Anda di halaman 1dari 32

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA FARMASI

NAMA
NIM
PROGRAM STUDI / KELAS
KELOMPOK
ASISTEN LAB

LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022
HALAMAN
DAFTAR ISI

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI 1


Objek I Penetapan Kadar Glikogen 3
Objek II Uji Karbohidrat 6
Objek III Uji Senyawa Protein 9
Objek IV Identifikasi Lemak 12
Objek V Penentuan Urutan Asam Amino dalam Protein 16
Objek VI Pemisahan Pigmen 20
Objek VII Menentukan Kadar Kolesterol Darah 23
Objek VIII Isolasi dan Penentuan Aktivitas Enzim 27

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI

Laksanakan dengan tertib dan seksama semua petunjuk yang telah


diberikan oleh pembimbing, serta patuhilah semua tata tertib
laboratorium sebagai berikut:
1. Setiap praktikan wajib memiliki buku petunjuk (modul) praktikum.
2. Letakkan tas dan benda-benda lain milik saudara yang tidak
diperlukan pada tempat yang telah disediakan. Jangan sekali-kali
meletakkan barang-barang lain diatas meja praktikum
3. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan
dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
4. Diwajibkan memakai jaslab, sarung tangan, kaca mata pengaman,
masker dan sepatu (sandal tidak diperbolehkan).
5. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium.
Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang
diberikan. Sebelum mulai bekerja dipelajari betul apa yang akan
dilakukan. Buatlah skema kerja yang baik sehingga saudara dapat
bekerja dengan tepat, cepat dan teliti
7. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
8. Jangan mengarahkan tabung reaksi pada diri ataupun orang lain
sewaktu melakukan percobaan.
9. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat
melakukan percobaan.
10. Usahakan peralatan dan bahan kimia yang sudah dipakai dalam
kondisi tertutup, tersusun rapi dan ditempatkan ditempat asalnya.
11. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
12. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang
lainnya.
3
13. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera
melaporkannya ke petugas laboratorium.
14. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-
reagen yang volatil dan mudah terbakar.
15. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
16. Menjaga kebersihan laboratorium dan buanglah sampah pada
tempatnya.
17. Tidak dibenarkan sama sekali makan, minum, merokok atau rebut
didalam laboratorium.
18. Setelah praktikum selesai, bersihkan semua alat-alat yang telah
digunakan menurut ketentuan laboratorium. Meja dibersihkan
dengan menggunakan desinfektan atau alkohol setelah selesai
mengerjakan praktikum.
19. Setiap kelompok atau mahasiswa wajib mengganti alat yang rusak
atau hilang selama praktikum berlangsung.
20. Setiap kali selesai praktikum melaporkan hasil praktikum kepada
asisten pendamping masing-masing untuk mendapatkan persetujuan
keabsahannya
21. Sebelum meninggalkan laboratorium, pastikan labor dalam keadaan
bersih, matikan gas atau kompor pemanas, lampu, air dan jangan lupa
mencuci tangan dengan desinfektan

4
OBJEK I PENETAPAN KADAR
GLIKOGEN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kandungan glikogen dan glukosa pada tikus
puasa dan tidak puasa menggunakan sampel jaringan hati dan serum dengan
melakukan uji isolasi glikogen dan pengukuran kadar glukosa serum.

II. DASAR TEORI


Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul
glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks,
simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot
namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama
yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot,
glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di
dalam hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati.
Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot
memilikijumlah glikogen 2kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.

III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Tabung reaksi - Corong
- Tabung sentrifuge - Pipet tetes
- Pipet volume - Spoit
- Sentrifuge - Pisau bedah
- Papan - Kaca arloji
- Gunting - Cawan porselen
- Oven - Gelas ukur
- Beakergelas - Penangas air

Bahan:
- Kertas saring - Benang godam
- Etanol - KOH 60%
- Indikator pp - Aquadest
- Darah (tikus) - HCl
- KI

3.2 Prosedur Kerja

5
A. Isolasi Glikogen
Dilumatkan sampel jaringan hati sebanyak 3,53 gram dicampur dengan
KOH 60% sebanyak 7,6 ml dan diaduk selama 45 menit. Ditambahkan 4,1
ml air suling dan didihkan selama 10 menit, lalu saring. Tambahkan 2 ml
filtrate dengan 0,15 gram KI, 2,1 ml etanol, dan 1 tetes indikator PP (phenol
phitialin). ditambahkan HCl 0,5% setetes demi setetes hingga warna larutan
hilang, lalu arung larutan dan saring endapannya. Dikeringkan endapannya
dalam oven 115 ºC selama 1 jam dan hitung berat glikogennya.

