Anda di halaman 1dari 14

SISTEM ENDOKRIN

KELOMPOK 3
Kelas C off C-F 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hanifa fitria ratri (130341614781)


Henrika jempormase (130341614
Lailil hidayah (130341614827)
Mayang puspa rena (130341614833)
Riska nurlaili (130341614848)
Sasty alvionita (130341614828)
Zulfindira septri ruudevi (130341614831)

1. Jelaskan dengan contoh bahwa sistem saraf dan sistem


endokrin sebagai sistem integratif yang memiliki hubungan
yang sangat erat!
Sistem saraf dan sistem endokrin mempunyai hubungan erat
dalam hal fungsi integratif. Hal ini dapat ditunjukan dalam
fenomena sekresi hormon trofik pada hipofisis lobus anterior
diregulasi oleh kerja hormon-hormon lain yang berasal dari
hipotlamus (hormon releasing atau hormon inhibiting) dan diangkut
ke lobus anterior hipofisis melalui pembuluh darah khusus yang
dikenal sebagai sistem porta hipotalamo-hipofiseral. Contoh lain
adalah eksitasi medula adrenal dan mungkin juga bagian
intermedia pada beberapa jenis hewan langsung dipengaruhi oleh
saraf . Selain itu sel saraf umumnya memiliki fungsi ganda, yaitu
selain berfungsi mengkondusi impuls saraf, juga mensekresikan zat
neuroendokrin tertentu sebagai neurotransmiter (misalnya
asetilkolin, norepinefin), yang memiliki peranan penting pada
sinapsis interneuron dan neuromotor (Soewolo 1999).
Sumber: Soewolo.1999. Fisiologi Manusia. Malang : IMSTEP-JICA.

Dari pemaparan contoh diatas dapat diketahui


bahwa peran sistem saraf tidak dapat terlepas
dari sistem endokrin atau hormon. Jika diambil
dari pemaparan contoh diatas, paling sedikit
ada dua kelenjar yang mensekresikan
hormonnya hampir seluruhnya sebagai respons
terhadap rangsangan saraf yang tepat, yakni
kelenjar medula adrenal dan kelenjar hipofisis.
Sebaliknya, sebagian besar hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis mengatur
sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain.
Sumber: Soewolo.1999. Fisiologi Manusia. Malang : IMSTEP-JICA.

2. Jelaskan perbedaan antara sistem saraf dan sistem


endokrin, meliputi (a) bentuk sinyalnya, (b) medium untuk
menyampaikan sinyal, (c) jaringan targetnya, dan (d)
kecepatan rambatan
sinyalnya! Sistem saraf
No
Perbedaan
Sistem endokrin
1.
1.
1.

1.

Bentuk sinyalnya

Melalui impuls saraf Melepas


molekul
atau potensial aksi. kurir yang disebut
hormon
Medium
untuk Sepanjang
akson Dalam aliran darah
menyampaika
n neuron
sinyal
Jaringan target
Jaringan targetnya Menghantarkan
otot kontraksi dan hormon ke selurih
kelenjar bersekresi. sel
sasaran
di
seluruh
tubuh.
Mengubah aktivitas
metabolik,
mengatur
pertumbuhan dan
perkembanagn
serta
memandu
proses reproduksi.
Kecepatan rambat Sistem saraf dapat Sistem
endokrin
atau sinyalnya
bekerja
secara bekerja
secara
cepat
merespon lambat
dalam
suatu
stimulus merespon
suatu
Sumber : Soewolo.1999. Fisiologi Manusia. Malang : IMSTEP(integrator primer) stimulus (integrator

3. Sekresi hormon diatur berdasarkan mekanisme umpan balik (feedback).


Jelaskan maksudnya dengan contoh!
Mekanisme umpan balik (feedback) yaitu produksi suatu hormone (hormone X)
dipengaruhi oleh hormone lain (hormone Y) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin Z
untuk memproduksi Y.

Misalnya hormone tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid hanya
dapat aktif mensekresikan tiroksin apabila dirangsang oleh TSH (thyroid stimulating
hormone = hormone perangsang kelenjar tiroid) yang dihasilkan oleh adenohipofisis.
Sedangkan adenohipofisis hanya dapat menghasilkan TSH jika dirangsang oleh TRF
(thyrotropin releasing factor = factor pelepas tirotropin) yang dihasilkan oleh
hipotalamus.

Urutan pengendaliannya kurang lebih seperti berikut:


Apabila kadar tiroksin dalam darah di bawah kadar minimum, hipotalamus akan
membebaskan TRF yang segera merangsang kelenjar hipofisis membebaskan TSH, yang
kemudian mempengaruhi kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin. Dengan cara ini
tiroksin dalam darah akan segera meningkat. Tiroksin selain merangsang laju respirasi,
bila kadar darah meningkat sampai batas tertentu, akan menghambat aktivitas
hipotalamus dan hipofisis. Dengan hambatan tiroksin, hipotalamus akan menurunkan
aktivitas hipofisis dalam memproduksi TSH. Bila kadar TSH turun, maka produksi tiroksin
akan turun, maka produksi tiroksin akan turun. Dengan mekanisme umpan balik seperti
ini maka produksi suatu hormone dapat dipertahankan dalam keadaan seimbang.

Sumber: Soewolo. 2000 . Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :


DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.

4. Jelaskan dua mekanisme kerja hormon dalam mempengaruhi


sel atau jaringan target!
Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana hormon mempengaruhi sel-sel
target:
a. Teori duta kedua (second messenger theory)
b. Mekanisme dua tahap (aktivasi gen oleh hormon tiroid)

a. Teori duta dua


Hormon polipeptida melekat ke reseptor-reseptor pada sel target. Reseptorreseptor tersebut berikatan dengan enzim siklase adenilat (adenylat
cyclase) yang terletak pada permukaan dalam membran plasma.
Melekatnya hormon polipeptida ke reseptor mengaktifkan siklase adenilat.
Enzim yang telah diaktifkan tersebut akan mengkatalisis perubahan ATP
intraseluler menjadi AMP siklik, suatu nukleotida khusus.
Enzim ini akan mengaktifkan enzim sitoplasmik yang tidak aktif atau
mengahmbat enzim-enzim yang telah aktif. Protein kinase mengkatalisis
penambahan ion fosfat ke enzim-enzim seluler yang akan mengaktifkan
enzim dan menginaktifkan enzim yang lain.hasilnya adalah suatu
perubahan fisiologis seluler.

Sumber: Soewolo. 2000 . Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :


DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber: Soewolo. 2000 . Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :


DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.

b.

Mekanisme dua tahap

Hormon-hormon steroid dengan meudah menembus membran plasma.


Di dalam sel (mungkin juga dalam inti) hormon steroid berikatan dengan
protein reseptor. Seperti pasangannya pada membran plasma, setiap
reseptor mengenali dan mengikat satu tipe hormon steroid saja (bersifat
khusus).
Bila suatu steroid melekat ke reseptornya, maka akan menyebabkan
protein-protein tersebut mengubah sedikit bentuknya. Hal ini
mengangtifkan kompleks reseptor-hormon. Pengaktifan ini meningkatkan
daya tarik ke kromatin (materi genetic dalam inti)
Kompleks yang telah diaktifkan tersebut kemudian melekat ke kromatin
pada tempat perlekatan khusus pada ADN yang dikenal sebagai suatu
acceptor site.
Melekatnya kompleks reseptor-steroid ke kromatin akan mengaktifkan ke
gen-gen tertentu, menghasilkan transkripsi ADN yang berfungsi sebagai
ADN duta.
ADN duta, selanjutnya mempersiapkan suatu template untuk produksi
protein structural dan/atau enzim-enzim. Jadi dengan demikian hormonehormon steroid mempengaruhi struktur dan fungsi-fungsi sel target.

Sumber: Soewolo. 2000 . Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :


DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber: Soewolo. 2000 . Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :


DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.

5. Apa perbedaan antara neurohipofisis dan


adenohipofisis?
Neurohipofisis:
Kelenjar ini tidak mensintesis hormone, namun melepas dan
menyimpan dua hormone. Kelenjar ini terdiri dari sel-sel
pituicytes (pituisit) yang kenampakkannya sama dengan
neuroglia, dan terminal akson neuron sekretori hipotalamus
yang
disebut
sel-sel
neurosekretori.
Badan
sel
neurosekretori menghasilkan dua hormon:
Oksitosin (OT): Selama pelahiran, oksitosin mempertinggi
kontraksi otot polos dalam dinding uterus. Setelah bayi lahir,
oksitosin merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar
susu dalam menjawab rangsang mekanik yang diberikan
oleh hisapan bayi.
Antidiuretic Hormone (ADH): berfungsi untuk mengurangi
keluaran urin
Sumber : Soewolo., Basoeki, S., dan Yudani, T. 2003. Fisiologi
Manusia. Malang: JICA

Adenohipofisis:
Kelenjar ini mensekresi hormone yang mengatur satu
rentang luas kegiatan dari pertumbuhan sampai reproduksi.
Lepasnya hormon dirangsang oleh hormon penglepas dan
dihambat oleh hormon penghambat dari hipotalamus.
Lima jenis utama sel pituitari anterior mensekresi tujuh
hormon:
Somatotrof: menghasilkan hormon pertumbuhan (GH)
Laktotrof: mensintesis prolactin
Kortikotrof: mensintesis hormon adenokortikotropik (ACTH).
Beberapa kortikotrof juga mensekresi hormon perangsang
melanosit (MSH)
Tirotrof: menghasilkan hormon perangsang tiroid (TSH)
Gonadotrof: menghasilkan hormon perangsang folikel (FSH)
: Soewolo.,
Basoeki,
danSumber
hormon
luteinizing
(LH) S., dan Yudani, T. 2003. Fisiologi
Manusia. Malang: JICA

6. Bagaimana peranan juvenile hormone dan hormon ekdison

terhadap perkembangan metamorfosis serangga?


Peranan hormon ekdison dan juvenile hormon dalam metamorfosis
serangga adalah untuk pengendalian metamorfosis serangga. Yang
pertama disebut hormon pergantian kulit (ekdison) dan yang
dihasilkan oleh kelenjar prothoraks, yang kedua adalah hormon
juwana (juvenile hormon ) yang dihasilkan oleh korpora allata. Proses
dari keterlibatan kedua hormon tersebut adalah sebagai berikut
(Soewolo,1999).
Telur menetas menghasilkan larva tahap awal. Hormon pergantian
kulit (ekdison) yang dihasilkan oleh kelenjar prothoraks dan
dirangsang oleh hormon otak prothpracicotropic hormon (PTTH)
mengakibatkan terjadinya pergantian kulit (ekdisis) yang susul
menyusul untuk kemudian melewati tahap pupa membentuk struktur
dewasa. Akan tetapi pengaruh hormon ekdison dihambat oleh hormon
juwana. Produksi hormon juwana menyusut bersama-sama dengan
berlangsungnya pergantian kulit yang susul menyusul, akhirnya
pengaruh ekdison yang dominan, dan larva mengalami diferensiasi
menjadi bentuk dewasa (Soewolo,1999).
Sumber : Soewolo.1999. Fisiologi Manusia. Malang : IMSTEP-JICA

er : Robinson, Gilbert.E dan E. L. Vargo. 1997. Juvenile Hormone in Adult


al Hymenoptera: Gonadotropin and Behavioral Pacemaker. Insect Biochemistry
hysiology 35:559583

Terimakasih ~

Anda mungkin juga menyukai