Anda di halaman 1dari 15

Materi kepramukaan Penggalang

Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah memasukkan kata ‘pramuka’ dan ‘kepramukaan’ di dalamnya.
Menurut kamus ini, kedua kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
 pramuka /pra·mu·ka/ n akr Praja Muda Karana; organisasi untuk pemuda yg mendidik para anggotanya dl berbagai
keterampilan, disiplin, kepercayaan pd diri sendiri, saling menolong, dsb anggota organisasi pramuka: -- membentuk anak
(pemuda) yg masih berkembang menjadi warga negara yg berbudi luhur; pandu;
 kepramukaan /ke·pra·mu·ka·an/ n perihal (kegiatan dsb) yg berhubungan dng pramuka

Pengertian Menurut Undang-undang Gerakan Pramuka

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi dasar pokok penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut dinyatakan tentang pengertian ‘pramuka’, ‘Gerakan Pramuka’,
‘kepramukaan’, dan ‘pendidikan kepramukaan’.

Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:
 Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan.
 Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya
Pramuka dan Darma Pramuka.
 Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.
 Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

Nah, dari dua sumber terpercaya tersebut kini sudah jelas masing-masing definisi (pengertian) dari istilah pramuka, gerakan
Pramuka, dan kepramukaan. Sehingga kedepannya kita tidak lagi mengucapkan kalimat, “Saya seorang anggota pramuka’,
namun telah berganti menjadi “Saya seorang anggota Gerakan Pramuka.”
Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Sebagai sebuah
organisasi, Gerakan Pramuka tentu memiliki tugas pokok, tujuan, dan fungsi. Tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka tersebut
secara jelas telah diuraikan baik dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka maupun dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Adapun tugas pokok Gerakan Pramuka adalah untuk melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah.
Pendidikan ini untuk melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Pendidikan tersebut
dimaksudkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Tujuan Gerakan Pramuka
Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, memiliki
akhlak yang mulia, mempunyai jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin. Selain itu juga pribadi yang menjunjung
tinggi nilai keluhuran bangsa Indonesia, serta memiliki dan menguasai kecakapan hidup. Dengan itu semua diharapkan
menjadi kader bangsa yang mampu menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus mengamalkan
Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup.
Pencapaian tujuan tersebut diharapkan berhasil membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan di Indonesia yang
berkepribadian. Kepribadian tersebut diantaranya adalah beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Di samping tersebut, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku yang positif, dengan ditandai menguasai
keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik.
Dengan sikap-sikap tersebut akan menjadikan manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan
sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi Gerakan Pramuka
Di samping tugas pokok dan tujuan di atas, sebagai organisasi Gerakan Pramuka memiliki fungsi. Fungsi Gerakan Pramuka
tersebut selaras dengan tugas pokok Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan Pramuka adalah sebagai penyelenggara pendidikan
nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan pengembangan kaum
muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among dalam pendidikan yang dilakukan Gerakan Pramuka.

Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, Gerakan pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pelbagai usaha yang meliputi :
1. Pendidikan dan pelatihan Pramuka;
2. Pengembangan Pramuka;
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua;
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.

Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia


Sejarah Kepramukaan di Dunia tidak bisa terlepas dari Baden Powell. Tentara Inggris yang lahir di London, Inggris pada
tanggal 22 Februari 1857 ini lah yang menggagas kegiatan yang dalam sejarah kemudian terkenal dengan kepramukaan atau
scouting. Sejarah mencatat bahwa buku Aids to Scouting (1899) yang berisikan pengalaman Baden Powell semasa di
ketentaraan menarik minat, dan banyak dibaca, tidak hanya oleh kalangan militer saja melainkan oleh para guru dan organisasi
pemuda.
Minat masyarakat terhadap buku Aids to Scouting yang tinggi membuat William Alexander Smith (Pimpinan Boys Brigade
Inggris) meminta Baden Powell untuk melatih 22 pemuda. Oleh Baden Powell, ke-22 pemuda ini diajak berkemah di pulau
Brownsea selama 8 hari pada tanggal 25 Juli - 2 Agustus 1907. Tercatat dalam sejarah, perkemahan tersebut menginspirasi
Baden Powell untuk menulis buku 'Scouting for Boys' (1908). Selain diilhami buku-bukunya terdahulu, buku ini juga
mendapatkan masukan dan dukungan dari Frederick Russell Burnham (Chief of Scouts in British Africa), Ernest Thompson
Seton dari Woodcraft Indians (Amerika), dan William Alexander Smith dari Boys Brigade.
Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia. Buku Scouting for Boys menjadi rujukan dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia. Kegiatan-kegiatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai kepramukaan
atau scouting. Kemah di pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys' dianggap sebagai tonggak awal sejarah kepramukaan di
dunia. Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell.
Sejarah Kepramukaan Sedunia
Sejarah mencatat bahwa buku “Scouting for Boys” tersebar luas di Inggris dan negara-negara lain. Buku ini menginspirasi
berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya. Sehingga bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda
dengan menerapkan ide-ide Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-laki berusia 11 sampai 18
tahun dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan
nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan oleh istri Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan
Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan
oleh induk serigala.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau
menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang
harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27
Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya
yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia).
Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia pertama kali
berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.
World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini Sekretaris jenderal WOSM
dijabat oleh Scott Teare.
Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya; Kawasan Arab,
berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina;
Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.
Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain WOSM, di dunia juga terdapat beberapa organisasi
kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri
Sedunia).
Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia
Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari
sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord
Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai
sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau
Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell.
Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di
Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell)
meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan
dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan
kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di
samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan
menggambar.
Baden Powell

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah
di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar
Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V
(1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe)
tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:

1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta
melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer
selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan
yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya
merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di
Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah
satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan
pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell
menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga
pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan
Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke
New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi
3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather
Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal
di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter,
Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun
1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang lainnya.
Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides
or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook
(1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the World (1935) dll.

Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia)


Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) seharusnya menjadi pengetahuan kepramukaan dasar bagi
setiap pramuka. Sayangnya, harus diakui, banyak di antara para pramuka yang mengenal WOSM hanya sekedar nama dan
singkatannya saja. Tidak sedikit yang belum mengetahui sejarah pembentukan WOSM, Padahal sebagai organisasi yang
menaungi gerakan pramuka di seluruh dunia, WOSM mempunyai peran yang sangat sentral.
WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia) adalah organisasi
internasional non-pemerintah, independen, dan non-profit yang menaungi Gerakan Pramuka (Kepanduan) di seluruh dunia.
WOSM didirikan pada tahun 1920 dengan kantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga terdapat organisasi kepanduan
khusus putri sedunia yang dinamakan WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan
Putri Sedunia). Dan hingga saat ini WOSM mengakui organisasi kepramukaan di 161 negara termasuk Indonesia yang telah
bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953.
Sekjen Pramuka Dunia
Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia atau World Scout Bureau saat ini adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang
Komite Pramuka Dunia pada September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013. Scott Teare merupakan
anggota Boy Scouts of America (Pramuka Amerika Serikat) dan juga lulusan University of Michigan. Scott Teare
menggantikan Sekretaris Jenderal sebelumnya, Luc Panissod. Scott Teare merupakan aktifis pramuka yang karena jasa dan
perjuangannya mendapatkan Bronze Wolf Award, sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan WOSM kepada penggiat
pramuka di seluruh dunia.
Badan-badan WOSM
Badan-badan dalam World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia) terdiri atas World
Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia), World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia), dan World Scout
Committee (Komite Pramuka Dunia).
World Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia)
World Scout Conference merupakan sidang umum pramuka yang diikuti oleh delegasi dari semua organisasi anggota WOSM
sedunia. World Scout Conference menjadi forum tertinggi dalam WOSM untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan
umum gerakan pramuka sedunia. Keputusan yang diambil antara lain pemilihan International Commissioners (Komite
Pramuka Dunia), menetapkan negara-negara anggota baru, memilih tempat pelaksanaan event-event pramuka tingkat dunia
seperti Jambore Sedunia dan Konferensi Pramuka Sedunia selanjutnya.
Konferensi yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali ini terakhir kali diselenggarakan adalah Konferensi Pramuka Sedunia Ke-
39 di Curitiba, Brasil, pada tanggal 10-14 Januari 2011. Sedangkan Konferensi selanjutnya (40th World Scout Conference)
akan dilaksanakan di Ljubljana, Slovenia pada tahun 2014.
World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia)
World Scout Committee atau Komite Pramuka Dunia adalah badan eksekutif WOSM yang bertanggung jawab melaksanakan
resolusi-resolusi yang dihasilkan dalam World Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia). Komite ini terdiri atas 12
orang dari negara-negara anggota WOSM yang dipilih dalam World Scout Committee untuk masa jabatan selama tiga tahun.
Anggota Komite Pramuka Dunia periode 2011 – 2014 yaitu:
1 Simon Rhee (Ketua; Korea) 7 Eric Khoo (Malaysia)
2 John May (Wakil Ketua; Inggris) 8 Marcel Ledjou (Pantai Gading)

