Anda di halaman 1dari 37

MODEL KOMPARTEMEN

GANDA
MODEL KOMPARTEMEN GANDA

MODEL KOMPARTEMEN
GANDA Saat distribusi awal terjadi


Menjelaskan kurva kadar plasma –waktu yang tidak
menurun secara linear sebagai suatu proses laju orde
kesatu setelah pemberian i.v cepat

Obat didistribusikan dengan laju reaksi yang tidak sama ●
Obat dilepaskan ke satu atau lebih kompartemen perifer

Jaringan yang memiliki aliran darah paling tinggi dapat (sekelompok jaringan dengan aliran darah lebih sedikit) tetapi
berkesetimbangan dengan kompartemen plasma  mempunyai aliran darah dan afinitas yang sama terhadap obat
KOMPARTEMEN SENTRAL ●
Mengakibatkan adanya kurva log konsentrasi obat dalam
plasma –waktu NON LINEAR

Setelah terjadi kesetimbangan obat dalam jaringan perifer, kurva
mencerminkan eliminasi obat dalam tubuh mengikuti ORDE
SATU
MODEL KOMPARTEMEN GANDA
lanjutan

Obat akan terkumpul dalam


suatu jaringan sesuai afinitasnya Penerapan analisis kinetik model
kompartemen ganda


Obat yang larut lemak  cendrung terkumpul dalam jaringan
lemak

Obat yang mengikat protein  terkumpul dalam plasma

 Obat yang terikat protein TIDAK AKAN BERDIFUSI ke

Dilakukan dengan menganggap semua proses
dalam jaringan laju pemindahan obat ke dalam atau luar

Obat juga dapat berikatan dengan protein jaringan dan kompartemen merupakan PROSES ORDE SATU
makromolekul-makromolekul lain seperti DNA dan melanin ●
 Kurva kadar obat dalam plasma-waktu untuk
obat dengan model kompartemen ganda
digambarkan dengan menjumlahkan beberapa
proses laju orde ke satu
Tabel Aliran Darah ke Jaringan-jaringan
dalam Tubuh Manusia
JARINGAN Persen Berat Persen Curah Aliran Darah (ml/100g
Badan Jantung jaringan /menit)
Adrenal 0.02 1 550
Ginjal 0,4 24 450
Tiroid 0,04 2 400
Hati
Hepatik 2,0 5 20
Portal 20 75
Portal
Draines viscera 0,2 20 75
Jantung (basal) 0,4 4 70
Otak 2,0 15 55
Kulit 7,0 5 5
Otot (basal 40,0 15 3
Jaringan ikat 7,0 1 1
Lemak 15,0 1 1
MODEL KOMPARTEMEN DUA
TERBUKA
MODEL KOMPARTEMEN DUA TERBUKA

ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN GANDA


Obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen ●
Pada kompartemen sentral setelah iv, konsentrasi obat

Kompartemen 1  Kompartemen sentral dalam plasma menurun secara cepat karena obat

Darah, cairan ekstra selular dan jaringan-jaringan dengan didistribusikan ke jaringan lain (jaringan dengan perfusi lambat)
perfusi tinggi  FASE DISTRIBUSI

Kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat ●
Pada suatu saat, obat mencapai kesetimbangan antara

Kompartemen 2  Kompartemen Jaringan kompartemen sentral dengan kompartemen jaringan.

Jaringan-jaringan yang berkesetimbangan secara lambat ●
Setelah kesetimbangan, hilangnya obat dari kompartemen
dengan obat sentral merupakan proses tunggal dari orde ke satu  FASE

Dianggap obat dieliminasi dari kompartemen sentral ELIMINASI
Pada t = 0


Tidak ada obat dalam
kompartemen jaringan

Setelah Dosis i.v


Obat secara cepat dipindahkan ke kompartemen jaringan

Kadar dalam darah menurun secara cepat karena:

Eliminasi obat

Perpindahan obat ke luar kompartemen jaringan

Kadar obat dalam jaringan akhirnya mencapai puncak dan kemudian menurun
karena perbedaan konsentrasi antara kedua kompartemen yang kecil
Konsentrasi obat sebenarnya
Jika parameter –parameter model dapat dihitung dengan
ditentukan  penambahan kompartemen ke
dalam model farmakokinetik


Kadar obat dalam kompartemen ●
Merupakan cara yang teliti untuk
jaringan dapat ditentukan menghitung jumlah keseluruhan obat yang
tertinggal di dalam tubuh pada setiap waktu

Konsentrasi obat dalam


kompartemen jaringan Konsentrasi dalam jaringan
bersifat hipotetik

Merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu
kelompok jaringan

BUKAN merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya
dalam tiap jaringan anatomik
Konsentrasi obat sebenarnya
Cuplikan darah diambil dari dapat dihitung dengan
kompartemen sentral, dianalisis  penambahan kompartemen ke
dalam model farmakokinetik

Kadar obat dalam plasma-waktu menyatakan suatu fase
kesetimbangan awal yang cepat dengan kompartemen ●
Merupakan cara yanag teliti untuk
sentral (fase distribusi) yang diikuti oleh suatu fase eliminasi
setelah kompartemen jaringan terdistribusi oleh obat menghitung jumlah keseluruhan obat yang
tertinggal di dalam tubuh pada setiap waktu

Fase distribusi
Konsentrasi dalam jaringan
bersifat hipotetik


dapat terjadi dalam beberapa menit atau jam,
bahkan hilang sama sekali jika cuplikan darah
diambil terlalu lama setelah pemberian obat
Hubungan Jumlah obat dan
konsentrasi obat dalam masing-
masing kompartemen

Sehingga

Cp = Dp/ Vp dan
Ct = Dt/ Vt

K12 dan K21 adalah tetapan laju
orde kesatu 
dCp/dt = (K21.Dt/Vt) - (K12.Dp/Vp)
- (K.Dp/Vp)

LAJU PERUBAHAN OBAT


DALAM JARINGAN dCt/dt = (K12.Dp/Vp) – (K21.Dt/Vt)
dCt/ dt = K12 . Cp - K21 . Ct
Perubahan Konsentrasi Obat tetapan mikro atau tetapan
Dalam Darah transfer
Cp = Dp0/Vp [(K21 – a)/ (b-a)] e-at +
[(K21 – b)/ (a-b)] e-bt Adalah tetapan laju perpindahan obat antar kompartemen


Jumlah obat yang dipindahkan per satuan waktu dari kompartemen ke
kompartemen lainnya

Harga tidak dapat ditentukan dengan pengukuran langsung


Dp0 = dosis yang diberikan secara IV
t = waktu setelah pemberian dosis
a + b = K12 + K21 + K


a dan b adalah tetapan yang hanya bergantung
pada K12,K21, dan K


a = tetapan laju orde kesatu fase distribusi
Perubahan Konsentrasi Obat ●
b = tetapan laju orde kesatu fase eliminasi
Dalam Jaringan
Ct = Dp0/Vt [(K12/ (b-a)] e-at + [(K12/
(a-b)] e-bt a.b = k21.K
dCp/dt = (K21.Dt/Vt) - (K12.Dp/Vp)
- (K.Dp/Vp)
A = (D0 (α – K21)) / ( Vp (a-b))

Dapat diubah menjadi

dCt/dt = (K12.Dp/Vp) – (K21.Dt/Vt)


A dan B intersep pada sumbu yg didapatkan
dengan metoda residual atau dengan komputer
B = ((D0 (K21-b)) / ((Vp (a-b))

Cp = A e-at + B e-bt
METODA RESIDUAL
feathering atau peeling
Waktu Cp
0,25 43
Metoda residual : 0,5 32
1,0 20
1,5 14

Suatu prosedur yang berguna untuk mencocokkan
suatu kurva dengan data percobaan suatu obat, yang 2,0 11
menunjukkan pentingnya suatu model kompartemen
ganda
4,0 6,5
8,0 2,8
12,0 1,21
Contoh Soal
16.0 0.52

Hitung volume distribusi, tetapan



100 mg obat diberikan secara i.v cepat kepada seorang
pria dewasa sehat. Cuplikan diambil secara berkala
laju eliminasi, waktu paruh, dan
setelah pemberian, dan plasma ditetapkan kadarnya tuliskan pesamaan kurvanya !
LANGKAH PENYELESAIAN

1. Plot waktu (x) vs Kadar (y) pada


kertas semilog


Dari grafik, eliminasi dimulai dari waktu 4 3. Cari Kadar ekstrapolasi pada fase
jam.  regresi t 4 jam – 16 jam distribusi (Cp’)

2. Regresi titik-titik yang termasuk


fase eliminasi


a = 2,7135 b = -0,2106


r  = -0,999
y = bx + a

Caranya masukkan waktu (t) pada fase distribusi ke persamaan regresi yang didapat pada fase eliminasi

ln Cp = βt + B

Fase distribusi dari grafik didapat pada t (inget yang didapat masih berupa lnCp!  jadi harus di antiln)
ln Cp = -0,2106t + 2,7135
t0,25 = -0,261(0,25) + 2,7135 = 2,64825



