Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

PKL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

“PENCAMPURAN INTRAVENA ADMIXTURE OBAT AMOKSISILIN – ASAM


KLAVULANAT”

Di Susun Oleh :

Nama : Lisna Rabiatul Adawiah

NIM : 052191082

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “PENCAMPURAN IV ADMIXTURE OBAT AMOKSISILIN-ASAM
KLAVULANAT”.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang positif dan bersifat
membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap penulis dan pembaca.

Kota Bima, 13 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ...... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................. ...... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... ...... 3

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... ...... 4

A. Pendahuluan ................................................................................ ...... 4


B. Rumusan Masalah........................................................................ ...... 5
C. Tujuan ......................................................................................... ...... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. ...... 6

A. Pencampuran iv admixture obat amoksisilin-asam klavulanat ...... ...... 6


B. Stabilitas obat setelah pencampuran ............................................. .... 10
C. Cara pemberian obat kepada pasien.............................................. .... 10
D. Cara penyimpanan setelah rekontruksi ......................................... .... 11
E. Interaksi Amoksisilin-asam klavulanat dengan obat lain............... .... 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... .... 13

A. Kesimpulan ................................................................................... .... 13


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. .... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pencampuran sediaan intravena / steril harus dilakukan secara terpusat di


instalasi farmasi rumah sakit untuk menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya
kesalahan pemberian obat. Pencampuran obat secara intravena tidak lepas dari proses
pencampuran intravena (IV Admixture) sebelum diberikan kepada pasien.
Pencampuran intravena adalah rangkaian perunahan bentuk obat dari kondisi semula
menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis karena obat intravena adalah obat steril. (Sherma M dkk,
2013).
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan pencampuran sediaan intravena
yang dilakukan dibangsal perawatan memiliki kontaminasi lebih tinggi 10,9%
dibandingkan dengan yang disiapkan dalam Laminar Air Flow 5,5% (Potrez dkk
2974).
Sesuai dengan Permenkes No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit dijelaskan bahwa salah satu tugas pelayanan farmasi
klinis adalah pencampuran sediaan steril. Pencampuran sediaan intravena seharusnya
dilakukan secara terpusat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan menggunakan
ruang bersih yang dilengkapi dengan Laminar Air Flow untuk menghindari
kontaminasi dan infeksi nosokomial. (Kemenkes 2016).
Rumah Sakit Di Indonesia masih banyak yang belum menggunakan Laminal
Air Flow (LAF) untuk proses pencampuran Intravena dan proses pencampuran
sediaan intravena belum sepenuhnya dipegang oleh petugas farmasi. Sistem yang
digunakan masih mendegalasikan proses pencampuran intravena kepada ahli tenaga
kesehatan lain yaitu perawat ruangan. Oleh sebab itu, Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan mensyaratkan mempunyai ruangan kondisi khusus di rumah sakit
untuk yang belum mempunyai LAF dan pelatihan teknis aseptik agar kontaminasi saat
pencampuran intravena tidak terjadi. (Depkes, 2009).

4
Kombinasi amoxicilin dan asam klavulanat digunakan untuk mengobati
infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri, termasuk infeksi pada telinga paru –
paru, sinus, kulit, dan saluran kemih. Amoxicillin adalah kelas obat yang disebut
antibiotik seperti penisilin. Ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan
bakteri. Sedangkan asam klavulanat dalam kelas obat yang disebut inhibitor beta-
laktamase, bekerja dengan mencegah bakteri yang akan menguraikan amoksisilin.
Amoksisilin adalah pilihan utama untuk pengobatan infeksi saluran
pernapasan atas karena efektif dan murah. Karena digunakan begitu luas, fenomena
resistensi terhadap amoksisilin dan golongan penisilin yang lain muncul dengan cepat,
sehingga beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi amoksisilin turun hingga
10-30% dari dosis yang digunakan. Untuk meningkatkan potensi amoksisilin, saat ini
digunakan kombinasi amoksisilin – asam klavulanat dengan beberapa perbandingan
yang dibuktikan dalam beberapa penelitian mempunyai efektifitas lebih tinggi dari
golongan penisilin yang lain (Odenholt et al 2004).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah cara pencampuran obat iv admixture amoksisilin – asam
klavulanat ?
2. Bagaimanakah stabilitas obat setelah dilakukan pencampuran ?
3. Bagaimanakah cara pemberian obat kepada pasien ?
4. Bagaimanakah cara penyimpanan obat setelah direkontruksi ?
5. Bagaimana interaksi obat Amoksisilin-asam klavulanat dengan obat lain ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui cara pencampuran obat iv admixture
2. Mengetahui stabilitas obat setelah pencampuran
3. Mengetahui cara pemberian obat kepada pasien
4. Mengetahui cara penyimpanan setelah rekontruksi
5. Mengetahui interaksi obat injeksi Amoksisilin-asam klavulanat dengan obat lain