B. Tes Glukosa
Darah tikus (puasa dan tidak puasa) yang telah didapatkan, di
sentrifuge selama 15 menit denga kecepatan 3000 rpm. Serum dipipet
kedalam serum sebanyak 10µl dengan menggunakan mikropipet.
Ditambahkan reagen sebanyak 100 lalu homogenkan. Kemudian diinkubasi
pada suhu 37 ºC selama 5 menit. Dibaca pada alat humalyser dan dicatat
hasil yang diperoleh.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adi, N. 2005. Diktat Biokimia Metabolisme Karbohidrat. Politeknik Kesehatan


Masyarakat. Makassar. p. 1-6.

Farmakope Indonesia Edisi III. 1979. Dinas Kesehatan; Jakarta. Farmakope

Indonesia Edisi IV. 1997. Dinas Kesehatan; Jakarta

Koolman, Jan. 2001. Atlas berwarna dan Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates. p. 156- 160.

Murray, R. K. 2009. Biokimia Harper. Buku Kedokteran Indonesia. Jakarta: EGC. p.


146-151.

Poedjiadi, Anna.1994. dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia; Jakarta.


Hal:258-261

7
OBJEK II
UJI KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Mahasiswa dapat membedakan polisakarida terhadap monosakarida dan
disakarida
3. Mahasiswa dapat menentukan adanya gula pereduksi dalam larutan uji

II. DASAR TEORI


Karbohidrat merupakan senyawa utama penghasil energi yang diperlukan
tubuh untuk menunjang aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Karbohidrat tersebar
luas, baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuhan. Pada sel hewan,
karbohidrat terdapat dalam bentuk glukosa dan glikogen, yang berperan sebagai sumber
energi yang penting bagi aktivitas vital. Sedangkan pada sel tumbuhan, karbohidrat
terdapat dalam bentuk selulosa yang berperan sebagai rangka pada tumbuhan serta pati
dari sel-sel tumbuhan.
Karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan pokok seperti beras, jagung,
singkong, dan lain-lain pada umumnya dalam bentuk amilum atau pati. Namun
karbohidrat juga dapat berbentuk gula seperti yang terkandung dalam buah-buahan dan
madu. Secara umum, karbohidrat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Monosakarida (karbohidrat sederhana)
Molekulnya terdiri atas beberapa atom karbon dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis. Misalnya triosa (seperti dihidroksiaseton, gliseraldehid),
pentose (ribose, ribulosa), heksosa (glukosa) dan lain-lain.
2. Oligosakarida
Mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Misalnya
maltosa, sukrosa, laktosa, dan lain-lain.
3. Polisakarida
Terdiri atas banyak molekul monosakarida. Umunya berupa senyawa berwarna
pputih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Misalnya amilum, glikogen, selulosa, dan lain-lain.
Pencernaan karbohidrat di mulut mengalami biokimia hidrolisis dengan
bantuan biokatalis enzim amilase menghasilkan maltosa. Pencernaan berlanjut
di usus halus dengan bantuan enzim maltase yang dihasilkan pancreas untuk
menghidrolisis maltose menjadi glukosa lalu diserap oleh mukosa usus. Selain
maltase, pancreas juga menghasilkan lactase dan sukrase.

8
III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Tabung reaksi - Penjepit tabung
- Tabung sentrifuge - Pipet tetes
- Pipet volume - Plat tetes
- Lampu spiritus

Bahan:
- Larutan glukosa 1% - Larutan sukrosa 1%
- Larutan amilum 1% - Larutan iodine 0,01 N
- Larutan HCl 1 N - Bennedict
- Aquadest - Tisu
- Korek api

3.2 Prosedur Kerja


A. Uji Iodine
1. Ke dalam masing-masing lubang plat tetes yang bersih, dimasukkan satu jenis
larutan karbohidrat sebanyak 3 tetes, lalu ditambahkan 1 tetes HCl 1N
2. Kedua larutan dicampur sampai homogeny dengan cara
menggoyangkan plat tetes
3. Ke dalam tiap lubang tersebut ditambahkan 1 tetes larutan iodin 0,01N
4. Plat tetesdigoyangkan kembali untuk mencampurkan larutan
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing lubang
plat tetes.

B. Uji Bennedict
1. Ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi
bennedict dan satu jenislarutan karbohidrat sebanyak 1 ml
2. Kedua larutan dicampur dengan cara menggoyangkan tabung reaksi.
3. Dengan menggunakan penjepit tabung, panaskan tabung reaksi di atas
pembakar spirtus secara hati-hati sampai mendidih, atau dalam penangas air
mendidih selama 5 menit.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Linder.2006.BiokimiaNutrisidanMetabolismedenganPemakaianSecara Klinis.
Jakarta: UI Press.
Murray, Granner, Mayes, Rodwell. 1997. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Poedjiadi, S. 2005Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

10
OBJEK III
UJI SENYAWA PROTEIN

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya asam amino tirosin
3. Mahasiswa dapat menentukan adanya protein dalam suatu larutan uji

II. DASAR TEORI


Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein dalam sel berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh, juga dapat digunakan sebagai sumber energi jika tubuh kekurangan karbohidrat
dan lemak. Melalui hidrolisis oleh asam atau enzim, protein akan menghasilkan asam
amino.
Berdasarkan strukturnya, protein digolongkan menjadi protein sederhana dan
protein gabungan. Protein sederhana, hanya terdiri atas molekul sederhana
(misalnya protein fiber dan protein globular), sedangkan protein gabungan terdiri atas
protein dan gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lemak, atau asam nukleat.
Protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut dapat melakukan
aktivitas biokimia yang menunjang kebutuhan tubuh. Aktivitas ini tergantung pada
struktur dan konformasi molekul protein. Jika konformasi protein berubah, misalnya
oleh perubahan suhu, pH, atau adanya reaksi dengan senyawa lain, ion logam, maka
aktivitas biokimia dari protein tersebut akan berkurang atau bahkan rusak yang dikenal
dengan istilah denaturasi. Denaturasi berasal dari kata “de” yang berarti “keluar” dan
“natural” yang berarti “alami”. Jadi denaturasi adalah keluar dari sifat aslinya
akibat perusakan oleh berbagai faktor.
Kerusakan yang paling mendasar pada denaturasi protein terletak pada struktur
kimianya, bukan struktur primernya yang berupa ikatan peptida. Akibat kerusakan
pada struktur kimianya, protein akan kehilangan sifat fisik dan faalnya yang asli.
Terjadinya perubahan faal protein dapat menghilangkan sifat alami seperti sifat enzim dan
antibodi. Enzim yang mengalami denaturasi akan kehilangan sifat biokatalis dan hormon
protein akan kehilangan fungsi regulatornya terhadap metabolisme tubuh. Antibody
akan kehilangan fungsi aglutinasinya terhadap antigen lawan.
Protein yang mengalami denaturasi pada akhirnya akan mengalami perubahan
sifat fisik seperti ukuran molekul, kelarutan, atau konsistensinya. Faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi protein terdiri dari faktor kimia dan fisika.
Faktor kimia berupa adanya bahan kimia yang

11
mengganggu muatan protein sehingga menyebabkan rusaknya ikatan kimia protein.
Faktor ini dapat berupa asam, basa, garam anorganik, logam berat, dehydrating agent
(seperti alkohol), urea, dan pelarut organik. Sedangkan faktor fisika terdiri dari
suhu, sinar uv, tekanan, faktor mekanis seperti pengocokan dan sebagainya.

III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Tabung reaksi - Penjepit tabung
- Tabung sentrifuge - Pipet tetes
- Pipet volume - Plat tetes
- Lampu spiritus

Bahan:
- Pepton 1% - Larutan NaOH 2 N
- Larutan putih telur 1% - CuSO4 0,1 N
- Reagen millon

3.2 Prosedur Kerja


A. Uji Biuret
1. Ke dalam 2 buah tabung reaksi bersih dimasukkan 2 ml NaOH dan 2 tetes
CuSO4, campur sampai homogen.
2. Ke dalam masing-masing tabung, tambahkan 1 jenis protein
sebanyak 1 ml. campur sampai homogen.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.

B. Uji Millon
1. Ke dalam tiap tabung reaksi dimasukkan 1 jenis protein sebanyak 3ml dan 5
tetes pereaksi millon. Campur sampai homogen
2. Larutan dipanaskan dengan hati-hati, dan amati perubahan warna yang
terjadi

12
DAFTAR PUSTAKA

Linder.2006.BiokimiaNutrisidanMetabolismedenganPemakaianSecara Klinis.
Jakarta: UI Press.
Murray, Granner, Mayes, Rodwell. 1997. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Poedjiadi, S. 2005Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

13
OBJEK IV IDENTIFIKASI LEMAK

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu membuktikan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut
organik.
2. Mahasiswa mengetahui tingkat kejenuhan lemak dan proses
terbentuknya sabun oleh senyawa lemak.
3. Mahasiswa mengetahui karakteristik bau pada senyawa lemak.

