Anda di halaman 1dari 4

UJIAN LAB

DIEKY

223230006

22/2/2024

1. Jelaskan prosedur penanganan hewan coba penelitian mu


Penelitian yang menggunakan hewan sebagai subjek uji, baik secara in silico (melalui komputer
atau simulasi) maupun in vivo (pada organisme hidup), harus mematuhi prosedur etis dan
standar yang ketat. Berikut adalah prosedur umum yang diterapkan dalam penanganan hewan
penelitian:

1. Perencanaan Penelitian: Peneliti harus merencanakan dengan cermat setiap eksperimen


untuk memastikan bahwa penggunaan hewan diminimalkan sesuai dengan tujuan penelitian dan
bahwa alternatif in silico dipertimbangkan jika memungkinkan.

2. Persetujuan Etik: Sebelum memulai penelitian, peneliti harus memperoleh persetujuan dari
komite etik institusi atau lembaga yang berwenang. Persetujuan ini memastikan bahwa
penelitian dilakukan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan dan prinsip-prinsip etika.

3. Pemilihan Hewan: Pemilihan hewan harus didasarkan pada pertimbangan ilmiah yang tepat,
termasuk relevansi spesies dengan subjek penelitian dan minimasi penderitaan hewan.

4. Pemeliharaan Hewan: Hewan penelitian harus dipelihara dalam kondisi yang sesuai dengan
kebutuhan spesies tersebut, termasuk pemberian makanan, air, lingkungan yang bersih, dan
perawatan medis jika diperlukan.

5. Penanganan In Silico: Jika penelitian dilakukan secara in silico, peneliti harus memastikan
bahwa model komputer atau simulasi yang digunakan telah divalidasi dan terbukti akurat dalam
memprediksi respons biologis.

6. Pembiakan dan Persiapan: Jika diperlukan, hewan penelitian harus dibiakkan atau
dipersiapkan dengan cermat sebelum eksperimen dimulai.

7. Pengujian dan Pengumpulan Data: Eksperimen harus dilakukan sesuai dengan protokol yang
telah ditetapkan dengan hati-hati, dan data harus dikumpulkan secara teliti dan akurat.

8. Pemantauan Kesejahteraan: Kesejahteraan hewan harus dipantau secara teratur selama


eksperimen untuk mendeteksi tanda-tanda penderitaan atau ketidaknyamanan, dan langkah-
langkah perawatan harus diambil jika diperlukan.

9. Pengakhiran Eksperimen: Setelah eksperimen selesai, hewan harus diperlakukan dengan


hormat. Jika diperlukan, pengakhiran eksperimen harus dilakukan sesuai dengan protokol etis,
termasuk euthanasia yang manusia dan minim penderitaan.

10. Analisis Data: Data yang dikumpulkan harus dianalisis dengan cermat dan obyektif untuk
menghasilkan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

11. Pelaporan Hasil: Hasil penelitian harus dilaporkan secara jujur dan transparan dalam
publikasi ilmiah atau forum lainnya.

12. Evaluasi dan Peninjauan: Peneliti harus mengevaluasi secara kritis prosedur penelitian dan
efeknya terhadap kesejahteraan hewan, serta mempertimbangkan perbaikan yang dapat
dilakukan di masa depan.

Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan memperhatikan
kesejahteraan hewan dan integritas ilmiah, serta mematuhi standar etika yang tinggi.
2. Jelaskan pembuatan prosedur ekstrak penelitian mu
Ekstraksi etanol dari tapak dara (Catharanthus roseus) adalah proses yang melibatkan ekstraksi
senyawa-senyawa aktif dari tanaman tersebut menggunakan pelarut etanol. Berikut adalah
prosedur terperinci untuk ekstraksi etanol dari tapak dara:

1. Pemilihan dan Persiapan Bahan Baku: Pilih tapak dara yang segar dan sehat. Pilih bagian
tanaman yang mengandung konsentrasi tertinggi senyawa-senyawa yang diminati. Biasanya,
daun dan batang muda tapak dara yang dipilih untuk ekstraksi. Bersihkan tapak dara dengan
hati-hati untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan.

2. Penggilingan: Giling tapak dara yang telah dipilih menjadi potongan kecil menggunakan pisau
atau mesin penggiling. Tujuannya adalah untuk meningkatkan luas permukaan kontak dengan
pelarut dan memfasilitasi ekstraksi senyawa-senyawa aktif.

3. Persiapan Pelarut: Siapkan pelarut etanol dengan konsentrasi yang sesuai. Biasanya, etanol
dengan konsentrasi antara 70% hingga 90% digunakan untuk ekstraksi. Pelarut yang lebih rendah
dapat menghasilkan ekstrak yang lebih kaya senyawa-senyawa polar, sementara pelarut yang
lebih tinggi dapat mengekstrak senyawa non-polar.

4. Perendaman: Rendam tapak dara yang telah digiling dalam pelarut etanol dalam wadah kedap
udara. Waktu perendaman bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti suhu, konsentrasi
pelarut, dan jenis senyawa yang diekstraksi. Biasanya, perendaman dilakukan selama beberapa
hari hingga satu minggu dengan gelegar ringan.

5. Pemisahan: Setelah periode perendaman, saring campuran tapak dara dan pelarut etanol
menggunakan saringan kain atau kertas saring untuk memisahkan ekstrak dari residu padat.
Saringan berulang mungkin diperlukan untuk mendapatkan ekstrak yang bersih.

6. Pemurnian (Opsional): Jika diperlukan, ekstrak dapat dimurnikan lebih lanjut menggunakan
teknik seperti penyaringan atau evaporasi untuk menghilangkan sebagian pelarut dan
meningkatkan konsentrasi senyawa aktif.

7. Pengeringan: Ekstrak yang telah dipisahkan dan dimurnikan kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan sisa pelarut. Metode pengeringan dapat termasuk evaporasi di bawah tekanan
rendah atau menggunakan alat pengering seperti rotary evaporator.

8. Penyimpanan: Simpan ekstrak etanol tapak dara dalam wadah kedap udara atau botol kaca
gelap di tempat yang sejuk, gelap, dan kering untuk menjaga stabilitasnya. Pastikan untuk
memberi label dengan jelas mengenai identitas tanaman, tanggal ekstraksi, dan kondisi
penyimpanan.

Demikianlah prosedur ekstraksi etanol dari tapak dara secara terperinci. Penting untuk mencatat
semua langkah dengan cermat dan memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan dan
etika dalam penggunaan bahan kimia dan bahan baku alami.
3. Jelaskan secara rinci prosedur pemeriksaan molekular penelitian mu
Prosedur pemeriksaan molekuler dari penelitian "Efek antihiperglikemia dan Penyembuhan luka
ekstrak etanol Tapak dara (Catharanthus roseus) pada tikus putih (Rattus norvegicus) Model
Ulkus Diabetikum: Studi In Silico dan In vivo" melibatkan analisis variasi dalam ekspresi gen dan
aktivitas protein yang terlibat dalam jalur antihiperglikemia dan penyembuhan luka. Berikut
adalah prosedur terperinci untuk pemeriksaan molekuler tersebut:

1. Persiapan Sampel: Sampel jaringan organ tikus putih (hati, kulit, dll.) dikumpulkan setelah
perlakuan dengan ekstrak etanol tapak dara dan kontrol. Sampel diproses sesuai dengan metode
standar untuk isolasi RNA dan protein.

2. Isolasi RNA: RNA total diisolasi dari jaringan menggunakan metode seperti fenol-kloroform
ekstraksi atau kit komersial. RNA kemudian dipurifikasi dan diuji untuk kualitasnya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis atau analisis elektroforesis agarose.

3. Analisis Ekspresi Gen: Ekspresi gen yang berkaitan dengan variabel molekuler seperti alfa
glukosidase, FGF, dan Heat shock proteins (HSP) dievaluasi menggunakan metode seperti RT-PCR
(Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) atau qPCR (quantitative PCR). Primernya
dirancang khusus untuk gen target dan pengukuran dilakukan relatif terhadap kontrol internal
seperti gen rumah tangga.

4. Analisis Ekspresi Protein: Ekspresi protein yang berkaitan dengan variabel molekuler juga
dievaluasi menggunakan teknik Western blot atau ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).
Antibodi spesifik untuk protein target digunakan untuk deteksi dan kuantifikasi protein dalam
sampel.

5. Analisis Aktivitas Enzim: Aktivitas enzim seperti alfa glukosidase dapat diukur langsung dari
jaringan menggunakan kit komersial atau dengan metode spektrofotometri berbasis substrat.

6. Analisis Data: Data ekspresi gen dan protein dianalisis untuk menentukan perbedaan
signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Analisis statistik seperti uji t independen atau
uji ANOVA digunakan untuk mengevaluasi perbedaan yang signifikan.

7. Korelasi dengan Variabel Klinis: Hasil analisis molekuler kemudian dikorelasikan dengan
variabel klinis seperti kadar glukosa darah (KGD), toleransi glukosa, berat badan (BB), indeks
organ hati, dan indeks Lee menggunakan analisis statistik korelasi.

8. Interpretasi dan Kesimpulan: Hasil analisis molekuler dan klinis dievaluasi secara bersamaan
untuk mengevaluasi efek ekstrak etanol tapak dara pada tingkat molekuler dan klinis.
Kesimpulan diambil berdasarkan temuan yang diperoleh dari kedua analisis tersebut.

Prosedur ini dirancang untuk menyelidiki mekanisme molekuler di balik efek antihiperglikemia
dan penyembuhan luka ekstrak etanol tapak dara pada model ulkus diabetikum pada tikus putih.
Dengan demikian, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang potensi terapeutik
tanaman tersebut dan jalur-jalur biologis yang terlibat dalam respons fisiologis yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai