembelajaran, pilihan topik dalam surat kabar yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
I. Ringkasan Bab IX
J. Ringkasan Bab X
Salah satu tingkatan dari membaca pemahaman adalah membaca literal. Tingkatan
membaca ini adalah tingkat yang terendah dalam membaca pemahaman. Membaca literal
yaitu membaca yang terdiri atas huruf-huruf dan kalimat-kalimat seperti membaca buku
termasuk kitab suci dan sejenisnya. Membaca pemahaman jenis ini difokuskan pada pemahan
makna secara tersurat yang terdapat di dalam teks bacaan. Jadi, membaca pemahaman literal
adalah membaca teks bacaan dengan maksud memahami makna yang terkandung dalam teks
itu sendiri tanpa melihat makna yang ada diluar teks tersebut. Pemahaman literal ini dapat
dikatakan sebagai pemahaman isi bacaan secara tersurat.
Hariyadi dan Zamzam menyatakan bahwa membaca adalah suatu aktivitas yang
disengaja dan terencana. Dengan melakukan aktivitas proses membaca berarti melakukan
aktivitas memproses makna kata, memahami konsep, memahami informasi, memahami ide
yang disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki oleh pembaca. Lebih lanjut dijelaskan bahwa membaca literal merupakan kegiatan
membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning) yang tertera secara tersurat
(eksplisit).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakn bahwa membaca literal adalah membaca
teks bacaan dengan maksud memahami makna yang tersurat atau memahami makna yang
terdapat di dalam teks itu sendiri. Dalam hal ini, biasanya makna yang terdapat dalam teks itu
tidak tersirat, tetapi tersurat.
B. Proses Membaca
Pada dasarnya proses membaca merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh informasi yang kita butuhkan. Proses membaca terdiri atas berikut ini.
Proses perseptual dalam membaca mempunyai kaitan yang erat dalam proses sensoris.
Oleh karena itu, anda harus waspada untuk tidak mempertukarnya. Vernon memberikan
penjelasan proses perseptual dalam membaca itu terdiri dari empat bagian, yaotu:
Membaca sebagai proses merupakan rangkaian kegiatan dari ketiga aspek diatas, yaitu
aspek psikologis, sensoris, dan perseptual. Ketiga aspek ini saling berhubungan satu
sama lain, sehingga ketika seorang sedang membaca sebuah teks, ia harus siap secara
psikis dan mental, sehingga stimulus yang diterimanya dapat dijadikan sebagai proses
pemahaman lambang-lambang/ tanda-tanda yang dibacanya. Disini ia dituntut untuk
mampu menghubungkan apa yang dibacanya dengan skemata yang dimilikinya.
Pada dasarnya, model-model membaca pemahaman literal ini banyak disesuaikan dengan
tujuan membaca literalnya. Untuk membangun pemahaman literal, siswa diberikan panduan
pertanyaan arahan seperti yang dikemukakan oleh Burn Roe dan Ross, yaitu :
Panduan untuk memahami isi bacaan secara literal sepeto di atas diharapkan dapa
dijadikan sebagai petunjuk untuk memahami isi bacaan. Dalam hal ini, seorang
pembaca dapat menindaklanjuti hasil pemahamannya setelah ia membaca dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang mampu memahami isi bacaan
secara literal. Faktor tersebut di antaranya adalah banyaknya perbendaharaan kata-kata yang
dimiliki, pengalaman membaca dengan teks yang sama, dan skemata pembaca lainnya yang
mendukung, seperti pengalaman membaca berbagai teks, menyimak atau mendengarkan
berita/informasi, dan melihat atau mengamati keadaan alam di sekelilingnya. Pemahaman
literal ini merupakan pemahaman dasar yang digunakan untuk memahami isi bacaan. Jadi
pemahaman literal merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pembaca untuk
memahami isi bacaan yang lebih tinggi lagi tingkatannya.