II. Dasar Teori


Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat
diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol,
aseton, dan karbondisulfid. Lipid juga merupakan kelompok senyawa beraneka ragam.
Lemak dikenal merupakan salah satu dari senyawa lipid. Adapun yang termasuk
senyawa lipid antara lain kolesterol, steroid, dan terpenoid.
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan
lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang
dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi
lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak.
Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-masing
mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang
panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak
itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang
menyebabkan molekul ini disebut asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat
itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Sifat dari lemak:
a. Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b. Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Tabung reaksi - Penjepit tabung
- Tabung sentrifuge - Pipet tetes
- Pipet volume - Plat tetes
- Lampu spiritus

14
Bahan:
- Pelarut (aseton, etanol, kloroform, eter)
- Bahan uji larutan lemak (minyak, margarin, lesitin)
- Aquadest
- Iodium
- KOH
- NaOH
- KHSO4

3.2 Prosedur Kerja


1. Kelarutan Lemak
1. Masukkan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji ke dalam 10 tetes
aquadest.
2. Masukkan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji ke dalam 10 tetes
pelarut (aseton, etanol, kloroform, eter).
3. Teteskan larutan lipid yang telah dibuat pada poin 1 dan 2 pada kertas
saring dan biarkan kering.
4. Amati pembentukan noda lemak pada kertas saring. Jika ada noda lemak
yang menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut larut dalam
pelarut.
5. Tambahkan 1 mL aquadest pada larutan lipid dalam etanol. Catat
munculnya larutan segera setelah bercampur dan setelah dibiarkan
beberapa menit.
6. Isi dua tabung reaksi masing-masing dengan 3 mL air. Tambahkan 2 tetes
minyak pada 1 tabung dan lesitin pada tabung yang lain. Kocok campuran
tadi dan bandingkan kestabilan emulsi yang terbentuk.

2. Uji Ketidakjenuhan
1. Sediakan larutan iodium dalam kloroform.
2. Tuangkan iodium tersebut sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi.
3. Masukkan larutan yang akan diuji setetes demi setetes dan setiap
penambahan selesai harus dikocok sampai warna iodium hilang.
4. Amati hilangnya warna iodium (kuning) untuk setiap penetesan senyawa
lemak yang akan diuji (hitung jumlah penetesan lemak sampai warna
iodium hilang).

15
3. Penyabunan
1. Masukkan 4-5 tetes bahan percobaan ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan aquadest sebanyak 3 mL.
2. Tambahkan 1 mL KOH dan panaskan campuran tersebut sampai
mendidih (1-2menit). Kocok dan perhatikan pembentukan busa.
3. Ulangipercobaandengan menggantilarutanKOHdenganNaOH.
4. Bandingkan hasil yang diperoleh.

4. Uji Gliserol
1. Tuangkan KHSO4 setinggi 0,5 cm dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 tetes larutan yang akan diuji pada tabung reaksi tersebut.
Jika senyawa lemak terbentuk padat, maka jumlahnya kira-kira sama
dengan KHSO4.
3. Tambahkan lagi KHSO4 dan panaskan dengan hati-hati.
4. Cium baunya dengan mengibaskan tangan pada tabung reaksi
tersebut.
5. Tuliskan hasil pengamatan dan kesimpulan.

16
Daftar Pustaka

Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKOMIA. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Windiaryani, Sistiana. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas


Muhammadiyah Sukabumi

17
OBJEK V
PENENTUAN URUTAN ASAM AMINO DALAM PROTEIN

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein
2. Mahasiswa mampu membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein
3. Mahasiswa dapat menentukan adanya asam amino bebas pada protein
4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenil
alanin yang terdapat dalam protein.

II. DASAR TEORI


Protein merupakan polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino
yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (atau peptida). Peptida ialah
oligomer dari asam amino yang memiliki peranan penting dalam banyak proses biologis.
Protein merupakan biomolekul yang sangat penting. Beberapa fungsi protein adalah
sebagai katalisator (enzim), pengangkut dan penyimpanan, penyebab gerakan,
pendukung sistem kekebalan, pembentuk dan transmisi implus saraf, pengontrol
pertumbuhan dan deferensasi, pendukung kekuatan struktural, dan lain-lain. Protein
ini disusun oleh asam- asam amino yang juga mempunyai peranan penting dalam
metabolisme zat hidup. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa secara
umum ada tiga gugus yang reaktif pada asam amino yaitu gugus karboksil, gugus amino,
dan gugus rantai samping.

III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Tabung reaksi - Penjepit tabung
- Tabung sentrifuge - Pipet tetes
- Pipet volume - Plat tetes
- Lampu spiritus - Cawan porselen

Bahan:
- Pereaksi ninhidrin 10% - Larutan NaOH 10%
- HNO3 - Pereaksi millon
- LarutanCuSO4 0,5N - HCl pekat
- Pb-asetat 5% - Sampel

18
3.2 Prosedur Kerja
A. Uji Unsur C, H, dan O
1. Memasukkan 1ml albumin telur kedalam cawan porselen
2. Meletakkan kaca objek diatasnya, kemudian memanasakan nya
3. Memperhatikan adanya pengembunan pada gelas objek,yang
menunjukkan adanya Hidrogen (H) dan Oksigen (O)
4. Mengambil gelas objek, lalu mengamati bau yang terjadi,bila tercium
rambut terbakar maka mengandung Nitrogen.
5. Bila terjadi peng-arangan berarti ada atom Karbon
6. Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain

B. Uji Atom N
1. Memasukkan 1ml larutan albumin telur kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1ml NaOH 10%, kemudian memanaskan
3. Memperhatikan bau yang terjadi dan menguji uapnya dengan kertas
lakmus merah yang telah dibasahi aquades
4. Terbentuknya amoniak, dan kertas lakmus merah berubah menjadi
warna biru menunjukkan adanya N
5. Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain

C. Uji Atom S
1. Memasukkan 1ml larutan albumin telur kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1ml NaOH 10% kemudian memanaskan nya
3. Menambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%
4. Bila larutan menghitam, berarti Pbs terbentuk. Kemudian
menambahkan 4tetes HCL pekat dengan hati-hati
5. Memperhatikan bau khas belerang dan belerang teroksidasi
6. Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain

D. Uji Biuret
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, extrak daging dan extrak kacang hijau
2ml
2. Menambahkan 3 tetes CuSO4 0,2 % pada setia tabung 1ml NaOH
3. Mencampurkan dengan baik
4. Dan mengamati perubahan yang terjadi

19
E. Uji Ninhidrin
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu mengisi tabung dengan
albumin telur,kasein,extrak kacang hijau dan extrak daging
sebanyak 2ml
2. Menambahkan setiap tabung 5 tetes pereaksi ninhidrin
3. Kemudian memanaskan diatas penangas air hingga mendidih selama
5menit
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi

F. Uji Xantoprotein
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing masing mengisi
dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu
sapi sebanyak 2 ml.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 ml HNO3 memperhatikan
adanya endapan putih yang terbentuk
3. Kemudian memanaskan selama 1 menit dan amati
terbentuknya warnakuning.
4. Selanjutnya mendinginkan di bawah air kran, lalu
menambahkan NaOH 10 % stetes demi setetes melalui dinding tabung
reaksi hingga terbentuk lapisan
5. Memperhatikan warna yang terjadi. reaksi positif bila pada perbatasan
antara protein dan NaOH membentuk warna jingga.

G. Uji Millon
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing – masing isilah
dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu
sapi sebanyak 2 ml.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 ml pereaksi millon
3. Memudian memanaskan campuran ini, mungkin membentuk
endapan kuning
4. Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lali
menambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1 %
5. Memanaskan lagi, endapan atau larutan akan menjadi merah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Hart, H. 1990, Kimia Organik. alih bahasa: Sumanir Ahmadi. Jakarta: Erlangga. Haryanto.2004.

Penuntun Praktikum Biokimia. Program Program Studi Teknologi


Hasil Pertanian. Fakutas Pertanian. Universitas Mulawarman:Samarinda.

Ngili.2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jilid 3. Penerbit Erlangga : Jakarta. Robert

1986.Biokimia 1. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.Hal.66

21
OBJEK VI
PEMISAHAN PIGMEN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu memisahkan dan mengidentifikasi zat warna dalam tinta secara
kromatografi dengan kapur tulis

II. DASAR TEORI


Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan graphien
berarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswestt
(1903) seorang ahli botani Rusia. Michael Tswestt dalam percobaannya berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan serbuk kalsium karbonat (CaCO3). Hasilnya berupa pita-pita berwarna
yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam
ekstrak tumbuhan. Dari pita-pita berwarna tersebut muncul istilah kromatografi yang
berasal dari kata “chroma” dan “graphein”.
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-
komponen yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu fasa
tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya
sebagai fluida yang mengalir lembut di sepanjang landasan stasioner. Fasa stasioner
bisa berupa padatan maupun cairan, sedangkan fasa bergerak bisa berupa cairan
maupun gas.
Metode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-
molekul komponen di antara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya
berbeda. Apabila molekul-molekul komponen berinteraksi secara lemah dengan
fase diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fase
diam. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya interaksi
komponen-komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak. Apabila dua
atau lebih komponen memiliki daya interaksi dengan fase diam atau fase gerak yang
hampir sama maka komponen-komponen tersebut sulit dipisahkan.

22
III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas kimia - Pensil
- Kaca arloji - Penggaris

Bahan:
- Tintahitam - Tinta merah
- Eluen (etanol 95% : air = 1 : 1) - Tinta biru
- Kapur tulis

3.2 Prosedur Kerja


1. Teteskan satu tetes tinta hitam dengan jarak ± 1 cm dari ujung bawah pada
kapur tulis
2. Usahakan bintik tersebut sekecil mungkin (± 2mm)
3. Ulangi perlakuan tersebut dengan menggunakan tinta merah dan tinta biru
pada kapur tulis lainnya
4. Letakkan ketiga kapur tulisdengan menggunakan tinta merah dan tinta biru
pada kapur tulis lainnya
5. Bagian kapur yang ada bintiknya harus ada di bawah, namun tidak sampai
tercelup eluen.
6. Tutup gelas kimia dengan kaca arloji.
7. Keluarkan kapur tersebut setelah eluen merambat naik sampai hampir di ujung
kapur tulis, dan memberi batas eluen
8. Keringkannya di udara danamati hasilnyadengan menghitung Rf-nya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alimin. 2009. Kimia Analitik. UIN Alauddin. Makassar.

Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Hendayana,

S. 1994. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis


Modern. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

24
OBJEK VII
MENENTUKAN KADAR KOLESTEROL DARAH

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menentukan kadar kolesterol total darah dalam plasma secara
enzimatis dengan metode CHOD-PAP.

II. DASAR TEORI


Kolesterol seperti juga triasil gliserol (trigliserida) sering disangkut pautkan
dengan penyakit aterosklerosis (penebalan pembuluh darah), terutama yang
menyangkut pembuluh darah koroner. Oleh karena itu penentuan kadar kolesterol
dan triasil gliserol secara bersama-sama selalu diindikasikan terhadap dugaan adanya
penyakit jantung koroner (PJK), walaupun pada kenyataannnya penyakit ini tidak
selalu disertai dengan peninggian kadar kolesterol darah.
Kolesterol di dalam plasma berada dalam bentuk bebas (free cholesterol) dan dalam
bentuk ester dengan asam lemak (cholesteryl ester), dan untuk memudahkan
pengangkutnya didalam plasma darah, ia berikatan dengan protein, membentuk
lipoprotein plasma. Sebagian besar kolesterol plasma berada dalam fraksi low density
lipoprotein (LDL). Kadar kolesterol total normal didalam plasma sekitar 150 – 250
mg% yang 1/3-nya berasal dari makanan sehari-hari, sedangkan 2/3-nya berasal dari
sintesis didalam tubuh dengan asetil CoA sebagai bahan bakunya (sintesis de-novo).
Dulu orang mengira bahwa penyakit jantung koroner (PJK) selalu
berhubungan dengan kadar kolesterol darah total yang tinggi, tetapi ternyata bahwa
penderita penyakitjantung koroner kadang-kadang menunjukkan kadar kolesterol
darah yang normal, bahkan sedikit menurun. Sekarang orang cenderung mencari
rasio LDL-kolesterol/HDL-kolesterol adalah 3/1. Bila rasio LDL-kolesterol/HDL
kolesterol meninggi, misalnya 4/1, maka resiko terjadinya penyakit jantung koroner
(PJK) yang meninggi, walaupun kadar kolesterol darah total masih dalam batas-batas
normal. Sebaliknya bila rasio LDL-kolesterol/HDL-kolesterol menurun, misalnya 2/1
atau 3/2, maka resiko terjadinya penyakit jantung koroner juga menurun, walaupun
kadar kolesterol darah total meninggi. Oleh karena itu sekarang tidak saja
dilakukan penetuan kadar kolesterol darah total, tetapi juga kadar LDL- kolesterol,
HDL-kolesterol dan protein-protein yang membentuk lipoprotein (Apo A1 dan APo B).
Didalam makanan, kolesterol didapatkan dalam lemak hewani. Kadar kolesterol
yang meninggi didalam darah (hiperkolesterolemia) dapat bersifat familial herediter
(diwariskan) dan dapat juga menyertai penyakit-penyakit

25
lain, seperti Diabetes mellitus, Hipothiroidi. Nefrotik sindrom dan lain-lain. Kadar
kolesterol darah yang rendah (hipokolesterolemia), seperti pada penyakit
hipertiroidi atau diet pantang lemak, dapat juga berpengaruh terhadap sintesis
membran sel dan hormon-hormon kortikosteroid, karena kolesterol merupakan bahan
baku dalam sintesis membran sel dan hormone- hormon tersebut. Ekskresi kolesterol
terjadi memlalui hepar ke saluran empedu, walaupun sebagian kolesterolnya
terabsorbsi kembali dalam usus.

