Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI
Mata kuliah : Kebutuhan Dasar Mannusia
Dosen : Ns.Rezkiya Hoesny,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 1:

1. DARMAWATI MARSUKI (042021010) 6. IIN ANGRIANI ASIS (042021021)


2. DESY NATALIA (042021011) 7. NUR FITRIANI (042021032)
3. GINA SAFITRI (042021015) 8. RABIYATUN (042021040)
4. HAMSARI HAMSAN (042021017) 9. RANTE TANGKELANGI (042021041)
5. HARIANI (042021018) 10. SELVY (042021045)

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA KOTA PALOPO


TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah“Asuhan Kebidanan

pada pasien dengan Gangguan Kebutuhan Oksigen”, sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi tugas kebutuhan dasar manusia.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

dan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diperlukan guna tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada

umumnya

Palopo, 28 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………..iii

B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………………..…iii

BAB II TINJAUAN TEORI

I. PENGERTIAN

OKSIGENASI…………………………………………………………………………………………….1

II. TUJUAN PEMBERIAN

OKSIGENASI………………………………………………………………………………..2

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN…………………………………………………………………………………

IV. FISIOLOGI SISTEM

PERNAPASAN………………………………………………………………………………….

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERNAPASAN…………………………………………….

VI. PENGKAJIAN

KEBIDANAN……………………………………………………………………………………………..

VII. DIAGNOSA

KEBIDANAN………………………………………………………………………………………………..

VIII. RENCANA

KEBIDANAN………………………………………………………………………………………………….

IX. IMPLEMENTASI KEBIDANAN DAN

EVALUASI………………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar……………………………………………………………………………………………………………………

ii
B. Konsep Dasar Kebidanan…………………………………………………………………………………………………

I. Pengkajian……………………………………………………………………………………………………………….

II. Diagnosa Kebidanan……………………………………………………………………………………………….

III. Evaluasi…………………………………………………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………

B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………….

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai
organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi
sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam
implementasinya mahasiswa kebidanan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi,
bagaimana proses kebidanan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana
praktik kebidanan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya mahasiswa

progsus S1 kebidanan, mampu mengingat kembali review mengenai konsep pemenuhan

kebutuhan oksigenasi dan praktek kebidanan yang bisa diimplementasikan pada klien

yang mengalami gangguan oksigenasi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih memahami

 Pengertian Oksigenasi

 Tujuan pemberian oksigenasi

 Anatomi sistem pernafasan

 Fisiologi sistem pernafasan

 Faktor-faktor yang memengaruhi pernapasan

 Pengkajian Kebidan

 Diagnosa Kebidanan

 Rencana Kebidanan

 Implementasi Kebidanan dan Evaluasi

iv
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada

tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi

merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai

organ dan sel tubuh.

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI


1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2. Untuk menurunkan kerja paru-paru

3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN


A. Saluran Nafas Atas

1. Hidung

- Terdiri atas bagian eksternal dan internal

- Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan

kartilago

- Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi

rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang

disebut septum

- Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak

mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung

1
- Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi

lendir secaraterus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh

gerakan silia

- Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-

paru

- Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta

menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

- Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena

reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang

sejalan dengan pertambahan usia.

2. Faring

- Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang

menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring

- Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring laring

(laringofaring) ), dan

- Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius

dan digestif 

3. Laring

Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang

menghubungkan faringdan trakea. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan

terdiri atas :

- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama

menelan

- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini

membentuk jakun (Adam's apple)

- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring

(terletak dibawah kartilago tiroid)

2
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago

tiroid.

- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan

bunyi suara (pitasuara melekat pada lumen laring).

Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring

juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing daN

memudahkan batu.

4. Trakea

Disebut juga batang tenggorokan. Ujung trakea bercabang menjadi dua

bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah

1. Bronkus

terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris kanan (3

lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi

menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9

bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi

bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri,

limfatik dan saraf

2. Bronkiolus

Bronkus segmental bercabang. Cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus

mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk

selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.

3. Bronkiolus Terminalis

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak

mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori

3
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus

respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan

jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus

alveolar. Dan kemudian menjadi alveoli.

6. Alveoli

Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2. Terdapat sekitar 300 juta yang jika

bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Terdiri atas 3 tipe :

- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi

surfaktan(suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah

alveolar agar tidak kolaps)

- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis

dan bekerjasebagai mekanisme pertahanan

7. PARU

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga

dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi

jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan

basis. Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris.

Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobos-lobus tersebut terbagi

lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.

8. PLEURA

Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastic. Terbagi

mejadi 2 :

- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada

- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru.

4
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang

berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama

pernapasan, juga untuk mencegahpemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan

dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah

kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Bernafas/pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan

lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru

atausebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada

perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi,

dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan

ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

a. Tekanan udara atmosfir

5
b. Jalan nafas yang bersih

c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan

kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang

bertekanan/konsentrasi lebih besar kedarah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih

rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh

darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membrane

respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen

antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

a. Luas permukaan paru

b. Tebal membran respirasi

c. Jumlah darah

d. Keadaan/jumlah kapiler darah

e. Afinitas

f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh

dansebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu

ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus

ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen

akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa

ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan

plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :

a. Curah jantung (cardiac Output / CO)

b. Jumlah sel darah merah

c. Hematokrit darah

6
d. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang

sebelumnya berisicairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan

nafas yang pendek.Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak,

diameter dari depan kebelakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter

transversal. Pada orang dewasathorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia

juga terjadi perubahan pada bentukthorak dan pola napas.

2. Lingkungan

Ketinggian panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi

daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.

Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan

jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai

respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah

akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan

tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen

juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi

pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan

menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan

oksigen.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan

denyut  jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan

tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status Kesehatan

7
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigenyang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi

penyakit pada sistemkardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya

pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.Selain itu penyakit-penyakit pada sistem

pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknyaterhadap oksigen darah. Salah

satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhioksigen adalah anemia,

karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dankarbondioksida maka anemia

dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dandari sel.

5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan

ketikadepresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-

obat narkotikanalgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasanFungsi pernapasan dapat terganggu

oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhipernapasan yaitu :

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub.

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi

sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen

di dalam tubuh yang diinspirasisampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan

dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gasoleh darah yang dapat disebabkan

oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebihbagian-bagian dari proses

respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolaryang tidak adekuat

sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehinggakarbondioksida kadang

berakumulasi didalam darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan

membranmukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam

hemoglobin. Oksigenasiyang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.

8
Korteks serebral dapat mentoleransihipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum

terjadi kerusakan permanen. Wajah oranghipoksia akut biasanya terlihat cemas,

lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafasPernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan

pernapasan ini sama jaraknya dansedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas

yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping

hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.

Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisiduduk dan

berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di

sepanjang saluranpernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas

bagian atas meliputi :hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena

adanya benda asing sepertimakanan, karena lidah yang jatuh kebelakang

(otrhopharing) bila individu tidak sadar ataubila sekresi menumpuk disaluran napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap

darisaluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang

terbukamerupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan

tindakan yangtepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara

mengorok selamainhalasi (inspirasi)

VI. PENGKAJIAN KEBIDANAN


Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik

maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui

hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat

pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang

masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST).


9
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada

saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya

mengandung unsur PQRST (Paliatif / Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangan

a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt

b. Bayi : 44 x/mnt

c. Anak : 20 - 25 x/mnt

d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt

e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4. Riwayat kesehatan keluargaDalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga

yang mengalami masalah / penyakityang sama.

5. Riwayat social

Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,

pekerjaan,rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6. Riwayat psikologis

Disini perawat perlu mengetahui tentang :

a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya

b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup

c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapy

d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy

7. Riwayat spiritual

8. Pemeriksaan fisik

a. Hidung dan sinusInspeksi :

cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak,

eksudat,darah), kesimetrisan hidung. Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

b. FaringInspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

c. Trakhea

10
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada

bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping

sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui

d. Thoraks

- Inspeksi : Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan

kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas. Bentuk dada, pada bayi berbeda

dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan

diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada

orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah

1 : 2. Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk

dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-

posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest

merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon

chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior

mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan

tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.

Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana

punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada

membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu

tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi. Pola napas, dalam hal ini perlu

dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu

pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan

tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitupernapasan

yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu

pernapasanyang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea

yaitu keadaan terhentinyapernapasan.

Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu

bertambahnya jumlahudara dalam paru-paru yang ditandai dengan

11
pernapasan yang dalam dan panjang ataukahhipoventilasi yaitu

berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasanyang

lambat.

Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan

dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah

pernapasan perut yaitu ernapasan yang ditandai dengan pengembangan

perut.

Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah

reguler atau irreguler,ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes

yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi

apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam,

atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya

tidak teratur dan diselingi periode apnea.

Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak

napas yang menetapdan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah

ortopnea yaitu kemampuan bernapashanya bila dalam posisi duduk atau

berdiri.

Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya

stertor/mendengkur yangterjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian

atas, atau stidor yaitu bunyi yang keringdan nyaring dan didengar saat

inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orangbersiul, atau rales

yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi,

ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat

ekspirasi.

Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk

produktif yaitu batukyang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu

batuk kering dan keras tanpasekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang

mengeluarkan darah. Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart

12
rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt,

ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60x/mnt.

Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah

arteri yang tinggi,ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang

rendah.Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia

yaitu suatu keadaandengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau

hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang,

atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat

kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada

mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari

Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat

kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.

- Palpasi : Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan,

massa, peradangan,kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.

Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem

bronkhopulmonalselama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih

terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan

lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karenasuara pria besar.

VII. DIAGNOSA KEBIDANAN


Diagnosa kebidanan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :

1. Bersihan jalan napas tidak efektif

Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas. Tanda-

tandanya :

a. Bunyi napas yang abnormal

b. Batuk produktif atau non produktif

c. Cianosis

13
d. Dispnea

e. Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Kemungkinan faktor

penyebab : Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi,

Kecelakaan atau trauma (trakheostomi), Nyeri abdomen atau nyeri dada yang

mengurangi pergerakan dada, Obat- obat yang menekan refleks batuk dan pusat

pernapasan, Hilangnya kesadaran akibat anasthesi. Hidrasi yang tidak adekuat,

pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran, Immobilisasi,

Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi.

2. Pola napas tidak efektif

Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak

adekuat. Tanda-tandanya :

a. Dispnea

b. Peningkatan kecepatan pernapasan

c. Napas dangkal atau lambat

d. Retraksi dada

e. Pembesaran jari (clubbing finger)

f. Pernapasan melalui mulut

g. Penambahan diameter antero-posterior

h. Cianosis, flail chest, ortopnea

i. Vomitus

j. Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :

a. Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri

b. Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat

anasthesi

c. Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan

kolaps paru

d. CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli

14
e. Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi

f. Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme

bronchial atau oedema

g. Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas

Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan

alkalosisrespiratori.

4. Penurunan kardiak output

Tanda-tandanya :

a. Kardiak aritmia

b. Tekanan darah bervariasi

c. Takikhardia atau bradikhardia

d. Cianosis atau pucat

e. Kelemahan, vatigue

f. Distensi vena jugularis

g. Output urine berkurang

h. Oedema
i. Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)

Kemungkinan penyebab :

a. Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung

b. Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi

kegagalan jantung

c. Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit

d. Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah.

VIII. RENCANA KEBIDANAN


1. Mempertahankan terbukanya jalan napas 

A. Pemasangan jalan napas buatan

15
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang

dimasukkan kedalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari

lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi

- Rute pemasangan : Orotrakheal : mulut dan trachea

- Nasotrakheal : hidung dan trachea

- Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang

diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3

- Intubasi endotrakheal

B.  Latihan napas dalam dan batuk efektif

Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi

Cara kerja :

- Pasien dalam posisi duduk atau baring

- Letakkan tangan di atas dada

- Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang

- Tahan napas untuk beberapa detik

- Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi

- Ulangi langkah k-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali

- Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu

keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara

- Ulangi sesuai kemampuan pasien

- Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada

daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk,

untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri

C. Posisi yang baik

Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru

maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma. Normalnya ventilasi

yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan

latihan.

16
D. Pengisapan lendir (suctioning)

  Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada

jalan napas, suctiondapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal,

endotrakheal atau trakheostomi tube.

E. Pemberian obat bronchodilator

Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema

mukosa bronchus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan

pertukaran udara. Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal

dan nebulisasi ataumenghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran

napas.

2. Mobilisasi sekresi paru

A. Hidrasi

Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien mengkonsumsi

cairanyang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas kemampuan/cadangan

jantung.

B. Humidifikasi

Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.

C. Postural drainage

Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di

dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam

bronkhus dantrakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap

sekresinya. Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur

/istirahat.

Tekniknya :

a. Sebelum postural drainage, lakukan :

Nebulisasi untuk mengalirkan sekret- Perkusi sekitar 1 - 2 menit- Vibrasi 4 - 5

kali dalam satu periode. Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret

dalam paru.

17
3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru

A. Latihan napas

Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui

peningkatanefisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui

pengontrolan pernapasanJenis latihan napas :

- Pernapasan diafragma

- Pursed lips breathing

- Pernapasan sisi iga bawah

- Pernapasan iga dan lower back

- Pernapasan segmental

B. Pemasangan ventilasi mekanik

Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran /

penghembusan udarake ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat

mempertahankan ventilasi secara otomatisdalam periode yang lama. Ada dua

tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.

C. Pemasangan chest tube dan chest drainage

Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik,

satu ataulebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan

dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.

Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open

pneumothoraks, flail chest.

Tujuannya :

- Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau

rongga thoraks dan rongga mediastinum

- Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal

kardiorespirasipada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan

membuat tekanan negatifdalam rongga pleura.

4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia

18
Dengan pemberian O2 dapat melalui :

a. Nasal canule

b. Bronkhopharingeal khateter 

c. Simple mask

d. Aerosol mask / trakheostomy collars

e. ETT (endo trakheal tube)

5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output

Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :

A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napas

B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke

hidung

C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatan

Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :

a. Health promotion

b. Ventilasi yang memadai

c. Hindari rokok

d. Pelindung / masker saat bekerja

e. Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)

f. Pakaian yang nyaman

g. Health restoration and maintenance

h. Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan secret

i. Teknik batuk dan postural drainage

j. Suctioning

k. Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler,

significant other

l. Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat,

fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM

19
m. Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan

hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi

n. Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan

yang mudah dikunyah dan dicerna

o. Mempertahankan eliminasi

p. dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan

q. Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medical

asepsis

r. Terapi O2

s. Terapi ventilasi

t. Drainage dada

IX. IMPLEMENTASI KEBIDANAN DAN EVALUASI


Implementasi kebidanan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan

dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.

20
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen

kurang dari lima menit akan menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Selain itu oksigen

digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen

akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat)yang

merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan caramelancarkan

saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)sehingga konsentrasi

oksigen meningkat dalam tubuh.

Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberianoksigen

dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapanlender

(suction)

Tujuan :

1. untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2. untuk menurunkan kerja paru-paru

3. untuk menurunkan kerja jantung

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler,

dan keadaan hematologi.

1. Sistem respirasi/pernapasan

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa

ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,

dinding abdomen,dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi

pernapasan antara 12-15 kali permenit.

Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan difusi.

a. Ventilasi
21
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,

jumlahnyasekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya

perbedaantekanan antara intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan

atmofer (760mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.

- Kebersihan jalan napas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan

menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.

- Adekuatnya system saraf pusat dan pusat pernapasan.

- Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru.

- Kemampuan otot-otot pernapasan seperti diafragma, eksternal interkosta,

internalinterkosta, otot abdominal. 

b. Perfusi paru

Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi,

dimana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam

arteri pulmonaris dri ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respi

rasidan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler

danalveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru

bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga

dapatdipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan

darah sistemik.

c.  Difusi

Oksigen terus- menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah

dankarbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi

adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi r

endah.Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler.

Perbedaan tekanan pada area membrane respirasi akan memengaruhi proses difusi.

Misalnya pasa tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan

parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dala

mdarah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 akan dalam kapiler 45 mmHg

22
sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 dengan maka CO2 akan berdifusi

keluar alveoli.

2. Sistem kardiovaskuler 

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung

untuk memompadarah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena

pulmonaris. Aliran darahkeluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.

Kemudian dari aorta darah disalurkanke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol,

dan kapiler serta menyatu kembalimembentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung

melalui atrium kanan. Darah dari atriumkanan masuk dalam ventrikel kanan melalui

katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru- paru kanan dan kiri untuk berdifusi.

Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atriumkiri dan bersikulasi secara

sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dankarbon dioksida.

3. Hematologi

Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia

dari jaringanke paru-paru. Sekitar 97%  oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah

berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah

merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi

dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksi

hemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O 2 dipengaruhi oleh suhu, ph,

konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian besarnya Hb

dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen antara lain fisiologi,

perkembangan, perilaku, dan lingkungan.