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENCAMPURAN OBAT IV ADMIXTURE


 Penyiapan
Sebelum menjalankan proses pencampuran, perlu dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut (Depkes, 2009):

1. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5


BENAR ( benar pasien, obat, dosis, rute, dan waktu pemberian).
2. Memeriksa kondisi obat - obatan yang diterima (nama obat jumlah, no.batch,
tanggal kadarluarsa) serta melengkapi form permintaan.
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas / tidak
lengkap.
4. Menghitung kesesuaian dosis
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai
6. Menghitung jumlah pelarut yang digunakan.
7. Membuat label obat berdasarkan (nama pasien, no rekam medik, ruang
perawatan dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan tanggal pembuatan, dan
tanggal kadarluarsa campuran.
8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, no. Rekam medik, ruang
prawatan jumlah paket.
9. Melengkapi dokumen pencampuran obat
10. Memasukkan alat kesehatan label, dan obat-obatan yang akan dilakukan
pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box.

 Kebijakan dan prosedur : Pedoman yang diperlukan untuk menyiapkan


produk parenteral (protap-protap yang berkaitan dengan penyiapan iv
admixture) harus diuraikan dengan jelas dalam kebijakan yang dibuat oleh
farmasis. Selain itu, informasi yang lengkap mengenai labeling,
penyimpanan dan waktu daluwarsa sediaan juga harus tersedia.
 Ruangan : Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan
dan peralatan khusus untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan

6
menjamin keselamatan petugas dan lingkungannya.
 Pencampuran
Proses pencampuran obat intravena secara aseptis, mengikuti langkah
– langkah sebagai berikut :
1. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap
3. Menghidupkan Laminar Air Flow (LAF) sesuai prosedur tetap
4. Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF
5. Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat
6. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70%
7. Mengambil oba obatan dan alkes dari pass box
8. Melakukan pencampuran secara aseptis.
Teknik Aseptis :
 Dikerjakan didalam Laminar Air Flow
 Petugas harus mendapatkan pelatihan khusus
 Ada protap pemeliharaan alat, membersihkan disinfeksi di daerah
aseptic dispensing
 Semua produk dan alat harus dalam keadaan steril
 Tidak menyentuh bagian atau area yang dapat terkontaminasi bakteri,
contoh jaru ujung srynge tutup vial.
 Tidak mengeluarkan tangan dari LAF hood selama pengerjaan
 Tidak diperkenankan keluar masuk ruang aseptis dispensing selama
proses pengerjaan.
Prosedur tetap penggunaan laminar air flow (LAF)

 Hubungkan LAF dengan sumber listrik yang sesuai (220 volt)


 Nyalakan blower dan lampu UV minimal 15 menit sebelum
digunakan
 Matikan lampu UV
 Buka pintu penutup LAF dan letakkan secara horisontal di atas meja
 Bersihkan permukaan LAF dengan Iso Propol Alkohol (IPA) atau
alkohol 70 % menggunakan lap yang tidak berserat :
 Seka semua bahan dan alat yang akan dimasukkan ke dalam LAF
dengan alkohol 70 %
7
 Letakkan bahan dan alat di dalam LAF sesuai tata letak
 Biarkan 5 menit untuk menghilangkan turbulensi udara

Contoh gambar Laminar Air Flow (LAF)

Teknik memindahkan obat dari ampul

 Membuka ampul larutan obat


 Pegang ampul dengan posisi 45º dan masukkan spuit kedalam ampul, tarik
seluruh larutan dari ampul tutp needle.
 Pegang ampul dengan posisi 45º sesuaikan volume larutan sesuai dengan
yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali lautan obat yang
berlebihan kembali ke ampul.
 Tutup kembali needle
 Untuk permintaan infus iv, suntikkan larutan obat kedalam botol infus
dengan posisi 45º perlahan lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna
 Untuk permintaan iv bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk
penyuntikan
 Setelah sesuai, buang seluruh bahan yang telah rekontaminasi kedalam
kantong buangan tertutup.
Teknik memindahkan obat dari ampul

 Membuka vial larutan obat dan masukkan spuit dalam vial


 Masukkan pelarut yang sesuai dalam vial, gerakan perlahan untuk

8
melarutkan obat
 Ganti needle dengan needle yang baru
 Beri tekanan dengan cara menarik udara kedalam spuit tersebut
 Pegang vial dengan posisi 45º perlahan agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna
 Untuk permintaan iv bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai
penyuntikan
 Setelah selesai buang seluruh bahan yang terkonaminasi dalam kantong
buangan tertutup.
9. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat
hasil pencampuran
10. Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat – obatan
yang harus terlindung dari cahaya
11. Memasukkan spuit stsun infus kedalam wadah pengiriman
12. Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box
13. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan
khusus

 Cara pencampuran obat amoksisilin - asam klavulanat :


Obat – obat yang sediaannya berbentuk dry powder seperti amoksisilin
memerlukan rekontruksi dengan aqua pro injeksi atau NaCl 0,9% sebelum
digunakan. Keuntungan dari sediaan berbentuk dry powder ini adalah dapat
disimpan dalam waktu yang lama.

 Untuk Rute IV  Amoxycillin – asam clavulanat (co amoxiclav) 500


mg : dilarutkan dengan 10 ml aqua pro injeksi
 Untuk Rute IV  Amoxycillin – asam clavulanat (co amoxiclav) 1 g :
dilarutkan dengan 20 ml aqua pro injeksi
 Untuk Rute IV Drip  Amoxycillin – asam clavulanat (co amoxiclav)
500 mg : dilarutkan dengan 50 ml NS (NaCl 0,9%)
 Untuk Rute IV Drip  Amoxycillin – asam clavulanat (co amoxiclav)
1 g : dilarutkan dengan 100 ml NS (NaCl 0,9%)

9
B. STABILITAS OBAT SETELAH PENCAMPURAN
Stabilitas obat amoksisilin - asam klavulanat :
 Stabilitas yaitu pada suhu 25ºC dalam waktu 20 menit setelah
dilakukan rekontruksi.
 Tidak stabil pada suhu 4-8ºC.
 Untuk Co Amoxiclav 1 g terjadi penurunan potensi pada penyimpanan,
sebaiknya segera digunakan setelah direkontruksi.

C. CARA PEMBERIAN OBAT KE PASIEN


Cara pemberian obat ke pasien (Depkes, 2009) :
1. Injeksi Intravena
Injeksi intravena dapat diberikan dengan berbagai cara, untuk jangka waktu
yang pendek atau waktu yang lama.
 Injeksi Bolus
Injeksi bolus volumenya kecil ≤ 10 ml , biasanya diberikan dalam waktu 3-
5 menit kecuali ditentukan lain untuk obat – obatan tertentu.
 Infus
Infus dapat diberikan secara sigkat atau terus menerus
- Infus Singkat : diberikan secara 10 menit atau lebih lama. Waktu
pemberian infus singkat jarang lebih dari 6 jam per dosis
- Infus Kontinu : diberikan selama 24 jam. Volume infus dapat beragam
mulai dari volme infus kecil diberikan secara subkutan dengan pompa
suntik misalnya 1 ml per jam, hingga 3 liter atau lebih selama 24 jam
misalnya nutrisi parenteral.
2. Injeksi Intratekal
Adalah pemberin injeksi melalui sum-sum tulang belakang . volume cairan
yang dimasukkan sama dengan volume cairan yang dikeluarkan.
3. Injeksi Subkutan
Injeksi Subkutan adalah pemberian injeksi dibawah kulit
4. Injeksi Intramuskular
Injeksi Intramuskular adalah pemberian injeksi di otot.

10
Cara pemberian obat amoksisilin - asam klavulanat kepada pasien :
 Diberikan iv pelan – pelan dalam waktu 3 – 4 menit
 Untuk iv drip diberikan dalam waktu 30 – 40 menit.

D. Penyimpanan setelah direkontruksi


Penyimpanan obat amoksisilin - asam klavulanat setelah direkontruksi :
 Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan
pencampuran tergantung pada stabilitas masing masing obat. Kondisi
khusus penyimpanan:
o Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan kertas
karbon/kantong plastik warna hitam atau aluminium foil.
o Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari pendingin
(bukan freezer).
 Amoksisilin – Asam Klavulanat stabilitas pada penyimpanan yaitu pada
suhu 25ºC dalam waktu 20 menit setelah dilakukan rekontruksi.

E. Interaksi Obat Amoksisilin – Asam Klavulanat dengan obat lain


Menurut Drug Interaction terdapat 9 major interaksi, 45 moderate
interaksi dan 8 minor interaksi.

 Mayor : Sangat signifikann secara klinis. Hindari kombinasi, resiko


interaksi lebih esar daripada manfaatnya.
 Moderate : Cukup signifikan secara klinis. Biasanya hindari kombinasi,
gunakan dalam keadaan khusus.
 Minor : Minimal signifikan secara klinis, minimal resiko ; menilai resiko
dan mempertimbangkan obat alternatif, mengambil langkah untuk
menghindari resiko interaksi dan atau membuat rencana pemantauan.
 Interaksi yang dilaporkan yaitu :
- Advil (ibu profen)
- Aspirin Low Strength (Aspirin)
- Benadryl (dypenhidramine)
- Mucinex (guaifenesin)
- Ventolin HFA (Albuterol)

11
- Lyrica (Pregabalin)
- Prednisone
- Metoprolol

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pencampuran intravena
adalah rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru
dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis
karena obat intravena adalah obat steril.

Pencampuran sediaan intravena dilakukan secara terpusat di Instalasi Farmasi


Rumah Sakit dengan menggunakan ruang bersih yang dilengkapi dengan Laminar Air
Flow untuk menghindari kontaminasi dan infeksi nosokomial.

13
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Dispensing Sediaan Steril [Internet].


Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009. Available from:
http://binfar.kemkes.go.id/
Drug.com / Drug Interaction Checker – Amoxicillin/Asam Klavulanat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
[Internet]. 2016. Available from: http:// binfar.kemkes.go.id/

Sharma M, Cheung JK, Dabbara A, Petersen J. Intravenous Admixture Compatibility for


Sterile Products: Challenges and Regulatory Guidance. In: Sterile Product Development
[Internet]. Springer, New York, NY; 2013 [dikutip 9 Januari 2018]. hlm. 461–74. (AAPS
Advances in the Pharmaceutical Sciences Series).
Poretz DM, Guynn JB, Duma RJ, Dalton HP. Microbial contamination of glass bottle (open-
vented) and plastic bag (closed-nonvented) intravenous fluid delivery systems. Am J Hosp
Pharm. 1974;31(8):726–732.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencampuran obat suntik dan
penanganan sediaan sitostatika. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2009. Departemen Kesehatan RI

14

Anda mungkin juga menyukai