Anda di halaman 1dari 3

YAYASAN ALMARISAH MADANI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
(Semester Ganjil 2021/2022)
Nama : Evelyn Palullungan
Nim : 21018008
Mata Ujian : Fitokimia 1
Waktu : 50 Menit
Kelas : Transfer 2021
Hari, Tanggal : Senin/17 Januari 2022
Dosen Penguji : apt. Yuri Pratiwi Utami.,S.Farm.,M.Si.
Sifat Soal : Open Book (sesuaikan dengan format)

1. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode ekstraksi yaitu :


a. Sifat senyawa dalam simplisia Pemilihan metode ekstraksi harus
mempertimbangkan sifat senyawa dalam simplisia. Pengetahuan akan sifat
senyawa yang akan diekstrak sangat penting untuk mendapatkan hasil ekstrak
yang baik.
b. Stabilitas senyawa Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
ekstraksi. Senyawa yang tidak stabil pada suhu tertentu tentu harus memilih
metode yang sesuai.
c. Harga senyawa terkandung Ketika senyawa yang akan di ekstraksi harganya
mahal seperti ginger, hasil ekstrak yang sempurna tentunya diinginkan. Tetapi
jika senyawa yang akan diekstraksi tidak mahal perlu memilih metode yang
efisien sehingga menurunkan biaya ekstraksi.
d. Pelarut Pemilihan pelarut harus berdasarkan kelarutan senyawa yang
terkandung dalam simplisia (Singh, 2008).

2. Ekstraksi :
a. Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa aktif dari suatu
bahan atau simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut tertentu
yang cocok (Depkes RI, 2000).
b. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat
tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda. Pada umumnya ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut
yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam
campuran, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang akan
diekstrak biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan, biasanya
berbentuk bubuk atau simplisia (Sembiring, 2007).
c. ekstraksi Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya
(Wilson, et al., 2000).
d. Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat
yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian
tanaman obat tersebut (Marjoni, 2016).
e. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi
bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan
tanaman ke dalam pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi (Anonim, 2012).

Ekstrak :
a. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).
b. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku
obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara
destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit
mungkin terkena panas (Departemen Kesehatan RI, 2014).
c. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang paling cocok, di luar pengaruh
cahaya matahari langsung (Departemen Kesehatan RI, 1979).
d. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat
aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Depkes RI, 1995).

3. Langkah awal

4. Partisi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut (Najib, 2019).

5. Langkah – langkah kerja :


a. Disiapkan kedelai varietas Galunggung dan inokulum berupa tepung merk
”RAPRIMA” yang mengandung Rhizopus oligosporus NRRL 2710
b. Penyediaan tempe meliputi: pencucian, perendaman, pengukusan,
penambahan inokulum dan fermentasi selama 48 dan 72 jam sehingga
dihasilkan tempe.
c. Ekstraksi isoflavon dari tempe kedelai dengan metode A meliputi: pengovenan
pada suhu 40º C selam 20 jam, penggilingan, maserasi dengan etanol,
penyaringan, penguapan filtrat dengan rotary evaporator hingga dihasilkan
ekstrak kental.
d. Diuji aktivitas antioksidan isoflavon total dengan metode DPPH.

Jenis kromatografi yang digunakan adalah Komatografi gas padat.

Anda mungkin juga menyukai