Anda di halaman 1dari 10

1.

Materi Pengetahuan Umum


Kepramukaan untuk Penggalang
Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang
secara umum harus diketahui oleh pramuka, yang meliputi :
Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan
Pengertian Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah
memasukkan kata pramuka dan kepramukaan di dalamnya.
Menurut kamus ini, kedua kata tersebut mempunyai arti sebagai
berikut:
pramuka /pramuka/ n akr Praja Muda Karana; organisasi
untuk pemuda yg mendidik para anggotanya dl berbagai
keterampilan, disiplin, kepercayaan pd diri sendiri, saling
menolong, dsb anggota organisasi pramuka: -- membentuk
anak (pemuda) yg masih berkembang menjadi warga negara
yg berbudi luhur; pandu;
kepramukaan /kepramukaan/ n perihal (kegiatan dsb) yg
berhubungan dng pramuka
Pengertian Menurut Undang-undang
Gerakan Pramuka
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
menjadi dasar pokok penyelenggaraan pendidikan kepramukaan
di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut dinyatakan
tentang pengertian pramuka, Gerakan Pramuka,
kepramukaan, dan pendidikan kepramukaan.

Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang


Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:

Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk


oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan.
Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif
dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya
Pramuka dan Darma Pramuka.
Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan
dengan pramuka.
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan.
Nah, dari dua sumber terpercaya tersebut kini sudah jelas
masing-masing definisi (pengertian) dari istilah pramuka, gerakan
Pramuka, dan kepramukaan. Sehingga kedepannya kita tidak lagi
mengucapkan kalimat, Saya seorang anggota pramuka, namun
telah berganti menjadi Saya seorang anggota Gerakan
Pramuka.

1. Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi,
Gerakan Pramuka tentu memiliki tugas pokok, tujuan, dan fungsi.
Tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka tersebut secara jelas telah
diuraikan baik dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Gerakan Pramuka maupun dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Adapun tugas pokok Gerakan Pramuka adalah untuk melaksanakan


pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah. Pendidikan
ini untuk melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Pendidikan tersebut dimaksudkan untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Untuk tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka diuraikan sebagai mana di
bawah.

Tujuan Gerakan Pramuka


Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka
agar menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak yang
mulia, mempunyai jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin.
Selain itu juga pribadi yang menjunjung tinggi nilai keluhuran bangsa
Indonesia, serta memiliki dan menguasai kecakapan hidup. Dengan
itu semua diharapkan menjadi kader bangsa yang mampu menjaga
dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus
mengamalkan Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup.
Pencapaian tujuan tersebut diharapkan berhasil membentuk kader
bangsa sekaligus kader pembangunan di Indonesia yang
berkepribadian. Kepribadian tersebut diantaranya adalah beriman dan
bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
samping tersebut, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku
yang positif, dengan ditandai menguasai keterampilan dan kecakapan
serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik. Dengan sikap-sikap tersebut akan menjadikan
manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada
kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara.

Fungsi Gerakan Pramuka


Di samping tugas pokok dan tujuan di atas, sebagai organisasi Gerakan
Pramuka memiliki fungsi. Fungsi Gerakan Pramuka tersebut selaras
dengan tugas pokok Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan Pramuka adalah
sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar
keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan
pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah
penerapan Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among dalam pendidikan yang dilakukan Gerakan Pramuka.

Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, Gerakan pramuka


juga berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pelbagai usaha yang meliputi :

1. pendidikan dan pelatihan Pramuka;


2. Pengembangan Pramuka;
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua;
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.

Itulah sekilas tentang tugas pokok, fungsi dan tujuan dari Gerakan
Pramuka. Selayaknya setiap anggota Gerakan Pramuka memahami hal-
hal tersebut di atas.

2.Sejarah singkat kepramukaan dunia


Sejarah Kepramukaan di Dunia tidak bisa terlepas dari
Baden Powell. Tentara Inggris yang lahir di London, Inggris pada
tanggal 22 Februari 1857 ini lah yang menggagas kegiatan yang
dalam sejarah kemudian terkenal dengan kepramukaan atau
scouting. Sejarah mencatat bahwa buku Aids to Scouting (1899)
yang berisikan pengalaman Baden Powell semasa di ketentaraan
menarik minat, dan banyak dibaca, tidak hanya oleh kalangan militer
saja melainkan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Minat masyarakat terhadap buku Aids to Scouting yang tinggi


membuat William Alexander Smith (Pimpinan Boys Brigade Inggris)
meminta Baden Powell untuk melatih 22 pemuda. Oleh Baden
Powell, ke-22 pemuda ini diajak berkemah di pulau Brownsea selama
8 hari pada tanggal 25 Juli - 2 Agustus 1907. Tercatat dalam sejarah,
perkemahan tersebut menginspirasi Baden Powell untuk menulis
buku 'Scouting for Boys' (1908). Selain diilhami buku-bukunya
terdahulu, buku ini juga mendapatkan masukan dan dukungan
dari Frederick Russell Burnham (Chief of Scouts in British
Africa), Ernest Thompson Seton dari Woodcraft
Indians (Amerika), dan William Alexander Smith dari Boys Brigade.

Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia.
Buku Scouting for Boysmenjadi rujukan dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia. Kegiatan-
kegiatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai kepramukaan atau
scouting. Kemah di pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys'
dianggap sebagai tonggak awal sejarah kepramukaan di dunia.
Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell, baca : Sejarah
Baden Powell dan Foto Baden Powell.

Sejarah Kepramukaan Sedunia


Sejarah mencatat bahwa buku Scouting for Boys tersebar luas di
Inggris dan negara-negara lain. Buku ini menginspirasi berdirinya
organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya. Sehingga
bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda dengan menerapkan ide-
ide Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-
laki berusia 11 sampai 18 tahun dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif


mendirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl
Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan oleh istri Baden Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling
sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak
rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang
telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To
Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia
Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat
itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The World). Daftar pelaksanaan Jambore Dunia dapat dilihat di artikel
lain di blog ini.

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan
baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de
Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang
kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.

Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout


Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia). Sekretariat (kantor
pusat WOSM) disebut World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia). Biro
Pramuka Dunia pertama kali berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958
dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.

World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro


Pramuka Dunia. Saat ini Sekretaris jenderal WOSM dijabat oleh Scott
Teare.

Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan


Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya; Kawasan Arab, berkantor di Kairo,
Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina; Kawan Eurasia,
berkantor Kiev, Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan
Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.

Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain


WOSM, di dunia juga terdapat beberapa organisasi kepramukaan lainnya
seperti WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl
Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia).

1. Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia


Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka
Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari
sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai
pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert
Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang
kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan
kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I
yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden
Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama
kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama
keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang
pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan
Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah
Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih
berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson
mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-
kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung
oleh beliau dengan kalimat, Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu
sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden
Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang,
berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.

Baden Powell
Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson
(Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan
setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris.
Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th
Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan
Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala
Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-
1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu


diantaranya:

1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang


berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak
gunung serta melatih panca indera kepada Kimball OHara.
2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota
Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer
selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan.
Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa
pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan
survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to
Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi
tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini
kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para
tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.
Baden Powell bersama pramuka

Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran


William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi
Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut
untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari
ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907
Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island
bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga
pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi
acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan
pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk
fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames
saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka
kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di
Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua
perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather
Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-
Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga
pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di
pemakaman St. Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan,


termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell
aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan,
maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang
ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl
Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama
Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To
Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the
World (1935) dll.

Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka


Sedunia yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia
maupun di Indonesia. Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia,
Sejarah Perkembangan Pramuka di Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku
Karya Baden Powell akan ditulis dalam lain kesempatan.

2. Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia)

Anda mungkin juga menyukai