III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas kimia - Tabung vacuntainer
- Tabung reaksi

Bahan:
- Reagen warna kolesterol oksidase (CHOD-PAP)
- Larutan kolesterol standar 200 mg/dL atau 5,17 mmol/L
- Serum atau plasma
- Fenol
- Natrium azida
- Buffer fosfat pH 6,5

3.2 Prosedur Kerja


A. Pengukuran terhadap blanko
Untuk setiap seri pemeriksaan hanya diperlukan satu standar dan satu blanko.

B. Prosedur Praktikum
1. Tiga ml darah dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 2000
rpm, akan tampak plasma terpisah dari sel-sel darahnya.
2. Pipet ke dalam tabung kuvet :

Blanko Standar Sampel


Standar - 10 -l -
Plasma atau Serum - - 10 l
Reagen Warna GOD 100 l 100 l 100 l

3. Campurkan isi masing-masing tabung kuvet, kocok sampai rata


kemudian :
- Inkubasi pada suhu 37 0C selama 5 menit, atau :

26
- Dibiarkan pada suhu kamar selama 20 – 25 menit
Hindari dari sinar matahari langsung.
4. Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi sampel (A sampel) dan
absorbansi standar (A standar) yang diukur terhadap blanko (A blanko =
0) pada panjang gelombang 546 nm.

Perhitungan :
Kadarkolesterol(C )dalam darah,serum,atau plasma: A
Sampel
C= X 200 mg/dl (kadar standar) A
Standar
Atau
A Sampel
C= X 5,17 mmol/dl (kadar standar) A
Standar

Referensi :
1. Usia dibawah 30 tahun = 180mg/dl
2. Usia 30 tahun ke atas = 200 mg/dl

Catatan :
1. Dengan cara ini kadar kolesterol darah dapat diukur secara linier sampai dengan
750 mg/100 ml.
2. Bilamana kadar kolesterol diatas 750 mg%, encerkan plasma 3 kali, yaitu dengan
menambahkan NaCl 0,9% 2 kali volume plasma dan ulangi prosedur penentuan
kolesterol darah. Hasilnya kemudian dikalikan dengan 3.
3. Untuk penderita ikterus, bilirubin plasma akan mengganggu hasil
pemeriksaan, oleh karena itu hasil akhir perlu dikoreksi, yaitu dengan
mengurangi0,75mmol/luntuksetiap100 mol/lbilirubinatau mengurangi dengan
5 mg/100 ml untuk setiap 1 mg/100 mg bilirubin.
4. Semua peralatan gelas harus benar-benar bersih dan kering.
5. Jangan menggunakan plasma/serum hemolisis, karena hemoglobin akan
mengganggu hasil reaksi.
6. Reagen dan campuran reaksi bersifat korosif, jadi jangan menggunakan pipet yang
dihisap oleh mulut, dan hati-hati jangan kontak dengan kulit dan mata.
7. Pemeriksaan harus dilakukan dalam keadaan puasa paling sedikit 12 jam.
8. Warna yang terbentuk stabil selama 1 jam.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alimin. 2009. Kimia Analitik. UIN Alauddin. Makassar.

Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Hendayana,

S. 1994. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis


Modern. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

28
OBJEK VIII
ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ENZIM

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengisolasi enzim protease dari Jahe (Zingiber
officinale)
2. Mahasiswa mampu menentukan kadar protein dari Jahe (Zingiber
officinale) dengan metode Lowry.
3. Mahasiswa mampu menguji aktivitas proteolitik dengan substrat N,N-
dimetilkasein Jahe (Zingiber officinale)
4. Mahasiswa mampu memurnikan enzim proteolitik Jahe (Zingiber
officinale)

II. DASAR TEORI


Jahe (Zingiber officinale) merupakan tumbuhan rimpang yang sangat sangat
popular sebagai rempah-rempah dan bahan obat.Rimpangnya berbentuk jemari
yang menggembung di ruas-ruas tengah.Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton bernama zingeron. Khusus sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-
temurun di antaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap
digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan saluran pencernaan, rematik, obat
antimual dan mabuk perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria,
penawar racun, gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar.
Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh
mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak
dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah protein.
Protease dilibatkan dalam mencerna rantai protein panjang menjadi fragmen
pendek, memotong ikatan peptida yang menghubungkan residu asam
amino.Beberapa diantara mereka dapat melepaskan terminal asam amino dari rantai
protein (eksopeptidase, sepeti aminopeptidase, casboksi peptidase A); yang lainnya
menyerang ikatan peptida internal suatu protein (endopeptidase,seperti
tripsin,kimotripsin,pepsin,papain,elastase).

