Praktikan :
Nama :Muhammad Ilham Hardian
NPM :10060317019
Shift A / kelompok 4
I. Tujuan Percobaan
1. Mengkalibrasi termometer dengan menggunakan cara panas.
2. Memurnikan senyawa asam benzoat dari pengotornya
menggunakan metode rekristalisasi.
3. Memurnikan senyawa kamper dari pengotornya menggunakan
metode sublimasi.
4. Uji kemurnian dengan cara penentuan titik leleh.
1) Berdasarkan kegunaanya
a) Termometer tubuh/klinis: untuk mengukur suhu tubuh
b) Termometer dinding: untuk mengukur suhu ruangan
c) Termometer maksimum minimum: untuk mengukur
suhu siang dan malam.
d) Termometer batang: untuk mengukur suhu benda.
2) Berdasarkan zat termometriknya
a) Termometer zat padat
b) Termometer zat cair
c) Termometer zat gas
3) Berdasarkan cara kerja
a) Termometer raksa
b) Termometer kopel
c) Termometer infrared
d) Termometer galileo
e) Termometer termisator
f) Termometer bimenal mekanik
g) Termometer alcohol
h) Termometer temo.
V. Prosedur
5.3 Sublimasi
Alat dan bahan disiapkan. Sebanyak 1 gram serbuk kamper ditimbang
dan ditempatkan dalam cawan porselen lalu cawan ditutup dengan
kaca arloji. Diletakkan potongan es dibagian atas kaca arloji sambil
dijaga agar air tidak mengganggu sublimasi. Cawan diletakkan diatas
kasa asbes pada kaki tiga dan dilakukan pemanasan langsung dengan
pembakar bunsen hingga serbuk kamper habis seluruhnya. Kristal
yang menempel dikaca dikumpulkan dan diletakkan dikertas saring
yang sebelumnya sudah ditimbang dahulu dalam keadaan kosong. Lalu
kertas saring yang sudah diletakkan kristal ditimbang kembali
sehingga didapatkan bobot kristal. Kristal dimasukkan kedalam kapiler
sampai kira-kira 0,5 cm ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan
alat melting block. Suhu pada saat kristal mulai menguap sampai
mencair seluruhnya dicatat dan dihitung rendemennya.
VI. Data pengamatan
VI.2 Sublimasi
Berat kristal: 1,3 – 0,52 = 0,78 gram
Suhu saat mulai meleleh 96°C
Suhu saat sudah meleleh 98°C
bobot akhir
Rendemen sublimasi (%) = x 100%
bobot sampel
0,78 gram
Rendemen sublimasi (%) = x 100%
1 gram
Rendemen sublimasi (%) = 78%
VII. Pembahasan
Pada prinsipnya rekristalisasi adalah proses pembentukan kembali
kristal dari padatan yang dilarutkan. Perolehan kristal dari larutan
dapat dilakukan dengan pemanasan yang didasari pada perbedaan titik
didih dimana zat lain (pengotor) akan menguap terlebih dahulu dan zat
yang akan dikristalkan akan mengendap.
Prinsip sublimasi adalah membuat zat padat yang ingin dimurnikan
dipanaskan yang kemudian menguap dan menjadi padat kembali
karena proses pendinginan.
Karbon yang digunakan dalam rekristalisasi asam benzoat
bertujuan agar zat kotor pada asam benzoat dapat terserap. Fungsi
karbon sebagai adsorben membuat proses pemurnian asam benzoat
lebih baik karena karbon memiliki daya serap tinggi.
Penyaring Buchner memiliki kemampuan lebih handal dalam
proses penyaringan dikarenakan oleh daya dukung dari proses suction
(pengisapan) berupa aspirator. Aspirator inilah yang membuat ruangan
vakum dan memisahkan kristal dengan air. Sehingga terbentuklah
kristal yang sangat kering. Berbeda dengan penyaring biasa yang
hanya memanfaatkan gaya berat dari pelarut karena gravitasi.
Dalam rekristalisasi pasti sebelumnya terjadi proses kristalisasi
dimana dilakukan pemisahan zat padat dari larutannya dengan jalan
menguapkan pelarutnya dengan cara pemanasan. Pemanasan ini
bertujuan untuk memperbesar kelarutan dimana asam benzoat akan
larut dalam air panas. Setelah melalui pemanasan zat padat akan
berada dalam keadaan lewat jenuh dan akan membentuk kristal.
Karena adanya perbedaan kelarutan didalam air memungkinkan proses
ini dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dalam keadaan
panas karna asam benzoat dan karbon akan membentuk padatan
kembali dalam keadaan dingin. Penyaringan juga dilakukan untuk
pemisahan zat pengotor yang berada dalam larutan.
Setelah itu filtrat didinginkan. Tujuannya agar kristal terbentuk,
setelah terbentuk kristal di lakukan filtrasi. Didapatkan hasil filtrat
1,51 gram dari 2,03 gram asam benzoat. Hasil tersebut menandakan
masih terdapat zat pengotor yang terbawa setelah filtrasi. Setelah itu
dilakukan penentuan titik leleh untuk mengetahui kemurnian dari asam
benzoat tersebut.
Recovery ditunjukkan dengan perbandingan massa yang diperoleh
dari hasil pemurnian dan massa awal zat. Hasil percobaan
menunjukkan recovery kamper sebesar 78% dapat terjadi karena ada
massa zat yang hilang ketika proses pemurnian. Massa zat yang hilang
ini disebabkan karena adanya serangkaian proses percobaan yang
melibatkan aktivitas pemindahan zat. Juga disebabkan karena ada
sebagian uap yang keluar pada celah arloji dengan cawan porselen
dapat diartikan ada sebagian massa juga yang hilang pada sistem. %
Recovery juga dipengaruhi oleh massa pengotor yang masih tertinggal
pada kristal
VIII. Kesimpulan