Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design. Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Eksperimental Design,
digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2018)

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya
(Masturoh & Nauri 2018)
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah Ekstrak Etanol Daun
Simpur (Dillennia suffruticossa). Dengsn kriteria daun ysng digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Tidak rusak atau cacat
b. Daun berwarna hijau
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya
(Siyoto & Ali 2015)
Sampel pada penelitian ini adalah Ekstrak etanol daun simpur dengan
konsentrasi 1%, 1,5% dan 2%
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
Jumlah replikasi atau pengulangan pada masing-masing kelompok
perlakuan dapat ditentukan menggunakan rumus Federer,yaitu:
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan
t = Jumlah kelompok perlakuan
r = Jumlah replikasi dari masing-masing kelompok perlakuan
Jumlah kelompok perlakuan (t) dari penelitian ini adalah sebanyak 3
perlakuan ditambah 2 kelompok kontrol. Maka nilai replikasi (r) pada
penelitian ini adalah:
(t-1) (r-1) ≥ 15
(3-1) (r-1) ≥ 15
2r – 2 ≥ 15
2r ≥ 15 + 2
2r ≥ 17
r ≥ 8,5
r =9
Dari rumus diatas diketahui bahwa banyaknya replikasi dari setiap
perlakuan adalah 9 kali

C. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan
2. Tempat Penelitian
Pembuatan ekstrak etanol daun simpur dilakukan di Laboratorium
Biokimia Politeknik Negeri Pontianak. Dan uji Aktivitas Ekstrak Metanol
Daun Simpur (Dillennia suffruticossa) secara In vitro Dilakukan di
Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes Pontianak.

D. Jenis Data Penelitian


Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
sumber datanya.(Masturoh & Nauri 2018)
Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan waktu pembekuan darah secara
in vitro

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penlitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2018)
Teknik pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi yaitu dengan
mengukur waktu pembekuan darah secara in vitro
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data
yang diperlukan (Siyoto & Ali 2015)
Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah mikropipet dan
stopwatch.
3. Pengamatan dan Pengukuran Variabel Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengukur Waktu Pembekuan Darah ini
adalah secara in vitro dengan menggunakan darah Vena
b. Prinsip Pemeriksaan
Darah lengkap tanpa antikoagulan dalam tabung akan mengalami
pembekuan darah akibat kontak dengan permukaan tabung. Waktu
yang dibutuhkan darah untuk membeku pada kondisi tertentu
dinyatakan sebagai waktu pembekuan (Nugraha, 2015)
c. Alat Penelitian
a. Kertas saring
b. Rotary Evaporator
c. Wadah Maserasi
d. Neraca Analitik
e. Tourniket
f. Kapas alcohol 70%
g. Alat suntik
h. Mikropipet
i. Labu ukur
j. Beaker glass
k. Batang Pengaduk
l. Pipet tetes
m. Rak tabung
n. Stopwatch
o. Waterbath
p. Plester
q. Blender
r. Ayakan
d. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Ekstrak etanol daun simpur
2) Antikoagulan EDTA
3) Larutan salin
e. Penyiapan bahan
1) Pengambilan Tumbuhan
Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
simpur yang diperoleh dari daerah Tanjung Raya II, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat
2) Pengolahan simplisia
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh,
bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah
isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000).
Sampel daun simpur dipilih dari beberapa pohon,dipilih daun
yang bagus dan tidak rusak dikumpulkan sebanyak 4 kg.Daun
simpur yang telah dipetik, disortasi, dicuci dengan air hingga
bersih,dipotong kecil-kecil lalu dijemur tanpa terkena sinar
matahari langsung atau dikeringkan dengan cabinet dryer pada
suhu 40oC selama 24 jam. Selanjutnya daun yang sudah kering
dapat dihaluskan dan diayak
3) Penetapan Kadar Air
Simplisia yang diolah harus kering dan mengandung air kurang
dari 10%. Berikut ini adalah cara penetapan kadar air simplisia
(Depkes 2000).
a) Cawan yang akan digunakan dipanaskan pada oven suhu 100-
105oC selama 15 menit untuk menghilangkan kadar airnya.
b) Cawan disimpan dalam desikator selama 10 menit
c) Cawan ditimbang dan dilakukan kembali hingga didapatkan
berat cawan yang konstan.
d) Dimasukkan 10 gram simplisia yang telah dirajang kedalam
desikator dan ditimbang.
e) Cawan dikeringkan didalam oven pada suhu 105oc selama 5
jam dan ditimbang.
f) Pengeringan dan pendinginan dalam desikator serta
penimbangan dilakukan kembali hingga didapatkan perbedaan
berat antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,25%. Kadar air dalam ekstrak tidak boleh 10% atau lebih.
g) Kadar air dalam tanaman dihitung dengan rumus berikut:
( b−c)
Kadar air = x 100%
(b−a)
Keterangan:
a = berat konstan cawan kosong
b = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan
c = berat konstan cawan + sampel setelah dikeringkan
100
Faktor koreksi =
100−% kadar air

4) Ekstraksi Metode Maserasi


Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Remaserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes, 2000)
Sampel dilakukan maserasi dengan pelarut etanol 96% dan
dimasukkan kedalam botol kaca bertutup, lalu direndam dengan
pelarut etanol 96% selama 3 hari 24 jam pengadukan setiap 24
jam,dan pergantian pelarut dilakukan setiap 24 jam,maserat
kemudian disaring dengan menggunakan kain kasa dan ditampung
dalam botol kaca dan diuapkan dengan rotary epavorator pada
suhu < dari 40oC .
5) Uji penetapan susut pengeringan
Setelah dilakukan ekstraksi, sampel dilakukan penentuan susut
bobot pengeringan sebagai berikut (Depkes, 2000)
a) Ditimbang 1-2 gr ekstrak dalam botol timbang dangkal
bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
penetapan 105oC selama 30 menit.
b) Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan dalam botol timbang
dengan cara menggoyangkan botol hingga membentuk lapisan
setebal lebih kurang 5mm- 10mm
c) Jika ekstrak yang akan diuji berupa ekstrak kental, maka
ratakan ekstrak dengan bantuan pengaduk, kemudian masukkan
kedalam ruang atau lemari pengering, buka tutupnya dan
keringkan pada suhu 105oC hingga botol tetap, dinginkan di
dalam desikator
d) Dilanjutkan lagi pengeringan pada suhu 105oC hingga bobot
tetap, yaitu didapatkan perbedaan pada dua kali penimbangan
berturut-turut tidak lebih dari 0,50 mg untuk tiap gram ekstrak
yang ditimbang.
e) Penimbangan kedua dilakukan setelah dipanaskan lagi setelah
satu jam.
f) Pelarut yang tersisa dalam ekstrak dapat dihitung dengan rumus
berikut:
a−b
Sisa pelarut = x 100%
a
Keterangan:
a = Berat ekstrak awal
b = Berat ekstrak akhir
6) Skrinning fitokimia
Skrinning pada ekstrak bertujan untuk melakukan identifikasi
komponen kimianya yaitu sebagai berikut:
a) Minyak Atsiri
Ekstrak ditambahkan dengan larutan kalium permanganat,
warna akan menjadi pucat atau hilang. (Hanani,2015)
b) Flavonoid dan Tanin
Ekstrak kental yang diencerkan dengan metanol
ditambahkan HCL pekat dan logam Mg.Jika terbentuk busa
berwarna merah atau jingga berarti positif tanin, kemudian
didinginkan dan ditambah amil alkohol, lalu dikocok jika
warna merah dan naik ke atas berarti positif flavonoid dan jika
warnanya tetap dibawah positif tanin dan flavonoid. (Najib,
2018)
Ekstrak ditambahkan dengan pereaksi HCl dan Magnesium
(Mg) perubahan warna menjadi kuning menunjukkan positif
flavonoid (Rahayu, 2019)
7) Pembuatan Reagen
a). Pengambilan Darah Vena (Gandasoebrata, 2010)
(1) Bersihkan tempat yang akan diambil dengan alkohol 70%
dan biarkan sampai menjadi kering lagi.
(2) Jika menggunakan vena dalam fossa cubbiti; pasanglah
tourniquet pada lengan atas dan mintalah orang itu mengepal
dan membuka tangannya berkali-kali agar vena nampak
jelas. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-
erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk
memperlihatkan dan agak menonjolkan vena.
(3) Tegangkanlah kulit di atas vena ini dengan jari-jarri tangan
kiri supaya vena tidak dapat bergerak.
(4) Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan
kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.
(5) Lepaskanlah atau regangkanlah pembendungan dan
perlahan-lahan tarik penghisap semprit sampai jumlah darah
yang dikehendaki didapat.
(6) Lepaskan pembendungan apabila masih terpasang.
(7) Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah semprit dan jarum
itu.
(8) Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya
tempat tusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan
kapas tadi.
(9) Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan
semprotkan) darah ke dalam wadah atau tabung yang
tersedia melalui dinding.
b) Pembuatan Reagen EDTA
Tiap 1 mg EDTA menghindarkan membekunya 1 ml darah.
EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%
(Gandasoebarta, 2010)
8) Prosedur Pemeriksaan Metode Lee & White
(Nugraha, 2015)
a) Sediakan rak tabung dan tabung yang diperlukan
b) Siapkan 3 tabung kosong, tanpa diberi penambahan ekstrak
etanol daun simpur untuk kontrol negative
c) Masukkan 10 ul antikoagulan EDTA ke dalam 1 tabung
sebagai kontrol positif
d) Masukkan ke dalam 3 tabung ekstrak etanol daun simpur
konsentrasi 1% masing masing sebanyak 10 ul
e) Masukkan ke dalam 3 tabung ekstrak etanol daun simpur
konsentrasi 1,5% masing masing sebanyak 10 ul
f) Masukkan ke dalam 3 tabung ekstrak etanol daun simpur
konsentrasi 2% masing masing sebanyak 10 ul
g) Lakukan fungsi vena pada semprit,pada saat darah kelihatan
masuk pada semprit jalankan stopwatch
h) Lepaskan jarum dari semprit dan alirkan perlahan-lahan 1 ml
darah kedalam setiap tabung yang dimiringkan pada saat diisi
dengan darah
i) Tempatkan tabung pada waterbath suhu 37oC
j) Setelah 5 menit,lakukan pengamatan bekuan darah dengan
memiringkan tabung 1 hingga sudut 45 oC,ulangi prosedur
setiap 30 detik hingga darah dalam tabung benar membeku
(Tidak menumpahkan darah)
k) Catat waktu yang dibutuhkan darah membeku dalam tabung 1
l) Setelah 30 detik darah dalam tabung 1 menggumpal,lanjutkan
pada tabung 2 dan ulangi prosedur tersebut setiap 30 detik
sampai bekuan terbentuk.Catat waktu yang dibutuhkan darah
membeku dalam tabung 2.Ulangi prosedur ini pada tabung 3
m) Waktu yang dilaporkan sebagai waktu pembekuan adalah total
waktu dari darah masuk kedalam spuit hingga terbentuknya
gumpalan pada tabung 3

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data


1. Teknik pengolahan data
a. Penyuntingan data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kejelasan maupun
kelengkapan mengensi pengisian instrumen pengumpulan data
(Suprapto, 2017).
Editing dapat dilakukan pada tahap pngumpulan data atau setelah data
terkumpul.
b. Coding (Pengkodean)
Coding merupakan proses identifikasi dan proses klasifikasi dari
tiap-tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data
berdasarkan variabel yang sedang diteliti (Suprapto, 2017).
Pengkodean data pada penelitian yaitu sebagai berikut :
1) Darah dengan Ekstrak Etanol daun simpur (Dillennia suffruticossa)
1% = EKM1
2) Darah dengan Ekstrak Etanol daun simpur (Dillennia suffruticossa)
1,5% = EKM1,5
3) Darah dengan Ekstrak Etanol daun simpur (Dillennia suffruticossa)
2% = EKM2
4) Darah kontrol = Kontrol
5) Darah dengan EDTA cair 10% = EC10
c. Entering (Pemasukan Data)
Entry adalah kegiatan mencatat ataupun memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam tabel-tabel induk dalam penelitian (Suprapto,
2017).
d. Cleaning
Cleaning adalah proses pengecekan kembali dari setiap sumber data
yang telah dimasukan unuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmojo, 2010).
2. Teknik Penyajian Data
Pada penelitian ini penyajian data dilakukan dalam bentuk teks, dan
tabel.
3. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan analisis univariat dan analisis
bivariat menggunakan uji regresi linier yang diolah dengan komputerisasi
menggunakan SPSS.

Anda mungkin juga menyukai