Anda di halaman 1dari 10

Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan

Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah memasukkan kata pramuka dan kepramukaan di
dalamnya. Menurut kamus ini, kedua kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

pramuka /pramuka/ n akr Praja Muda Karana; organisasi untuk pemuda yg mendidik para anggotanya dl berbagai
keterampilan, disiplin, kepercayaan pd diri sendiri, saling menolong, dsb anggota organisasi pramuka: -- membentuk
anak (pemuda) yg masih berkembang menjadi warga negara yg berbudi luhur; pandu;
kepramukaan /kepramukaan/ n perihal (kegiatan dsb) yg berhubungan dng pramuka

Pengertian Menurut Undang-undang Gerakan Pramuka


Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi dasar pokok penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut dinyatakan tentang pengertian
pramuka, Gerakan Pramuka, kepramukaan, dan pendidikan kepramukaan.
Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:

Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan.
Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya
Pramuka dan Darma Pramuka.
Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia


Sejarah Kepramukaan di Dunia tidak bisa terlepas dari Baden Powell. Tentara Inggris yang lahir di London, Inggris
pada tanggal 22 Februari 1857 ini lah yang menggagas kegiatan yang dalam sejarah kemudian terkenal dengan
kepramukaan atau scouting. Sejarah mencatat bahwa buku Aids to Scouting (1899) yang berisikan pengalaman
Baden Powell semasa di ketentaraan menarik minat, dan banyak dibaca, tidak hanya oleh kalangan militer saja
melainkan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Minat masyarakat terhadap buku Aids to Scouting yang tinggi membuat William Alexander Smith (Pimpinan Boys
Brigade Inggris) meminta Baden Powell untuk melatih 22 pemuda. Oleh Baden Powell, ke-22 pemuda ini diajak
berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tanggal 25 Juli - 2 Agustus 1907. Tercatat dalam sejarah,
perkemahan tersebut menginspirasi Baden Powell untuk menulis buku 'Scouting for Boys' (1908). Selain diilhami
buku-bukunya terdahulu, buku ini juga mendapatkan masukan dan dukungan dari Frederick Russell Burnham (Chief
of Scouts in British Africa), Ernest Thompson Seton dari Woodcraft Indians (Amerika), dan William Alexander Smith
dari Boys Brigade.

Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia. Buku Scouting for Boys menjadi rujukan dan
pedoman penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia. Kegiatan-kegiatan tersebut yang kemudian dikenal
sebagai kepramukaan atau scouting. Kemah di pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys' dianggap sebagai
tonggak awal sejarah kepramukaan di dunia. Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell.

Sejarah Kepramukaan Sedunia


Sejarah mencatat bahwa buku Scouting for Boys tersebar luas di Inggris dan negara-negara lain. Buku ini
menginspirasi berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya. Sehingga bermunculanlah kegiatan-
kegiatan untuk pemuda dengan menerapkan ide-ide Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan bagi anak
laki-laki berusia 11 sampai 18 tahun dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan organisasi kepramukaan untuk
wanita dengan nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan oleh istri Baden Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan buku The Jungle Book
karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang
dipelihara di hutan oleh induk serigala.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau
menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda
yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka
dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World). Daftar pelaksanaan Jambore Dunia dapat dilihat di artikel lain di blog ini.

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari
sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka
Sedunia). Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia
pertama kali berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan
lagi ke Geneva, Swiss.

World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini Sekretaris jenderal
WOSM dijabat oleh Scott Teare.

Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya;
Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina; Kawan Eurasia,
berkantor Kiev, Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan Kawasan Inter-Amerika, berkantor di
Panama City, Panama.

Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain WOSM, di dunia juga terdapat beberapa
organisasi kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi
Kepanduan Putri Sedunia).

Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Sebagai sebuah
organisasi, Gerakan Pramuka tentu memiliki tugas pokok, tujuan, dan fungsi. Tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka
tersebut secara jelas telah diuraikan baik dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
maupun dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Adapun tugas pokok Gerakan Pramuka adalah untuk melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar
sekolah. Pendidikan ini untuk melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Pendidikan
tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Untuk tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka diuraikan sebagai mana di bawah.

