Anda di halaman 1dari 13

A.

      Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan
tertentu. Aturan tersebut  biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang
telah dibakukan oleh masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan
karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu.
Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian,
instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah
kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam
bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah
mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena
itu,  menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian,
karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan
adanya pengertian yang sama antara penulis dan  pembaca. 
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting.
Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas
sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam
pembahasannya dapatdisampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai
bahan pembelajaran. 
B.       Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini sesuai dengan latar belakang masalah diatas
maka penulis mentapkan beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut :
1.        Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah ?
2.        Sebutkanlah cirri-ciri karya ilmiah?
3.        Bagaimanakah sistematika penyusunan, pemilihan topic dan penentuan
judul pada karya ilmiah ?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah inia adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas pribadi mata kuliah MKI di IAIN
Padangsidimpuan
2.      Untuk mengetahui pengertian, konsep karya ilmiah.
3.      Untuk mengetahui sistematika penyusunan karya ilmiah
4.      Untuk mengatahui hakikat karya ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian
dan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau
pemikiran seseorang tanpa adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya
yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya
ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya.
Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa
komponen yaitu :[1]
a.       Masalah Penelitian
Berkaitan dengan masalah penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat
masalah, cara mencari masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
dan rumusan masalah. Sebelum kita melakukan suatu penelitian, pastilah kita
harus menentukan masalah yang akan diteliti. Masalah dapat dipahami atau
diartikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa yang perlu untuk
dipecahkan. Masalah biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang
satu dengan yang lain. Misalnya, antara apa yang seharusnya ada dan apa yang
ada dalam kenyataan, mengenai teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu
yang lain yang dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Maka penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut atau memperkecil
kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari
dari berbagai sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari
pertemuan-pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatn
sepintas, dan sebagainya.
Seandainya kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka
pertama-tama kita harus menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk
diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi kegunaan hasil peneliti tersebut.
Selanjutnya, jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan
menemukan sejumlah masalah yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan
dulu. Kemudian dari masalah-masalah yang telah kita identifikasi, kita
memilih sebuah masalah yang dianggap paling tepat untuk diteliti sebagai
fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti
agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu,
masalah yang akan kita teliti haruslah dirumuskan dulu dengan baik.   
b.      Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian
tersebut dapat terarah sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu
harus sejalan dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian agar mempermudah para
pembaca dalam memahaminya.
c.       Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk
memecahkan masalah. Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan
metode penelitian.
Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan bantuan
analisis statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat
dari populasi. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-
data yang ditemukan dari sebuah objek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif
bertujuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan
menemukan atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data penelitian yang
digunakan.
Selain penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang
disebut dengan action research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa
siklus, biasanya digunakan untuk meningkatkan hasil belajar atau hasil suatu
produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu hipotesis yang akan digunakan
untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki
oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang terakhir dan
didapatkan hasil yang dianggap memuaskan.
d.      Kajian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tujuan penelitian
ditetapkan, maka harus dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan
masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil dari berbagai
sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada. Penelitian yang
bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lalu
merumuskan konsep pikiran dari teori-teori tersebut, serta merumuskan
hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang akan dikumpulkan.
Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif kajian teori
dikumpulkan sedikit demi sedikit. Data yang baru terkumpul langsung
dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir yang telah ditetapkan. 
e.       Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
Dalam penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi,
tetapi tidak seluruh populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel
(percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil penelitian terhadap sampel itu
kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu. Sampel biasanya
diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak
berdasarkan pada sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai
atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin diketahui dianggap telah tercapai.
Dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, kemudian akan
dianalisis dengan bantuan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal,
keadaa, kejadian, dan sebagainya.
Perlu dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif ada istilah variabel penelitian. Yang
dimaksud dengan variabel penelitian itu adalah sama hal dengan yang diteliti.
Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi, antara kemampuan membaca
dengan kemampuan menulis, maka variabelnya adalah kemampuan membaca
dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel bebas dan yang lain
dijadikan variabel terikat.
f.       Hasil Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berupa hasil
perhitungan statistik terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil
perhitungan statistik ini dijadikan dasar untuk menguji hipotesis yang
diajukan.
Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa penjelasan
terhadap data-data yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian
ditarik suatu kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik saran-saran
untuk penelitian lebih lanjut.
B.       Manfaat Penyusunan karya ilmiah
Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali,
baik bagi penulis maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sekurang-
kurangnya ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut,
yang intinya adalah sebagai berikut:[2]
1.      Manfaat bagi penulis :
a.       Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu
kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahasa.
b.      Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai
sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat
pemikiran yang lebih matang.
c.       Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti
mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
d.      Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
e.       Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
f.       Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
g.      Membentuk budaya akademik di pendidikan perkuliahan baik pada
mahasiswa, 
h.      dosen dan staff lainnya.
2.      Bagi pembaca :
a.       Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan karya
ilmiah.
b.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis-jenis
dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.
c.       Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisan karya
ilmiah dan unsur-unsurnya.
d.      Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian
kepustakaan untuk mengimplementasikan dalam penulisan karya ilmiah.
e.       Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang
pembuatan skipsi, tesis, disertasi jurnal.
3.      Bagi mahasiswa :
a.       Mahasiswa dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan
karya ilmiah
b.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis-
jenis dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.
c.       Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisan
karangan ilmiah dan unsur-unsurnya.
d.      Mahasiswa mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian
kepustakaan untuk mengimplementasikan dalam penulisan karangan
ilmiah.
e.       Mahasiswa mengetahui, memahami dan menguasai tentang
pembuatan skripsi,
f.       tesis, disertasi jurnal .
g.      Mahasiswa mengetahui, memahami, dan menguasai cara menyajikan
tabel, grafik beserta petunjuk pembuatan tabel.
h.      Mahasiswa dapat memahami dan menguasai pembuatan biografi,
summary dan indeks.
Menurut sikumbang, sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang
diperoleh dari kegiatan tersebut.[3]
1.      Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu
kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2.      Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang
lebih matang.
3.      Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari
bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4.      Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5.      Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6.      Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
C.      Ciri Ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya,
yaitu :[4]
1.           Stuktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan
sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.
2.         Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
3.      Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.      Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
Kaya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis jurnalistik. Karya tulis ilmiah
juga berbeda dengan karya tulis prosa fiksi. Perbedaan itu terlihat pada hal-hal
berkut :[5]
1. Apabila karya tulis jurnalistik mendeskripsikan objek atau menceritakan
peristiwa sebagai tujuan utama penulisan, karya tulis ilmiah mendeskripsikan objek
atau menceritakan peristiwa sebagai bukti yang mendasari penyimpulan sebuah teori.
Oleh karena itu, tugas jurnalis adalah “memfoto” fenomena apa adanya, tanpa diikuti
komentar atau analisis teori. Sebaliknya, tugas ilmuwan atau akademisi adalah
menganalisis fenomena berdasarkan teori tertentu. 
2. Apabila karya tulis prosa fiksi menonjolkan ekspresi emosi atau perasaan,
karya tulis ilmiah menonjolkan ekspresi akal pikiran. Oleh karena itu, pengarang
prosa fiksi bebas mengekspresikan imajinasinya yang subjektif. Sebaliknya, penulis
karya ilmiah bebas mengekspresikan analisis logis yang objektif.
Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau akademisi –
sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya – harus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:[6]
1. Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan
keabsahanya. 
2. Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau
‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan. 
3. Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis
apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya
dengan mudah alur uraiannya. 
4. Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data
digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau
hipotesis digunakan pola deduktif. 
5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau
simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu,
pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang
berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang
mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya
dihindarkan. 
D.      Pemilihan Topik
Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti
tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel. yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
