Anda di halaman 1dari 3

NOMOR 3

A. Definisi Standarisasi Ekstrak


Standarisasi Ekstrak adalah mempertahankan konsistensi kandungan senyawa aktif batch
yang diproduksi, pemekatan kandungan senyawa aktif pada ekstrak.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ekstrak
1) Faktor Kimia
Faktor Internal :
 Jenis senyawa aktif dalam simplisia

 Komposisi kualitatif senyawa aktif


 Komposisi kuantitatif senyawa aktif

 Kadar total rata-rata senyawa aktif


Faktor Eksternal :
 Perbandingan ukuran alat ekstraksi.

 Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia.


 Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi.

 Kandungan logam berat.


 Kandungan pestisida
2) Faktor Biologi
 Identitas jenis (species).
 Lokasi tumbuhan asal.

  Periode pemanenan hasil tumbuhan.


 Penyimpanan bahan tumbuhan.

 Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan


C. Definisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent. pemisahan
berdasarkan prinsip beda kelarutan. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua
zat berdasarkan perbedaan kelarutan.
D. Tujuan Ekstraksi
 Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya
alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa
ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
 Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional.
 Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun.
E. Prinsip Ekstraksi
Prinsip proses ekstraksi dimulai dengan proses pembukaan jaringan atau
dinding sel melalui proses panas dan pelarut organik, kemudian pelarut melakukan
penetrasi dan melarutkan senyawa karena kemiripan tingkat polaritas. Selanjutnya
senyawa tersebut terbawa bersama pelarut.
F. Berbagai Metode Ekstraksi
1) Ektraksi dengan pelarut (Ekstraksi Cair-cair, Ekstraksi Padat Cair, Ekstraksi
bertingkat dan Ekstraksi Air-Alkohol secara Fermentasi).
2) Metode ekstraksi secara panas yang menggunakan air (infusa, dekok, destilasi).
3) Metode ekstraksi secara panas yang menggunakan pelarut organik (digesti, refluks,
soxhlet).
4) Metode ekstraksi secara dingin (Maserasi, perlokasi).
5) Ekstraksi berbantu gelombang ultrasonic.
6) Ekstraksi berbantu medan listrik berdenyut.
7) Ekstraksi berbantu enzim.
8) Ekstraksi berbantu gelombang mikro.
9) Ekstraksi dengan cairan pelarut bertekanan.
10) Ekstraksi dengan fluida superkritik.
11) Ekstrkasi dengan proses fitonik
 Proses Ekstraksi Dengan Metode Maserasi
Maserasi adalah teknik ekstraksi dengan cara merendam bahan baku ke dalam
pelarut pada suatu bejana dan ditempatkan pada suhu ruang (ekstraksi dingin)
selama beberapa waktu.
 Proses Ekstraksi Dengan Metode Perlokasi
Perkolasi adalah teknik ekstraksi dengan melarutkan senyawa metabolit dengan
cara mengalirkan pelarut yang sesuai pada matriks bahan atau sampel yang telah
ditempatkan pada alat perkolator
 Proses Ekstraksi Dengan Metode Reflux
Ekstraksi dengan reflux adalah teknik ekstraksi panas yang dilakukan dengan
menguapkan pelarut dan mendinginkannya (kondensasi) lagi untuk diulang secara
kontinyu sehingga volume pelarut dalam sistem akan terjaga.
 Proses Ekstraksi Dengan Metode Soxhlet
Ekstraksi dengan soxhlet adalah pengembangan teknik perkolasi dan refluks
dengan menggabungkan dua prinsip tersebut dengan cara menguapkan pelarut dan
menyiramkan atau melewatkannya pada sampel bahan yang terbungkus. Hasil dari
proses ektraksi akan diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair ini diperoleh setelah
pemisahan serbuk simplisia dengan penyari. Ektrak cair ini akan dilanjutkan
menjadi ektrak kental dengan penguapan menggunakan alat rotary evavorator.

Anda mungkin juga menyukai