A. BAHASA
C. TEKNOLOGI
a). Perkawinan
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan
mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini terutama diantara keluarga orang-
orang terpelajar, sudah menghilang.
b). Kekerabatan
E. MATA PENCAHARIAN
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar
95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut
agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran
Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan
batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu
wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan
pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah dibali disebut
pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur disebut sangga. Kitab suci agama Hindu
adalah weda yang berasal dari India. Orang yang meninggal dunia pada orang
Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk
membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan
duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran
mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada
perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada
juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh,
dan siwa ratri. Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni : (1).tattwa (filsafat
agama), (2). Etika (susila), (3).Upacara (yadnya). Dibali ada 5 macam upacara
(panca yadnya), yaitu (1). Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan
sampai masa dewasa. (2). Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada
roh-roh leluhur. (3).Dewa Yadnya yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil
keluarga.(4).Rsi yadnya yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang
pendeta. (5). Bhuta yadnya yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia
yang mengganggu manusia.
G. KESENIAN
Kebudayaan kesenian di bali di golongkan 3 golongan utama yaitu seni
rupa misalnya seni lukis, seni patung, seni arsistektur, seni pertunjukan
misalnya seni tari, seni sastra, seni drama, seni musik, dan seni audiovisual
misalnya seni video dan film.
Nilai-nilai luhur budaya Bali, yaitu hal-hal yang dianggap baik dan
berharga dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan mencakup satu
rentangan unsur-unsur abstrak (intangible culture, unsur budaya tak benda)
yang terdiri dari :
1. Unsur Filosofis
Merupakan unsur yang paling dasar dan paling abstrak, berisi hakekat dan
kebenaran dasar
2. Unsur Nilai
Merupakan unsur dasar tentang hal-hal berharga dalam kehidupan,
umumnya sebagai representation collective
3. Unsur Konsep
Merupakan unsur yang lebih instrumental dan lebih dekat ke tataran
implementatif
4. Unsur Norma dan Aturan
Merupakan unsur yang terkait dengan kehidupan nyata sehari-hari dan
bernilai praksis.
Dalam nilai budaya Bali terdapat konsep Bhuana Agung (makro kosmos) dan
Bhuana Alit (mikro kosmos), yang selalu dijaga keselarasan keduanya. Dari dua
konsep inilah di turunkan menjadi suatu pendekatan dalam tata ruang yang
kemudian memberikan pengertian adanya jiwa dalam penataan ruang di Bali
yang dikenal dengan konsep Tri Hita Karana yang terdiri dari unsur jiwa, tenaga
dan fisik atau nisa dikaitkan dengan Parahyangan (hubungan antara Sang Maha
Agung dengan Manusia), Pawongan (hubungan sesama manusia) dan
Palemahan (hubungan antara manusia dan alam).
Nilai Dasar, yang mencakup nilai religius, nilai estetis, nilai solidaritas
(gotong royong) dan nilai keseimbangan.
Konsep Tri Bhuwana dan Tri Angga membberikan orientasi vertikal Bhur-
Bhwah-Swah dan Uttama, Madhyama, Kanishta
1. Pola Perempatan Agung, Pola ini terbentuk dari perpotongan sumbu Kaja dan
Kelod (ke gunung dan ke laut) dan sumbu Kangin dan Kauh (arah terbit dan
tenggelam matahari). Berdasarkan konsep sembilan mata angin (Nawa Sanga)
maka daerah timur (kaja-Kangin) yang mengarah ke Gunung Agung diperuntukkan
bagi bagian suci (Pura Desa). Pura yang berkaitan dengan kematian (Pura Dalem)
dan kuburan desa berada di Barat daya yang mengarah ke laut (kelod-kauh)
sedangkan permukiman berada di antara Pura Desa dan Pura Dalem.
2. Pola Linier, pola ini, konsep sembilan pendaerahan (Nawa Sanga) tidak banyak
berperan. Orientasi kosmologi lebih didomonasi oleh arah gunung dan laut (kaja-
Kelod) dan sumbu terbit dan tenggelamnya matahari (kangin-kauh). Bagian ujung
utara (kaja) suatu permukiman, dperuntukkan bagi Pura Desa, dan di ujung
selatan (kelod) diperuntukkan bagi kuburan (Pura Dalem). Di antara batas desa
utara dan selatan tersebut merupakan permukiman penduduk dan fasilitas umum
berupa Bale Banjar dan Pasar. Pada umumnya pola linier ini terdapat di desa-desa
pegunungan.
Bahasa
1. bahasa indonesia
2. bahasa bali
3. bahasa jawa
4. bahasa sasak
5. bahasa madura
6. bahasa inggris
› Lagu daerah : bali jagaddhita