SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Sarjana Ilmu Keperawatan
Oleh :
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Sarjana Ilmu Keperawatan
Oleh :
i
ii
iii
iv
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
ABSTRAK
Pendahuluan : Diabetes Mellitus tipe 2 memiliki kadar gula darah yang tinggi atau
hiperglikemia yang disebabkan oleh resistensi insulin sehingga glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel (Sari et al., 2019). Senam kaki mencegah cedera dan
meningkatkan sirkulasi darah pada pasien diabetes tipe 2 dan non-pasien. Penderita
dengan diabetes tipe 2 di Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang sebanyak 131
(30,68%) kasus dari 427 total kunjungan Lansia tahun 2022 (Rekam Medik Poli
Geriatri RSUD Kabupaten Subang, 2022). Tujuan : Mengetahui pengaruh Senam
Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Poli Geriatri RSUD Subang Tahun 2023. Metode : Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain/rancangan penelitian pra
eksperimen dalam bentuk one group pretest posttest, populasi dalam penelitian ini
sebanyak 131 rsponden serta sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 responden.
Hasil : Kadar gula darah pre senam kaki diabetik sebesar 157,62 dengan standar
deviasi sebesar 44,711, dan post senam kaki diabetik sebesar 127,14 dengan standar
deviasi sebesar 27,229. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre dan
post senam kaki diabetik pada Lansia di Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang.
Hasil uji statistik diketahui p.Value = 0,000 (p.Value< 0,05). Kesimpulan : Upaya
yang dapat dilakukan dengan melakukan senam kaki diabetic secara rutin serta
melakukan penyuluhan terhadap pentingnya dilakukan senam kaki diabetik.
v
BACHELOR OF SCIENCE IN NURSING
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
YPIB UNIVERSITY MAJALENGKA
ABSTRACT
Introduction : Type 2 Diabetes Mellitus has high blood sugar levels or
hyperglycemia caused by insulin resistance so that glucose cannot enter cells (Sari
et al., 2019). Foot exercises prevent injuries and improve blood circulation in type
2 diabetes patients and non-patients. There are 131 (30.68%) cases of patients with
type 2 diabetes in the Geriatric Polyclinic at the Subang Regency Hospital, out of
427 total visits for the elderly in 2022 (Medical Records of the Geriatric Polyclinic
at Subang Regency Hospital, 2022). Objective: Knowing the effect of Diabetic Foot
Exercise on Reducing Blood Sugar Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus
at the Geriatric Polyclinic at Subang Hospital in 2023. Methods: The method used
in this study used a pre-experimental research design in the form of one group
pretest posttest, the population in this study were 131 respondents and the sample
in this study were 21 respondents. Results: The blood sugar level before diabetic
foot exercise was 157.62 with a standard deviation of 44.711, and post diabetic foot
exercise was 127.14 with a standard deviation of 27.229. There is a significant
difference between the results of pre and post diabetic foot exercises in the elderly
at the Geriatric Polyclinic at Subang District Hospital. The statistical test results
show that p.Value = 0.000 (p.Value <0.05). Conclusion: Efforts that can be made
by doing diabetic foot exercises regularly and conducting counseling on the
importance of doing diabetic foot exercises.
Diabetic Foot Exercise, Lowering Blood Sugar Levels
vi
PERSEMBAHAN
Semua orang akan celaka kecuali orang-
orang yang berilmu,
Semua yang berilmu akan celaka
kecuali orang-orang yang
mengamalkannya,
Semua yang mengamalkan ilmu
akan celaka kecuali orang yang ikhlas
yang mengamalkannya”
Karya tulis ini kupersembahkan
untuk orang-orang yang kusayangi &
kucintai.
Suamiku tercinta, anakku dan seluruh
keluarga besar yang selalu mendukung
perjalan hidup penulis.