Sehingga


B = antiln a = 15,083
β = b = 0,2106 /jam

Jadi Cp’  0,25 = antiln 2,64825 = 14,129 μg/ml

t0,5 = -0,261 (0,5) + 2,7135 = 2,583

Jadi Cp’ 0,5 = antiln 2.583 = 13,2368 μg/ml

t1 = -0,261 (1) + 2,7135 = 2,4525

Jadi Cp’ 1 = antiln 2,4525 = 11,6174 μg/ml

t1,5 = -0,261 (1,5) + 2,7135 = 2,322

Jadi Cp’ 1,5 = antiln 2,322 = 10,196 μg/ml

Regresi : t vs ln Cp t2 = -0,261 (2) + 2,7135 = 2,1915



Jadi Cp’ 2 = antiln 2,71915 = 8,9486 μg/ml
1. Plot waktu (x) vs Kadar
(y) pada kertas semilog

*
Waktu Cp
0,25 43 *
0,5 32
1,0 20 *
1,5 14
*
2,0 11
*
4,0 6,5
8,0 2,8
12,0 1,21 *

16.0 0.52

2. Regresi titik-titik yang *


termasuk fase eliminasi
• Dari grafik, eliminasi
dimulai dari waktu 4 jam.
 regresi t 4 jam – 16 jam *
2. Regresi titik-titik yang termasuk
fase eliminasi


Dari grafik, eliminasi dimulai dari waktu
4 jam.  regresi t 4 jam – 16 jam 3. Cari Kadar ekstrapolasi pada fase
distribusi (Cp)
Regresi : t vs ln Cp
Log Cp = (b.t/2,3) + Log B
Log B = Log Cp - (β.t/2,3)

= log 6,5 - (b.4/2,3) = 0,81 – (4b/2,3)

= log 2,8 – (b.8/2,3) = 0,45 – (8b/2,3)

0,81 – (4b/2,3) = 0,45 – (8b/2,3)

(0,81-0,45) x 2,3 = 4b – 8b

4b = - 0,828  b = -0,21


Caranya masukkan waktu (t) pada fase distribusi ke persamaan
regresi yang didapat pada fase eliminasi
Log B = Log Cp – (b.t/2,3) ●
Log Cp’ = - 0,21/ 2,3 (t) + log 15,07

Log Cp’ 0,25 = (-0,21/2,3 x 0,25) + 1,1781 = 1,155  Cp’ 0,25 =
14,30

Log Cp’ 0,5 = (-0,21/2,3 x 0,5) + 1,179 = 11.32  Cp’ 0,5 = 13,57

Log Cp’ 1 = (-0,21/2,3 x 1) + 1,179 = 1,087  Cp’ 1 = 12,21
Log Cp’ 1,5 = (-0,21/2,3 x 1,5) + 1,179 = 1,041  Cp’ 1,5 = 10,99
Log B = 0,81 – (-0,21 x 4)/ 2,3)



Log Cp’ 2,0 = (-0,21/2,3 x 2,0) + 1,179 = 0,996  Cp’ 2 = 9,90

Log B = 1,1781 - B = 15,07 ●
Satuan Cp = μg/ml
Plot waktu (x) vs Kadar
*
ekstrapolasi (y) pada kertas
semilog *
*

4. Cari Kadar Residual *


*
(Cr = Cp – Cp’)
*
Wa Cp Cp’ Cp-Cp’ *
ktu
0,2 43 *
5 14.3268 28.70 *
0,5 32 13.5925 18.43
1,0 20 12.2348 7.79
1,5 14 11.0128 3.01 *
2,0 11 *
9.9128 1.10
4,0 6,5
8,0 2,8
12, 1,21
0 *
*
Wak Cp Cp’ Cp-Cp’
tu Log A = Log Cr + (α.t/2,303)
0,25 43 14.3268 28.70
0,5 32 13.5925 18.43
1,0 20 12.2348 7.79 ●
= Log 28,70 + (0,25.α/2,3) = 1,458 + 0,109α
= Log 18,43 + (0,5.α/2,3) = 1,266 + 0,217α
1,5 14