topik adalah :[7]
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan
topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah
kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat
keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan
melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. 
2.      Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk
dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang
dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
a.       Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
b.      Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya
terhadap rumusan yang kita buat;
c.       Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang
kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan
tepat.
3.      Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik
adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri
apakah ide-ide itu
4.      Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik
tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat
ditempuh dalam memfokuskan topik;
a.      Fokuskan topik agar mudah dikelola;
b.      Ajukan pertanyaan
5.      Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan
pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang
ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita
harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar
tulisan kita tepat sasaran.
Sehubungan dengan hal itu, berikut hal-hal yang layak dipertimbangkan
dengan seksama oleh penulis karya ilmiah:[8]
a.       Topik yang dipilih harus benar-benar topik yang kita ketahui atau yang kita
kuasai, baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman kita.
b.      Topik yang dipilih haruslah topik yang paling menarik perhatian kita.
c.       Topik yang dipilih terpsat pada suatu segi yang lingkupannya sempit dan terbatas.
d.      Topik yang dipilih memungkinkan tersedianya data dan fakta yang objektif, dan
hindarilah topik yang bersifat subjektif seperti kesenangan atau angan-angan kita.
e.       Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba
sedikit.
f.       Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan yang memadai, memiliki bahan
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan
ditulis.
E.       Penentuan Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala
berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat
menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan
wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang
mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.
Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan
isi bahasan.[9]
Penentuan judul karya ilmiah dapat ditempuh dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
Namun, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan mementukan judul.
Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain.
Berikut adalah contoh penetapan judul dengan cara bertanya:[10]
1.      Kita bertanya dengan masalah apa. Jawaban yang kita temukan tentu bermacam-
macam. Kita tentu memilih masalah yang paling dekat dengan kita, yang paling
menarik perhatian kita, yang paling kita kuasai. Contohnya adalah:
a.        Sumber daya insani
b.       Demokrasi ekonomi
c.        Kebudayaan sosial
2.      Jika masalah sudah ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa. Jawaban
yang mungkin timbul untuk pertanyaan mengapa ialah:
a.        Meningkat
b.       Mengembang
c.        Memahami
3.      Judul karangan haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena
itu, kata-kata diatas dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karangan,
seperti:
a.        Meningkat menjadi peningkatan; 
b.       Mengembang menjadi pengembangan;
c.        Memahami menjadi pemahaman.
4.      Sebenarnya dapat saja kata-kata tersebut tetap kata kerja asalkan judul yang
dibuat berupa kalimat. Dengan dua penyataan diatas, akan ditemukan judul sebagai
berikut. 
a.        Peningkatan Kualitas Sumber Daya Insani.
b.       Pengembangan Demokrasi Ekonomi sebagai Keharusan.
c.        Pemahaman Kebudayaan Popular sebagai Bagian Kebudayaan
Mondial.
5.      Agar karya ilmiah tersebut dapat berpijak pasa suatu masalah yang terbatas dan
ruang lingkup yang tidak terlalu luas, judul karya ilmiah itu harus dibatasi lagi,
misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan memberikan
jawaban tentang objek yang sedang diteliti. Misalnya:
a.        Di Pedesaan;
b.       Di Indonesia;
c.        Di Dunia.
6.      Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih terlalu luas,
pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karangan ilmiah. Pertanayaan
kapan akan memberikan jawaban antara lain :
a.        Pada Akhir Abad ke XX;
b.       Dalam Dekade 1990-an;
c.        Menjelang Millennium III.
7.      Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa , dimana, dan kapan,
kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut :
(1)    “Peningkatan Pendidikan di Pedesaan pada Akhir Abad XX”.
(2)    “Pengembangan Dekorasi Ekonomi sebagai Keharusan di Indonesia
dalam Dekade 1990-an”. 
(3)    “Pemahaman Kebudayaan Populer sebagai Bagian Kebudayaan
Mondial pada Milenium III”.
Terkadang pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan
kapan diperlukan atau sebaliknya. Artinya, tidak selalu judul karya ilmiah harus
menunjukkan tempat dan/ atau waktu. Judul berikut merupakan jawaban
pertanyaan masalah apa, mengapa dan, tanpa pertanyaan kapan: “ Pengembangan
Industri Logam di Batur Cerpen Klaten, Jawa Tengah”. Judul di bawah ini
merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa dan kapan, tanpa
pertanyaan di mana: “ Pergumpulan Kebudayaan Tradisi dengan Kebudayaan
Modern Dewasa Ini”. Judul berikut sudah cukup sempit walaupun tanpa
menjawab pertanyaan di mana dan kapan: “ Pengembangan Budaya Intelektual
melalui Pres Kampus”. Terkadang pembatasan judul itu dilakukan dengan
member subjudul itu antara lain berfungsi membatasi judul dan/ atau berfungsi
sebagai penjelasan atau keterangan judul utama
Adakalanya penentuan judul dilakukan dengan memberikan anak judul.
Anak judul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai
penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti ini, antara judul utama
dan anak judul harus dibubuhkan titik dua, misalnya “Pengaruh Bocoran Kunci
Jawaban Ujian Nasional Tahun 2008 Terhadap Mental Belajar Siswa: Studi
Kasus 14 SMA di Kabupaten Nabire Papua”.
Berikut ini contoh judul-judul karya ilmiah, misalnya “Meningkatkan
Budaya Membaca Bagi Pelajar SMA di Nabire dengan Cara Pelatihan”, “Tema
Kesehatan dan Perempuan dalam Novel-Novel Karya Dewi Linggasari”.[11]

BAB III
KESIMPULAN 
Dalam teknik penulisan ilmiah sangat perlu diperhatikan prapenulisan karena
penulisan ilmiah tanpa ada persiapan sebelumnya maka hasil ilmiah yang disajikan
tidak akan menghasilkan karya yang sempurna. serta dalam teknik penulisan ilmiah
perlu pula diperhatikan sistematika penulisan yang sesuai dengan buku panduan
penulisan ilmiah sehingga menghasilkan karya ilmiah yang mudah dipahami dan
dipelajari oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta. 2011.


Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 1997.
Keraf, Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende:
Nusa Indah, 2004.
Nugrahani, Farida; Ali, Imran. Metode Penulisan Karya
Ilmiah. (Yogyakarta: Pilar Media, . 2007.
Parera, Daniel Jos. Pelajaran Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Erlangga, 1999.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 1983.

[1] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah,(Jakarta:Rineka Ciptam 2011), hlm .181-


187

[2] Nugrahani, Farida; Ali, Imran. Metode Penulisan Karya Ilmiah. (Yogyakarta:


Pilar Media, . 2007)., hlm. 5-10.
[3] Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 1997), hlm. 103-106.

[4] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), hlm. 185.

[5]Ibid., hlm. 186. 

[6] Ibid., hlm., 187

[7] Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


(Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 36.

[8] Parera, Daniel Jos. Pelajaran Bahasa Indonesia 3. (Jakarta: Erlangga, 1999),


hlm. 57.

[9] Nugrahani, Farida; Ali, Imran. Op.cit., hlm. 63

[10] Ibid., hlm. 64

[11] Keraf, Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Ende:


Nusa Indah, 2004)., hlm. 40.

Gudang Makalah di December 09, 2017

No comments:

Post a Comment



Home
View web version

POPULAR POST



MAKALAH JUMLAH FI’LIYAH


Image Source: http://badaronline.com A.       Pendahuluan Umat Islam secara umum
sangatlah penting untuk berkomunikasi dan berinter...



MAKALAH TENTANG PENGANGGARAN MODAL


BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Anggaran disusun oleh manajemen untuk
jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kon...



MAKALAH ANAK TUNA WICARA


A.       Pendahuluan Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, dengan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat me...



MAKALAH FI'IL MADHI


A.       Pendahuluan Bahasa Arab merupakan inti dari ajaran Islam karena ajaran-ajaran
Islam sebagian besar memakai bahasa Arab. Baha...



MAKALAH TENTANG PREPOSITION


https://tnpscstudyportal.blogspot.co.id A.       Pendahuluan Bahasa Inggris adalah
bahasa Internasional. Dengan menguasai bahasa In...

Subscribe Us

Contact Form

窗体顶端
Name 

Email * 

Message * 

窗体底端
Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai