I. Tujuan percobaan
Mengisolasi kurkumin dari rimpang kunyit dengan cara pemanasan
atau Refluks.
Menentukan nilai Rf kurkumin dengan cara Kromatografi Lapis
Tipis (KLT).
Memurnikan kurkumin dari rimpang kunyit dengan cara
Kromatografi Kolom (KK).
Menguji kemurnian kurkumin dengan cara KLT preparatif.
V. Prosedur
Isolasi Senyawa Kurkumin dengan Cara Refluks
40 gram rimpang kunyit dimasukka kedalam labu refluks dan
ditambahkan dengan 1000 ml diklorometana. Campuran kemudian
disaring dengan saringan vakum hingga diperoleh laurutan kuning.
Larutan kemudian dipekatkan melalui rotary evaporator, diperoleh residu
kuning kemerahan, kemudian dicampurkan dengan 20 ml n–heksana lalu
diaduk secara merata. Campurkan kemudian disaring lagi dengan
penyaringan vakum.
Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Padatan yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan metode
kromatografi lapis tipis, digunakan eluen CH2Cl2 : MeOH = 9 : 1 yang
akan menunjukan 3 komponen utama.
Uji Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom di buat dengan menggunakan 15 gram silica
gel dan eluen CH2Cl2 : MeOH = 99 : 1 dengan tinggi kolom berkisar
antara 15–20 cm. lalu dilarutkan ekstrak kasar 0,3 gram yang di peroleh
dengan sedikit pelarut CH2Cl2 : MeOH = 99 : 1 dan kemudian di teteskan
perlahan pada bagian atas kolom (jangan merusak kolom). Dielusi hingga
komponen pertama habis. Dilakukan monitoring dengan menggunakan
KLT, digabungkan fraksi yang mengandung komponen pertama kemudian
dikeringkan, lalu dilakukan pengujian dengan spektrum UV dan IR dari
senyawa murni yang berhasil di isolasi.
Uji kromatografi lapis tipis preparatif (KLT preparatif)
Dilarutkan 0,1 gram ekstrak kasar dengan sedikit mungkin pelarut
CH2Cl2 : MeOH = 99 : 1, ditotolkan pada batas awal plat KLT preparatif
menggunakan pipa kapiler. Setelah noda kering, dielusikan dengan
CH2Cl2 : MeOH = 97 : 3. Hasil elusi dilihat dibawah sinar UV. Bagian
pita yang dipilih dan dikerok, hasil kerokan dimasukkan kedalam gelas
kimia dan ditambahkan dengan diklorometana. Disaring dan dicuci dengan
pelarut yang sama. Filtrat diuapkan dengan rotary evaporator dan
dilakukan uji kemurnian dengan KLT eluen menggunakan CH2Cl2 :
MeOH = 97 : 3.
VI. Data pengamatan
Kromatografi Kolom.
Tabung 1 :
2,5 4
Bercak 1 : =0,47 Bercak 2 : =0,75
5,3 5,3
Tabung 2 :
2,5
Bercak 1 : =0,47
5,3
Tabung 3 :
1 2,7
Bercak 1 : =0,16 Bercak 2 : =0,45
6 6
Tabung 4 :
1,2 2,6
Bercak 1 : =0,19 Bercak 2 : =0,42
6,1 6,1
Tabung 5 :
1,6 3,7
Bercak 1 : =0,26 Bercak 2 : =0,616
6 6
Tabung 6 :
1,5 3,6
Bercak 1 : =0,254 Bercak 2 : =0,61
5,9 5,9
Tabung 7 :
1 2,3
Bercak 1 : =0,19 Bercak 2 : =0,43
5,3 5,3
Tabung 8 :
1,2 2
Bercak 1 : =0,2 Bercak 2 : =0,37
5,4 5,4
Tabung 9 :
1,2
Bercak 1 : =0,20
5,9
Tabung 10 :
1,1
Bercak 1 : =0,19(0,186)
5,9
1. 23,02g
2. 30,32g
3. 20,91g
1. 23,22g
2. 30,60g
3. 21,24g
2,80−0,53
Perhitungan Rendemen : ×100=1,89 %
120
23,22−23,02
1. ×100=0,16 %
120
30,60−30,32
2. × 100=1,89 %
120
21,24−20,91
3. ×100=0,275 %
120
Dilakukan KLT setelah dilakukan KLT Preparatif pada pola yang
berwarna dihasilkan nilai Rf :
1
1. Rf : =0,18
5,5
1,5 2 3,3
2. a. Rf : =0,27 b. Rf : =0,36 c. Rf : =0,6
5,5 5,5 5,5
2,5
3. Rf : =0,45
5,5
1,3
1. Fraksi 1: =0,217
6
3,2
2. Fraksi 2: =0,53
6
4,4
Fraksi 3: =0,73
6
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan yang
berjudul isolasi kurkumin dari kunyit. Secara keseluruhan praktikum kali
ini terdiri dari 3 percobaan, yaitu: 1) isolasi senyawa kukurkumin dengan
cara refluks, pada percobaan tersebut bertujuan mengekstraksi senyawa
kukurkumin yang terdapat dalam kunyit dengan cara refluks, adapun
prinsip dari refluks adalah ekstraksi padat cair dengan cara panas
berdasarkan perbedaan kepolaran, 2) Uji kromatografi kolom, pada
percobaan tersebut bertujuan untuk pemurnian hasil isolasi dengan metode
kromatografi kolom, adapun prinsip dari kromatografi kolom adalah
pemisahan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran dan kecepatan
migrasi, 3) Mengidentifikasi pemisahan dengan kromatografi lapis tipis,
prinsip dari kromatografi lapis tipis adalah pemisahan sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran dan kecepatan migrasi serta dengan cara KLT
preparatif.
Sebelum dilakukan pengujian dengan KLT, Rimpang kunyit
diektraksi terlebih dahulu untuk mendapatkan senyawa kurkumin.
Rimpang kunyit kering di refluks dalam diklorometan (DCM). Refluks
merupakan metode ekstraksi panas (membutuhkan pemanasan pada
prosesnya), Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat
proses ekstraksi. Secara umum pengertian refluks sendiri adalah ekstraksi
dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Suhu
refluks yang digunakan tidak terlalu tinggi agar tidak menghambat proses
ekstrasi sehingga semua kurkumin dapat diekstrasi. Penggunaan
diklorometana (pelarut non polar) ini bertujuan untuk melarutkan
senyawa-senyawa organik pada kunyit yang cenderung bersifat non polar.
Kurkumin memiliki sifat semi polar tapi lebih ke non polar sehingga
penggunaka DCM tepat untuk melarutkan kurkumin. Setelah di refluks
selama 1 jam, labu jangan di angkat terlebih dahulu. Dibiarkan beberapa
saat agar uap mengalir ke kondensor. Kemudian di saring dengan vacum ,
agar terpisah antara ekstrasi dengan ampas kunyit. Diambil filtrat pada
tabung, lalu di evaporasi dengan alat evaporator. Fungsi dari evaporator
untuk melakukan pemekatan dan menguapkan DCM hingga diperoleh
residu berwarna kuning kemerahan. Hasil residu kuning kemerahan
ditambahkan n-heksana untuk melarutkan residu karena residu sudah
menjadi ekstraksi kering maka dilakukan pengerokan pada dinding labu.
N-heksana berfungsi untuk melarutkan pengotor, selain itu digunakannya
n-heksana karena bersifat non polar. Setelah dikerok, kemudian di saring
dengan vacum. Hasil vacum yang diambil adalah ekstraksi yang tertinggal
di kertas saring berwarna orange kemerahan.
Disiapkan eluen CH2Cl2 : MeOH (9:1) lalu masukan kedalam
chamber .Eluen yang digunakan untuk proses elusi terdapat dua jenis yaitu
eluen yang lebih polar dan eluen yang kurang polar. Hal ini dimaksudkan
untuk mencapai semua tingkat kepolaran sehingga eluen ini dapat
mengangkat noda yang tingkat kepolarannya berbeda-beda. CH2Cl2
bersifat non-polar sedangkan MeOH bersifat polar. Ditunggu hingga
chamber jenuh. Sampel yang diperoleh setelah penimbangan 2,80 gram.
Sehingga hasil % rendemen yaitu 1,84 %.
Setelah didapat sampel ekstraksi , maka dilakukan uji kromatografi
lapis tipis. Larutkan ekstraksi yang sudah didapat dengan sedikit eluen ,
kemudian di totolkan pada plat KLT yang sudah diberi tanda batas dari
dimulainnya elusi sampai batas akhir elusi. Penotolan dengan
menggunakan pipa kapiler ,dilakukan sebanyak 3 kali penotolan agar tidak
terlalu pekat saat dielusi. Setelah chamber jenuh maka dimasukan plat
KLT ke chamber. Ditunggu elusi sampai tanda batas, dari hasil elusi
diperoleh 10 spot noda. Dari hasil tersebut bisa dipilih 3 noda yang
memiliki nilai Rf yang bagus berkisar antara 0,2-0,8. Karena diperkirakan
menunjukkan komponen zat aktif yang dominan pada kunyit ada 3 macam
senyawa yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bis-
demestoksikurkumin.
Pembuatan kolom dengan metode basah. Disiapkan silica gel yang
dilarutkan dengan eluen CH2Cl2 : MeOH (99:1). Silica gel dan eluen
diaduk terus menerus agar tetap homogen dan eluen yang digunakan
sampai silica gel tidak mengendap dan kering. Sebelumnya dimasukkan
kapas kedalam kolom yang bertujuan untuk menyaring dan menahan silika
gel. Silika yag dilarutkan eluen dimasukan ke dinding kolom secara
kontinyu sedikit demi sedikit , dengan kran kolom dibuka. Eluen dibiarkan
mengalirkan hingga silika gel memadat. Tetapi kolom sambil diketuk-
ketuk sedikit agar kolom yang masih terdapat gelembung udara bisa
dipadati oleh silika. Setelah silika gel memadat, eluen dibiarkan mengalir
sampai batas adsorben kemudian kran ditutup. Eluen tidak boleh dibiarkan
sampai habis agar silica tidak kering dan tidak terjadi retak didalam kolom.
Selain itu, agar proses pemisahan zat berjalan optimal. Sampel
dimasukkan perlahan dan sedikit pada dinding kolom agar tidak merusak
permukaan silika. Setelah dimasukan semua sampel ditambahkan eluen
untuk mengelusi sampel untuk melewati kolom. Dikolom terjadi
pemisahan yang menghasilkan 3 warna yaitu orange kecoklatan, orange,
dan kuning Perbedaan warna ini menunjukkan adanya perbedaan senyawa
atau zat aktif yang dipisahkan. Semakin pekat warna, maka semakin
banyak zat aktif atau senyawa yang terpisahkan. Komponen berwarna
kuning adalah kurkumin. Selain itu, kurkumin adalah senyawa non polar,
terbukti bahwa dia tidak berikatan terlalu lama dengan fasa diam silika gel.
Sedangkan komponen berwarna oranye yang berada ditengah merupakan
senyawa semipolar yaitu bis-demetoksikurkumin, dan senyawa yang
paling polar adalah komponen berwarna orange kecoklatan yaitu
Desmetoksikurkumin.
VIII. Kesimpulan
Hasil Refluks didapat ekstrak kasar rimpang kunyit dengan
rendemen 1,84%
Hasil KLT yang didapat mempunyai 3 spot dengan nilai fraksi yang
berbeda beda yakni 0,217 , 0,53 dan 0,73.
Pada pemurnia hasil isolasi dengan cara kromatografi kolom
didapatkan 10 fraksi dengan nilai Rf yang berbeda-beda.
KLT preparatif didapat 3 nilai rf dengan hasil rendemen yakni
0,16%, 0,23%, dan 0,27%.
Daftar Pustaka