Tujuan Gerakan Pramuka


Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar menjadi pribadi yang beriman, bertakwa,
memiliki akhlak yang mulia, mempunyai jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin. Selain itu juga pribadi
yang menjunjung tinggi nilai keluhuran bangsa Indonesia, serta memiliki dan menguasai kecakapan hidup. Dengan
itu semua diharapkan menjadi kader bangsa yang mampu menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sekaligus mengamalkan Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup.

Pencapaian tujuan tersebut diharapkan berhasil membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan di
Indonesia yang berkepribadian. Kepribadian tersebut diantaranya adalah beriman dan bertakwa serta berwawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping tersebut, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku yang
positif, dengan ditandai menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual,
emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dengan sikap-sikap tersebut akan menjadikan manusia yang berkepribadian
Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Fungsi Gerakan Pramuka


Di samping tugas pokok dan tujuan di atas, sebagai organisasi Gerakan Pramuka memiliki fungsi. Fungsi Gerakan
Pramuka tersebut selaras dengan tugas pokok Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan Pramuka adalah sebagai
penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah
pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan Prinsip dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among dalam pendidikan yang dilakukan Gerakan Pramuka.

Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, Gerakan pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pelbagai usaha yang meliputi:

1. Pendidikan dan pelatihan Pramuka;


2. Pengembangan Pramuka;
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua;
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.

Itulah sekilas tentang tugas pokok, fungsi dan tujuan dari Gerakan Pramuka. Selayaknya setiap anggota Gerakan
Pramuka memahami hal-hal tersebut di atas.

Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia


Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari
sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman
Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan
diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell,
BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson
Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan
dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah
Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka
keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau
dengan kalimat, Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-
temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar,
berkemah, mengarang, dan menggambar.

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk
sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering
ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika
(1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf
di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking,
Afrika Selatan(1899-1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:

1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak
gunung serta melatih panca indera kepada Kimball OHara.
2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa
Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan
pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya
merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual
laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi
pemuda.
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade;
salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk
menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli -
2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi
acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat
terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan
kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di
Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter
(Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan
tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di
pemakaman St. Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George
pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun
bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The
Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell;
1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting
Round the World (1935) dll.

Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia


Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk
Belanda. Di negara Belanda kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia,
Belanda mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV (Netherland Indische
Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Organisasi ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda.

Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk
manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-
organisasi kepramukaan pribumi yang kala itu jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu
semisal; JPO (Javananse Padvinders Organizatie); JPP (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.

Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda
akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah
Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".

Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan organisasi kepramukaan.
Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan
seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra).

Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI
(Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk
Keibondan, Seinendan dan PETA.

Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia
yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya
organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.

Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu
Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi
tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951),
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri
Indonesia).

Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga
berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut Desa
Semanggi di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling
Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara komunis lainnya.

Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk melakukan
penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan Pramuka.

Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus
diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur
menjadi satu yang disebut Pramuka.

Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I
Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-
anak dan pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena
Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.

Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno), tokoh-tokoh
organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan
Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di
Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan
Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.

Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Anggota Gerakan Pramuka


Anggota Gerakan Pramuka atau disebut sebagai Pramuka terdiri atas anggota biasa dan anggota kehormatan.
Anggota biasa merupakan anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas anggota muda (berusia 7-25 tahun) dan
anggota dewasa (berusia di atas 25 tahun). Sedangkan anggota kehormatan merupakan perseorangan yang telah
berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka.

Secara lebih detail, anggota Gerakan Pramuka terdiri atas:


