Anda di halaman 1dari 15

Model

Kompartemen
Dua: Pemberian
Intravena Bolus
MODEL KOMPARTEMEN DUA TERBUKA
Pada gambar menunjukkan kadar obat dalam plasma menurun
secara bieksponensial sebagai penjumlahan dari dua proses orde
kesatu-distribusi dan eliminasi.
Suatu obat yang mengikuti farmakokinetika dari model
kompartemen dua, kesetimbangan dalam tubuh tidak terjadi cepat.
Obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen: kompartemen
central dan jaringan atau kompartemen perifer.
Kompartemen central mewakili darah, cairan ekstraseluler dan
jaringan dengan perfusi tinggi serta obat terdistribusi dengan cepat
dan merata.
Kompartemen jaringan atau perifer terdiri dari jaringan dimana obat
Kurva kadar plasma-waktu bersetimbangan dengan lebih lambat.
untuk model kompartemen
dua terbuka.
Transfer obat antar dua kompartemen dianggap proses orde satu
Model A
Kompartemen 1 adalah kompartemen
central dan kompartemen 2 adalah
kompartemen jaringan.

Tetapan laju k12 dan k21 menunjukkan


tetapan perpindahan laju orde kesatu untuk
pergerakan obat dari kompartemen 1 ke
kompartemen 2 (k12) dan dari kompartemen
2 ke kompartemen 1 (k2).

Eliminasi obat dianggap dari kompartemen


central.
Kurva kadar plasma–waktu untuk obat yang mengikuti
model kompartemen dua terbagi menjadi:
1. Fase distribusi
2. Fase eliminasi
Model kompartemen dua menganggap tidak ada obat
dalam kompartemen jaringan pada t=0

Fase distribusi dari kurva menyatakan penurunan awal


obat yang cepat dari kompartemen central ke
kompartemen jaringan.
Eliminasi dan distribusi obat terjadi bersamaan selama
fase distribusi, ada perpindahan obat dari kompartemen
central ke kompartemen jaringan.
Pada saat konsentrasi dalam jaringan maks, laju
masukan obat kedalam jaringan = laju keluaran
obat dari jaringan. Saat ini, fraksi obat dalam
kompartemen jaringan berkesetimbangan
(kesetimbangan distribusi) dengan fraksi obat
dalam kompartemen central, dan konsentrasi
obat dalam kompartemen central dan jaringan
menurun secara bersamaan dan lebih lambat
dibanding dengan fase distribusi.

Hubungan antara konsentrasi obat dalam jaringan dan


plasma untuk model kompartemen dua. Konsentrasi
maks dalam jaringan dapat lebih kecil atau besar dari
consentrasi obat dalam plasma
• Konsentrasi obat dalam jaringan hanya teoritis
• Kadar obat dalam kompartemen jaringan teoritis dapat dihitung
segera setelah saat parameter model ditentukan
• Konsentrasi obat dalam kompartemen jaringan mewakili konsentrasi
obat rata-rata dalam suatu kelompok jaringan daripada konsentrasi
obat dalam jaringan anatomis sesungguhnya.
• Perbedaan konsentrasi jaringan dicerminkan dalam rasio k 1 2 /k 2 1

• Konsentrasi obat dalam jaringan dapat lebih tinggi/rendah dari


konsentrasi obat dalam plasma
• Eliminasi obat dari kompartemen jaringan dapat tidak sama dengan
eliminasi obat dari kompartemen sentral
k12 dan k21 merupakan tetapan laju orde kesatu yang menentukan laju perubahan masuk
keluarnya obat dari jaringan dan plasma:

Hubungan antara jumlah obat dalam masing-masing kompartemen dan konsentrasi


obat dalam masing-masing kompartemen:

Dp=jumlah obat dalam kompartemen central, D t=jumlah obat dalam kompartemen jaringan, V p=volume obat
dalam kompartemen central, V t= volume obat dalam kompartemen jaringan
Pemecahan pers. di atas menghasilkan pers. di bawah yang menggambarkan perubahan
konsentrasi obat dalam darah dan jaringan sehubungan dengan waktu

= dosis intravena, t= waktu setelah pemberian dosis, a dan b adalah tetapan


bergantung pada k12, k21 dan k
Tetapan  dan  berturut-turut adalah tetapan laju orde kesatu hibrida untuk fase distribusi
dan fase eliminasi.

Tetapan  dan  berturut-turut adalah tetapan laju untuk fase distribusi dan fase eliminasi.
Tetapan A dan B adalah intersep pada sumbu y untuk masing-masing segmen
eksponensial.
Metode Residual
Metode residual merupakan suatu prosedur yang berguna untuk
mencocokkan suatu kurva dengan data percobaan suatu obat bila tidak
jelas mengikuti model kompartemen satu.
Contoh
100 mg obat diberikan secara injeksi IV cepat kepada seorang pria dewasa sehat, 70
kg. cuplikan darah diambil secara berkala setelah pemberian obat dan fraksi plasma
dari masing-masing cuplikan ditetapkan kadar obatnya. Diperoleh data berikut:

Digambar pada
grafik semilogaritma
Fase distribusi yang cepat sebagai tetapan  yang lebih
besar dari tetapan . Pada waktu selanjutnya Ae-t akan
mendekati 0. sedangkan Be-t masih mempunyai harga

Dari pers di atas tetapan laju dapat diperoleh dari slop (-


b/2,3) garis lurus yang melambangkan fase eksponensial
akhir. Untuk fase eliminasi t1/2 (waktu paruh beta) dapat
diperoleh hub berikut:
Dalam contoh,  diperoleh 0,21/jam. Dari informasi ini garis regresi fase eksponensial
akhir atau fase  diekstrapolasikan ke sumbu y; intersep y = B atau 15 g/mL. harga
dari garis ekstrapolasi ini dikurangi dengan data percobaan sebenarnya dan satu garis
lurus diperoleh.

Garis baru yang diperoleh dengan membuat grafik logaritma konsentrasi plasma
residual (Cp-C) terhadap waktu menunjukkan fase . Harga  adalah 1,8/jam dan
intersep y = 45 g/mL. Harga t1/2b eliminasi diperoleh 3,3 jam.
• Sejumlah parameter farmakokinetik dapat diperoleh dengan subtitusi
yang tepat dari tetapan laju  dan  dan intersep y, A dan B dalam
pers. Berikut:
Daftar Pustaka

• Shargel, L., Andrew, B. C., & Wu-Pong, S. (2016).   Applied


biopharmaceutics & pharmacokinetics   seventh edtion . Stamford:
Appleton & Lange.

Anda mungkin juga menyukai