Anda di halaman 1dari 5

LAPORRAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PEMBUATAN MINYAK ATSIRI MAWAR DENGAN METODE DESTILASI UAP

Disusunoleh: KIKI SUKIRMAN (1112016200067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

I.

ABSTRAK Minyak atsiri mawar yang diekstrak dari bahan mahkota bunga berfungsi menjaga kelembaban kulit dan membantu menyamarkan kerutan pada kulit. Efek emosional minyak atsiri mawar adalah : menenangkan, mengurangi depresi, stress, ketegangan, mengendorkan saraf dan membantu mengatasi masalah insomnia. Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat minyak atsiri mawar dengan metode destilasi uap. Bunga mawar yang digunakan untuk proses destilasi uap sebesar 23,14 gram dan dihasilkan minyak atsiri sebesar 6,64 gram. Minyak atsiri yang dihasilkan pada praktikum ini tidak murni karena masih tercampur dengan air.

II.

PENDAHULUAN Distilasi uap adalah tipe khusus dari distilasi untuk suhu bahan sensitif seperti senyawa aromatik alami. banyak senyawa organik cenderung terurai pada suhu tinggi berkelanjutan. Pemisahan dengan distilasi normal maka tidak akan menjadi pilihan, sehingga air atau uap dimasukkan ke dalam alat distilasi. Dengan menambahkan air atau uap, titik didih senyawa yang

tertekan, yang memungkinkan mereka untuk menguap pada suhu yang lebih rendah, sebaiknya di bawah suhu di mana kerusakan bahan menjadi cukup besar. Jika zat yang akan disuling sangat sensitif terhadap panas, distilasi uap juga dapat dikombinasikan dengan distilasi vakum. Setelah distilasi uap dikondensasikan seperti biasa, biasanya menghasilkan sistem dua fasa air dan senyawa organik, sehingga memungkinkan untuk pemisahan sederhana (Dedi Irwandi, 2014). Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Minyak esensial digunakan pada berbagai produk yaitu deterjen, sabun, produk perawatan, kosmetik, farmasi, parfum, makanan, minuman ringan, minuman beralkohol dan insektisida. Produksi dan konsumsi dunia akan minyak esensial dan parfum meningkat pesat. Teknologi produksi merupakan elemen penting untuk meningkatkan hasil total dan kualitas minyak esensial. ( Caroline. 2011) Teknologi produksi minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yang dapat dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah (destilasi uap-air) dan dengan uap kering (dry steam). Hidrodestilasi adalah teknik yang paling sederhana dan oleh sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik tersebut. Destilasi uap-air adalah pernyempurnaan teknik hidrodestilasi. Destilasi dengan uap kering adalah teknik yang paling lanjut, dan paling hemat energi . Uap yang diperlukan untuk destilasi diperoleh dari suatu generator yang tempatnya terpisah dari ketel tempat berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum banyak digunakan untuk proses produksi minyak atsiri di Indonesia. Hal ini disebabkan sistem destilasi dengan uap kering lebih rumit daripada dua sistem destilasi uap yang lain. Pemanfaatan teknik yang lebih hemat energi tetapi lebih rumit tersebut sulit dilaksanakan oleh pelaku produksi minyak atsiri yang sebagian besar

terdiri atas petani atau pengrajin di pedesaan dalam bentuk industri kecil. Umumnya mereka awam mengenai teknologi produksi minyak atsiri. Itulah sebabnya upaya peningkatan mutu dan ekspor minyak atsiri memerlukan waktu yang cukup panjang. (Maria Inggrid H.,Harjoto Djojosubroto. 2012) Mahkota bunga mawar menghasilkan minyak atsiri yang banyak digunakan di berbagai industri parfum. Sebagian besar minyak atsiri mawar diproduksi di Bulgaria, Marokko, Iran dan Turki. Tidak kurang dari 300 komponen kimia yang ditemukan dalam minyak atsiri mawar di antaranya adalah citronellol, geraniol, nerol, linalool, phenyl ethyl alcohol, farnesol, stearoptene, -pinene, -pinene, -terpinene, limonene, p-cymene, camphene, -caryophyllene, neral, citronellyl acetate, geranyl acetate, neryl acetate, eugenol, methyl eugenol, rose oxide, -damascenone, -damascenone, benzaldehyde, benzyl alcohol, rhodinyl acetate, phenyl ethyl formate. Kandungan minyak atsiri mawar yang sangat kecil dalam bunga mawar menyebabkan harga minyak atsiri mawar sangat mahal hingga puluhan juta rupiah per liter. (hery purnobasuki. 2013)