K. Ringkasan Bab XI
Tarigan (1982: 50) mengemukakan bahwa terdapat enam tujuan membaca interpretatif, yaitu:
1. Maksud pengarang
Maksud pengarang adalah seorang pengarang menulis sesuatu untuk dibaca orang lain. Sadar
atau tidak sadar sang pengarang sebenarnya mempunyai maksud-maksud tertentu dengan
karyanya itu. Memang dalam setiap tipe tulisan terkandung maksud dan tujuan tertentu. Oleh
sebab itu, perlu kita ketahui terlebih dahulu ragam-ragam tulisan. Secara garis besarnya
ragam tulisan dapat berupa: (a) deskripsi, (b) narasi, (c) eksposisi, (d) argumentasi, dan (e)
persuasi.
Dengan nada-nada itu pengarang mencerminkan tujuan yang hendak dicapai dengan karya
tulisaan itu. Berikut ini dijelaskan pengertian dari nada-nada di atas.
a. Tulisan nada akrab
Tulisan yang bernada akrab membuahkan tulisan yang bersifat pribadi. Tulisan pribadi adalah
suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam
penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan atau laporan pribadi yang tertulis
sejalah yang dapat merekam secara tepat segala sesuatu yang teah dialami pada masa lalu.
b. Tulisan bernada penerangan
Pengalaman adalah guru yang baik, atau hidup adalah merupakan ungkapan yang sering kita
dengar dari orang-orang tua. Kalau kita merekam pengalaman kita dalam bentuk tulisan, pada
hakikatnya kita mencoba menangkap keberadaan pengalaman itu, atau dengan kata lain kita
merekam cara melihatnya, mendengarnya, merasakannya, menciumnya. Tulisan seperti itu
biasanya bernada penerangan, bersifat informatif dan membuahkan tulisan yang bersifat
deskriptif, bersifat memberikan. Memberikan sesuatu berarti melukiskan.
Karya tulis yang bersifat memberikan itu bertujuan mengajak para pembacanya bersama-
sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, atau
suasana hati yang pernah dialami oleh sang penulis. Deskripsi atau pemberian bermaksud
menjelaskan, menerangkan, dan menarik minat pembaca (Tarigan, 1982:53).
c. Tulisan bernada penjelasan
Tulisan yang nada penjelas bisa disebut tulisan penyingkapan, berbeda dari tulisan yang
bernada penerangan, karena tujuannya tidak hanya sekedar menciptakan, memberikan
ataupun menyakinkan, tetapi menjelaskan sesuatu pada pembaca
d. Tulisan bernada mendebat
Bila pengarang menggunakan nada mendebat atau nada berargumentasi maka hasina adalah
karya tulis persuasif. Persuasif adalah karya yang bertujuan menyakinkan para pembaca.
Untuk mencapai tujuan itu maka dituntut beberapa kualitas, antara lain:
1) Tulisan persuasif jelas dan tertib. Maksud dari tujuan penulisan dinyatakan secara terbuka
secara jelas.
2) Tulisan persuasif haruslah hidup dan bersemangat. Hidup di sini bermakna mempunyai
daya tarik yang kuat terhadap indra kita.
3) Tulisan persuasif harus beralasan kuat, mempunyai argumen-argumen yang logis, tulisan
yang beralasan kuat berdasar pada fakta-fakta dan penalaran-penalaran yang logis.
4) Tulisan persuasif harus bersifat dramatik. Tulisan persuasif harus dapat memanfaatkan
ungkapan-ungkapan yang hidup dan kontras yang mencolok (Tarigan, 1982:56).
e. Tulisan bernada mengkritik
Tuisan yang bernada mengkritik menghasilkan tulisan mengenai sastra. Tulisan yang bernada
mengkritik ini bertujuan menilai atau mengevaluasi karya sastra. Agar dapat menghasilkan
kritik yang baik, maka kita harus terlebih dahulu membaca karya yang akan dianalisis secara
kritis.
f. Tulisan bernada kewenangan
Tulisan yang bernada kewenangan atau yang bernada otoritatif menghasilkan karya ilmiah.
Tujuan karya ilmiah, yang bernada otoritatif ini ialah mencapai suatu gelar tertentu. Dengan
karya ilmiah seperti ini, orang yang bersangkutkan berwenang menyandang suatu titel.
Secara garis besar, ada tiga jenis karya ilmiah, masing-masing dengan kewenangan tertentu,
yaitu:
1) Skripsi untuk mencapai gelar sarjana.
2) Tesis untuk mencapai gelar magister.