29
III. PROSEDUR PERCOBAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas kimia - Inkubator
- Kolom gelas - Sentrifugator dengan pendingin
- Potter elvehjem - Spektrofotometer UV

Bahan:
 Jahe (Zingiber officinale)
 air suling
 asam trikloroasetat (TCA) 8%
 aseton
 Buffer fosfat (pH: 6,5; 7,6)
 es batu
 N,N dimetil kasein (10 mg/mL)
 Pereaksi A ( larutan Na2CO3 2% dalam NaOH 0,1 N )
 PereaksiB (larutanCuSO4.5 H2O0,5%dalamNa/K– tartrat 1%)
 Pereaksi C ( Campuran 50 mL A dan 1 mL B )
 Pereaksi D ( larutan folin ciocalteu (fosfomolibdat-fosfowolframat) )
 Sephadex G-25.

3.2 Prosedur Kerja


A. Ekstraksi Enzim
Jahe dicuci bersih dengan air,kemudian dipotong menjadi irisan-irisan kecil (3-5
mm). Ditimbang sebanyak 4,0298 gram sampel, kemudian dengan buffer
fosfat pH 7,4 ; 0,1 M dihomogenasi (membentuk suspensi menjadi 1
gram/mL). Di blender hingga halus. Setelah itu homogenat disentrifugasi
pada kecepatan 9,600 rpm selama 30 menit. Enzim akan berada pada
supernatan, terpisah dari pengotor dan sisa-sisa jaringan jahe. Enzim yang
berada di bagian supernatan diendapkan dengan ditambahkan garam
ammonium sulfat sebanyak 11,7213 gram. Enzim akan mengendap,
kemudian disentrifugasi. Kemudian endapan dilarutkan dalam 15 mL bufer
fosfat pH 6,5 0,05 M.

B. Pemurnian Protein dengan Kromatografi Filtrasi Gel


Kolom gelas disiapkan, diisi dengan matriks sambil dielusi secara terus-
menerus dengan buffer fosfat pH 6,5 ; 0,05 M (sebagai buffer awal). Endapan
enzim/protein yang sebelumnya telah dilarutkan dalam 5 mL buffer fosfat
pH 6,5; 0,05 M diambil sebanyak 4 mL dan dimasukkan ke dalam kolom
dengan pengelusi buffer awal (buffer

30
fosfat pH 6,5 ; 0,05 M). Kemudian sampel yang telah didialisis dimasukan
ke dalam kolom kromatografi filtrasi gel, dengan pengelusi buffer awal. Lalu
ditampung dua puluh fraksi dengan volume penampungan setiap fraksi
sebanyak 3 mL (per tabung), dan kecepatan alir diatur 1 mL/menit. Setelah
itu, setiap fraksi diukur serapannya menggunakan alat spektrofotometer
dengan panjang gelombang 280 nm. Kemudian setiap puncak protein diuji
aktivitas proteasenya.

C. Penentuan Aktivitas Enzim Protease


Sebanyak 0,2 mL sampel protein (enzim) ditambah dengan 1 mL substrat
N,N-dimetil kasein dan 1,8 mL buffer fosfat pH 7,6 ; 0,1 M. Campuran tersebut
kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 oC. Tahap inkubasi
dihentikan dengan menambahkan 1 mL larutan asam trikloroasetat (TCA) 8%.
Kemudian campuran tersebut disentrifugasi selama 30 menit.
Supernatannya diukur serapannya pada panjang gelombang 280 nm. Sebagai
kontrol (blanko) dalam pengukuran serapan, sampel enzim diganti dengan air
(diperlakukan sama seperti perlakuan terhadap sampel).

31
DAFTAR PUSTAKA

Page,D.S. 1997. Prinsip – Prinsip Biokimia, diterjemahkan oleh R.Soendoro. Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta

Poedjadi. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Rao, M. B., A. M. Tanksale, M. S. Ghatze, U. V. Deshpande. 1998. Molecular and Biotechnology


Aspects of Microbial Protease. Microbial and Molecular Biology
Review. 62: 597-628.

Rossari, A., 2002. Minyak Atsiri Jahe Sebagai Antifilariasis Malayi Ditinjau dari Kedokteran dan
Islam. Skripsi Fakultas kedokteran Universitas YARSI. Bandung.

Skoog, D.A., D.M.West., & F.J Holler. 1992. Fundamentals of Analytical Chemistry.
Sixth Edition. Sounders College Publishing. New York.

Scopes,R.K.1994.Protein Purification: Principlesand Practice.SpringerVeriag.


New York.

32

Anda mungkin juga menyukai