Subang, Agustus 2023
Anggi Anggraeni Ridwan
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Ilmiah Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana dalam bidang Keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima
kasih kepada :
Majalengka;
2. Dr. Wawan Kurniawan, SKM., S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep, selaku Rektor
4. Rahayu Setyowati, S.Kp., M.Kep, selaku Ka. Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan
5. Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku dosen pembimbing utama yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
ix
7. Cicih Yuliawati, S.Kep., Ners, selaku Kepala Poli Geriatri RSUD Kabupaten
Subang yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya
8. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
9. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala
kebaikan dan bantuan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xi
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
1. Pengertian............................................................................... 8
2. Etiologi ................................................................................... 8
3. Klasifikasi ............................................................................. 12
5. Patofisiologis ......................................................................... 13
6. Penatalaksanaan .................................................................... 14
7. Komplikasi ............................................................................ 18
1. Pengertian .............................................................................. 19
1. Pengertian............................................................................... 23
2. Manfaat ................................................................................. 23
3. Tujuan ................................................................................... 23
xii
D. Konsep Lansia ............................................................................. 29
3. Instrumen Penelitian............................................................... 43
xiii
9. Etika Penelitian ..................................................................... 52
B. Pembahasan .................................................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kadar Gula Darah Pre dan Post Senam Kaki Diabetes ................... 54
Tabel 4.3 Pengaruh Senam Kaki Diabetes terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah ............................................................................................... 55
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus tipe 2 memiliki kadar gula darah yang tinggi atau
dapat masuk ke dalam sel (Sari et al., 2019). Penderita Diabetes Mellitus atau
pembuluh darah. Seperti akan terjadi resiko penyakit jantung, stroke dan
neuropati atau kerusakan saraf pada kaki yang meningkatkan kejadian pada
terjadinya kerusakan pembuluh darah kecil pada retina (Safitri & Nurhayati,
2019).
Dampak lain yang di timbulkan yaitu penurunan kualitas hidup bahkan dampak
Mellitus tipe 2 tidak tergantung pada insulin sehingga dapat diberikan metode
Senam kaki merupakan salah satu terapi yang dapat di berikan untuk
mengatasi Diabetes Mellitus tipe 2 (Sanjaya et al., 2019). Sejalan dengan hasil
penelitian Asniati (2021) tentang Pengaruh Senam Kaki Diabetik Dengan Koran
1
2
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II, Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan senam kaki
diabetik terhadap kadar glukosa darah, nilai value = 0,000 < (0,05). Penelitian
Senam Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm Tipe 2.
kategori gula darah sedang sebanyak 7 orang (23,3%) dan sebagian besar dari
responden memiliki kategori kadar gula darah buruk sebanyak 17 orang (56.7%).
kategori kadar gula darah sedang sebanyak 19 orang (63,3%) dan responden
yang memiliki kategori gula darah buruk setelah diberikan senam kaki sebanyak
kesimpulan bahwa senam kaki diabetik mampu menurunkan kadar gula darah
& Palupi, 2018). Terdapat variasi kadar gula darah sebelum dan sesudah
intervensi senam kaki, dengan nilai rata-rata 182,80 mg/dl sebelum intervensi
dan 143,13 mg/dl setelah intervensi, turun sebesar 39,67 mg/dl. Perubahan ini
Selain itu kadar gula darah juga dapat dikontrol dengan pola diet yang terukur,
melakukan senam kaki diabetik secara teratur, minum obat rutin dan yang tidak
kalah penting adalah pasien dengan diabetes mellitus melakukan kontrol rutin
Jika peningkatan kadar gula darah tidak cepat diatasi, dapat menyebabkan
banyak masalah. Seperti komplikasi Diabetes Mellitus tipe 2 yang bersifat kronis
dan akut. Komplikasi kronis dibagi menjadi dua yaitu makrovaskular dan
2019).
pesat di seluruh dunia data WHO tahun 2018 menunjukan tingginya glukosa
dalam darah telah menyebabkan kematian sekitar 2,2 juta jiwa pada tahun 2012.
melitus pada tahun 2014. Diabetes Melitus menjadi penyebab langsung kematian
1,6 juta warga tahun 2016. Data terbaru yang dirilus oleh Federasi Diabetes
4
Internasional menunjukan sekitar 415 juta orang berusia 20-79 tahun di seluruh
dunia mengalami penyakit diabetes melitus di tahun 2015. Angka ini akan di
prediksi meningkat menjadi 642 juta jiwa di tahun 2040 dengan angka kejadian
meningkat dari 8,8% menjadi 10,4%. China, India dan Amerika Serikat
merupakan tiga negara dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta.