3 Wahid Labidi (Wakil Ketua; 9 Mari Nakano (Jepang)


Tunisia)

4 Karin Ahlbäck (Finlandia) 10 John Neysmith (Kanada)

5 Abdullah Alfahad (Arab Saudi) 11 Daniel Ownby (USA)

6 João Gonçalves (Portugal) 12 Oscar Palmquist (Brazil)


Selain kedua belas anggota tersebut secara ex-officio anggota Komite Pramuka Sedunia ditambah dengan:
1. Ketua atau Wakil Ketua Komite Pramuka setiap Daerah yang terpilih
2. Sekretaris Jenderal WOSM (saat ini: Scott Teare dari USA)
3. Bendahara (dipilih oleh Komite Pramuka Sedunia. Untuk periode ini yang dipilih adalah Maurice Machenbaum dari
Swiss)
4. Seorang anggota Dewan Yayasan Pramuka Dunia
World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia)
World Scout Bureau atau Biro Pramuka Dunia adalah sekretariat WOSM dengan tugas utama melaksanakan hasil World
Scout Conference dan ketetapan World Scout Committee serta menjalankan keorganisasian kepanduan dunia sehari-hari. Biro
Pramuka Dunia dipimpin oleh seorang Sekretaris Jendral yang dipilih oleh Komite Pramuka Dunia. Sekretaris jenderal
WOSM saat ini adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada September 2012 dan mulai
menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013.
Biro Pramuka Dunia didirikan pertama kali pada tahun 1920 di London, Inggris. Pada tahun 1959 berpindah ke Ottawa,
Kanada. Dan sejak tahun 1968 hingga sekarang Biro Pramuka Sedunia berkantor di Jenewa, Swiss.
Biro Pramuka Dunia mempunyai 6 kantor perwakilan yang didasarkan kepada wilayah regional. Keenam wilayah tersebut
adalah:
1. Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya
2. Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir
3. Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina
4. Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina
5. Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss
6. Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama

Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia


Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di
negara Belanda kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia, Belanda mendirikan
organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging; Persatuan
Pandu-Pandu Belanda). Organisasi ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda.

Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi kepramukaan
pribumi yang kala itu jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO (Javananse Padvinders
Organizatie); JPP (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda akhirnya
membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu
kemudian KH. Agus Salim menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".

Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan organisasi kepramukaan. Maka
terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK
(Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra).

Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan
Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan,
Seinendan dan PETA.

Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang
dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi
kepramukaan di Indonesia saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu Indonesia,
Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun
dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil
menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada tahun
1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini
juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar
menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara komunis lainnya.

Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk melakukan penertiban
organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan
Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan
aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.

Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri
P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat
Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor
238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-
satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena Presiden RI,
Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno), tokoh-tokoh organisasi
kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana
Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada
masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang
diperingati hingga sekarang.

Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan
Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan
Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun ke Tahun


Sejak pertama kali, 1961, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah dipimpin oleh delapan Ketua Kwarnas yang berbeda.
Daftar ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dari tahun ke tahun tersebut dimulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX
yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas sejak tahun 1961 hingga 1974. Sedangkan Ketua Kwarnas terakhir (saat ini)
adalah Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso yang menjabat semenjak 2018 silam.

Keenam ketua kwarnas lainnya adalah Letjen. Sarbini, Letjen. Mashudi, Letjen. Himawan Sutanto, Letjen. Rivai
Harahap, Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH., dan Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si.

Dalam artikel kali ini akan disebutkan daftar delapan Ketua Kwartir Nasional tersebut. Daftar juga dilengkapi dengan periode
atau masa bakti mereka masing-masing. Pun lengkap dengan foto atau gambar dari masing-masing ketua Kwarnas.
Daftar Nama Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwarnas Pertama dan Terbanyak Periode
(1961-1974)
Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama kali
sekaligus yang terbanyak periode (masa bakti) jabatan (empat periode) dan dengan masa terlama kedua (selama 13
tahun). Sesuai yang tercatat dalam Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden
RI Ir. Soekarno mengangkat dan melantik Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari. Mapinas
diketuai oleh Ir. Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh, sedangkan Kwarnas di ketuai oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwarnas Gerakan Pramuka selama 13 tahun yang terdiri
atas 4 masa bakti. Saat itu masa bakti ketua Kwarnas adalah 4 tahun. Masa bakti kepengurusan Hamengku Buwono
IX sebagai ketua Kwarnas adalah masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.

2. Letjen. M. Sarbini (1974-1978)


Ketua Kwarnas kedua adalah Letjen. Sarbini. M. Sarbini sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri
Pertahanan Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soekarno (1966) dan Menteri Transmigrasi dan Koperasi di
masa Presiden Soeharto (1968-1973). Beliau terpilih sebagai ketua Kwarnas dalam Munas I Gerakan Pramuka, 20-
27 November 1974 di Manado, Sulawesi Utara. Meninggal setahun sebelum masa baktinya sebagai Ketua Kwarnas
berakhir.

3. Letjen. Mashudi (1978-1993)


Ketua Kwartir Nasional ketiga adalah Letjen. Mashudi. Terpilih dalam Munas II Gerakan Pramuka pada
tanggal 29 Oktober - 5 November 1978 di Bukittinggi, Sumatera Barat dan terpilih kembali hingga untuk yang ketiga
kalinya (tiga masa bakti).

Letjen. Mashudi meskipun hanya tiga masa bakti, namun masa jabatannya lebih lama dibandingkan Hamengku
Buwono IX karena semenjak Munas II tersebut masa bakti Kwarnas diperlama menjadi lima tahun dari sebelumnya
yang hanya empat tahun. Sehingga Letjen. Mashudi secara total menjabat selama 15 tahun yang terdiri atas tiga
periode yakni masa bakti 1978-1983, 1983-1988, dan 1988-1993.
4. Letjen. Himawan Sutanto (1993-1998)
Letjen. Himawan Sutanto terpilih menjadi Ketua Kwarnas yang keempat dalam Musyawarah Nasional
(Munas) V Gerakan Pramuka pada tanggal 2-8 November 1993 di Jayapura, Papua. Beliau menjabat hanya selama
satu periode.
5. Letjen. Rivai Harahap (1998-2003)
Letjen. Rivai Harahap terpilih menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka yang kelima dalam Munas VI yang
berlangsung pada tanggal 31 Oktober - 8 November 1998 di Samarinda, Kalimantan Timur. Beliau menjabat hanya
selama satu masa bakti.

6. Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH (2003-2013)


Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi ketua Kwartir Nasional yang keenam dalam Munas VII yang
berlangsung pada tanggal 15-19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat. Pada Munas VIII (15-18 November
2008 di Cibubur, Jakarta), beliau terpilih kembali menduduki dalam masa bakti yang kedua kalinya.

7. Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., (2013- 2018)


Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka ketujuh adalah Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. Beliau terpilih dalam Munas
IX pada 2-5 Desember 2013 di Kupang, NTT.

8. Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso


Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso, biasa dipanggil Kak Buwas, terpilih dalam Musyawarah Nasional X
Gerakan Pramuka yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, 25-29 September 2018. Beliau menjabat
sebagai Ketua Kwartir Nasional kedelapan dengan masa bhakti 2018-20233

Secara singkat kedelapan Ketua Kwarnas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

No Nama Kwarnas Masa Bakti


1 Sri Sultan Hamengkubuwono 1961 - 1974 1961-1963
IX 1963-1967
1967-1970
1970-1974
2 Letjen. Sarbini 1974-1978 1974-1978
3 Letjen. Mashudi 1978 - 1993 1978-1983
1983-1988
1988-1993
4 Letjen. Himawan Sutanto 1993-1998 1993-1998
5 Letjen. Rivai Harahap 1998-2003 1998-2003
6 Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH 2003 - 2013 2003-2008
2008-2013
7 Dr. Adhyaksa Dault, S.H., 2013 - 2018 2013 - 2018
M.Si.
8 Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi 2018 - 2023 2013 - 2023
Waseso

Anda mungkin juga menyukai