1. Faktor Fisiologi

a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.

b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi

saluran napas bagian atas.

23
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O 2

terganggu.

d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan

lain-lain.

e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,

obesitas,muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

2. Faktor Perkembangan

a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.

c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.

d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress

yangmengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan

kemungkinanarteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

3. Faktor Perilaku

a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi ya

ng buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi

lemakmenimbulkan arterioklerosis.

b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

koroner. 

d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe

menurunmengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi

pusat pernapasan

e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat

4. Faktor Lingkungan

a. Tempat kerja

b. Suhu lingkungan

24
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :

a. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).

b. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien

dekom menimbulkanhipoksia jaringan.

c.  Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang

mengakibatkanventrikel bekerja lebih keras.

d.  Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari

arteri koroner kemiokardium

Perubahan Fungsi pernapasan

1. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O 2 dalam paru-paru agar

pernapasan lebihcepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :

a. Kecemasan

b. Infeksi/sepsis

c. Keracunan obat-obatan

d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejala hoperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada

(chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

2. Hipoventilasi

Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaanO2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi

pada keadaan atelektasis (kolaps paru). 

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan

kesadaran,disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan

kardiak arrest.

3. Hipoksia

25
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O 2 yang diinspirasi

atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler.

Hipoksia dapat disebabkan oleh :

a. Menurunnya hemoglobin

b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.

c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.

d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.

e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.

f. Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya

kemampuankonsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis,

sesak napas, dan clubbing.

 
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian
1. Kemungkinan data yang ditemukan pada bersihan jalan napas tidak efektif:

Data Subjektif :

a. Klien mengeluh sesak napas

b. Klien mengeluh batuk 

Data objektif :

a. Terdapat suara napas tidak normal

b. RR tidak normal

c. Terdapat sianosis

d. Demam

2. Kemungkinan data yang ditemukan pada pola napas tidak efektif :

Data subjektif :

a. Klien mengeluh sesak napas

b. Klien mengeluh batuk disertai dahak 

Data objektif :
26
a. Terdapat perubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan

b. Dispnea

c. Terdapat penggunaan otot tambahan

d. Klien tampak cemas

3. Kemungkinan data yang ditemukan pada penurunan perfusi jaringan tubuh :

Data subjektif :

a. Klien mengeluh merasa lemah

Data objektif :

a. Terdapat edema

b. Terdapat capillary refill lambat

c. Terdapat perubahan warna kulit/pucat

d. Terdapat sianosis

e. Terjadi penyembuhan luka lama

4. Kemungkinan data yang ditemukan pada gangguan pertukaran gas :

Data Subjektif :

a. Klien mengeluh sesak napas

Data Objektif :

a. Klien mengalami penurunan kesadaran

b. Terdapat nilai AGD tidak normal

c. Terdapat perbahan tanda-tanda vital

d. Terdapat sianosis

e. Terdapat takikardia
II. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan oksigenasi di

antaranya adalah :

1. Bersihan jalan napas tidak efektif 

27
Kondisi di mana pasien tidak mampu membersihkan secret/slem sehingga

menimbulkanobstruksi saluran pernapasan dalam rangka mempertahankan saluran

napas. Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Menurunnya energy dan kelelahan

b. Infeksi

c. Gangguan kognitif dan persepsi

d. Trauma

e. Bedah toraks

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. ARDS, cystic fibrosis

b. Pneumonia, injuri dada

c. Ca. paru, gangguan neuromuskuler 

d. COPD

e. Bronkiolitis akut

2. Pola napas tidak efektif 

Kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya

gangguan fungsi paru.

Kemungkinan berhubungan dengan:

a. Obstruksi tracheal

b. Perdarahan aktif 

c. Menurunnya ekspansi paru

d. Insfeksi paru

e. Depresi pusat pernapasan

f. Kelemahan otot pernapasan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Penyakit kanker, infeksi pada dada

b. Penggunaan obat dan keracunan alcohol

c. Trauma dada

28
d. Myasthenia gravis, Guillian Barre Syndrome

3. Penurunan perfusi jaringan tubuh

Kondisi di mana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat menurunnya nutrisi dan

oksigen padatingkat seluler.