3) Disertsi untuk mencapai gelar doktor.
Pratiwi dan subyanto (2003) mengatakan bahwa membaca kreatif adalah tindakan tertinggi dari
kemampuan membaca seseorang dan kemampuan membaca kreatif, artinya seseorang pembaca
yang baik adalah membaca tidak hanya sekadar menangkap makna tersurat, tetapi juga mampu
secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari.
Menurut Nurhadi (2004), sebagai seorang pembaca kreatif harus dapat memenuhi kriteria-kriteria
yaitu :
3. Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai.
6. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang dibaca.
6. Keterampilan memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam buku.
Membaca kreatif bertujuan agar para siswa terampil berkreasi dalam hal-hal dramatis, interpretasi
lisan atau musik, narasi pribadi, ekspresi tulis, dan ekspresi visual.
Menurut Burdansyah membaca kreatif akan memberikan banyak manfaat dalam berbagai bidang.
Misalnya wacana tentang siraman rohani, pemikiran para budayawan, informasi cara merawat
kesehatan tubuh, dan informasi tentang cara membuat makanan atau barang.
Pada dasarnya seorang pembaca dituntut untuk mampu membaca kreatif. Dalam hal ini, pembaca
yang mampu memahami isi bacaan secara literal, interpretatif, dan kritis maka barulah ia dapat
masuk ke dalam membaca kreatif.
Kelebihan bab 13
a. Penulis ddalam menyajikan bab ini selalu disertai sumber, jadi setiap teori ataupun
pendapat selalu disertai dengan sumber. Hal ini tentu menjadikan pembaca yakin bahwa ini
sangat terpercaya dan layak dipertanggung jawabkan.
b. Materi yang terdapat dalam bab ini sangat cocok untuk dibaca dan dipelajari oleh
mahasiswa.
Kekurangan :
Kesimpulan :
Orang yang membaca kreatif, ia tidak tinggal diam setelah selesia membaca. Ia akan kreatif
melakukan berbagai tindakan atas hasil membacanya baik secara lisan, tulisan, maupun
perbuatan.
MINAT BACA
Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi yang
terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang
dituangkan dalam bacaan itu. Menurut Tampubolon, minat baca adalah kemauan atau
keinginan seseoarang untuk mengenali huruf untuk menangkap makna dari tulisan tersebut.
Bunata menyebutkan bahwa minat baca terutama sangat ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu :
Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajianharus dapat memainkan perannya sebagai
motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku-buku penunjang
kurikulum pada bahan kajian masing-masing. Misalnya, dengan memberi tugas tugas rumah
setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan sistem reading drill secara
kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.
Indikator-indikator untuk mengetahui apakah seseorang memiliki minat baca yang tinggi
atau masih rendah adalah berikut ini.
Ada beberapa cara menumbuhkan minat baca menurut Hasyim, yaitu berikut ini :
Menutut Hurlock, minat ynag berkembang pada anak karena hal berikut :
O. Ringkasan Bab XV
1.Survey
buku,tahapanpertamaadalahmemerhatikanjudulbukudanmengajukanpertanyaantentangtopik
yang
terkandungdidalamnya,lalulihatnamapenulisnyasertatahunterbitnyauntukmengetahuipenilisan
sertaakualitasbukunya.tahapanberikutnya (1) telisuridftarisi,(2) bacapengantar,(3)
lihattable,grsfikdan lain-lain,(4) apendiks/supplement,(5) indeks/kata kunci
b. Question (soal/Tanya)
c. Read
d.Ritice/Recall
Padadasarnyatahapiniadalahlanjutandaritahapread.Olehsebabitutahapinimerupakantahapuntu
kmenjawabpertanyaan yang telahdiajukanpadatahap question yang
tentusajatelahdibacajawabanataspertanyaantersebut di tahap read.
e.Review
Langkahterakhirdari
SQ3Rinisangatlahpenting,karenasetelahkitaselesaimembacakeseluruhandariapa yang
harusdibaca,kitaperlumengulangkebaliuntukmenelusurijudul-
juduldansubjudulsertabagianpentinglainnyadalammenemukapokok-
pokokpentinguntukdiingatkembali.