III. MATERIAL DAN METODE Material : Kondensor, Tabung bola, Labu destilasi, Pembakar spirtus, Kaki 3 dan kassa, Statif, Labu Erlenmeyer, Air 250 mL, Bunga mawar, Neraca ohaus. Metode : 1. ditimbang massa labu destilasi kosong dan ditimbang massa labu destilasi yang berisi bunga mawar 2. Mengisi labu destilasi dengan air 3. Memanaskan labu destilasi sampai air mendidih 4. Catat suhu ketika tetesan pertama ekstrak bunga melati dan tetesan terakhir ekstrak bunga melati keluar dari kondensor 5. Mengamati proses pemurnian yang terjadi pada ekstrak bunga melati 6. Ukur dengan gelas ukur ekstrak bunga melati yang dihasilkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil : Berat labu destilasi Berat labu destilasi + mawar Berat mawar Suhu tetesan awal Suhu tetesan akhir Berat labu erlenmeyer Berat labu erlenmeyer + filtrat Ekstrak mawar = 146,76 gram = 169,90 gram = 23,14 gram = 94 oC = 96 oC = 98,8 gram = 105,26 gram = 6,46 gram

Discussion Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Pada praktikum kali ini yaitu membuat minyak etsiri dengan menggunakan destilasi. Destilasi uap merupakan metode yang lebih efisien dalam memperoleh minyak yang memiliki titik didih yang tinggi dan bahan yang keras seperti akar dan kayu, misalnya cendana, cedarwood, dan nagarmotha. Destilasi uap juga mengurangi waktu yang diperlukan untuk esktraksi minyak esensial. Minyak etsiri yang dibuat berasal dari bunga mawar merah. Bunga mawar merah yang digunakan sebanyak 24,3 gram . kemudian dilakukan destilasi, tetesan pertama pada proses destilasi bunga mawar pada suhu 94 oC. Sedangkan tetesan terakhir proses destilasi bunga mawar pada suhu 96 oC. Dari proses tersebut didapatkan minyak destilasi sebesar 6,46 gram. Produk yang dihasilkan dari proses destilasi uap untuk menghasilkan minyak bunga mawar tidak murni karena masih terdapat kandungan air, Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerisasi

dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah.

V. KESIMPULAN Dari percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Minyak etsiri bunga mawar dapat dihasilkan dengan menggunakan metode destilasi uap. Bunga mawar yang digunakan dalam proses destilasi sebesar 23,14 gram dan dihasilkan hasil minyak mawar sebesar 6,46 gram Ekstrak yang dihasilkan dengan metode destilasi uap ini tidak murni masih terdapat kandungan air.

VI. DAFTAR PUSTAKA Dedi, irwandi. 2014. Experiments Of Organic Chemisthry. Jakarta: UIN syarif Hidayatullah P.IPA FITK Press Caroline. 2011. Pembuatan Minyak Esensial Dengan Cara Destilasi. http://xa.yimg.com/kq/groups/78262509/1062263190/name/Tugas+K HI+Pembuatan+Minyak+Esensial+dengan+Cara+DestilasiCaroline+1106027655.pdf. Diakses pada 25 april 2014 jam 06.30 wib hery purnobasuki. 2013. Profil Minyak Atsiri Mahkota Bunga Mawar ( Rosa Hybrida L.) Kultivar Lokal.

http://www.researchgate.net/profile/Hery_Purnobasuki/publication/25 1237292_PROFIL_MINYAK_ATSIRI_MAHKOTA_BUNGA_MA WAR_(Rosa_hybrida_L.)/file/60b7d51ef9e642e65e.pdf. diakses pada 24 april 2014 jam 19.30 wib Maria Inggrid H.,Harjoto Djojosubroto. 2012. Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii). http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/80/802. diakses pada 24 april 2014 jam 19.00 wib

Anda mungkin juga menyukai