1. Anggota Biasa
1. Anggota Muda
Anggota Muda Gerakan Pramuka disebut juga sebagai peserta didik. Anggota Muda dikelompokkan berdasarkan
usia, yang terdiri atas:
Pramuka Siaga, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 7-10 tahun.
Pramuka Penggalang, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 11-15 tahun.
Pramuka Penegak, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 16-20 tahun.
Pramuka Pandega, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 21-25 tahun.
2. Anggota Dewasa
Anggota Dewasa Gerakan Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang berusia di atas 25 tahun, atau belum
berusia 25 tahun tetapi telah menikah. Anggota dewasa bagi dalam dua kelompok, yaitu:
Fungsionaris organisasi; yaitu anggota dewasa yang terlibat langsung dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka
baik di tingkat gugusdepan maupun kwartir. Fungsionaris terdiri atas:
1. Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka
2. Pelatih Pembina Pramuka
3. Pelatih Profesional
4. Pamong Saka
5. Instruktur Saka
6. Pimpinan Saka
7. Pimpinan Satuan Komunitas (Sako)
8. Andalan dan Pembantu Andalan
9. Anggota Majelis Pembimbing
Non Fungsionaris; yaitu anggota dewasa yang tidak terlibat langsung dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka.
Anggota ini dapat bergabung dalam gugus darma pramuka.
2. Anggota Kehormatan;
Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka.
Ketentuan Lain Terkait Anggota Gerakan Pramuka
1. Anggota muda Gerakan Pramuka yang telah menikah dikelompokkan sebagai anggota dewasa.
2. Anggota muda yang berkebutuhan khusus disebut pramuka berkebutuhan khusus
3. Anggota muda Gerakan Pramuka yang memiliki kualifikasi dapat diangkat sebagai fungsionaris organisasi.
4. Pelantikan anggota muda dilakukan oleh pembina pramuka di gugusdepan masing-masing.
5. Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir cabang, kwartir daerah, atau kwartir nasional.

Sejarah Makna Kiasan Lambang Gerakan Pramuka


Sejarah dan makna kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah materi pramuka untuk melengkapi
pengetahuan umum kepramukaan. Sejarah dan makna lambang Gerakan Pramuka ini perlu dimengerti,
dipahami, dan dihayati oleh setiap anggota pramuka menyadari nilai-nilai kiasan yang terkandung
didalamnya.

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap.
Lambang ini mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan
Pramuka sesuai dengan dicita-citakan.

Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah
tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor
06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan
Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo
Atmodipoero sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada
tanggal 31 Mei 1979.
Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang Gerakan Pramuka pada
tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan
Pramuka.

Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU yaitu mulai SKU Siaga
Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no.
14).

Makna Lambang Gerakan Pramuka


Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna filosofis yang
terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:

Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli pertama,
yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa
setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dengan
keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang
tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap
tegak tidak mudah diombangambingkan sesuatu.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap
Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad
dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap
Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air,
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait lambang Gerakan Pramuka pun sebagai tambahan bahan dan materi
latihan pramuka, berikut video tentang lambang Gerakan Pramuka.

Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka


Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka yang dapat
menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan, kemampuan, tanggung jawab, daerah asal,
wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang dimilikinya.

Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat,
wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah sebagai:

Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha
meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.

Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung jawab, hak dan
kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan
memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.

Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal


Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan contoh tanda
sebagai berikut:
Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh
semua anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya
adalah:
1. Tanda Tutup Kepala
2. Setangan Leher (Hasduk)
3. Tanda Pelantikan
4. Tanda Harian
5. Tanda Kepramukaan Sedunia
Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal pemakainya. Tanda
Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
1. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
2. Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
3. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
5. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang dalam lingkup Gerakan
Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya adalah:
1. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
2. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
3. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
4. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta Tanda Pembina
Gugusdepan.
5. Tanda Pelatih Pembina Pramuka
6. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan
usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Tanda Pengenal yang termasuk
Tanda Kecakapan diantaranya adalah:
1. Tanda Kecakapan Umum, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
2. Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
3. Tanda Pramuka Garuda, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga
Untuk Pramuka Penggalang
Untuk Pramuka Penegak
Untuk Pramuka Pandega
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas
jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan
Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
1. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik, yaitu :
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
Bintang Tahunan
Lencana Wiratama
Lencana Teladan
2. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :
Bintang Tahunan
Lencana Pancawarsa
Lencana Wiratama
Lencana Jasa :
Dharma Bakti
Melati
Tunas Kencana
3. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan Pramuka, misalnya dari :
Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang hal-hal tersebut tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-
undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku.
Pemerintah Negara Lain
Pemerintah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai