Anda di halaman 1dari 68

Alamaty:

http://noteinnet.blogspot.co.id/2012/10/hormo
n-makalah-biokimia_1165.html
Hormon (Makalah Biokimia)
Suryadi Syd
10:07 PM
Artikel Biokimia Makalah Tugas Tugas Kuliah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan
kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Definisi dari hormon adalah senyawa organik yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang
selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu (Anonim, 2011).
Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke
organ atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti protein agar
tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan
reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia.
Saat hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang
disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger)
membawa informasi dari hormon ke dalam sel.
Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk diantaranya adalah
perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas
baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin
vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis
jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada
juga jenis hormon yang disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke

aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.


Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak).
Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari,
yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari
untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan
mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Mengetahui dan memahami definisi dari hormone, ciri-ciri hormone, klasifikasi hormone, dan
faktor yang mempengaruhi kerja hormon.

1.3 Identifikasi Masalah


1. Definisi dari hormon?

2. Ciri-ciri dari hormon?

3. Faktor yang mempengaruhi kerja hormon?

4. Klasifikasi hormone?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran
darah utnuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi (organ target)
umumnya terletak jauh dari tempat hormon tersebut dihasilkan. Misalnya hormon pemacu folikel
(FSH, follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipolisis anterior hanya
merangsang jaringan tertentu di ovarium. Tetapi dalam hal hormon pertumbuhan kekhususan
organ target menjadi kabur karena sebab hormon pertumbuhan mempengaruhi berbagai jenis
jaringan dalam badan.
Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi. Tetapi beberapa
hormon karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak berfungsi untuk manusia seperti
hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing hormone). Cara lain untuk menghasilkan
hormon alami dengan rekayasa genetik. Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat
diarahkan untuk memproduksi rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon
manusia yang diinginkan.
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog hormon
sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon
alaminya sebab mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol adalah
hormon alami yang masa kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog
hormon yang masa kerjanya lebih panjang.
Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi maupun kerja hormon
pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi utama hormon adalah untuk terapi
pengganti kekurangan hormon misalnya pada hipotiroid. Walaupun hormon merupakan zat yang
disintesis oleh badan dalam keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun.
Pemberian hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.

BAB III
PEMBAHASAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan
metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang
dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya
karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).

Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh (glandula
endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh
untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya (Sturkie, 1987).
Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang
ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk
menghasilkan zat atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara
genetik (Nalbandov, 1964).

Ciri- ciri dari hormon adalah:

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat
kecil.
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target berlainan (Faisal, 2011).

Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada organ sasaran :

1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.


2. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).
3. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda dengan letak
reseptornya.
4. Kecepatan degradasi hormon.
5. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.
6. Jarak
Perubahan dari salah satu faktor di atas merupakan perubahan dari jumlah aktivitas pada organ

sasaran. Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:

1. Golongan Steroid turunan dari kolestrerol.


2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.
3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil Thyroid, Katekolamin.
4. Golongan Polipeptida/Protein Insulin, Glukagon, GH, TSH.

Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon:

1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak


2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

Berdasarkan lokasi reseptor hormon:

1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler


2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

Berdasarkan sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok hormon yang
menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP, Ca2+, Fosfoinositol,
Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya, 2008).
Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary, thyroid,
parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula dan korteks), gonad (ovari

dan testes), thymus, dan membrana mukosa usus.

1. Hypothalamus
Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula pytuitaria (salah
satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur lainnya yang berkaitan (Mukhtar,
2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus
terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. Bagian posterior dengan mammilary bodies


b. Bagian dorsal dengan thalamus
c. Bagian ventral dengan sphenoid bone

Hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus :

a. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH dan FSH.


b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.
c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan ACTH.
d. Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan STH.
e. Somatotropin Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi STH yang keluar.
f. Prolactin Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.
g. Prolactin Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin keluar.

Pada kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar hypothalamus berfungsi
untuk menstimulasi adenohypophysys untuk melepaskan hormon-hormonnya (Ensminger, 1992 :
Kartasudjana, 2006).

2. Hypophysis (Glandula Pituitaria)


Glandula pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan oleh karena itu sering disebut sebagai
master control glands. Sebagai kelenjar endokrinon. Kelenjar hypophisa terletak di dalam
legokan pada dasar ruang otak yang dikenal sebagai sella turcica. Kelenjar tersebut
mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon, beberapa diantaranya berhubungan langsung
dengan reproduksi.
Glandula pituitaria (hypophisis) merupakan suatu kelenjar yang rangkap yang terdiri dari:
1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu kantong yang
terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria bagian depan menghasilkan
hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.

Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.

Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan ovulasi.

Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama birahi dan
waktu ovulasi ternak sapi, domba, babi, dan kuda.

Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan spermatogenesis pada
unggas jantan.

b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).

Merangsang pertumbuhan corpus luteum.

Penting untuk proses ovulasi.

Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.

Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk memproduksi
estrogen.

Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan ovulasi.

Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian
stigma agar terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.

c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam corpus hemorragicum


untuk membentuk corpus luteum dan pembentukan progesterone oleh corpus luteum.

Mempertahankan fungsi corpus luteum.

Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi susu
tembolok pada merpati.

d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.

Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.

Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .

e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

Stimulasi adrenal cortex.

Pelepasan adreno corticoid.

f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi:

Memegang peranan dalam perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).

2. Lobus posterior yang berasal dari encephalon.


a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica ellia
(kantong empedu).

Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.

Pengurangan sekresi urin.

b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:

Menimbulkan kontraksi uterus.

Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

3. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang merupakan lobus
yang berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai
lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan
percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih
besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).
Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang berfungsi:
a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang.
b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
menambah irama jantung.
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan
oksigen akibat metabolisme.
f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.

g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan warna (Ensminger,


1992).
4. Parathyroid
Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid
oleh karenanya kelenjar parathyroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel
yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar
paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon parathyroid atau parathormon disingkat PTH.
Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone), yang berfungsi PTH
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH
mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan
Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar
kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.
5. Pancreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon antagonistik merupakan
hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar
gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi.
Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan
kadar glukosa tersebut (Anonim, 2011). Kelenjar pancreas menghasilkan hormon:
a. Hormon Glucagon. Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen hepar, dan efeknya pada
metabolisme karbohidrat. Kerja hormon glucagon berlawanan dengan hormon insulin.
b. Hormon Insulin. Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga
apabila kekurangan insulin akan menyebabkan diabetes mellitus. (Kartasudjana, 2006).

Pada hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian tubuh, seperti:
Efek pada hati
Efek pada otot
Efek pada lemak
6. Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu

kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula). Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala
sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di
dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin
meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala
lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri (Faisal, 2011).
Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan tipe hormon steroid.
Hormon aldosterone berfungsi untuk metabolisme elektrolit dan air. Kelenjar adrenal dibagi
menjadi dua kelenjar, yaitu kelenjar cortex dan kelenjar medulla.
a. Cortex. Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines. Berfungsi untuk
metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Medulla. Menghasilkan hormon:
Adrenaline (Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf simpstetik.
Noradrenalisne (Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf.
(Kartasudjana, 2006).
7. Thymus
Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah tracea. Pada anak-anak
kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas antara 12-17 tahun, akan mengalami
regressi/kemunduran.
Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini, pada tikus, thymus
membentuk suatu substansia yang akan memasuki kelenjar-kelenjar lymphe dan menimbulkan
terbentuknya lympocit. Fungsi lain dari thymus yaitu berperan dalam menimbulkan imunitas.

8. Membrana Mukosa Usus


Membrane mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum tenue menghasilkan
beberapa hormon. Pada vantriculus dihasilkan gastrin yang merangsang sekresi enzim atau
cairan gastricus.
Pada intestinum tunue dihasilkan:
a. Secretine. Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada waktu makanan yang
telah diperlunak dari ventriculus masuk ke duodenum.

b. Enterogastrone. Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas ventriculus pada waktu hormon
ini dibawa oleh darah kedalam ventriculus.
c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk mencurahkan bilus
yang telah ditimbunnya dalam intestinum tenue. Homon ini dilepaskan dari mocosa intestinalis
oleh makanan-makanan yang berupa lipid.
9. Testis
Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut androgen. Yang paling
potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut fungsi-fungsi dari testosterone:
Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi.
Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate, vesikularis, dan
bulbourethralis.
Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).
Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium, dan
pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas.
Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan ejakulasi (Toelihere, 1985).
10. Ovarium
Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan relaxin. Estrogen
dan progesterone adalah hormon steroid, sedangkan relaxin adalah polipeptida. Estrogen dan
progesterone dibicarakan secara mendetail dibagian hormon steroid (Partodihardjo, 1980).

a. Estrogen.
Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan ini kaya akan
estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama phase estrogenic dari siklus
birahi (Toelihere, 1985).
Fungsi hormon estrogen adalah:
Menimbulkan tanda-tanda birahi.
Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.
Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.

Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan menurun dan saat
itulah LH meningkat terus sampai puncak.
Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan berangsur-angsur
meningkat.
Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling ketergantungan.
b. Progesteron
Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan oleh sel-sel lutein corpus
luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta. Sebagaimana steroid-steroid
lainnya, progesteron tidak disimpan didalam tubuh, ia dipakai secara cepat atau diekskresikan
dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan tubuh (Toelihere, 1985).
Fungsi hormon progesteron adalah:
Penting untuk mempertahankan kebuntingan.
Menyebabkan pertumbuhan alveoli kelenjar susu.
Pengental lendir birahi untuk sumbat cervix.
Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap pengaruh estrogen dan
oxytocin.
c. Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan kedalam
peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini
lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesterone. Fungsi
lain misalnya synergism dengan estrogen dan progesterone dalam merangsang pertumbuhan
kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).
Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus dan
bekerja erat dengan estrogen. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian
estrogen. Fungsi ini memudahkan keluarnya foetus pada waktu partus.
Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit dan mungkin pada
manusia sesudah penyuntikan pendahuluan dengan estrogen dan progesteron. Sekali lagi fungsi
ini mempermudah keluarnya foetus pada saat partus.
Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi uterus.

Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin menyebabkan
pertumbahan pertumbuhan uterus.
Relaxin menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae bila diberikan bersama
estradiol dan progesterone.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
1. Kelenjar Hypothalamus menghasilkan hormon: Gonadotropin Releasing Hormone
(GnRH), Thyrotropin Releasing Hormone (TRH, Corticotropin Releasing Hormone
(CRH), Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH), Somatotropin Inhibitory Hormone
(STH-IH), Prolactin Releasing Hormone (PRH), Prolactin Inhibitory Hormone (PIH).

2. Kelenjar Hypophysis (Glandula Pituitaria) lobus anterior menghasilkan: Hormon FSH


(Follicle Stimulating Hormone), Hormon LH (Luteinezing Hormone), Hormon LTH
(Luteo Tropic Hormone) /Prolactin, Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone),
Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone), Hormon MSH (Melanotropin),
Hormon Oxytocin. Hormon dari kelenjar Hypophysis (Glandula Pituitaria) lobus
posterior menghasilkan: Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone) dan Hormon
Oxytocin.

3. Kelenjar Thyroid menghasilkan Hormon: Tyroxine dan Hormon Triiodotyroxine.

4. Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone).

5. Kelenjar Pancreas menghasilkan Hormon Glucagon dan Hormon Insulin.

6. Kelenjar Adrenal dibagi menjadi dua kelenjar. Kelenjar Cortex menghasilkan hormon
Corticosteroids dan Catecholamines. Kelenjar Medulla menghasilkan hormon Adrenaline
(Epinephrine) dan Noradrenalisne (Norapinephrine).

7. Pada kelenjar Thymus terdapat fungsi endokrin.

8. Pada Intestinum tunue dihasilkan hormon: Secretine, Enterogastrone, dan


Cholecystikinin.

9. Pada Testis memproduksi hormon jantan yang disebut androgen. Yang paling potensi dari
androgen adalah Hormon Testosterone.

10. Pada Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu Estrogen, Progesterone, dan
Relaxin.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon. Diakses pada tanggal 23 November 2011, pukul 13.54


WIB.

http://enslikopedi.blogspot.com/2011/01/sistem-endokrin-hormon.html. Diakses pada tanggal 23


November 2011, pukul 13.23 WIB.
Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah Seminar, Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E., 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co., SanFransisco.
Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin, Heidenberg,
Tokyo.
Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit
Angkasa. Bandung.
http://images.ibnuaza.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SG5XlQoKCh8AABPwduU1/
elektifIB.doc?nmid=104120862. Diakses pada tanggal 23 November 2011, pukul 13.34 WIB.

MAKALAH BIOKIMIA
HORMON

Oleh
HERNI
16055/2010
PENDIDIKAN KIMIA

Dosen:
1. 1.

Drs. Usman Bakar, M.Ed.ST

2. 2.

Fitri Amelia, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan pertolongan-Nya
penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini yaitu Hormon. Tugas
ini ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah biokimia 1 semester Juli-Desember 2012.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu
pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Padang, 10 Januari 2013


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1.

Latar Belakang Masalah

2. 2.

Rumusan Masalah

3. 3.

Tujuan Penulisan

BAB 11 PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Hormon
2. B. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya
3. C. Klasifiikasi Hormon Berdasarkan Tempat Pembentukannya
4. D. Biosintesa Dan Sekresi Hormon

5. E. Mekanisme Kerja Hormon


6. F. Transpor Hormon
7. G. Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih Dan Bahagia
BAB 111 PENUTUP
1. 1.

Kesimpulan

2. 2.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1.

LATAR BELAKANG

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan


mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang
disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah.
Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian , sekresi, dan
peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pemngaruhi perasaan.
1. 2.

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimanakah klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya?
3. Bagaimanakah klasifiikasi hormon berdasarkan tempat pembentukannya?

4. Bagaimanakah biosintesa dan sekresi hormon?


5. Bagaimanakah mekanisme kerja hormon?
6. Bagaimanakah transpor hormon?
7. Bagaimanakah peranan hormon terhadap perasaan sedih dan bahagia?
8. 3.

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini ditulis agar penulis dapat berbagi pengetahuan tentang hormon, terutama
pembagiannya berdasarkan fungsi dan tempat pembentuknya, biosintesa dan sekresi dan
transpornya serta mengetahui peranan hormon terhadap perasaan sedih dan senang.
Makalah ini juga ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah biokimia 1 semester Juli-Desember
2012.

BAB 11
PEMBAHASAN

1. A.

Pengertian Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya yang menggerakkan, jadi
hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon merupakan
suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai
jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan
ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah. Kebanyakan hormon disekresi
langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon disekresi oleh jaringan yang secara primer
bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya disekresi oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan
merupakan sasaran untuk hormon tertentu hanya bila jaringan tersebut mengandung protein
reseptor spesifik yang mengikat hormon dan menimbulkan respon selular. Hormon mengatur
aktifitas jaringan sasarannya melalui 2 cara umum: (1) dengan mengatur aktivitas protein yang
sudah ada dalam sel pada saat kerja hormonal, dan (2) dengan mengatur sintesis atau degradasi
protein. (S.Colby.1999:263)
1. B.

Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya

Klasifikasi hormon Berdasarkan Fungsi

Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan,


pertumbuhan dan reproduksi.

Hormon metabolisme: hormon yang mempunyai peranan dalam proses metabolisme.

Hormon trofik: hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang kelenjar
endrokin untuk menghasilkan hormon.

Hormon pengatur metabolisne mineral dan air: hormon yang mengatur homeostatik
mineral dan konservasi air tubuh.

Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon yang mengatur aktivitas konduksi dan
kontraksi jantung.

1. C.

Klasifiikasi Hormone Berdasarkan Tempat Pembentukannya


1. 1.

Kelenjar hipofise

Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari suatu organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab
hormon-hormon yang dihasilkanya dapat mempengaruhi pekerjaaan kelenjar lainya. Kelenjar
hipofise terdiri dari dua lobus. Lobus anterior (Adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon
yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon
tiroksin.
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
4. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa
dalam testis.
5. Luteiizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testoteron dalam testis. Interstisial Cell Stimulating Hormone (ICSH).
Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan dua jenis hormon;

1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. Hormon oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak didasar tengkorak,
didalam fosa hipofise tulang spenoid.
2. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yangt melintasi trakea disebelah depan dan terdapat didalam leher bagian
depan bawah, melekat pada dinding laring.
Atas pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise lobus anerior, kelenjar tiroid ini
dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin ; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher, kelenjar ini
berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon
para tiroksin. Masing masing melekat pada bagian belekang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam tubuh.
4. Kelenjar timus

Kelenjar timus terletak didalam mediastinum di belakang os sternum atau teletak didalam toraks
kira-kira setinggi bifurkasi trakea dan hanya dijumpai pada anak-anak dibawah 18 tahun.
Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan
beratnya kira-kira 10 gram aau lebih sedikit. Ukuran kelenjar timus bertambah pada masa
remaja dar 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dikeluarkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin
5. Kelenjar suprarenal

Kelenjar suprarenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan kanan.
Ukuranya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2
bagian yaitu
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin)
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengndalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah,takut serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah guna melawan shok.
Nor adrenalin menaikan tekanan darah dengan merangsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan olehkorteks adrenal adalah;
Hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan fungsi otot.
Pada insufiesiensi (penyakit aldison) penyakit nampak kurus dan nampak sakit paling
lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sednangkan ginjal gagal menyimpan
natrium dalam darah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison
6. Kelenjar pankreatika
Kelenjar ini terdapat pada bagian belakang lambung di depan vertebrata lumbalis I dan II terdiri
dari sel-sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel- sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin
merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein
Fungsi hormon insulin adalah untuk mengedalikan glukosa dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak
Pulau langerhans
Pulau pulau lngerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian
kedua pankreas. Dalam tubuh terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnanya separuh dari sel ini mensekresi insulin yang
lainya menghasilkan polipeptida dari mpankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans;sebagai unt sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
menghambat sekresi insulin, glukagon dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi
glikogen.
7. Kelenjar kelamin
Kelenjar testika terdapat pada pria yaitu, pada skrotum menghasilkan hormon testoteron.
Adapun fungsi hormon testoteron. Mementukan sifat kejantanan, misalnnya ada jenggot, kumis,
jakun dan lain-lain. Menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks
sekunder pada laki-laki.

Kelenjar ovarika terdapat pada wanita yaitu, pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus.
Menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, hormon ini dapat mempegaruhi pekerjaan
uterus serta memberika sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang membesar, bahu sempit dan
lain-lain.
(http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi-hormon.html)
1. D.

Biosintesa Dan Sekresi Hormon

Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi
hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh
sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat
dari sekresi hormon Insulin oleh pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui
sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.

Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa
melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja
Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel pulau
Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi
Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk
onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.

Gambar sekresi hormon


(http://repository.usu.ac.id/123456789bitstream//3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak).
Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari,
yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari
untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan
mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif
membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat
(buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain
dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak
memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Beberapa contoh skema sintesa hormon,

(S.Colby.1999:268)
1. E.

Mekanisme Kerja Hormon

Mekanisme Kerja Insulin


Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan
sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
subunit yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan
molekul insulin
subunit yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma mengandung
suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap
subunit itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor
insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian
proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang proteinprotein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika
proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat
gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

Gambar Kerja Insulin mengaktifkan sejumlah Transpoter


Mekanisme Kerja Thyroid
Hormon 3,5,3-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3,5-l- tetraiodotironin (T4) berikatan dengan
reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran. Di sitoplasma hormon ini
berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah dengan reseptor spesifiknya. Kompleks
hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis
protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen.

Dari transkripsi gengen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka.
Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein ini
kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon Thyroid dikenal sebagai modulator
tumbuh kembang penting pada usia balita

(http://repository.usu.ac.id/123456789bitstream//3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
1. F.

Transpor Hormon

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi
baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk
di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel
terprogram), pengaktifan atau penonaktifansistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan
(misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi
dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua
organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua
sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung
kealiran darah, walaupun ada juga jenis hormon yang disebut ektohormon (ectohormone)
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Hormon keluar sel mereka asal melalui exositosis atau cara lain dari transpor membran.

1. G.

Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih Dan Bahagia

Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus.Hipotalamus


berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang
dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity. Salah satu kelenjar tersebut adalah
kelenjar adrenal berperan memproduksi respon sistem saraf simpatik, mempengaruhi organ
reproduksi dan berperan dalam metabolisme. Kelenjar ini berfungsi melepaskan hormon kortisol
pada lapisan luar (korteks) dan hormon adrenalin pada lapisan dalam (medula) ke dalam tubuh.
Hormon kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan
tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga sebagai hormon stres.
Sedangkan adrenalin bekeja dengan sistem saraf simpatik untuk meningkatkan denyut jantung
dan mendorong metabolisme karbohidrat. Ketika sistem saraf pusat melihat adanya situasi
berbahaya atau keadaan darurat, adrenalin akan dilepaskan.

BAB 111
PENUTUP
1. 1.

Kesimpulan

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan


mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi
diantaranya: Hormon perkembangan, Hormon metabolisme, Hormon trofik, Hormon pengatur
metabolisne mineral dan air, Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon bekerja dengan
reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal.

1. 2.

Saran

Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu sangat
penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat dijadikan
bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
Anonim. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
Anonim. (http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi-hormon.html) diakses
tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Alamat: https://hernichemistry.wordpress.com/2013/04/03/makalah-hormon/

1.1 Latar Belakang


Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk
dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki
reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu.
Setelah diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya
mengaktifkan gen atau memproduksi energi kembali. Hormon dihasilkan
oleh tubuh kita. Seperti hormon insulin dan glucagon yang dihasilkan oleh
pancreas. Ada juga hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus dan
hipofisis, hormon yang menghasikan kalsium dan lain-lain. Oleh karena
itu, kami membahas hormon yang berperan di dalam tubuh agar dapat
lebih mengetahui fungsi hormon-hormon tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
1.

Apa yang di maksud dengan hormon?

2.

Bagaimana cara kerja hormon di dalam tubuh manusia?

3.

Bagaimana peran dan fungsi hormon-hormon dalam tubuh manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1.
2.

Untuk memenuhi tugas dari dosen.


Agar mengetahui bagaimana metabolism hormon dalam tubuh
manusia.

3.

Agar mengetahui apa fungsi hormon untuk tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hormon


Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian
tubuh dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan
efek fungsional. Hormon membawa pesan dari kelenjar kepada sel-sel untuk
mempertahankan

tingkat

bahan

kimia

dalam

aliran

darah

yang

mencapai

homeostasis. Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon dapat mengubah


aktivitas fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau beberapa organ atau
jaringan.
Hormon berasal dari bahasa Yunani hormao yang berarti menggairahkan
atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak sebagai
katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran
darah, menunggu untuk dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel
target memiliki reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu.
Setelah diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan
gen atau memproduksi energi kembali.

2.2 Mekanisme kerja hormon

Sekresi endokrin.

Sel endokrin mensekresi hormon hormon dialirkan ke darah ditangkap oleh


reseptor pada sel sasaran

Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ


tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis
dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain
disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh
pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di
sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut
sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium,
Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel pulau Langerhans.Hormon juga dapat
bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara
khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen
yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.

Neurosekresi.
Badan sel saraf mensekresi hormon melalui akson hormon dialirkan melalui aliran
darah hormon ditangkap oleh reseptor pada sel sasaran

Neurotransmisi.
Badan sel saraf mengeluarkan sinyal sehingga mempengaruhi sel sasaran
melakukan sesuatu
Negative Feedback System dan Positive Feedback System
System pengaturan tubuh yang lain untuk mempertahankan homeostasis ini
adalah dengan system umpan balik negative (negative feedback system),
peningkatan

atau

penurunan

suhu

tubuh,

tubuh

akan

memberikan

reaksi

berlawanan-sistem ini menguntungkan bagi tubuh. Sedangkan system umpan balik


positif atau positive feedback system sering merugikan tubuh karena reaksinya
memperburuk keadaan dan merupakan lingkaran setan seperti pendarahan,
hipotensi, gangguan perfusi jaringan termasuk miokard.

a. Pengaturan produksi hormone

1.

Umpan balik negative


Berusaha agar kejadian ini tidak berlanjut terus (agar tetap stabil). Berlaku di
hampir semua sistem tubuh. (Jika produk sudah berlebihan, berusaha untuk

2.

menghentikan).
Umpan balik positif
Terdapat pada 4 sistem:

a. Proses penghantaran impuls saraf


b. Proses pembekuan darah
c. Proses partes (persalinan)
d. Proses ovulasi

b. Proses umpan balik


Hypothalamus menghasilkan RH menuju adenohypofisis menghasilkan
SH menuju target gland menghasilkan hormone. Jika hormone yang dihasilkan
sudah banyak, target gland hormone ke hypothalamus dan atau adenohypohisis
untuk menghambat produksi RH atau SH. Jika hormone yang dihasilkan kurang,
target gland akan merangsang hypothalamus untuk menghasilkan RH.
Contoh pada proses ovulasi
LH dan FSH diproduksi berikatan dengan estrogen estrogen memberi umpak
balik positif LH meningkat tidak terjadi umpan balik negatif terjadi lonjakan LH
terjadi ovulasi. Jika tidak sampai terjadi lonjakan LH maka tidak terjadi ovulasi
(siklus anovulatoa). Jika umpan balik terganggu, dapat menyebabkan terjadi
akromegali atau gigantisme.

2.3 Hormon Hipotalamus dan Hormon Hipofisis


a. Kelenjar Hipotalamus

Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon, dikatakan pemimpin


karena semua perintah dan kendali berawal dari kelenjar hipotalamus ini, kemudian
perintah dan informasi akan disampaikan ke seluruh tubuh dengan bantuan kelenjar
Hipofisis yang berfungsi sebagai pembantu hipotalamus.
Selain itu hipotalamus juga bertugas memastikan kemantapan dalam
tubuh manusia. Dengan cara mengkaji semua pesan-pesan yang datang dari otak
dan dari dalam tubuh.
Fungsi Hipotalamus :
1. Menjaga kemantapan suhu tubuh,
2. Mengendalikan tekanan darah,
3. Memastikan keseimbangan cairan, dan
4. Bahkan pola tidur yang tepat.
Letak Hipotalamus : terletak langsung di bawah otak, Ukuran Hipotalamus
sebesar biji kenari.
b. Kelenjar Hipofisis
Pembantu Hipotalamus adalah hipofisis, hipofisis menyampaikan informasi
tentang keadaan tubuh ke hipotalamus. Kemudian hipofisis juga menyampaikan
keputusan yang telah diambil hipotalamus kepada seluruh tubuh. Misalnya, ketika
terjadi penurunan tiba-tiba tekanan darah, informasi dikirimkan, dan mengabari
hipotalamus tentang perubahan tekanan ini, lalu hipotalamus memutuskan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menaikkannya dan menyampaikan
keputusannya kepada pembantu2nya.
Kelenjar Hipofisis merupakan sekerat daging kecil berwarna merah jambu,
dengan ukuran sebesar buncis, berat setengah gram dan dihubungkan ke
hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang. Berkat hubungan inilah, hipofisis
menerima perintah dari hipotalamus untuk menghasilkan hormon yang diperlukan.
Fungsi Hipofisis :

1. Mempengaruhi sel-sel jaringan tertentu,


2. Mengatur kerja kelenjar-kelenjar hormon lain yang jauh letaknya.
3.

Kelenjar

pituitari

juga

memberikan

perintah

pada

kelenjar-kelenjar

untuk

meneruskan perintah itu ke sel-sel lain dalam tubuh.


Kelenjar Hipofisis dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : Hipofisis Anterior dan
Hipofisis Posterior
Hipofisis Anterior
Kelenjar Hipofisis Anterior terbagi menjadi 2 (dua) yaitu hormon tropik dan
hormon non tropik. Hormon tropik menghasilkan enam hormon yang merangsang
kelenjar hormon (endokrin) lainnya, yaitu :
1. Hormon yg merangsang kel tiroid adalah TSH
2. Hormon yg merangsang kelenjar adrenal adalah ACTH atau kortikotropin
3. Hormon yg penghambat hormon pertumbuhan (somatostatin)
4. Hormon yg merangsang folikel adalah FSH
5. Hormon yg merangsang tertis dan ovari adalah Luteneizing (LHRH)
Dan hormone nontropik adalah Hormon hipofisis yang langsung bekerja
pada jaringan tubuh.
1. Hormon pertumbuhan (GH) atau somatotropin
2. Hormon prolaktin (PRL).
Hipofisis Posterior
Adalah Bagian belakang kelenjar Hipofisis, hanya tempat menyimpan
hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang dibutuhkan, hormonhormon ini dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon-hormon itu
adalah:
1. Vasopresin (hormon antidiuretik)

2. Oksitosin
Jadi, vasopresin dan oksitosin dihasilkan oleh Hipotalamus, hanya disimpan di
Hipofisis.

Mekanisme Kerja ACTH (kortikotropin)


Tahapan dari mekanisme kerja ACTH (kortikotropin) adalah :
1. ACTH adalah produk dari proses pasca translasi prekursor polipeptida ProOpiomelanokortin, Organ target ACTH adalah korteks adrenal tempat kortikotropin
terikat.
2. Setelah di korteks adrenal, ACTH akan memacu perubahan Kolesterol menjadi
pregnolon.
3. Kemudian dari pregnolon dihasilkanlah adrenokortikosteroid dan androgen adrenal.
4. Dimana fungsi kortisol adalah kerja antiinflamasi, mningkatkan glukoneogenesis,
meningkatkan penghancuran protein, Mobilitas lemak, Mobilitas protein, Stabilisasi
lisosom
c. Komunikasi hipotalamus dan Hipofisis
Kedua potong daging ini dapat berkomunikasi satu sama lain. Keduanya
bukan manusia sadar yang dapat bercakap-cakap satu sama lain, melainkan dua
kelompok sel, sistem komunikasi ini, adalah hasil teknologi maju yang bahkan tak
dimiliki manusia, merupakan keajaiban yang patut direnungkan.
d. Hubungan Hipothalamus & Hipofisis
Hipotalamus melepaskan empat hormon,dimana hormon pelepas tersebut
setelah dihasilkan akan disimpan di hipofisis dan saat dibutuhkan akan disekresi
oleh hipofisis, Adalah :
1.

Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GRH)


2. Hormon pelepas tirotropin (TRH)

3. Hormon pelepas kortikotropin (CRH)


4. Hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
Selain itu Hipotalamus mensekresi dua hormon yang dihasilkannya sendiri
tanpa disimpan di hipofisis, yaitu ADH (Vasopresin=hormon penahan air) dan
Oksitosin.
e. Mekanisme kerja hormon hipotalamus dan hormon hipofisis anterior
Hormon hormon yang dikeluarkan hipotalamus dan hipofisis adalah
golongan peptida atau protein dengan berat molekul rendah yang bekerja setelah
terikat

dengan

reseptor

di

jaringan

target.

Hormon

hipofisis

anterior

pengeluarannya diatur oleh neuropeptida (hormon pelepas atau penghambat) yang


dihasilkan dari kelenjar hipotalamus. Interaksi hormon pelepas (hormon releasing)
dengan reseptornya menyebabkan terjadinya sintesis dan pelepasan hormon
hipofisis (hormon stimulating) masuk ke sirkulasi. Setiap hormon pengatur
hipotalamus mengatur pelepasan hormon spesifik dari hipofisis anterior. Hormon
pelepas hipotalamus terutama digunakan untuk maksud maksud diagnosa (yaitu
menentukan insufisiensi hipofisis).
Mekanisme kerja hormon diatas disebut mekanisme umpan balik, dimana :
1. Sintesa dan sekresi hormon hipofisis dikontrol oleh hipotalamus, kemudian
hormon hipofisis mengatur sintesa dan sekresi hormon pada organ target,
sebaliknya hormon yang disekresi organ target mengatur juga sekresi hipotalamus
dan/atau hipofisis.
2. Hubungan antara hipofisis dengan jaringan perifer (organ target) adalah feed
back mechanisme atau mekanisme umpan balik. juga antara hipofisis dengan
hipotalamus.

2.4 Hormon Tiroid

Kelenjar tiroid berada di daerah leher bagian bawah jakun. Terdapat dua
lobus menyamping dan dihubungkan oleh bagian yang disebut isthmus. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin.
1) Tiroksin. Hormon ini mengontrol kecepatan metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi. Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di dalam darah meningkatkan
kecepatan reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi penting hormon tiroksin lainnya adalah
berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta menjadi
faktor penting dalam proses perkembangan otak pada anak. Hormon tiroksin akan
aktif jika mendapat perintah dari TSH yang berada di hipofisis. Kerja hormon tiroksin
banyak dipengaruhi oleh kadar iodin di dalam darah.
2) Kalsitonin. Kalsitonin berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalsium di dalam
darah sehingga mencegah kalsium keluar dari tulang.

2.5 Hormon yang Mengatur Metabolisme Kalsium


Hormon dan Metabolisme Kalsium
Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua hormone
polipeptidayaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu hormone sterol yaitu 1,25
dihidrokolekalsiferol.
Hormon Paratiroid
Kelenjar menghasilkan hormon paratiroid dan merupakan hormon utama yang
mengatur metabolism

kalsium

untuk

mempertahankan

kadar

kalsium

plasma dalam batas normal. Padakeadaan hipokalsemi sekresi hormon


paratiroid berlangsung 3 tahap. Tahap dini berlangsungdalam beberapa
menit,

merupakan

respon

cepat

dari

sel-

sel

paratiroid

melepaskan

hormone p a r a t i r o i d y a n g s u d a h t e r s e d i a d a l a m s e l d a l a m ke a d a a n
h i p o k a l s e m i . Ta h a p ke d u a t e r j a d i beberapa jam kemudian merupakan
aktivitas

sel

kelenjar

paratiroid

menghasilkan

hormone paratiroid lebih

banyak. Tahap ketiga apabila hipokalsemi masih masih berlangsung maka

dalam beberapa hari akan terjadi replica sel untuk memperbanyak masa sel
kelenjar paratiroid.
Hormon Paratiroid dan Metabolisme Kalsium
Pada keadaan normal hormone paratiroid mempertahankan kadar kalsium
plasma agar t i d a k t e r j a d i h i p o k a l s e m i . D a l a m m e t a b o l i s m e k a l s i u m
h o r m o n e p a r a t i r o i d b e k e r j a s e c a r a langsung dengan 2 alat yaitu tulang
dan ginjal. Dan tidak langsung dengan usus halus melalui metabolism
vitamin D.
Kalsitonin. Kalsitonin berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalsium di dalam
darah sehingga mencegah kalsium keluar dari tulang.

2.6 Hormon Korteks Adrenal


Korteks adrenal memiliki 3 zona:

Zona glomerulosa, memproduksi mineralokortikoid


Zona fasikulata
Zona retikularis, bersama zona fasikulata memproduksi kelompok hormon
glukokortikoid dan hormon androgen.
Jenis homon korteks adrenal merupakan hormon steroid, yang dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok hormon:
a. Mineralokotikoid
Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na+ dan ekskresi K+
serta H+ khususnya dalam ginjal.
Contoh hormon kelompok ini adalah Aldosteron, dibuat di zona glomerulosa.
b. Glukokortikoid
Salah satu kerja tepenting adalah meningkatkan proses glukoneogenesis.
Misalnya hormon Kortisol pada manusia, dibuat di zona fasikulata. Kortikosteon

dihasilkan pada zona fasikulata dan glomrulosa namun lebih banyak ditemukan
pada hewan pengerat dari pada manusia
c. Androgen
Prekursor androgen berupa dehidroepiandosteon, diproduksi oleh zona fasikulata
dan retikularis.

2.7 Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal


a.

Hormone Pankreas
Hormon yang paling penting yang pankreas produksi adalah insulin.
Insulin dilepaskan oleh sel beta dalam pulau Langerhans dalam respons terhadap
makanan. Perannya adalah untuk menurunkan kadar glukosa darah dalam aliran
darah dan meningkatkan penyimpanan glukosa dalam lemak, otot, hati dan jaringan
tubuh lainnya. Sel Alpha di pulau Langerhans menghasilkan hormon penting lain,
glukagon. Ini memiliki efek sebaliknya terhadap insulin, dengan membantu
melepaskan

energi

ke

dalam

aliran

darah

dari

mana

disimpan,

sehingga

meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, glukagon dan insulin bekerja
bersamaan untuk mengontrol keseimbangan glukosa dalam aliran darah. Hormon
lain

yang

diproduksi

oleh

pankreas

termasuk

pankreas

polipeptida

dan

somatostatin. Mereka diyakini berperan dalam mengatur dan fine-tuning sel insulin
dan penghasil glukagon.

b.

Hormone Gastrointestinal
Pengaturan hormon
Karakteristik dari sel yang menghasilkan hormon di GI:
- Sel tunggal
- Tersebar (lambung dan usus halus)
- Satu sisi distimulasi oleh lumen, sisi lainnya ahadap ke basal
- Dapat distimulasi oleh kimus

Hormon yang dihasilkan seperti biasa akan dikeluarkan ke darah. Hormon-hormon


GI:
1.

gastrin
- secretin
- cholecystokinin
- somatostatin

- lain-lain
2. insulin - glucagon
Fungsi CCK untuk menyebabkan kontraksi kantung empedu dan relaksasi
dari spinkter hepatopankreas sehingga garam empedu masuk ke usus halus.
Pengeluaran CCK ini karena stimulasi dari kimus bersifat asam yang masuk ke usus
halus. Perjalanan aliran darah: darah bersih dari jantung akan tersebar ke seluruh
tubuh termasuk ke sistem GI. Darah bersih masuk ke organ-organ GI dengan tiga
jalan bagian liver, limpa, lambung dengan a.seliaka; pankreas, usus halus dan kolon
bagian

atas

dengan

a.mesenterika

superior;

kolon

bagian

bawah

dengan

a.mesenterika inferior. Btw, nama arterinya ini sama kayak nama ganglion simpatik
yang mempersarafi organ2 yg persis sama seperti yg dialiri arterinya.
Setelah absorpsi makanan masuk ke dalam darah maka darah akan jadi
kaya nutrisi miskin oksigen (soalnya oksigen sudah kepake buat mencerna
makanan). Darah ini akan dikirim ke hati lewat vena porta hepatika untuk
detoksifikasi sekalian memberi makan hati. Setelah darah bebas racun maka darah
dikembalikan ke jantung agar jadi darah yang kaya oksigen lagi lewta vena cava.
Darah kaya O2 akan dikirim ke seluruh tubuh lagi dan begitulah siklus ini kembali
berulang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian
tubuh dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan
efek fungsional. Hormon membawa pesan dari kelenjar kepada sel-sel untuk
mempertahankan

tingkat

bahan

kimia

dalam

aliran

darah

yang

mencapai

homeostasis. Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon dapat mengubah


aktivitas fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau beberapa organ atau
jaringan.
Hormon

yang

bekerja

di

dalam

tubuh

dibedakan

menjadi

hormon

hipotalamus dan hipofisis. Adapun hormon hipofisis dibedakan menjadi hipofisis


anterior dan hipofisis posterior. Selain itu, ada juga hormon korteks adrenal, hormon
tiroid, hormone yang mengatur kalsium serta hormon yang dihasilkan oleh pancreas
dan traktus gastrointestinal.

Alamat http://sayidahnurhalimah2.blogspot.co.id/2014/05/tugas-biokimia-hormon.html

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

ii

I. PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................

1
1

B. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................


C. RUMUSAN MASALAH.................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN................................................................................
E. BATASAN MASALAH...................................................................................
F. METODE.........................................................................................................
II. PEMBAHASAN...........................................................................................
A. PENGERTIAN HORMON..............................................................................
B. KLASIFIKASI HORMON..............................................................................
C. FUNGSI DAN PERAN HORMON.................................................................
D. MEKANISME KERJA HORMON..................................................................
E. SIFAT-SIFAT HORMON..................................................................................
F. PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN HORMON............................................
G. JENIS-JENIS HORMON DAN FUNGSINYA..............................................

2
2
2
3
3
4
4
4
5
7
8
8
10

III. PENUTUP...................................................................................................
A. KESIMPULAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

25
25

BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar selagar dapat
memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternaldan internal yang selalu
berubah.Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh
mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang sebagai
pembawa pesan melalui sistem stuktural yang tetap.
Sistem Endokrim dimana berbagai macam Hormon di sekresikan oleh kelenjar spesifik,
di angkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya
(definisiklasik dari hormon). Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk
mencari seltarget. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein
reseptortertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.Reseptor protein akan
menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau
mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau
penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya
terbang, kawin, danperawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya

pubertas dan

menopause) .Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya.Hormon juga mengatursiklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan (chemical
messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh
darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau
fisiologi yang khusus. Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon
dan aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena beberapa
pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena perubahan dalam kerja hormon dapat
menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang
kegunaannya dapat dilihat secara langsung.

Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan. Selain
mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi yang lain yaitu
mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan
saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang pengertian hormon,
2. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang klasifikasi hormon,
3. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang fungsi dan peran hormon,
4. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang mekanisme kerja hormon,
5. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang sifat hormon, dan
6. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang penyakit akibat gangguan hormon.
7. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang jenis-jenis hormon.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan hormon?
Bagaimana klasifikasi hormon?
Apa saja fungsi dan peran hormon?
Bagaimana mekanisme kerja hormon?
Bagaimana sifat-sifathormon?
Apa saja penyakit yang disebabkan gangguan hormon?
Apa saja jenis-jenis hormon?

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah biokimia,
2. Sebagai tambahan bahan acuan materi tentang hormon.

E. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam makalah ini adalah makalah ini hanay membahas tentang hormon.
F. METODE
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode studi pustaka dan juga pencarian data
menggunakan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HORMON
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran
darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target ,
maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan
yang memerlukan waktu panjang.Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman yang menggerakan) adalah pembawa pesan kimiawi
antarsel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular , termasuk tumbuhan

memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang
selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus ( bagian dari otak ) .
hipotalanus mengiontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelnjar pituitari ,
yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari
untuk meneksreksikan hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
B. KLASIFIKASI HORMON
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat
kelarutan , lokasi resptor dan sifat sinayl yang mengantarai kerja hormon di dalam sel :
Kalsifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
a. Golongan steroid yang termasuk golongan ini adalah turunan dari kolestrol yaitu androgen ,
esterogen dan adrenokortikoid.
b. Golongan Eikosanoid yaitu asam arachidonat
c. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil , yang termasuk golongan ini adalah
Thyroid , katekolamin , epinefrin dan trioksin.
d. Golongan polipeptida / protein antara lain insulin , glukagon , GH, TSH , oksitosinvasoperin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :
a. Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya hormon golongan asteroid
b.

( estrogen, progesteron, testoreon,glukokortikoid,aldostreon) dan tironin (misalnya trioksin).


Hidrofilik yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalam air , contohnya insulin , glukagon,
hormon adrenokortikropik (ACTH) gastrin dan katekolamin (misalanya dopamin , norepinefrin ,

epinefrin).
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
a. Hormon yang berkaitan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
b. Hormon yang berkaitan dengan reseptor permukaan sel (plasmamembran)
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
Yaitu kelompok hormon yang mengginakan kelompok second mesengger senyawa seperti
CAMP, CGMP, Ca2+, fosfoinistol , lintasan kinase sebagai mediator itraseluler
Berdasarkan pola siklus sekresi hormon , maka dibedakan atas :
a. Sekresi diumal dalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam contohnya kortisol, dimana
kadar kortisol mengikat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
b. Pola sekresi hormonal pilsatif dan siklik naik turun sepaanjang waktu tertentu , seperti bulanan ,
contohnya estrogen dimana merupakan non siklik dengan puncak dan lembahnya meneybabakan
siklus mensturasi.

c.

Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtart lainnya ,
contohnya hormon paratroid diman proses sekresinya tergantung respons terhadap kadar kalsium
serum.

C. FUNGSI DAN PERAN HORMON


Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal dan meningkatkan
tekanan darah.
Oksitosin : merasang kontaraksi uterus , pengeluaran air susu
Growth hormone (GH) : merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatakan sintesis
protein, mobilisasi lemak , menurunkan metabolosme karbohidrat .
Prolaktin : meningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan produksi air susu
setelah kelahiran.
Tirod stimulating hormone (TSH) : merangasang produksi dan sekresi hormone tiroid.
Adenocortcotropic hormone (ACTH) : mernagsang sekresi dan produksi hormone seteroid dan
korteks adrenal
Luteinizing hormone (LH) : merangasang pertumbuhan korfus luteum , ovulasi, produksi
esteropgen dan progeteron (pada wanita ) merangsang sekresi testosterone , perkembangan
jaringan interstisial (pada pria)
Folicel stimulating hormone : merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi ( pada wanita )
merangsang produksi sperma ( pada pria)
Melanosit stimulating hormone : bersanma dengan ACTH terlibat dalam pembentukan kulit.
Tiroksin (T4) dan triidotironin (T3) : menibgkatakan laju metabolisme , sensitifitas kardio
vaskuler terhadap aktifasi saraf simpatik , mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet.
Kalsitonin : menurunkan konsentarasi Ca dan Fosfat
Hormoon paratiroid : meningkatakan konsentarasi Ca dalam darah , menurunkan kadar fosfat
darah , bekerja memepengaruhi tulang , usus, ginjal, dan sel-sel lainnya .
Adrenalin / epinefrin : meningkatakan kecepatan denyut jantung , dan tekanan darah , mengatur

diameter arterio , merangsang kontaraksi otot polos , meningkatkan konsentarasi gula darah .
Noradrenalin / noripenefrin : menyebabkan kostriksi arteriol dan meningkatakan laju

metabolism .
Glukokortikoid (kortison dan kortikosteron) : mempengaruhi prose metabolisme , mengatur
konsentarasi gula darah , anti inplamasi , memepengaruhi prose pertumbuhan , menurunkan

pengaruh sters dan sekresi ACTH


Insulin : menurunkan gula darah , meningkatakan simpanan glikogen , mempengaruhi otot, hati
dan jaringan adipose.

Glucagon : menigkatakan kadar gula darah


Esterogen : mempengaruhi perkembangan organ seks dan cirri-ciri kelamin wanita, mernagsang
perekembangan polikel telur, mempengaruhi siklus mensturasi , merangasang peneaalan dinding
ueterus dan memelihara kehamilan.
Progesterone : mempengaruhi siklus mensturasi , merangasang peneaalan dinding ueterus dan
memelihara kehamilan.
Human chorionic gonadotripin (HCG) : memelihara kehamilan
Tetosteron : mempengaruhi perekembangan oragan seks dari cirri kelamin pria serta
pembentukanm sperma.
D. MEKANISME KERJA HORMON
1) Mekanisme karja hormone melalui second messenger camp
Hormone berikatan pada reseptornya yang kemudian berkaitan pada sebuah protein G.
Protein G kemudian teraktivasi ketika berkaitan dengan GTP menggantikan GDP.
Protein G yang teraktivasi mengaktifkan enzim efektor berupa adenilat siklase
Adenilat siklase menghasilkan camp (second messenger) dari ATP.
Camp mengaktivkan protein kinase, yang kemudian menyebabkan efek

seluler.

2) Mekanisme kaerja hormone melalui PIP-calsium.


Hormone berkaitan dengan reseptor dan mengaktifkan protein G.
Protein G berkaitan dan mengaktifkan enzim fosfolipase.
Fosfolipase tersebut memecah fosfolipid PP2 menjadi diacylglycerol (DAG) dan Inositol
trifosfat (IP) dan keduanya bekerja sebagai second messengers.
DAG mengaktifkan protein kinase, IP3 memacu pelepasan simpanan Ca2+.
Ion Ca2+ sebagai third messenger merubah respon seluler.
3) Mekanisme kerja hormone reproduksi
Hormone steroid dan hormone tiroid berdifusi secara mudah kedalam sel targetnya.
Ketika berada di dalam, hormon berkaitan dan mengaktivasi reseptor intraseluler.
Komplek hormonreseptor berpindah ke dalam inti dan berkaitan pada protein reseptor di dalam
DNA.
Interaksi tersebut menyebabkan terjadi transkripsi DNA membentuk mRNA.
mRNA diterjemahkan ke dalam protein, yang membawa efek seluler untuk menjawab isi pesan
yang dibawa oleh hormone.
E. SIFAT-SIFAT HORMON
Sifat hormon :
Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin

Disekresikan langsung ke dalam aliran darah


Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai proses metabolisme
(reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan;
penggunaan dan penyimpanan energi)
Kadarnya dalam sirkulais darah dapat menggambarkan aktivitas dari sel kelenjar endokrin
Memiliki organ atau jaringan target tertentu
Berbentuk amine, polipeptida, protein, steroid.
F. PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN HORMON
Penyakit Addison
Penyakit Addison terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid.Hal ini dapat terjadi
misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sesab autoimun.
Gejala-gejalanya berupa :
Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na + dan volume air dari cairan
tubuh
Lesu mental dan fisik
Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi
shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
Syndrome Cushing
Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid
seperti tumor adrenal dan hipofisis.Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat-obatan

kortikosteroid yang berlebihan.


Gejala-gejala yang terjadi adalah sebagai berikut :
Otot-otot mengecil dan menajdi lemah karena katabolisme protein.
Osteoporosis
Luka yang sulit sembuh
Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan nonadrenalin dengan

akibat sebagai berikut :


Basa metabolism meningkat
Glukosa darah meningkat
Jantung berdebar
Tekanan darah tinggi
Berkurangnya fungsi saluran perncernaan
Keringat pada telapak tangan

Hipertiroidea
Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala-gejalanya berupa
berat

badan

menurun,

gemetaran,

berkeringat,

nafsu

makan

besar,

dan

jantung

berdebar.Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun
dimana terbentuk antibody terhadap reseptor TSH pada sel-sel tiroid, mengaktifkan reseptorreseptor.

Hiperpituitarisme
Hiperpituitarisme merupakan sesuatu suatu sekresi yang berlebihan hormone hipifisis anterior
yang terjadi akibat adanya tumor.
Hipopituitarisme
Hipopituitarisme merupakan fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama pada bagian
interior.
Tiroiditis
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti HFV
dan virus beguk pada tiroiditis dubakut.
Tumor tiroid
Tumor tiroid adalah neuplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan
metastasis pada organ yang jauh dari lokasi primer.
Hiperparatiroid
Penurunan produksi hormone oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar kalsium dalam darah
rendah.
Pangkreatitis
Pangkreatitis adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan enzim percernaan
dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan glucagon.
G. JENIS-JENIS HORMON DAN FUNGSINYA
Secara umum, hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi
kan proses-prosesfisiologis dalam tubuh kita.Setidaknya ada 3 fungsi utama
dari sistem hormon, yaitu:
1.

Mempertahankan keseimbangan tubuh

2. Merespons stress pada tubuh secara tepat


3.

Mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh


Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin,

dengan beragam fungsi serta peranan masing-masing. Berbagai macam


hormon pada manusia beserta fungsinya antara lain sebagai berikut:

1. Kortikotropin Hipotalamus-Releasing Hormone (CRH)


Kortikotropin adalah hormon stimulator hormon dari golongan kortikosteroid, dengan
panjang 39 AA dan waktu paruh sekitar 10 menit.Hormon ini merangsang kelenjar hipofisis dan
mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH).
ACTH disintesis dari irisan pre-pro-opiomelanokortin, sebuah polipeptida yang terdiri dari
267 asam amino. Fragmen irisan yang terjadi antara lain ACTH, ACTH, -lipotropin, lipotropin, MSH, -endorfin dan peptida opioid. POMC, ACTH dan -lipotropin disekresi
oleh kortikotrop yang terletak pada adenohipofisis dari kelenjar hipofisis setelah distimulasi
oleh CRH yang disekresi oleh hipotalamus.
Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis dan sekresi glukokoetikoid dan androgen
pada korteks

adrenal melalui

pencerap

ganda

protein-G

yang

bergantung

pada

mekanisme cAMP. Sebelum berlangsungnya sintesis steroid, ACTH akan meningkatkan


konsentrasi kolesterol esterase dan mendifusi kolesterol melalui membran mitokondria dan
meningkatkan sintesis pregnenolon.
2. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisis
mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). GnRH
disintesis dan dilepaskan dari neuron dalam hipotalamus.
GnRH dianggap neurohormon, suatu hormon yang diproduksi di tertentu sel saraf dan dirilis
di perusahaan terminal saraf. Sebuah wilayah kunci untuk produksi GnRH adalah daerah
preoptik dari hipotalamus, yang berisi sebagian besar mensekresi GnRH-neuron. Neuron GnRH
berasal hidung dan bermigrasi ke otak, di mana mereka tersebar di seluruh septum medial dan
hipotalamus dan dihubungkan dengan sangat panjang >1-milimeter-panjang dendrit. Bundel ini

bersama-sama sehingga mereka menerima bersama sinaptik input, proses yang memungkinkan
mereka untuk menyinkronkan pelepasan GnRH mereka.
GnRH disekresi dalam hypophysial aliran darah portal yang di eminensia median. Para
darah portal membawa GnRH ke kelenjar pituitari,yang berisi gonadotropin sel, di mana GnRH
mengaktifkan sendiri reseptor , reseptor gonadotropin-releasing hormone (GnRHR), tujuhtransmembran G-protein-coupled yang merangsang reseptor beta isoform phosphoinositide
fosfolipase C, yang melanjutkan dengan memobilisasi kalsium dan protein kinase C. Hal ini
menyebabkan aktivasi protein yang terlibat dalam sintesis dan sekresi gonadotropin LH dan
FSH. GnRH terdegradasi oleh proteolisis dalam beberapa menit.
Ada perbedaan dalam sekresi GnRH antara wanita dan pria. Pada laki-laki, GnRH disekresi
dalam pulsa pada frekuensi konstan.Akan tetapi, pada wanita, frekuensi pulsa bervariasi selama
siklus menstruasi, dan ada gelombang besar GnRH sesaat sebelum ovulasi.
Aktivitas GnRH sangat rendah selama masa kanak-kanak, dan diaktifkan pada
pubertas. Selama tahun-tahun reproduksi, kegiatan pulsa sangat penting untuk fungsi reproduksi
sukses sebagai dikendalikan oleh loop umpan balik. Namun, setelah kehamilan didirikan,
aktivitas GnRH tidak diperlukan. Kegiatan berdenyut dapat terganggu oleh hipotalamus-hipofisis
penyakit,

baik

disfungsi

(yaitu, penekanan

hipotalamus)

atau

lesi

organik

(trauma,

tumor). Peningkatan prolaktin tingkat menurunkan aktivitas GnRH. Sebaliknya, hiperinsulinemia


meningkatkan aktivitas pulsa mengarah ke LH teratur dan aktivitas FSH, seperti yang terlihat
dalam

sindrom

ovarium polikistik (PCOS).Pembentukan

GnRH

kongenital

tidak

ada

dalam sindrom Kallmann.


Neuron GnRH diatur oleh banyak neuron aferen yang berbeda, menggunakan pemancar
yang berbeda (termasuk norepinefrin, GABA,glutamat). Sebagai contoh, dopamin muncul untuk
merangsang pelepasan LH (melalui GnRH) estrogen-progesteron-prima betina; dopamin dapat
menghambat pelepasan LH pada wanita diovariektomi.Kisspeptin tampaknya menjadi regulator
penting dari pelepasan GnRH.Pelepasan GnRH dapat juga diatur oleh estrogen. Telah dilaporkan
bahwa ada kisspeptin menghasilkan neuron yang juga mengekspresikanreseptor estrogen alpha.
GnRH ditemukan di organ luar hipotalamus dan pituitari, dan perannya dalam proses
kehidupan lainnya adalah kurang dipahami. Sebagai contoh, ada kemungkinan menjadi peran

GnRH1 dalam plasenta dan dalam gonad . Reseptor GnRH dan GnRH juga ditemukan dalam
kanker ovarium, payudara, prostat, dan endometrium.
3. Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH)
Thyrotropin-releasing hormone (TRH) berfungsi untuk merangsang pituitary untuk rilis thyroidstimulating hormone (TSH). Thyrotropin-releasing hormone (TRH), juga disebut thyrotropinreleasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin, adalah tropik tripeptide hormon yang
merangsang pelepasan thyroid-stimulating hormone dan prolaktin oleh hipofisis anerior. TRH
telah digunakan secara klinis untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan
kesadaran pada manusia.
TRH diproduksi oleh hipotalamus dalam neuron medial nukleus paraventrikular. Pada awalnya,
itu adalah disintesis sebagai prekursor asam amino polipeptida-242 yang berisi 6 salinan urutanGlu--Nya Pro-Gly-, diapit dengan di-dasar peptida yang kemudian diproses melalui proteolisis
untuk memberikan molekul TRH matang.
Ia berjalan melintasi median eminensia ke kelenjar hipofisis anterior melalui sistem portal
hypophyseal mana

merangsang

disebutthyrotropes dan

pelepasan thyroid-stimulating

kelebihan

kadar

hormone dari

menghambat dopamin,

yang

sel

yang

merangsang

pelepasanprolaktin, yang pada gilirannya menurunkan GnRH. TRH juga dapat dideteksi di
daerah lain dari tubuh termasuk sistem pencernaan dan pulau pankreas, serta otak.
4. Pertumbuhan Hormon-Releasing Hormone (PHRH)
Pertumbuhan hormon-releasing hormone berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon
pertumbuhan (GH) dari (peningkatan GHRH) hipofisis.Hormon pertumbuhan (GH) adalah
hormon peptida berbasis protein.Ini merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi
pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai
polipeptida tunggal yang disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam
sayap lateral kelenjar hipofisis anterior.
Somatotropin mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara alami dalam hewan,
sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA
rekombinan, dan disingkat "HGH" pada manusia.

Hormon pertumbuhan digunakan dalam obat untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak
dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.Dalam beberapa tahun terakhir, terapi pengganti
hormon pertumbuhan telah menjadi populer dalam pertempuran melawan penuaan dan obesitas.
Efek dilaporkan pada pasien yang kekurangan GH (tapi tidak pada orang sehat) termasuk
lemak tubuh menurun, massa otot meningkat, kepadatan tulang meningkat, tingkat energi
meningkat, warna kulit dan tekstur ditingkatkan, meningkatkan fungsi seksual, dan fungsi sistem
kekebalan tubuh membaik. Pada saat ini, hGH masih dianggap hormon yang sangat kompleks,
dan banyak fungsinya masih belum diketahui.
Dalam perannya sebagai agen anabolik, HGH telah digunakan oleh pesaing dalam olahraga
sejak 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA. Analisis urin tradisional tidak bisa
mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu tidak dapat diterapkan sampai awal
2000-an ketika darah tes yang dapat membedakan antara HGH alami dan buatan yang mulai
dikembangkan.
Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena terutama ditargetkan
HGH.sementara baru-baru ini sebuah varian tambahan ~ 23-24 kDa juga telah dilaporkan di
negara-negara pasca-latihan pada proporsi yang lebih tinggi. Varian ini belum teridentifikasi,
tetapi telah disarankan untuk bertepatan dengan varian kDa 22 dari 23 kDa glycosilated
diidentifikasi dalam kelenjar hipofisis.Selain itu, varian ini beredar sebagian terikat dengan
protein (pertumbuhan hormon-binding protein, GHBP), yang merupakan bagian dipotong dari
reseptor hormon pertumbuhan, dan subunit asam-labil (ALS).
5. Hormon Somatostatin
Hormon

somatostatin

berfungsi

untuk

menghambat

pelepasan

GH

dari

hipofisis. Somatostatin adalah hormon peptida yang mengendalikan sistem endokrin dan
berpengaruh terhadap transmisi sinyal saraf dan perkembangan sel tubuh.GHIH mempunyai dua
bentuk dari irisan sebuah preproprotein, satu dengan 14 asam amino dan 28 asam amino.
GHIH disekresi oleh beberapa organ antara lain lambung, usus, sel delta pankreas, dan
neuron dari nukleus perventrikular dari hipotalamus dan kelenjar. GHIH adalah sebuah hormon
inhibitor yang antagonis terhadap GHRH dalam proses sekresi GH. Hormon lain dengan sekresi
terhambat oleh karena GHIH antara lain:

a.

Enteroglukagon

b. Gastrin
c.

Glukagon

d.

Insulin, hanya pada saat sel delta pada pankreas mensekresi GHIH

e.

Kolesistokinin (CCK)

f.

Motilin

g.

Vasoactive intestinal peptide (VIP)

h. Hormon dari kelompok sekretin, termasuk GIP


i.

TSH

6. Hormon Dopamin
Hormon

dopamin

berfungsi

untuk

menghambat

pelepasan

prolaktin

dari

hipofisis. Dopamin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Dopamin yang
berlebihan

dapat

menyebabkan skizofrenia dan

bila

kekurangan

dapat

menyebabkan penyakit parkinson.


Dopamin diproduksi di beberapa daerah otak, termasuk substantia nigra dan daerah
tegmental ventral. Dopamin juga neurohormon dikeluarkan oleh hipotalamus. Fungsi utamanya
sebagai hormon adalah untuk menghambat pelepasan prolaktin dari lobus anterior hipofisis.
Dopamin tersedia sebagai intravena obat yang bekerja pada simpatik sistem saraf ,
menghasilkan efek seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Namun, karena
dopamin tidak bisa melintasi penghalang darah-otak, dopamin diberikan sebagai obat tidak
secara langsung mempengaruhi sistem saraf pusat. Untuk meningkatkan jumlah dopamin dalam
otak pasien dengan penyakit seperti penyakit Parkinson dan dopa-responsif distonia ,Ldopa (pendahulu dari dopamin) sering diberikan karena melintasi penghalang darah-otak yang
relatif mudah.
Rasa bahagia dan nyaman dipengaruhi oleh aktivitas hormon serotinin dan dopamin.Kedua
hormon ini berada di otak dan berproduksi secara alami.Dopamin, misalnya, jumlahnya
meningkat seiring seseorang tidur nyenyak, berolahraga, atau pun sedang melakukan seks.Maka,
tidak heran jika seseorang melakukan kegiatan tersebut seringkali mendapatkan rasa tenang dan

nyaman.Produksi

serotinin

maupun

dopamin

bisa

didongkrak

pula

dengan

mengonsumsi makanan tertentu.Dan, terapi kebahagiaan dengan makanan bisa dilakukan dengan
mudah.Untuk meningkatkan hormon dopamin, Anda bisa mengonsumsi seafood (terutama ikan
laut) atau kenari dalam menu makan.Atau, bisa juga mengonsumsi coklat yang mengandung
phenylethylamine.Zat ini merangsang pembentukan dopamin.Sedangkan, untuk menghasilkan
hormon serotinin, Anda memerlukan asupan triptofan minimal 250 miligram. Seperti dikutip
Deutsche Welle, bersama enzim sel syaraf, triptofan akan menghasilkan serotinin yang membuat
diri Anda bahagia. Makanan yang bisa Anda konsumsi seperti coklat, sereal dengan yoghurt, atau
seafood.
Pisang juga sangat baik untuk peningkatan serotinin. Karena, buah ini mempunyai kadar
triptofan yang tinggi. Selain bermanfaat dalam produksi serotinin, triptofan juga meningkatkan
pelepasan hormon pertumbuhan dan menekan nafsu makan.Cocok juga buat Anda yang lagi diet.
7. ACTH
ACTH

berfungsi

untuk

merangsang

pelepasan

hormon

dari

korteks

adrenal. Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memeliharab pertumbuhan dan


perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengsekresikan kortisol dan
glucocorticoid yang lain.Hormon ACTH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.Peran utama
ACTH adalah menstimulasi sintesis dan sekresi glukokortikoid dan androgen pada korteks
adrenal melalui pencerap ganda protein-G yang bergantung pada mekanisme cAMP. Sebelum
berlangsungnya sintesis steroid, ACTH akan meningkatkan konsentrasi kolesterol esterase dan
mendifusikan kolesterol melalui membran mitokondria dan meningkatkan sintesis pregnen.
Tahapan dari mekanisme kerja ACTH adalah:
1. ACTH adalah produk dari proses pasca translasi prekursor polipeptida Pro-Opiomelanokortin,
Organ target ACTH adalah korteks adrenal tempat kortikotropin terikat.
2. Setelah di korteks adrenal, ACTH akan memacu perubahan Kolesterol menjadi pregnolon.
3. Kemudian dari pregnolon dihasilkanlah adrenokortikosteroid dan androgen adrenal.
4.
Dimana fungsi kortisol adalah kerja antiinflamasi, meningkatkan glukoneogenesis,
meningkatkan penghancuran protein, Mobilitas lemak, Mobilitas protein, Stabilisasi lisosom.
Adrenocorticotropic hormon (ACTH atau corticotropin) adalah polypeptide tropika dan secreted
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar di bawah otak depan. Itu adalah komponen penting dari

hypothalamic-kelenjar di bawah otak-adrenal axis dan sering dihasilkan dalam respon terhadap
stres biologis (corticotropin bersama-releasing hormon dari hypothalamus).
ACTH adalah synthesized dari pra-pro-opiomelanocortin (pra-POMC). Penghapusan dari
sinyal peptide selama terjemahan yang memproduksi 267 asam amino polypeptide POMC, yang
undergoes sejumlah pos-translational modifikasi seperti phosphorylation dan glycosylation
sebelum itu proteolytically melekang oleh endopeptidases untuk menghasilkan berbagai
polypeptide fragmen dengan berbagai aktivitas fisiologis. Ini termasuk fragmen ACTH, lipotropin, -lipotropin, Melanocyte merangsang Hormone (MSH) dan -endorphin. POMC,
ACTH

dan -lipotropin

adalah

secreted

dari

corticotropes

di

depan

cuping

(atau

adenohypophysis) dari kelenjar di bawah otak sebagai jawaban terhadap hormon corticotropinreleasing hormon (CRH) yang dirilis oleh hypothalamus. ACTH juga diproduksi oleh sel dari
sistem kekebalan (sel T, B dan sel-sel macrophages) dalam respon terhadap stimuli yang pergi
bersama-sama dengan stres (termasuk CRH).

Untuk mengatur pengeluaran dari ACTH, banyak zat secreted dalam pameran ini poros
lambat/intermediate-umpan balik yang cepat dan lingkaran kegiatan. Glucocorticoids secreted
dari adrenal bozonty bekerja untuk mencegah keluarnya CRH oleh hypothalamus, yang pada
akhirnya akan berkurang anterior ACTH dari kelenjar di bawah otak keluarnya. Glucocorticoids
Mei juga yang menghalangi tingkat POMC gene transcription dan sintesis peptide.
8. Luteinizing Hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) pada wanita berfungsi uintuk merangsang produksi hormon seks
(yaitu, estrogen) dalam ovarium serta selama ovulasi.Sedangkan pada pria berfungsi untuk
merangsang produksi testosteron di testis.
Pada wanita, pada saat menstruasi, FSH inisiat pertumbuhan folikel, khususnya yang
mempengaruhisel-sel granulosa. Dengan kenaikan estrogen, reseptor LH juga diekspresikan pada
folikel matang yang menghasilkan peningkatan jumlah estradiol. Akhirnya pada saat pematangan
folikel, kenaikan estrogen memimpin melalui antarmuka hipotalamus untuk efek "positif umpan
balik", suatu pelepasan LH selama 24 - untuk periode 48-jam. Ini 'lonjakan LH' pemicu ovulasi ,
sehingga tidak hanya melepaskan telur tetapi juga memulai konversi dari sisa folikel
menjadi korpus

luteum ,

yang

pada

gilirannya,

menghasilkanprogesteron untuk

mempersiapkan endometrium untuk

kemungkinan implantasi. LH

diperlukan

untuk

mempertahankan fungsi luteal selama dua minggu pertama. Dalam kasus kehamilan , fungsi
luteal akan lebih dipelihara oleh aksi hCG (hormon yang sangat mirip dengan LH) dari
kehamilan

yang

baru

didirikan. LH

mendukung sel

teka di

ovarium

yang

memberikan androgen dan prekursor hormon untuk produksi estradiol.


Pada pria, LH bertindak atas sel-sel Leydig dari testis dan bertanggung jawab untuk
produksi testosteron, sebuah androgen yang diberikannya baik aktivitas endokrin dan aktivitas
intratesticular pada spermatogenesis.
Pelepasan LH pada kelenjar hipofisis dikendalikan oleh pulsa gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) dari hipotalamus . Mereka pulsa, pada gilirannya, tunduk pada umpan balik
estrogen dari gonad. LH biasanya rendah selama masa kanak-kanak dan, pada wanita, tinggi
setelah menopause. Seperti LH disekresi sebagai pulsa, perlu untuk mengikuti konsentrasi
selama periode waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang tingkat
darah.
Selama tahun-tahun reproduksi, tingkat khas adalah antara 1-20 IU L. Fisiologis yang tinggi
kadar LH yang terlihat selama lonjakan LH (vs), biasanya mereka terakhir 48 jam. Deteksi dari
lonjakan hormon yang akan datang luteinising menunjukkan ovulasi . LH dapat dideteksi
oleh kemih kit prediksi ovulasi (OPK, juga LH-kit) yang dilakukan, biasanya setiap hari, sekitar
ovulasi waktu dapat diharapkan. Konversi dari negatif ke positif pembacaan akan menunjukkan
bahwa ovulasi adalah sekitar terjadi dalam waktu 24-48 jam, dua hari memberikan perempuan
untuk terlibat dalam hubungan seksual atau inseminasi buatan dengan niat ibu hamilSelama
tahun-tahun reproduksi, LH yang relatif tinggi sering terlihat pada pasien dengan sindrom
ovarium polikistik , namun, akan sangat luar biasa bagi mereka untuk memiliki tingkat LH di
luar jangkauan reproduksi normal. Pada wanita, LH membantu mengatur siklus menstruasi dan
produksi telur (ovulasi). Tingkat dari LH dalam tubuh wanita bervariasi dengan fase siklus
menstruasi. Ini meningkat pesat sesaat sebelum ovulasi terjadi, sekitar pertengahan siklus (hari
ke-14 dari siklus 28-hari). Hal ini disebut lonjakan LH. hormon Luteinizing dan folliclestimulating hormone tingkat naik dan turun bersama-sama selama siklus menstruasi bulanan.
Pada pria, LH merangsang produksi testosteron , yang berperan dalam produksi sperma.
9. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Follicle stimulating hormone pada wanita berfungsi untuk merangsang perkembangan


folikel.Sedadngkan pada pria, merangsang produksi sperma.Gonadotropin, yang terdiri dari
Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH).Somatotropic hormone
(Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan
tubuh yang dapat tumbuh.
Hormon perangsang folikel adalah hormon yang dikeluarkan olehgonadotrop.FSH berfungsi
untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara
proses

pembentukan sperma.

Jumlah

FSH

sedikit

ketika

kecil

dan

tinggi

setelah menopause.nFSH merupakan sebuah tes hormon follicle-stimulating mengukur jumlah


follicle-stimulating hormone (FSH)

dalam darah sampel. FSH

dihasilkan

olehkelenjar

hipofisis.Pada wanita, FSH membantu mengontrol siklus menstruasi dan produksi telur
oleh ovarium . Jumlah FSH bervariasi sepanjang siklus menstruasi wanita dan tertinggi sebelum
dia melepaskan telur (ovulasi).Sedangkan pada pria, FSH membantu mengontrol produksi
sperma. Jumlah FSH pada pria biasanya tetap konstan.
Jumlah hormon FSH dan lainnya ( hormon luteinizing , estrogen , dan progesteron ) yang
diukur di kedua seorang pria dan seorang wanita untuk menentukan mengapa pasangan tidak
dapat menjadi hamil ( infertilitas ). Tingkat FSH dapat membantu menentukan apakah pria atau
wanita seks organ ( testis atau ovarium) berfungsi dengan benar.
FSH merangsang pertumbuhan dan perekrutan belum dewasa folikel ovarium di ovarium. Pada
awal (kecil) folikel antral, FSH adalah faktor utama yang menyelamatkan kelangsungan hidup
folikel antral kecil (2-5 mm diameter untuk manusia) dari apoptosis (kematian sel terprogram
somatik dari folikel dan oosit).Dalam periode transisi fase luteal-folikel tingkat serum
progesteron dan estrogen (terutama estradiol) menurun dan tidak lagi menekan pelepasan FSH,
akibatnya FSH puncak sekitar tiga hari (hari pertama adalah hari pertama menstruasi). Kohort
folikel antral kecil biasanya cukup dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan Inhibin B
untuk menurunkan kadar FSH serum.
Selain itu, ada bukti bahwa lonjakan gonadotropin-faktor pelemahan dihasilkan oleh folikel
kecil selama paruh pertama fase folikel juga memberikan sebuah umpan balik negatif pada
hormon luteinizing berdenyut (LH) amplitudo sekresi, sehingga memungkinkan lingkungan yang
lebih menguntungkan untuk pertumbuhan folikel dan mencegah luteinisasi prematur.

Sebagai seorang wanita mendekati perimenopause, jumlah folikel antral kecil direkrut di
setiap siklus berkurang dan akibatnya cukup Inhibin B adalah sepenuhnya diproduksi untuk FSH
lebih rendah dan tingkat serum FSH mulai meningkat.Akhirnya tingkat FSH menjadi begitu
tinggi sehingga turun regulasi reseptor FSH terjadi dan dengan menopause setiap folikel
sekunder kecil yang tersisa tidak lagi memiliki reseptor FSH.
Ketika folikel matang dan mencapai 8-10 mm diameter itu mulai mengeluarkan sejumlah
besar estradiol. Biasanya pada manusia hanya satu folikel menjadi dominan dan bertahan untuk
tumbuh ke 18-30 mm dalam ukuran dan ovulasi, folikel yang tersisa dalam kohort mengalami
atresia. Peningkatan tajam dalam produksi estradiol oleh folikel dominan (mungkin bersama
dengan penurunan gelombang gonadotropin-faktor pelemahan) menyebabkan efek positif pada
hipotalamus dan hipofisis dan denyut GnRH yang cepat terjadi dan hasil lonjakan LH.
Peningkatan dalam serum estradiol tingkat menyebabkan penurunan produksi FSH oleh
produksi GnRH menghambat di hipotalamus.Penurunan tingkat FSH serum menyebabkan folikel
kecil dalam kelompok saat ini untuk mengalami atresia karena mereka kurang memiliki
sensitifitas yang cukup untuk FSH untuk bertahan hidup. Kadang-kadang dua folikel mencapai
tahap 10 mm pada waktu yang sama secara kebetulan dan sebagai keduanya sama-sama sensitif
terhadap FSH baik bertahan hidup dan tumbuh di lingkungan FSH rendah dan dengan demikian
dua ovulasi dapat terjadi dalam satu siklus mungkin mengarah kepada non identik (dizigotik)
kembar.
10.Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon
tiroid.vHormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi memelihara
pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok) dan merangsang
tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin.SH menstimulasi kelenjar tiroid untuk
mengeluarkan

hormon tiroksin (T 4) dan

triiodotironin (T 3). TSH

produksi

dikendalikan

oleh Thyrotropin-releasing hormone (TRH), yang diproduksi di hipotalamusdan diangkut


ke kelenjar hipofisis anterior melalui sistem portal hipotalamus-hypophyseal , di mana ia
meningkatkan produksi dan pelepasan TSH. somatostatin juga diproduksi oleh hipotalamus, dan
memiliki efek berlawanan pada produksi TSH hipofisis, mengurangi atau menghambat
rilis.Tingkat hormon tiroid (T 3 dan T 4) dalam darah memiliki efek pada pelepasan dari TSH

hipofisis, ketika tingkat T 3 dan T 4 yang rendah, produksi TSH meningkat, dan pada
kebalikannya, ketika tingkat dari T 3 dan T 4 yang tinggi, produksi TSH menurun. Efek ini
menciptakan regulasi negatifumpan balik.TSH glikoprotein dan terdiri dari dua subunit, alpha
dan subunit beta.Para (alfa) subunit(yaitu,chorionic gonadotropin alpha) hampir identik
dengan human

chorionic

gonadotropin(HCG),luteinizing

hormon(LH),follicle-stimulating

hormone (FSH). Subunit dianggap wilayah efektor yang bertanggung jawab untuk stimulasi
adenilat siklase (melibatkan generasi cAMP).Rantai memiliki urutan asam amino 92-. Para
(beta) subunit (TSHB) adalah unik untuk TSH, dan karena itu menentukan spesifisitas reseptor.
Rantai memiliki urutan asam amino 118 .Sebuah thyroid-stimulating hormone(TSH)tes
digunakan

untuk

memeriksakelenjar

tiroid

masalah.

TSH

dihasilkan

ketikahipotalamusmelepaskan zat yang disebut Thyrotropin-releasing hormone (TRH).TRH


kemudian memicukelenjar pituitari untuk melepaskan TSH. Lihat gambar dari kelenjar tiroid dan
kelenjar pituitari. TSH menyebabkan tiroid membuat dua kelenjar hormon: triiodothyronine (T3)
danthyroxine (T4). T3 dan T4 membantu mengontrol tubuh Anda metabolisme.Triiodothyronine
(T3) dan thyroxine (T4) yang diperlukan untuk pertumbuhan normal dariotak, terutama selama 3
tahun pertama kehidupan.Anak yang lebih tua juga perlu hormon tiroid untuk tumbuh dan
berkembang secara normal. Tes ini dapat dilakukan pada waktu yang sama sebagai tes untuk
mengukur T3 dan T4.
11. Growth Hormone (GH)
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan, sel
reproduksi dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam
191-amino rantai tunggal polipeptida yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh
somatotrophsel dalam sayap lateralhipofisis anterior kelenjar. Somatotropin (STH) mengacu
padahormon pertumbuhan 1diproduksi secara alami pada hewan, sedangkan somatropin merujuk
pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan, dan disingkat
"HGH" pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan sebagaiobat resepdalam pengobatan untuk mengobati
gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.Di Amerika Serikat,
hanya tersedia secara legal dari apotek, dengan resep dari dokter. Dalam beberapa tahun terakhir
di Amerika Serikat, beberapa dokter sudah mulai meresepkan hormon pertumbuhan dalam

kekurangan GH-pasien yang lebih tua (tapi tidak pada orang sehat) untuk meningkatkan
vitalitas. Sementara hukum, efektivitas dan keamanan ini digunakan untuk HGH belum diuji
dalam percobaan klinis. Pada saat ini, masih dianggap HGH adalah hormon yang sangat
kompleks, dan banyak fungsinya masih belum diketahui.
Dalam perannya sebagai anabolik agen, HGH telah dimanfaatkan oleh pesaing dalam
olahraga sejak 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA . Tradisional urin analisis tidak
dapat mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu tidak dapat diterapkan sampai awal
2000-an ketika tes darah yang dapat membedakan antara HGH alami dan buatan yang mulai
dikembangkan. Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena, Yunani
ditargetkan terutama HGH. Hal ini digunakan untuk obat ini tidak disetujui oleh FDA; GH
secara hukum hanya tersedia dengan resep di Amerika Serikat.
Efek hormon pertumbuhan pada jaringan tubuh secara umum dapat digambarkan sebagai
anabolik (membangun).Seperti kebanyakan hormon protein lain, tindakan GH dengan
berinteraksi dengan spesifik reseptor pada permukaan sel. Tinggi meningkat selama masa kanakkanak adalah efek yang paling banyak dikenal GH.
GH juga merangsang, melaluijalur sinyal JAK-STAT, produksiinsulin-seperti faktor
pertumbuhan 1(IGF-1, sebelumnya dikenal sebagai somatomedin C), suatu hormon homolog
denganproinsulin.Parahatiadalah utama organ target GH untuk proses ini dan merupakan situs
utama dari IGF-1 produksi. IGF-1 memiliki pertumbuhan-merangsang efek pada berbagai
jaringan.IGF-1 tambahan dihasilkan di dalam jaringan target, sehingga apa yang tampaknya
menjadi baik sebagaiendokrindanautokrin/parakrin hormon. IGF-1 juga memiliki efek stimulasi
pada osteoblas dan aktivitas kondrosit untuk mempromosikan pertumbuhan tulang.
Selain meningkatnya ketinggian pada anak-anak dan remaja, hormon pertumbuhan memiliki
efek lain pada tubuh:
a. Meningkatkankalsiumretensi, dan memperkuat dan meningkatkanmineralisasi tulang
b.

Meningkatkanototmassa melaluisarkomerhiperplasia

c.

Meningkatkanlipolisis

d.

Meningkatkansintesis protein

e.

Merangsang pertumbuhan semua organ internal termasuk otak

f.

Berperan dalamhomeostasis

g.

Mengurangihatipenyerapanglukosa

Meningkatkanglukoneogenesisdi hati

i.

Memberikan kontribusi untuk pemeliharaan dan fungsi pulau pankreas

j.

Merangsangsistem kekebalan tubuh

12. Hormon Prolaktin


Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar susu
(glandula mamae). Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia.Prolaktin,
hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic
somatomammotropin (CS)), merupakan anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen
asam amino yang homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary,
fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada
mamalia.Hormon Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian depan yang ada di dasar
otak. Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI, sedangkan rangsangan
pegeluaran prolaktin ini adalah pengosongan ASI dari gudang ASI (Sinus Lactiferus). Semakin
banyak ASI yang dikeluarkan dari payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi,
sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap atau sama sekali tidak memulainya, maka payudara
akan berhenti memproduksi ASI.
Setiap isapan bayi pada payudara ibunya akan merangsang ujung saraf di sekitar
payudara. Rangsangan ini diantar ke bagian depan kelenjar hipofisa untuk memproduksi
prolaktin. Prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara dan akanmerangsang pembuatan
ASI. Jadi, pengosongan gudang ASI merupakan rangsangan diproduksinya ASI.
Kejadian dari perangsangan payudara sampai pembuatan ASI disebut refleks Produksi ASI
atau Refleks Prolaktin, dan semakin sering ibu menyusui bayinya, akan semakin banyak pula
produksi ASI-nya. Semakin jarang ibu menyusui, maka semakin berkurang jumlah produksi ASInya.

Pada efek lain prolaktin, prolaktin mempunyai fungsi penting lain, yaitu menekan fungsi
indung telur (Ovarium), dan akibatnya dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan
haid, dengan kata lain ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan.
13. Vasopresin/Antidiuretik Hormone (ADH)
Vasopresin

berfungsi

untuk

membantu

mengontrol

air

tubuh

dan

kadar

elektrolit. Vasopresin adalah hormon yang yang dapat ditemui di semua mamalia, termasuk
manusia. VP adalah sebuah hormon peptida yang mengatur penyerapan kembali molekul yang
berada

pada ginjal dengan

memengaruhi permeabilitas jaringan

dinding tubules,

sehingga

berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin.


Vasopresin maupun oksitosin/OT disintesis oleh magnocellular neurons dari hypothalamic
supraoptic nuclei (SON) dan paraventricular nuclei (PVN) hipotalamus dan disimpan di
dalam vesikel hipofisis posterior
bagi preprohormone.

Setiap

sebagai

bagian

bagian

dari precursor (substrat


dipisahkan

bahan

baku)

untuk diedarkan dalam

bentuk nonapeptida, neurophysin, dan dari VP sebuah glikopeptida jenis kopeptin, ke dalam
sirkulasi darah atau langsung menuju ke dalam otak.

BAB III
PENUTUP
a.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu
pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.

Fungsi dan peran hormon:

Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal dan meningkatkan
tekanan darah.
Oksitosin : merasang kontaraksi uterus , pengeluaran air susu
Growth hormone (GH) : merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatakan sintesis
protein, mobilisasi lemak , menurunkan metabolosme karbohidrat .
-

Sifat sifat hormon:

Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin


Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai proses metabolisme
(reproduksi;pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan;
penggunaan dan penyimpanan energy)
-

Penyakit yang diakibatkan gangguan hormon:

Penyakit Addison
Syndrome Cushing
Peokromositoma
Hipertiroidea
Hiperpituitarisme
Hipopituitarisme
Tiroiditis
Tumor tiroid
Hiperparatiroid
Pangkreatitis

DAFTAR PUSTAKA
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Karyanto, Agus. 2005. Mekanisme KInerja Hormon. Lampung : UNILA
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Montgomery, Rex. 1993. Biokimia. Yogyakarta : GMUP.
Poedjiadi, Anna, dkk. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
Saryono. 2009. Biokimia Hormon. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai