Anda di halaman 1dari 26

OBAT DIURETIK

Diuretik disebut pil air, adalah obat yang


dirancang untuk meningkatkan jumlah air
dan garam yang dikeluarkan dari tubuh
melalui urin.
Obat-obat ini sering diresepkan untuk
membantu mengobati tekanan darah
tinggi, tetapi obat-obatan ini juga
digunakan untuk mengatasi kondisi lain.
Kondisi yang paling umum diobati dengan
penggunaan diuretik adalah tekanan darah tinggi.
Diuretik berfungsi untuk membuang kelebihan
garam dan air dari dalam tubuh melalui urine.
Jumlah garam, terutama natrium, yang diserap
kembali oleh ginjal akan dikurangi. Natrium
tersebut akan ikut membawa cairan yang ada di
dalam darah, sehingga produksi urine bertambah.
Akibatnya, cairan tubuh akan berkurang dan
tekanan darah akan turun.
Diuretik umumnya digunakan untuk
mengobati penyakit yang menyebabkan
terjadinya penumpukan cairan dalam
tubuh (edema).
diuretik juga efektif dalam mengobati
darah tinggi atau hipertensi. Khusus
diuretik jenis karbonat anhidrase, dapat
juga mengobati glaukoma 
terkadang digunakan untuk mengobati
penyakit akibat ketinggian (altitude
sickness). Kondisi lain yang juga
membutuhkan diuretik adalah diabetes
insipidus.
Jenis diuretik
Jenis obat diuretik disebut tiazid, loop,
diuretik hemat kalium dan lainnya. Semuanya
membuat tubuh Anda mengeluarkan lebih
banyak cairan sebagai urin.
1. diuretik tiazid
Diuretik thiazide merupakan obat diuretik
yang bekerja dengan cara mengurangi
penyerapan natrium dalam ginjal, sehingga
meningkatkan produksi urine. 
thiazide dapat melebarkan pembuluh darah
sehingga lebih efektif dalam menurunkan
tekanan darah. Diuretik jenis thiazide ini
merupakan obat yang dianjurkan sebagai
lini pertama dalam mengatasi hipertensi.
Contoh obat jenis thiazide antara lain
adalah chlorthalidone, hydrochlorothiazide,
dan indapamide, metolazone,
cholrothiazide.
2. diuretik loop
Diuretik loop merupakan obat diuretik
yang bekerja pada loop (lengkung) Henle
di dalam ginjal. 
Obat jenis ini bekerja dengan
menurunkan penyerapan kalium, klorida,
dan natrium sehingga memaksa ginjal
meningkatkan jumlah urine.
 Dengan produksi urine yang meningkat, tekanan
darah akan turun serta kelebihan cairan yang
menumpuk di dalam tubuh dan paru-paru akan
berkurang. Contoh obat jenis diuretik loop, antara
lain adalah bumetanide, furosemid, torsemid.
3. diuretik hemat kalium
merupakan jenis diuretik yang mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan natrium dalam
urine tanpa ikut membawa kalium keluar dari
tubuh.
Diuretik hemat kalium tepat digunakan untuk
mencegah hipokalemia.
Contoh diuretik golongan ini antara lain adalah
amiloride, eplerenone, spironolactone, dan
triamterene.
4. diuretik osmotik
 Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh
yang disaring keluar oleh ginjal, sekaligus
menghambat penyerapan cairan kembali oleh
ginjal.
Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.
5.Penghambat karbonat anhidrase
Obat diuretik jenis ini bekerja dengan cara
meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat,
natrium, kalium, dan air yang dikeluarkan
dari ginjal.
Penghambat karbonat digunakan untuk
menurunkan jumlah cairan di dalam bola
mata dan terkadang mengatasi penyakit
akibat ketinggian. Salah satu contoh obat ini
adalah acetazolamide.
EFEK SAMPING
Efek samping yang lebih umum dari diuretik meliputi:
Pusing atau sakit kepala.
Sering merasa haus.
Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.
Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.
Gatal-gatal dan ruam pada kulit.
Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik
loop.
Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.
Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.
Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan
spironolactone.
Peringatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak
menggunakan obat diuretik, antara lain adalah:
Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami
permasalahan buang air kecil atau jika memiliki alergi
 terhadap obat diuretik.
Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi
, menderita penyakit liver, penyakit ginjal, atau gangguan
irama jantung.
Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya
menghindari penggunaan obat diuretik.
Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun
atau lebih.
Informasikan kepada dokter bila Anda
memiliki alergi terhadap obat golongan 
sulfonamida atau sulfa, seperti
kotrimoksazol.
Penggunaan diuretik bersamaan dengan
kemoterapi berbahan dasar platinum, seperti
cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta
antibiotik aminoglikosida dapat
memperburuk efek samping gangguan
pendengaran.
Jenis, merk, dan dosis
1.Indapamide
Merek dagang: Natrilix SR, Aldapres,
Bioprexum plus.
Kondisi: Pengobatan edema
Oral
Dosis: 2,5-5 mg satu kali per hari.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis: 1,25-2,5 mg sekali sehari. Dapat
dikombinasikan dengan obat anti hipertensi lain.
2. Hydrochlorothiazide
Merek dagang Hydrochlorothiazide, Co-irvell,
Blopress plus, Olmetec plus, Lodoz, Irtan plus,
Coaprovel.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis: 12,5-50 mg sekali sehari. Obat ini dapat
dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya.
Kondisi: Pengobatan edema
Oral
Dewasa: dosis 25-100 mg/hari, 1-2 kali/hari atau
sesuai anjuran dokter. Untuk lanjut usia, dosis akan
dikurangi sesuai anjuran dokter.
Anak usia< 6 bulan: 1-3 mg/kg berat badan
(BB)/hari, 1-2 kali per Dosis maksimum 37,5
mg/hari.
Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun: 1-2
mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis maksimum
37,5 mg/hari.
Anak usia > 2-12 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali
per hari. Dosis maksimum 100 mg/hari.
3. Chlorthalidone
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dewasa: 12,5-25 mg per hari. Dapat dikombinasikan dengan
antihipertensi yang lain.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.
Kondisi: Pengobatan diabetes insipidus
Oral
Dewasa: 25-100 mg, dua kali sehari.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.
Kondisi: Pengobatan edema dan gagal jantung
Oral
Dewasa: 25-200 mg per hari atau sesuai dengan anjuran dokter.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.
4. Bumetanide
Kondisi: Pengobatan edema
Oral
Dewasa: Dosis 1 mg diminum langsung pada pagi
atau sore hari, dilanjutkan dengan 1 mg setelah 6-8
jam kemudian.
Lansia: Pemberian pada orang yang sudah tua
disesuaikan dengan anjuran dokter.
Suntik intramuskular dan intravena
Dosis: tergantung pada kondisi dan anjuran dokter
5. Furosemide
Merek dagang Diuvar, Edemin, Farsix, Lasix,
Roxemid,dan Uresix.
Kondisi: Pengobatan edema paru
Intravena
Dosis: 40 mg diberikan melalui suntikan di
pembuluh darah vena (IV) lambat. Dosis: dapat
ditambahkan hingga 80 mg jika diperlukan.
Kondisi: Pengobatan edema yang berhubungan
dengan gagal jantung
Oral
Dewasa: 40 mg per hari dalam bentuk tablet
minum. Dosis dapat diturunkan hingga 20 mg
per hari atau setiap 2 hari.
Lansia: dimulai dari dosis yang kecil, bila perlu
dosis dinaikkan.
Dapat juga diberikan dalam bentuk IV pelan atau
suntikan ke otot sebanyak 20-50 mg. Dosis
maksimum 1.500 mg per hari
Anak-anak: 0,5-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis
maksimum 20 mg per hari.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis: 40-80 mg/hari. Dapat dikombinasikan
dengan obat hipertensi lainnya sesuai kebutuhan.
6. Amiloride
Merek dagang Lorinide Mite.
Kondisi: Pengobatan edema
Oral
Dosis: 2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum 20 mg
per hari.
7. Eplerenone
Kondisi: Pengobatan gagal jantung setelah serangan
jantung
Oral
Dosis: 25-50 mg/hari, dapat disesuaikan dengan kadar
kalium dalam darah atau sesuai dengan anjuran dokter.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis awal: 50 mg/hari. Maksimum 50 mg dua kali
sehari. Dapat dikombinasikan dengan anti hipertensi
lainnya
8. Spironolactone
Merek dagang Carpiaton 25, Carpiaton 100, Spirolacton,
Aldactone,dan Spirola.
Kondisi: Pengobatan edema, sirosis, dan asites
Oral
Dewasa: 100-400 mg/hari, atau sesuai anjuran dokter.
Anak-anak: 3 mg/kgBB dibagi dalam beberapa dosis, atau
sesuai dengan respon dan anjuran dokter.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis: 50-100 mg/hari yang dapat diminum sekaligus atau
dibagi menjadi dua dosis. Dosis dapat disesuaikan dengan
anjuran dokter
Kondisi: Pengobatan gagal jantung
Oral
Dewasa: 25-50 mg per hari, dapat diturunkan menjadi setiap 2
hari.
Anak-anak: 3 mg/kgBB, atau sesuai dengan respons obat dan
anjuran dokter.
Orang tua: dimulai dari dosis rendah, dan bila perlu dinaikkan
perlahan.
9. Acetazolamide
Merek dagang Glauseta
Kondisi: Pengobatan glaukoma
Oral
Dosis: 250-1.000 per hari, dibagi dalam beberapa dosis atau sesuai
dengan anjuran dokter.
Kondisi: Pencegahan penyakit akibat ketinggian
Oral
Dosis: 500-1.000 mg per hari, dibagi dalam beberapa dosis.
Diminum 24-48 jam sebelum naik ke ketinggian.
Suntik
Dosis: suntikan akan diberikan sesuai dengan ajuran dokter.
10. Manitol
Merek dagang Infusan M20, dan Otsu-manitol.
Kondisi: Edema otak, peningkatan tekanan dalam otak dan bola
mata
Infus
Dosis: 0,25-2 g/kgBB melalui infus, diberikan dalam waktu 30-
60 menit

Anda mungkin juga menyukai