11.0128 3.01 ●
1,458 + 0,109α = 1,266 + 0,217α
2,0 11 ●
0,109α = 0,192  a = 1,77
9.9128 1.10
4,0 6,5
8,0 2,8
12,0 1,21 Log A = Log Cr + (α.t/2,303)
16.0 0.52


Log A = Log 28,70 + (0,25 x 1.77)/2,3)

Log A = 1,458 + 0,1992 = 1,650 

A = 44,68

5. Regresi linier t vs Log Cr


Persamaan kurva
Log Cr = -(a.t/2,303) + log A Cp = 44,68 e-1,77.t + 15,07 e-0,21.t
Log A = Log Cr + (a.t/2,3)
T ½ = 0,693/ b

Karena b merupakan garis lurus yang mewakili fase eksponensial akhir (eliminasi)

= 0,693/ 0,21 = 3,3 jam

K = a.b ( A + B)/ (Ab + Ba)



= (1,77 x -0,21) (44,68+15,07)/ ((44,68 x -0,21) + (15,07 x 1,77)

= - 1,28

K12 = AB (b-a)2 / (A+B) (Ab + Ba)



=2,56

K21 = Ab + Ba / (A + B)

= 0,289
VOLUME DISTRIBUSI

Volume distribusi

Perhitungan untuk masing-



Perameter yang berguna untuk masing Volume Distribusi
mengaitkan konsentrasi plasma
dengan jumlah obat dalam tubuh

Dalam kinetika kompartemen ganda



Volume Kompartemen Sentral (Vp)

Volume Distribusi Pada Keadaan Tunak

Kita dapat menganggap secara matematik volume hipotetik seperti

Volume Distribusi Yang Diekstrapolasikan

Volume kompartemen sentral ●
Volume Distribusi Dengan Area

Volume perifer atau volume kompartemen jaringan

Sehingga ada beberapa volume distribusi yang dapat diperhitungkan
Volume Kompartemen Sentral

Vp = D0/ Cp0

Pada waktu nol (t=0) semua obat dalam tubuh berada dalam
kompartemen sentral

VOLUME KOMPARTEMEN
SENTRAL (Vp) Cp = A e-at + B e-bt


Pada t = 0, e0 = 1 maka

C p0 = A + B

Berguna untuk menggambarkan perubahan konsentrasi obat.

Vp berguna dalam penentuan klirens obat ●
Vp ditentukan dengan mengukur A dan B setelah mencocokkan

Karena kompartemen sentral umumnya merupakan kompartemen kurva
yang diambil sebagai kompartemen cuplikan.

Besaran Vp memberikan petunjuk adanya distribusi obat dalam
cairan tubuh.


Ditentukan dari :
Dosis
Vp = D0/ (A+B)

Konsentrasi obat dalam plasma
Volume Kompartemen Sentral

VOLUME KOMPARTEMEN SENTRAL (Vp)


Dapat dihitung dari [AUC]0∞ dengan cara yang sama dengan perhitungan volume
distribusi dalam kompartemen satu

Pada Model Kompartemen satu


[AUC]0∞ = D0/ K.Vd

Pada model Kompartemen dua


[AUC]0∞ = D0/ K.Vd

Vp = D0/ K.[AUC]0∞
Volume Distribusi pada Keadaan Tunak

Keadaan Tunak
Dt = K12. Cp. Vp/ K21

Ketika laju obat yang masuk ke dalam kompartemen jaringan dari
kompartemen sentral adalah sama dengan laju obat yang keluar
dari kompartemen jaringan ke dalam kompartemen sentral

∑total obat dalam tubuh pada keadaan tunak adalah ∑ obat dalam
kompartemen jaringan (Dt) DAN ∑obat dalam kompartemen sentral (Dp)

Volume distribusi pada keadaan tunak (Vd)ss dihitung dengan
membagi ∑ total obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat dalam
Dt.K21 = Dp.K12 kompartemen sentral pada keadaan tunak


Oleh karena jumlah obat dalam kompartemen sentral (Dp)
sama dengan Vp.Cp maka dengan subsitusi Dp didapatkan :
(Vd)ss = (Dp + Dt)/ Cp

Dt = K12.Dp/ K21
Volume Distribusi pada Keadaan Tunak

(Vd)ss = (Dp + Dt)/ Cp


Dengan mensubsitusi Dt.K21 = Dp.K12 ke Dt = K12.
Cp. Vp/ K21, akan didapatkan Vdss merupakan :

Vdss = (Cp.Vp + (K12.Vp.Cp/K21))/Cp


Jika disederhanakan menjadi

Fungsi dari tetapan transfer K12 dan
K21 yang menyatakan tetapan laju
Vdss = Vp + (K12/K21).Vp obat masuk dan tetapan laju obat
keluar dari kompartemen jaringan

Digunakan dalam praktek

Dalam praktek digunakan untuk menghitung
Vdss
Volume Distribusi yang
Diekstrapolasikan

VOLUME DISTRIBUSI YANG DIEKSTRAPOLASIKAN


Dihitung dengan persamaan

(Vd)eksp = D0/ B


B = intersep y yang diperoleh dengan ekstrapilaso fase b dari kurva kadar dalam plasma ke sumbu y

Karena intersep y adalah suatu tetapan hibrida dimana :

B = ((D0 (K21-b)) / ((Vp (a-b), maka

Vd eksp = Vp. ((a – b)/ (K21 – b))


Persamaan ini menunjukkan bahwa suatu perubahan dalam distribusi obat, yang teramati
dengan adanya perubahan dalam harga Vp akan mencerminkan perubahan Vd eksp
Volume Distribusi Dengan Area

VOLUME DISTRIBUSI DENGAN AREA (Vd)area



Dikenal juga dengan (Vd)β

Diperoleh melalui perhitungan yang sama dengan yang digunakan untuk mendapatkan Vp, KECUALI tetapan laju rekasi b digunakan sebagai
pengganti tetapan laju eliminasi K

(Vd)β = (Vd)area = D0/ b.[AUC]0∞



Karena klirens tubuh total = D0/ [AUC]0∞

(Vd)β dapat dinyatakan dalam klirens dan tetapan laju reaksi b

(Vd)β = Klirens/ b


Dengan mensubsitusi Kvp untuk lirens, maka didapatkan

(Vd)β = K.Vp/ b
MAKNA VOLUME DISTRIBUSI

Vdβ Vp


DIPENGARUHI oleh

Merupakan volume kompartemen sentral
Keseluruhan laju eliminasi (perubahan K), DAN
Berguna dalam perhitungan klirens obat



Perubahan jumlah klirens total obat dari tubuh

Setelah obat didistribusikan, ∑ obat dalam tubuh selama distribusi dari
fase b, dihitung dengan menggunalan Vdβ

Hubungan Vdβ, Vdss, Vp


Vdss


Vdeksp > Vdβ, Vp

TIDAK DIPENGARUHI perubahan eliminasi obat

Mencerminkan perubahan volume distribusi yang
sebenarnya dan TIDAK berubah sehubungan dengan fungsi
ginjal
MAKNA VOLUME DISTRIBUSI

Dalam suatu penelitian terhadap


suatu obat kardiotonik yang
Volume distribusi dihitung dengan
diberikan secara intravena kepada
persamaan :
suatu kelompok subjek normal dan
(Vd)β = (Vd)area = D0/ b.[AUC]0∞
penderita yang mengalami gagal
jantungkongesstif, didapatkan


Kenaikan 40% dalam AUC dari subjek dengan CHF diimbangi

AUC rata-rata untuk penderita CHF 40% lebih tinggi
dengan penurunan 40% tetapan eliminasi
adri subjek normal ●
Sehingga , karena dosis yang sama, Vdβ tidak akan berubah

Tetapan eliminasi b, 40% lebih kecil pada penderita kecuali kalau kenaiak AUC TIDAK disertai dengan perubahan
CHF tetapan eliminasi b

Vdβ kedua kelompok sama. ●
Dari persamaan (Vd)β = Klirens/ b, klirens obat pada penderita

Vd tidak berubah walaupun penderita dalamkeadaan CHF berkurang 40% sebagai akibat menurunnya tetapan eliminasi
b, kemungkinan sehubungan dengan penurunan aliran darah ginjal
oedem, juga tidak ada perubahan dalam Vp atau (Vd)β akibat menurunnya curah jantung pada CHF
MAKNA VOLUME DISTRIBUSI

Untuk obat-obat yang mingikuti


(Vd)β = K.Vp/ b
kinetika model kompartemen 2


diperhitungkan dari K, b dan Vp’

Perubahan keadaan penyakit mungkin tidak ●
Kesalahan dalam mencocokkan dengan mudah
mengakibatkan perbedaan parameter farmakokinatik
terbawa ke hal yang lain jika dihitung dengan metode

