STRUKTUR HEWAN
Judul Praktikum : Euthanasi, Pembedahan dan Pembuatan Sediaan Hewan
Kelas : Biologi B
2. Bimarto Bora
Kelompok : 8 ( Delapan )
1. Usman Amali
2. Yulianti A.S Karim
3. Raihan Kurniawati Bata
4. Masna Ahaya
5. Mu’min Pakaya
Nilai Paraf
2013
1
PRAKTIKUM I
2
metode parafin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena hampir semua
macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan metoda ini.
Kebaikan-kebaikan metoda ini adalah irisan yang dihasilkan jauh lebih tipis dari
pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan metoda beku,
tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin tebal irisan
dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan
dengan mudah bila menggunakan metode ini. Prosedurnya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan metode seloidin. Namun metode paraffin juga memiliki
kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah. Jaringan-
jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan.
Percobaan pembuatan preparat permanen dengan metode parafin
dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya pembiusan (narcose),
pengumpulan (colleting / diseksi), fiksasi (fixation), aerasi, dehidrasi, penjernihan
(clearing), infiltrasi (infiltration), penanaman (embedding), penyayatan
(sectioning), afiksasi (affixing), pewarnaan (staining) dan penutupan (mounting).
Pembiusan (narcose) ialah proses yang khusus untuk preparat hewan
bertujuan untuk memudahkan pengambilan jaringan atau bagian jaringan pada
hewan. Pembiusan berguna untuk mengambil organ hewan dalam keadaan hidup
sehingga organ yang diambil tidak jauh dari keadaan ketika hidup. Hindari
pembiusan yang berlebihan sehingga hewan tersebut mati. Pembiusan tidak perlu
dilakukan jika yang akan diambil atau diamati adalah jaringan yang menyangkut
kelenjar-kelenjar (endokrinologi), karena mungkin akan berpengaruh terhadap
hormon-hormon yang terkandung di dalamnya (Anonim. 2012)
4
E. Prosedur Kerja
1. Euthanasi pada Katak
KATAK
5
2. Euthanasi pada Hamster
A. Metode Fisik (Dislokasi leher)
Metode fisik
(Dislokasi Leher)
Metode Non-Inhalasi
(Injeksi)
6
F. Hasil pengamatan
1. Katak
1
8
2
4
7
5
Keterangan :
1. Esophagus
2. Jantung
3. Hati
4. Lambung
5. Usus besar
6. Kloaka
7. Ginjal
8. Pankreas
7
2. Hamster
2
1
7
5
Keterangan :
1. Tulang rusuk
2. Tulang dada
3. Jantung
4. Hati
5. Usus besar
6. Usus halus
7. Testis
8. Kloaka
8
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam melakukan Euthanasi yang pada hewan perlakuan. Agar tidak
merusak organ dalam dari hewan yang akan kita amati maka pada katak metode
Euthanasi yang di gunakan yaitu dengan menggunakan metode inhalasi. Dimana
metode inhalasi ini yaitu kami menggunakan kloroform untuk membius katak
melalui saluran pernafasaanya, sehingga memudahkan kami dalam proses
pembedahan dan dapat menentukan organ organ dalamnya dengan mudah.
Adapun morfologi dan anatomi yang kami tentukan pada katak yaitu:
1. Morfologi
a. Mulut
b. Kepala
c. Celah hidung
d. Mata
e. Tungkai depan
f. Tungkai belakang
g. Kulit
2. Anotomi
a. Esophagus
b. Jantung
c. Hati
d. Lambung
e. Usus besar
f. Ginjal
g. Kloaka
h. Pankreas
Sedangkan pada hamster metode Euthanasi yang kami gunakan yaitu
dislokasi leher dan metode Non inhalasi (injeksi). Metode dislokasi leher di
9
lakukan dengan memegang dengan memegang di daerah leher Hamster
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian menarik ujung ekor Hamster
secara seketika di sertai dengan menekan bagian leher. Sedangkan pada metode
inhalasi (injeksi) yaitu dengan menyuntikan agensia kimia tertentu pada bagian
pembuluh darah Hamster. Menggunakan metode ini di gunakan agar hewan
perlakuan (Hamster) tidak terlalu merasakan sakit dan stres yang berlebihan
sehingga tidak akan merusak organ yang hendak kami amati. Selain itu
penggunaan metode ini memastikan hewan perlakuan (Hamster) mati secara
seketika tanpa merasakan penyiksaan dan memudahkan kita dalam melakukan
pembedahan.
Adapun morfologi dan anatomi yang kami amati sebagai berikut :
1. Morfologi
a. Kepala
b. Mata
c. Mulut, di dalam mulut terdapat gigi dan lidah
d. Hidung
e. Pada bagian kulit terdapat rambut
f. Tungkai depan
g. Tungkai belakang
h. Anus
2. Anatomi
a. Tulang rusuk
b. Tulang dada
c. Jantung
d. Hati
e. Usus besar
f. Usus halus
g. Testis
h. Kloaka
10
H. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
Euthanasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya
Metode inhalasi, Metode Non Inhalasi (Injeksi), Metode Fisik. Penggunaan
metode dalam Euthanasi digunakan berdasarkan jenis dan tujuan pengamatan
yang akan dilakukan pada hewan perlakuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12