Anda di halaman 1dari 6

STEP 1

1. Astharol mengandung salbutamol. Salbutamol dapat digunakan untuk


meringankan gejala -gejala asma bronkial, bronkitis kronik, emfisema. Penggunaan
salbutamol kontraindikasi dengan pasien hipertiroid, penyakit jantung koroner, dan
pemakaian bersama dengan anti hipertensi golongan beta-blocker

2. Vectrine adalah obat pengencer dahak (mukolitik) dengan kandungan


erdosteine, yang berguna untuk membantu mengencerkan mukus (dahak) pada
saluran pernafasan sehingga lebih mudah dikeluarkan. Vectrine biasa diberikan
untuk meringankan gejala bronkitis, baik bronkitis akut maupun bronkitis kronis

3. Intifen mengandung zat aktif Ketotifen yaitu obat golongan antihistamin yang
bermanfaat bagi penderita asma dengan dasar memiliki reaksi alergi. Ketotifen
bekerja dengan menghentikan efek histamin penyebab alergi.

4. Kloderma adalah obat oles yang membantu mengobati penyakit kulit.


Kloderma merupakan obat keras dan harus dengan resep dokter. Obat ini termasuk
golongan kortikosteroid yaitu mengandung klobetasol sebagai zat aktif. Dapat
digunakan untuk peradangan kulit, penyakit autoimun yang menyerang kulit seperti
psoriasis dan lupus eritematosus, selain itu untuk mengatasi ruam merah akibat
eksim.

5. s.u.e = signa usus externus = tandailah untuk pemakain luar


6. Neiter (ne iteretur) = tidak diulang
Step 2
1. Apa tujuan dari skrining resep?

2. Bagaimana cara menentukan BUD dari resep puyer?

3. Bagaimana skrining administrasi pada skenario?

4. Apa hal yang harus diperhatikan dalam skrining farmasetik?

5. Apa hal yang harus diperhatikan dalam skrining klinis?

6. Bagaimana interaksi obat yang terjadi dalam resep?


7. Mengapa antibiotik ciprofloksasin tidak dapat di campur dengan obat lain dalam

peracikan puyer?

8. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan peracikan?

9. Bagaimana perhitungan peracikan puyer yang terdapat pada skenario?

10. Bagaimana perhitungan peracikan krim yang terdapat pada skenario?

11. Apa informasi yang perlu disampaikan apoteker terkait pada skenario?

Step 3

1. Apa tujuan dari skrining resep?

Jawab :

Untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, dan apabila terdapat kesalahan

dapat dikonsultasikan ke dokter sebagai penulis resep.

2. Bagaimana cara menentukan BUD?

Jawab :

-Pada sediaan puyer yaitu 1 bln dari peracikan

-pada sediaan topikal/dermal (semisolid) yaitu tdk boleh lebih dari 30 hari

-pada sediaan tetes mata dan telinga yaitu 28 hari sejak pertama kali di buka

-tetes mata minidose yaitu 3 x 24 jam sejak d buka

-sediaan sirup kering yaitu 7-14 hari sejak di encerkan

-injeksi insulin yaitu 28 hari sejak pertama kali digunakan dan disimpan pada suhu

ruang

Cara menentukan BUD lainnya adalah

1. Tentukan ED terendah dari masing2 obat

2. Jika , < 6 bulan BUD mengikut ED terendah dari obatnya


3. Jika > 6 bulan maka 25% dari ED terendah

3. Bagaimana skrining administrasi pada skenario?

Jawab :

Nama Dr : Ada

Sip Dr : ada

Alamat dan nmr hp : ada

Kota dan tanggal penulisan : ada

Nama obat : ada

Jlm obat : ada

Kekuatan obat : ada

Aturan Pake : ada

Nama pasien : ada

Alamat pasien : ada

BB pasien : ada

4. Apa hal yang harus diperhatikan dalam skrining farmasetik?

Jawab :

-Pengkajian secara farmasetik

Bentuk sediaan

Kekuatan oba

Dosis obat

Jumlah obat

Stabilitas

Kompatibilitas

Aturan pakai
Cara penggunaan

5. Apa hal yang harus diperhatikan dalam skrining klinis?

Jawab :

Dalam skrining klinis yang perlu d perhatikan yaitu, ketepatan dosis obat kepada

pasien, aturan pakai, cara penggunaan, Indikasi obat, Kontra indikasi obat, Interaksi

obat, Duplikasi, Efek samping obat. Untuk tiap resep yang di berikan ke pasien.

6. Bagaimana interaksi obat yang terjadi dalam resep?

Jawab :

Ciprofloxacin dan obat-obat-obatan lain di kelasnya dapat menyebabkan tendon

pecah. Dan resiko nya dapat meningkatkan ketika di kombinasikan dengan steroid

seperti prednisone. Untuk Orang dewasa yang berusia lebih dari 60 tahun mungkin

sangat rentang. Dan sebaiknya berhenti menggunakan ciprofloxacin jika mengalami

rasa sakit,bengkak,dan radang bagian tendon atau seperti bagian belakang

pergelangan kaki.

7. Mengapa antibiotik ciprofloksasin tidak dapat di campur dengan obat lain dalam

peracikan puyer?

Jawab :

Seperti yang kita ketahui dalam penggunaan atau terapi AB itu obatnya harus di

habiskan .. sedangkan jika ingin di satukan dengan obat lain dalam resep puyer, tidak

Ccen krn ada beberapa obat yg di konsumsi hanya pada saat gejala di rasakan

sedangkan AB harus di habiskan.. jadi jika di campur maka obat yg lain yg tidak perlu

dapat menimbulkan ES

8. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan peracikan?

Jawab:
- kelengkapan dari resep

- kesesuaian nama obat pada resep dan obat yg di ambil

-kekuatan obat

-ketepatan dalam menghitung jumlah obat yg akan di racik

-Kebersihan lingkungan

9. Bagaimana perhitungan peracikan puyer yang terdapat pada Ccenario?

Jawab :

Perhitungan Racikan Puyer

Ciprofloksasin = 65 mg x 20 = 1300 mg untuk 20 bungkus puyer

Asthrof = 0,5 mg x 20 = 10 mg untuk 20 bungkus puyer

Prednisone = 2,5 mg x 20 = 50 mg untuk 20 bungkus puyer

Vectrin 1/6 kapsul x 20 = 3,3 kapsul untuk 20 bungkus puyer

10. Bagaimana perhitungan peracikan krim yang terdapat pada Ccenario?

Jawab :

Asam salisilat 7/100 x 10 gram = 0,7 gram

Kloderma krim 10 gram

Jadi 0,7 gram asam salisilat dicampur dengan 10 gram kloderma krim

11. Apa informasi yang perlu disampaikan apoteker terkait pada cC enario?

Jawab :

Memberikan informasi mengenai cara penggunanaan obat dan hal-hal yang terkait

dengan obat. Misalnya manfaat obat, makanan dan minuman yang harus di hindari,

kemungkinan efek samping, cara penyimpanan. Kemudian memberikan informasi

meliputi dosis yang di berikan, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode

pemberian.
Step 4

Step 5

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai compounding dan


dispensing dalam praktek kefarmasian
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan skrining resep
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam skrining resep
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrining administrasi resep
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrining farmasetik resep
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrining klinis resep
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara penentuan BUD

Anda mungkin juga menyukai