Perubahan parameter farmakokinatik tidak harus
komputer
selalu dikaitkan dengan perubahan fisiologi tanpa ●
K12 dan k21 sering berfluktuasi sehubungan dengan
mempertimbangkan secara cermat dalam cara
berkurangnya kesesuaian dan perbedaan percobaan
mencocokkan kurva dan perbedaan antar subjek yang dapat mempengaruhi parameter-parameter lain.
Obat Dalam Kompartemen Jaringan

VOLUME KOMPARTEMEN ∑ OBAT DALAM


JARINGAN KOMPARTEMEN JARINGAN


tidak menentukan Vt

HANYALAH suatu volume konseptual ●
Berguna untuk menetukan aktivitas farmakologik

TIDAK menyatakan volume anatomik yang berkorelasi erat dengan kurva kadar obat dalam
jaringan-waktu
sebenarnya

Dapat dihitung dari tetapan laju transfer dan Vp

Dt = K12. D0. (e-bt – e-at)/ (a – b)


Vt = Vp.K12/ K21
TETAPAN LAJU ELIMINASI

Dalam model kompartemen dua (pemberian i.v


Tetapan Laju Eliminasi (K) menyatakan eliminasi obat dari seluruh
tubuh setelah obat yang berdifusi mengalami kesetimbangan

Sehingga,
b berguna dalam


perhitungan t ½ dan

pengaturan dosis ganda
MODEL KOMPARTEMEN
TIGA TERBUKA
MODEL KOMPARTEMEN TIGA

MODEL KOMPARTEMEN TIGA ASUMSI OBAT DENGAN MODEL


KOMPARTEMEN TIGA

Adalah suatu perluasan dari model kompartemen dua,
dengan suatu tambahan kompartemen jaringan dalam

Obat didistribusikan secara cepat dalam kompartemen sentral
dengan perfusi tinggi

Kurang cepat dalam kompartemen kedua atau jaringan

Sangat lambat ke kompartemen ketiga atau jaringan dalam,

KOMPARTEMEN JARINGAN DALAM


yang terdiri dari jaringan yang rendah perfusinya seperti tulang
dan lemak

Mungkin juga memerankan ikatan obat yang kuat dalam
jaringan tersebut
Model Kompartemen Tiga

Cp = A e-at + B e-bt + C e-ct


Persamaan diferensial yang menggambarkan laju
aliran obat ke dalam dan ke luar kompartemen sentral

A, B, dan C adalah intersep y dari garis ekstrapolasi
untuk kompartemen sentral, kompartemen jaringan
dan kompartemen jaringan dalam

a, b, dan c adalah tetapan laju order kesatu untuk
kompartemen sentral, jaringan dan jaringan dalam
Model Kompartemen Tiga

Parameter dari persamaan [AUC]0∞ =


D0/ K.Vd dapat dipecah secara grafik
dengan metode residual

LAJU ELIMINASI (K)


K = ( A + B + C ). a.b.c
( A.b.c + B.a.c + C.a.b)

VOLUME KOMPARTEMEN
SENTRAL
Vp = D0 / (A + B + C)

AREA UNDER CURVE


[AUC] = A/a + B/b + C/c
Contoh soal

Waktu Cp (ug/ Waktu Cp (ug/


Suatu obat diberikan dengan (jam) ml) (jam) ml)
injeksi i.v cepat kepada seorang 0,00 70,0 2,5 14,3
pria dewasa 70 kg. cuplikan 0,25 53,8 3,0 12,6
darah diambil selama 7 jam dan
0,50 43,3 4,0 10,5
ditentukan kadarnya untuk
senyawa obat utuh. Hasilnya 0,75 35,0 5,0 9,0
ditabelkan berikut ini. 1,00 29,1 6,0 8,0
Hitung harga intersep A dan B 1,5 21,2 7,0 7,0
dan slope a, b, K, K12, K21. 2,00 17,0
Contoh soal

Seorang subjek pria 70 kg diberi Waktu Cp (ug/ Waktu Cp (ug/


(jam) ml) (jam) ml)
150 mg obat dengan cara injeksi
i.v. Cuplikan darah diambil dan 0,17 36,2 3,0 13,9
ditentukan kadarnya untuk 0,33 34,0 4,0 12,0
senyawa obat utuh. 0,50 27,0 6,0 8,7
Hitung slop dan intersep dari 0,67 23,0 7,7 7,7
ketiga fase dari gambar kadar 1,0 20,8 18,0 3,2
dalam plasma-waktu dari hasil
1,5 17,8 23,0 2,4
yang ditabelkan berikut ini. Beri
persamaan untuk kurva tersebut 2,0 16,5

Anda mungkin juga menyukai