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Vasokontriksi

b. Hipovolemia

c. Thrombosis vena

d. Menurunnya aliran darah

e. Edema

f. Pendarahan

g. Immobilisasi

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. CHF

b. Infark miokardial

c. Peradangan pada jantung

d. Hipertensi

e. Syok 

f. COPD

4. Gangguan pertukaran gas

Suatu kondisi di mana pasien mengalami penurunan pengiriman oksigen dan karbon

dioksida diantara alveoli paru dan system vaskuler.

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Penumpukan cairan dalam paru

b. Gangguan pasokan oksigen

c. Obstruksi saluran pernapasan

d. Bronkhospasme

e. Edema paru

29
f. Pembedahan paru

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. COPD

b. CHF

c. Asma

d. Pneumonia

No DiagnosaKeperawat Tujuan Intervensi Rasional


an yang mungkin
.
muncul
1. Bersihan jalan napas Setelah diberikan Sediakan alats Peralatan dalam
tidak efektif. asuhan kebidanan…. uction dalam keadaan siap.
Kemungkinan x24 jam diharapkan kondisi baik.
berhubungan denga bersihan jalan napas Monitor jumlah, Indikasi dasar
n: kliene fektif dengan bunyi napas, AGD, kepatenan/ganggu
 Menurunnya criteria hasil : efek pengobatan an saluran
energy dan  Saluran bronchodilator. pernapas an.
kelelahan napasklien
 Infeksi menjadi bersih. Terapi inhalasi dan Mengeluarkan
 Gangguankogni  Klien dapat latihan pernapasan secret.
tif dan persepsi mengeluarkan dalam dan batuk
 Trauma secret. efektif. Memberikan rasa
 Bedah toraks  Suara napasklien nyaman.
dankeadaan Bantu oral hygiene
setiap 4jam. Mempertahankan
kulitklien menjadi
sirkulasi
normal
Mobilisasi pasien
2jam. Mencegahkomplika
si paru- paru
Berikan pendidikan
kesehatan (efek
merokok, alcohol,
menghindari
alergen, latihan
bernapas).
30
2. Pola nafas tidak Setelah diberikan Berikan oksigen Mempertahankan
efektif Kemungkinan asuhan kebidanan....x sesuai program oksigen arteri
berhubungan 24jam diharapkan
dengan: pola napas klien Monitor jumlah Mengetahui status
efektif dengan criteria pernapasan, pernapasan.
 Obstruksi hasil: penggunaan otot
tracheal  Irama pernapasan bantu pernapasan, Meningkatkan
 Perdarahan dan batuk, bunyi paru, pernapasan.
aktif  jumlah pernapasa tanda vital, warna
 Menurunnya nklien normal. kulit, AGD. Meningkatkan
ekspansi paru  Pasien tidak pengembangan
 Insfeksi paru mengeluh sesak Melaksanakan paru.
 Depresi pusat napas. program
Membantu
pernapasan  Klien tidak terlihat pengobatan
mengeluarkan
 Kelemahan otot menggunakan
secret.
pernapas otot tambahan Posisi pasien fowler
 Klien tidak terlihat
Kemungkinan
cemas Bantu dalam terapi
terjadi kesulitan
inhalasi.
bernapas yang
akut.
Alat-alat emergensi
disiapkan dalam
Perlu adaptasi baru
kondisi baik.
dengan kondisi
sekarang.
Pendidikan
kesehatan
perubahan gaya
hidup.

Menghindari
allergen teknik
bernapas
 
Teknik relaksasi

3 Penurunan perfusi Setelah di berikan Monitor denyut Mengetahui


jaringan tubuh. asuhan kebidanan ...x jantung dan irama. kelainan jantung.
24jam diharapkan
Kemungkinan perfusi  jaringan tubuh Monitor tanda Data dasar untuk
berhubungan klien normal dengan vital, bunyi mengetahui perke
dengan: kriteria hasil : jantung, CVP, mbangan pasien.
   Menurunnyainsufi edema, tingkat

31
Vasokontriksi siensi jantung kesadaran. Mengetahui
  klien. keadaan umum
Hipovolemia  Suara pernapasan Kolaborasi dengan pasien.
  klien normal. dokter dalam
Thrombosis vena pemeriksaan AGD, Mengurangi
  elektrolit, darah kecemasan dan
Menurunnya aliran lengkap. lebih kooperatif.
darah
  Jelaskan semua Meningkatkan
Odema prosedur yang akan perfusi.
  dilakukan.
Pendarahan Mengetahui
  Berikan oksigen kelebihan atau
Immobilisasi sesuai kebutuhan kekurangan.