Ide pokok buku yang sedang anda baca mudah dikenali seperti yang tertera dalam:
(1) ikhtisar umum yang ada di awal buku, lalu tiap-tiap bab didahului dengan
Untuk memudahkan anda mendalami buku, hendaknya anda selalu menemukan ide pokok
pada setiap buku yang meliputi:
1. hendaklah membaa dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara
cepat.
paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi satu gagasan. Lazimnya, ide pokok dalam
paragraf berada:
1. di awal paragraf
2. di tengah paragraf
3. di akhir paragraf
salah satu caranya adalah dengan mencari petunjuk yang digunakan penulis untuk membantu
pembaca, baik berupa kata-kata visual maupun kata-kata penuntun.
F. Membaca Kritis
soedarso (2005) mengemukakan bahwa proses membaca kritis dapat dilakukan sebagai
berikut:
Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil hal yang peting dan selama mungkin dapat
mengingatnya.
2. survei apa yang perlu diingat, yaitu yang berharga untuk diingat.
4. kaitkan dan bangunlah apa yang ada baca itu dengan apa yang telah ketahui
7. apabila menemukan hal yang penting, berhentilah sejenak, dan tanyakan pada diri
J. Membuat Catatan
(1) karena informasi atau ide yang dikandung dalam bacaan itu kita perlukan
(3) untuk memudahkan kita mencari kembali bila kita memerlukan pokok yang kita perlukan
itu
1. elemen-elemen kunci termasuk ide sentral, soal-soal besar, atau informasi penting
2. tujuan dan asumsi penulis tentang segi-segi tertentu
L. Jenis atatan
A. Kelebihan Buku
1) Penulis menyertakan fakta dan data yang terpercaya
Penulis tidak hanya menyampaikan pendapat-pendapatnya saja. Tetapi, menyampaikan juga
fakta-fakta dan data-data yang terpercaya.
2) Menambah kosakata Bahasa indonesia bagi para pembaca
Penulis memilki banyak kosakata yang tidak semua pembaca tahu apa artinya apalagi bagi
pembaca dari kalangan mahasiswa dan siswa, kemudian dituliskan dalam buku tersebut.
Sehingga mau tidak mau pembaca harus rajin membuka aplikasi KBBI V.
3) Tidak ada kesalahan pada penulisan setiap katanya
Ketika pembaca membaca dengan seksama dari halaman pertama sampai akhir, pembaca
tidak menemukan kesalahan pada penulisan setiap kata-katanya, meski satu kata pun tidak
ditemukan kesalahan penulisan baik kurang huruf, salah huruf, ataupun kelebihan huruf pada
sebuah katanya. Itu menandakan penyunting buku tersebut teliti dalam penulisan kata-
katanya.
4) Penulisan ejaan yang konsisten
Dalam buku ini ada beberapa kata dan kalimat yang ditulis sesuai dengan PUEBI. Seperti
konsistennya penulisan bahasa asing. Karena dalam penulisan bahasa asing harus dicetak
miring.
4. KEKURANGAN BUKU
1) Sampul buku
Lapisan sampul buku terluarnya mudah terkelupas dibagian ujung-ujungnya. Jadi, pembaca
harus lebih hati-hati ketika meletakan buku tersebut ataupun ketika membacanya.
2) Banyak kalimat yang terbelit-belit
Dalam buku ini banyak kalimat yang berbelit-belit, sehingga buku ini sulit dipahami secara
cepat.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku Keterampilan Membaca karya Dr. H. Dalman, M.Pd. ini, sangat bermanfaat bagi kita
sebagai penutur Bahasa Indonesia. Apalagi, bagi pelajar Sekolah dan para Mahasiswa,
khusunya bagi Mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Buku ini sangat cocok dan
harus dibaca, dipelajari, dan dipahami, dan diterapkan ilmu yang terdapat dalam buku
tersebut. Karena dalam buku tersebut, berisi bagaimana untuk meningkatkan kemampuan
dalam keterampilan membaca. Juga, mengingatkan peran kita sebagai penutur bahasa
indonesia, agar bangga, mau mengutamakan, dan berpegang teguh pada Bahasa kesatuan
negara dan bangsa Indonesia, yaitu Bahasa indonesia.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang membaca, disarankan para pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi pada resensi buku ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah resensi buku ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.