Ukur intake dan Menghindari


outtake cairan. gangguan
integritas kulit.
Lakukan perawatan 
kulit, seperti Mempertahankan
pemberian losion pasokan oksigen.

Hindari terjadinya Mengurangi stress


palsava maneuver dan energy bicara.
seperti mengedan
menahan napas,
dan batuk.

Batasi pengunjung.

Berikan pendidikan
kesehatan :
 proses terapi
 perubahan gaya
hidup
 teknik relaksasi
 program latihan
 diet
 efek obat

4. Gangguan Setelah diberikan Monitor/kaji Data dasar untuk 


pertukaran gas. asuhan kebidanan..x24 kembali adanya, pengkajian lebih.

32
jam diharapkan nyeri, kesulitan
Kemungkinan pertukaran gas klien bernapas, hasil Persiapan
berhubungan adekuat dengan laboratorium, emergensi
dengan: criteria hasil : retraksi sternal,  terjadinya masalah
 Penumpukancair  Klien penggunaan otot akut pernapasan.
an dalam paru tidakmengeluhsesa bantu pernapasan
 Gangguan pasok k napas. penggunaan Meningkatkan pert
an oksigen  Klien oksigen, X-ray, ukaran gas.
 Obstruksi tidakmengalami pe catat tanda vital.
saluran pernapas nurunankesadara Menjaga
an  Nilai AGD klien Jaga alat emergensi keseimbangan
 Bronkhospasme normal dan pengobatan tet cairan.
 Edema paru  Tidak terdapat ap tersedia seperti
ambu bag, ET tube, Melonggarkan
 Pembedahan perubahan tanda-
suction, oksigen. saluran pernapasan.
paru tanda vital pada
klien
Suction jika ada Mengurangi tingkat
 Klien tidak
indikasi kecemasan.
mengalami
Menurunkan
sianosis
Monitor intake dan kebutuhan energy
output cairan. pencernaan.

Berikan terapi Membantu


inhalasi. mencegah hemat
energy.
Berikan posisi
Dapat mengerjakan
fowler/semifowler.
sendiri di rumah
jika memungkinkan.
Batasi pengunjung.

Berikan nutrisi
tinggi protein,
rendah lemak.

Pendidikan
kesehatan tentang:

 napas dalam
 latihan
bernapas
 mobilisasi
 kebutuhan
istirahat
33
 efek merokok 
 
Jelaskan tentang
teknik suction pada
keluarga

III. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan situasi

kondisi klien,maka diharapkan klien :

1. Bersihan jalan napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil sebagai berikut :

- Saluran napas klien menjadi bersih.

- dapat mengeluarkan secret

2. Suara napas klien dan keadaan kulit klien menjadi normal

Pola napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil sebagai berikut :

- Irama pernapasan dan jumlah pernapasan klien normal.

- Pasien tidak mengeluh sesak napas.

- Klien tidak terlihat menggunakan otot tambahan

- Klien tidak terlihat cemas

3. Perfusi jaringan tubuh klien dapat normal dengan kriteria hasil sebagai berikut

- Menurunnya insufisiensi jantung klien.

- Suara pernapasan klien normal

4. Pertukaran gas klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :

- Klien tidak mengeluh sesak napas.

- Klien tidak mengalami penurunan kesadaran

-  Nilai AGD klien normal

- Tidak terdapat perubahan tanda-tanda vital pada klien

- Klien tidak mengalami sianosis

34
 

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara

melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga

konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan

pemberianoksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara

penghisapanlender (suction). Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh

system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah

pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi

abdomen, dinding abdomen,dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi

pernapasan antara 12-15 kali permenit. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu

ventilasi, perfusi paru, dan difusi.

B. Saran

35
Saran yang bisa penyusun berikan yaitu pentingnya mahasiswa untuk

memahami bagaimana tatalaksana pemberian oksigenasi pada pasien dengan gangguan

kebutuhan oksigenasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://iwansain.wordpress.com/2007/08/22/kebutuhan-oksigenasi.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4 .Jakarta :
BukuKedokteran EGC
 
Tarwoto & Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3 Jakarta :
Salemba Medika.

36

Anda mungkin juga menyukai