Timur 3,1%. Sedangkan Jawa Barat berada pada no urut 17, dengan prevalensi
sebesar 1,7% diperkirakan 570.611 penderita diabetes. Pada tahun 2020 total
terdapat 21.691 orang dan 2020 terdapat 16.830 orang yang mengalami diabetes
Subang sebanyak 131 (30,68%) kasus dari 427 total kunjungan Lansia tahun
Data Rekam Medik Poli Geriatri Rumah Sakit RSUD Kabupaten Subang
tahun 2022 tercatat 427 kunjungan pasien, jumlah kasus diabetes mellitus tipe 2
5
pembanding berdasarkan data rekam medik RS AMN PTPN VIII pada tahun
2022 tercatat 402 kunjungan pasien, jumlah kasus hipertensi sebanyak 99 kasus
squale stroke sebanyak 40 kasus (10,27), CAD sebanyak 27 kasus (6,91%), osteo
glukosa darah tinggi yaitu lebih dari 200 mg/dl sedangkan 3 di antaranya
memiliki kadar gula darah normal atau di bawah 200 mg/dl. Lansia yang
menjaga pola hidupnya dengan memakan nasi merah, setelah jam 6 malam tidak
makan makanan yang berat, melakukan aktivitas fisik seperti senam prolanis
secara teratur yang diadakan di rumah sakit atau mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan di puskesmas didekat rumahnya, minum obat rutin dan yang tidak
6
kalah penting adalah pasien dengan diabetes melitus melakukan kontrol rutin
yang kadar gula darahnya tinggi menjawab, makan mereka tidak teratur karena
seadanya saja, meminum obat pun kalau ingat atau saat terasa ada keluhan. Pada
saat ditanya apakah pernah melakukan senam kaki diabetes mellitus mereka
menjawab belum pernah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Asniati dan Hasna (2021) tentang pengaruh senam kaki diperoleh hasil
pengukuran nilai sebelum diberikan senam kaki diabetic sebesar 245,72 mg/dl.
Setelah diberikan senam kaki diabetik selama 5 hari terjadi penurunan rata-rata
nilai kadar glukosa darah sebesar 191,36 mg/dl. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan nilai kadar glukosa darah yang signifikan pada kelompok
menerapkan pengaruh senam kaki terhadap penurunan gula darah pada pasien
B. Perumusan Masalah
dapat membuat rumusan masalah yaitu “Apakah Ada Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Lansia dengan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kadar Gula Darah Pada Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
2. Tujuan Khusus
dilakukan senam kaki pada pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus tipe 2
Gula Darah Pada Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
darah.
2. Manfaat Praktis
senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
mengadakan kegiatan senam kaki secara teratur bagi lansia pasien Lansia
gerontik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
2. Etiologi
1) Faktor-faktor genetik
HLA tipe spesifik (DR3 atau DR4). Individu dengan salah satu dari dua
bentuk HLA memiliki peluang tiga hingga lima kalilipat untuk terkena
diabetes tipe I. Individu dengan HLA tipe DR3 dan DR4 memiliki
9
10
2) Faktor-faktor imunologi
Ada bukti respon autoimun pada diabetes tipe 1. Ini adalah reaksi
mereka anggap sebagai jaringan asing. Autoanti bodi terhadap sel pulau
3) Faktor-faktor lingkungan
obesitas, usia, hipertensi, dan gaya hidup semuanya memiliki peran dalam
1) Faktor genetik
2) Obesitas
3) Usia
2017) orang berusia 45-69 tahun beresiko 4 kali lebih besar menderita
4) Hipertensi
5) Pola hidup
(Hasdianah, 2012).
antaralain:
beta
3. Klasifikasi
a. Tipe 1
b. Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat sel beta pancreas tidak cukup
membentuk insulin, terjadi pada usia <30 tahun terutama pada mereka
dengan diet dan olahraga, sedangkan pengobatan medis bisa dengan obat
dan insulin.
c. Tipe Kehamilan
d. Tipe Lain
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala diabetes mellitus akut dan kronis dapat dibedakan.
kencing/sering buang air kecil di malam hari), rasa lapar meningkat namun
berat badan cepat turun (5-10 kg dalam 2-4 minggu), dan cepat lelah
yang terasa panas atau tertusuk jarum, mati rasa pada kulit, kram, lesu,
dalam kehamilan sering terjadi pada ibu hamil, begitu juga dengan bayi
5. Patofisiologis
Karena sel beta pankreas telah rusak oleh proses autoimun, diabetes tipe
puasa disebabkan oleh produksi glukosa hati yang tidak terukur. Lebih lanjut,
meskipun glukosa dari makanan tetap berada dalam sirkulasi, namun tidak
kadar glukosa darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang disaring, dan glukosa muncul dalam urin (glukosuria). Ekskresi
glukoneogenesis (pembuatan glukosa baru dari asam amino dan zat lain)
utama yang terkait dengan diabetes tipe 2. Insulin biasanya menempel pada
6. Penatalaksanaan
yaitu:
a. Edukasi
3) Hipoglikemia
Indeks massa tubuh (BMI) atau indeks massa tubuh (BMI) formula
Keterangan :
𝐵𝐵 (𝐾𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝐵 (𝑚)
BB kurang = IMT 18
Obsesitas I = IMT25-299
ObeseII= IMT>30
16
c. Latihan fisik
(a) Sulfonylurea
ini.
(b) Glinid
3) Penghambat gluconeogenesis
4) Penghambat glukosidasealfa
makan.
e. DPP-IVinhibitor
f. Insulin
menjadi:
humulin.
2) Insulin kerja cepat (rapid acting, cepat diabsorbsi adalah insulin analog
tertentu.
contohnya.
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
Dapat terjadi karena dosisi insulin yang diberikan tidak sesuai dan
2) Hipoglikemia
secara berkala.
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan infeksi kaki,
1. Pengertian
Jumlah gula atau glukosa dalam darah disebut sebagai kadar Glukosa.
Terlepas dari kenyataan bahwa kadar Glukosa terus berubah, mereka harus
dijaga dalam kisaran normal agar tubuh berfungsi secara normal. Kadar
Glukosa, juga dikenal sebagai kadar glukosa serum, dikontrol secara ketatdi
20
dalam tubuh. Sumber energi utama bagi sel-sel tubuh adalah glukosa yang
a. Usia
darah adalah usia. Setiap tahun berlalu, fungsi organ tubuh semakin
b. Obesitas
(Yuliputra, 2022).
c. Aktivitas Fisik
d. Tingkat Stress
e. Kecemasan
Hormon lain dilepaskan dari sel pankreas ketika kadar Glukosa meningkat,
baik sebagai akibat dari perubahan glikogen atau sebagai akibat dari
2020).
glukosadarah. Gula adalah zat pereduksi (pemberi H+). Metode yang paling
basa (adanya Na2CO3). Ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ oleh enolre
natrium sitrat ke dalam larutan. Para ahli telah menemukan sejumlah metode
Meter adalah salah satu versi pemeriksaan praktis dengan akurasi tinggi.
C. Senam Kaki
1. Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan
2. Manfaat
kekuatan otot betis dan paha serta mengatasi batas mobilitas sendi (Sanjaya
et al., 2019).
3. Tujuan
b. Memperkuat otot
yaitu :
a. Pemanasan
tubuh.
b. Latihan inti
2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
4) Salah satu tumit diletakkan di lantai, angkat telapak kaki ke atas dan
5) Meletakkan tumit kaki di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
sebanyak 10 kali.
26
7) Luruskan satu lutut. Kiri dan kanan, jari ke depan, lalu ke belakang 10
kali.
8) Luruskan satu kaki di lantai, angkat, dan gerakkan jari kaki ke arah
11) Luruskan dan angkat satu kaki 10 kali, putar pergelangan kaki. Ini
seperti tidur.
27
12) Dengan menggunakan kedua kaki, buat bola koran di lantai. Bola yang
kertas tersebut.
kedua kaki.
c. Pendinginan
1) Kaki kanan menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus kedepan selurus
ini menggunakan koran untuk melakukan senam kaki diabetik. Senam kaki
D. Konsep Lansia
1. Pengertian
bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas.
2. Batasan Lansia
lebih.
berusia 70 tahun atau lebih, atau kelompok yang berusia atau lebih
3. Tipe Lansia
lingkungan, kondisi fisik, mental sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara
lain:
a. Tipe Optimis
memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab
juga sering disebut lanjut usia tipe kursi goyang (the rocking chairman)
b. Tipe Konstruktif
fleksibel dan tahu diri. Sifat ini terlihat sejak muda, tenang menghadapi
c. Tipe Ketergantungan
Lanjut usia ini masih bias diterima dimasyarakat, tetapi pasif tidak
d. Tipe Defensif
masa pensiunnya.
kepahitan hidupnya.
f. Tipe bermusuhan
bukan hal yang baik, takut mati, iri hati kepada orang yang muda.
Lanjut usia yang suka membenci dan menyalahkan diri sendiri, bersifat
depresi dan memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial,
berikut:
a. Perubahan Fisik
pada bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
dan jaringan lemak pada otot, jaringan ikat sekitar sendi mengalami
penuaan elastisitas.
berkurang.
mengalami penurunan.
b. Perubahan kognitif
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar
34
4) Kemampuan Pemahaman
5) Pemecahan Masalah
6) Pengambilan Keputusan
7) Kebijaksanaan
8) Kinerja
9) Motivasi
d. Perubahan Psikososial
kesehatan.
yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang. Hanya saja
a. Secara individu
b. Kemunduran ini tidak hanya pada fisik tetapi terjadi pula pada kondisi
kebahagiaannya.
c. Untuk mereka yang telah usia lanjut, sebagian dari lansia itu ada yang
kerja.
fasilitas khusus.
36
E. Kerangka Teori
Senam Kaki
(2 minggu 6 kali
durasi 30 menit)
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Diagram 2.1 Kerangka Teori pengaruh senam kaki pada pasien Lansia dengan
Diabetes Mellitus tipe 2 guna mengetahui pengaruh senam kaki
terhadap penurunan gula darah pada pasien Lansia dengan Diabetes
Mellitus tipe 2 di Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang tahun 2023.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
antara lain faktor keturunan atau genetik, diet tidak seimbang, obesitas,
2. Variabel Penelitian
dan independen. Variabel independen yang diteliti yaitu senam kaki diabetes.
39
40
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
Terdapat pengaruh senam kaki dengan penurunan kadar gula darah pada
pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli Geriatri RSUD Kabupaten
D. Desain Penelitian
1. Rancangan Penelitian
eksperimen dalam bentuk one group pretest posttest. Rancangan ini tidak ada
O1 1. X O2
Keterangan :
O1 : Pretes Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
X : Perlakuan Senam Kaki Diabetes
O2 : Post Test Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
a. Populasi
b. Sampel
n= N
1)
1 N (d)2
Keterangan:
n = Besar sampel
N= Besar populasi
d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,2)
n = 131
1 131 (0,2)2
n= 131
6,24
n = 20,99
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
Subang.
(informed consent).
2) Kriteria Ekslusi
3. Instrumen Penelitian
mellitus, diambil dari data Rekam Medik Poli Geriatri RSUD Kab.
Subang.
5. Pengumpulan Data
Majalengka.
45
Kabupaten Subang.
yang tersedia.
46
6. Pengolahan Data
Setelah data dari hasil pemberian tindakan senam kaki diabetes selama 2
a. Editing
b. Coding
0. ≤ 100 mg/dl
1. ≥ 200 mg/dl
c. Processing
memunculkan hasil pre dan post pemberian tindakan senam kaki diabetes.
47
d. Cleaning
tabel/ kedalam Komputer untuk melihat ada kesalahan atau tidak. Proses ini
dilakukan oleh Peneliti untuk memudahkan orang yang akan melihat hasil
7. Analisis Data
analisis data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara analisis
a. Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari lapangan, disajikan dalam bentuk tabel dan
1) Mean
∑ 𝑥𝑖
𝑥=
𝑛
Keterangan :
x = Mean
n = Jumlah data
2) Median
yang telah diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar atau sebaliknya
(Notoatmodjo, 2018).
1
𝑀𝑒 = (𝑛 + 1)
2
Keterangan :
Me = Mean
n = Jumlah data
b. Analisis Bivariat
untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang
mengetahui distribusi dari data hasil penelitian. Jika distribusi data hasil
menyerupai bel shape, bila hasil seperti itu distribusi data normal.
2) Uji Kolmogorov smirnov, bila hasil uji signifikan (p value > 0,05) maka
(Agus, 2018).
kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Lansia
50
menguji perbedaan antara dua subyek yang sama namun mengalami dua
yang diuji pada situasi sebelum (pre test) dan sesudah proses (post test),
menggunakan rumus:
D
t
SD
n
Keterangan :
T = nilai t hitung
D = rata-rata selisih pengukuran pre test (X) dan post test (Y)
SD = Standar deviasi pengukuran pre test (X) dan post test (Y)
n = jumlah sampel
Kriteria uji :
t tabel :
a) t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada senam kaki diabetes
b) t hitung < t tabel maka Ho gagal ditolak, artinya tidak ada pengaruh
b) Apabila p value > dari α (0.05) maka H0 gagal ditolak, artinya tidak
8. Jadwal Penelitian
9. Etika Penelitian
A. Hasil Penelitian
Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Berikut dibawah ini hasil penelitian yang telah dilakukan, disajikan dalam
bentuk tabulasi :
1. Distribusi Rata-Rata Kadar Gula Darah Pre dan Post Senam Kaki
Tabel 4.1. Distribusi Rata-Rata Kadar Gula Darah Pre dan Post Senam
Kaki Diabetes pada Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang.
darah pre senam kaki diabetes sebesar 157,62 dengan standar deviasi
sebesar 44,711, dan post senam kaki diabetes sebesar 127,14 dengan standar
54
55
2. Uji Normalitas
Tabel 4.2. Uji Normalitas Kadar Gula Darah Pre dan Post Senam Kaki
Diabetes pada Pasien Lansia dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli
Geriatri RSUD Kabupaten Subang
Kolmogorov-Smirnova
Statistik df sig.
Kadar Gula Darah pre 21 0,200
Kadar Gula Darah post 21 0,093
Kolmogorov-Smirnov r hitung kadar gula darah pre = 0,200 > P value 0,05,
dan kadar gula darah post = 0,093 > P value 0,05. Maka distribusi normal,
rata-rata kadar gula darah pre senam kaki diabetes sebesar 157,62 dengan
standar deviasi sebesar 44,711, rata-rata gula darah responden post senam
kaki diabetes sebesar 127,14 dengan standar deviasi sebesar 27,229. Terlihat
nilai mean perbedaan antara pre senam kaki diabetes dan senam kaki
diabetes sebesar 30,476 dengan standar deviasi sebesar 27,835 pada pasien
56
Hasil uji statistik diketahui p.Value = 0,000 (p.Value< 0,05) maka dapat
disimpulkan ada penurunan yang signifikan antara hasil pre dan post senam
kaki diabetes pada pasien Lansia dengan diabetes mellitus di Poli Geriatri
B. Pembahasan
1. Distribusi Rata-Rata Kadar Gula Darah Pre dan Post Senam Kaki
kadar gula darah tidak normal dengan rata-rata kadar gula darah pre senam
kaki diabetes sebesar 157,62 mg/dl sedangkan rata-rata kadar gula darah post
bahwa semua responden yang memiliki kadar gula darah tidak normal
tingkat stress.
Hal ini sejalan dengan penelitian Husnul, dkk (2022), bahwa kadar gula
darah sebelum dilakukan senam kaki dengan skor rata-rata menjadi 251,06
mg/dl. Penelitian yang lain Barus, dkk (2021) juga menunjukan hasil dari 15
mellitus tipe 2 didapatkan hasil rata-rata 127,14 mg/dl. Hal ini terjadi
penurunan kadar gula darah sewaktu antara sebelum dan sesudah diberikan
dikatakan menderita diabetes mellitus jika memiliki kadar gula darah sewaktu
≥ 200 mg/dl.
diperlukan agar terhindar dari kematian yang berhubungan dengan kadar gula
adanya gaya hidup, mulai asal pola makan ataupun jenis makanan yang
di kelompok usia dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi. Semakin
yang terkait dengan penurunan fungsi tubuh, maka akan semakin tinggi resiko
darah dalam darah karena pada saat seseorang sedang melakukan latihan
jasmani, pada tubuh dapat terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh
oleh otot yang aktif serta terjadi pula reaksi tubuh yang kompleks yang
darah agar tidak terjadi peningkatan secara signifikan, selain itu dapat
dilakukan pula pemeriksaan rutin pada Lansia dengan diabetes mellitus setiap
kadar gula darah, bila menemukan data dengan perubahan yang sangat
59
Hasil uji statistik diketahui p.Value = 0,000 (p.Value< 0,05) maka dapat
gula darah pada pasien diabetes dengan nilai rata-rata 30,476 di Poli Geriatri
Kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 setelah diberikan
dengan nilai rata-rata 127,14 mg/dl. Sebelum pasien melakukan senam kaki hasil
gula darah pasien dengan total responden sebanyak 21 orang mencapai 157,62
melancarkan aliran darah serta otot-otot pada kaki tungkai agar menjadi lentur
dan kuat tertuama pada kedua pergelangan kaki dan jari-jari kaki (Chain,
60
oleh otot. Hal ini terjadi ketika peningkatan glukosa dalam tubuh untuk
darah dapat diperoleh melalui mekanisme system saraf, regulasi glukosa dan
merespons dan glukosa yang disimpan terurai. Ketika ini terjadi dengan otot
kegemukan. Aktivitas fisik salah satunya sanam kaki sangat berguna untuk
dilakukan senam kaki disebabkan oleh metabolic yang dipengaruhi oleh lama
latihan, berat latihan, tingkatan kadar insulin plasma. Pada saat melakukan
senam kaki, tubuh sangat memerlukan energi sehingga otot yang tadinya
diabetes mellitus yang mendapatkan terapi latihan kaki diabetik secara rutin
akan mengalami penurunan kadar gula darah yang lebih cepat. Pemberian
menurunkan kadar gula darah atau menurunkan kadar gula darah setiap hari.
dapat membantu pasien terhindar dari kenaikan gula darah yang tidak
timbul, dan yang tidak kalah penting adalah penyuluhan mengenai tatacara
mengontrol kadar gula darah agar dikemudian hari tidak terjadi kenaikan
secara signifikan.
kesehatannya.
A. Kesimpulan
1. Kadar gula darah pre senam kaki diabetes sebesar 157,62 dengan standar
deviasi sebesar 44,711, dan post senam kaki diabetes sebesar 127,14 dengan
2. Terdapat penurunan yang signifikan antara hasil pre dan post senam kaki
diabetes pada Lansia di Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang. Hasil uji
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan dapat digunakan
secara ilmiah, khususnya pada pasien diabetes mellitus khusunya Lansia pre
penatalaksaan senam kaki diabetes pada Lansia sebagai salah satu upaya
62
63
Ali, Maghfuri (2016). Buku Pintar Luka Diabetes Mellitus. Jakarta : Salma Medika.
Asniati & Hasanah (2021). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Dengan Koran
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II. Jurnal Kesehatan 10 (2) Desember 2021 (359-363).
Basuni, A. (2022). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Pada Penderita Dm Tipe 2 (Doctoral dissertation, ITSKes Insan
Cendekia Medika Jombang).
Dolongseda, F. V., Masi, G. N., & Batha, Y. B. (2017). Hubungan Pola Aktivitas
Fisik dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Panaran
Kasih GMIM Manado. e-journal Keperawatan.
Fatimah, R.N (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. Jakarta: J MAJORITY. Vol. 4, No.
5:93-99.
Hasdianah (2012). Mengenal Diabetes Melitus pada Orang Dewasa dan Anak-
Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika.
International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas 10Th Edition. In
International Diabetes Federation.
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10 .013.
Indarti, E. T., & Palupi, H. (2018). Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan
Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada
Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki
Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes
Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso More, 4(2), 141–147.
https://doi.org/10.33023/jikep .v4i2.193.
LeMone, Burke, & Bauldoff (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa.
Jakarta: EGC.
Mildawati, Diani, N., & Abdurrahman, W. (2019). Hubungan Usia, Jenis Kelamin
dan Lama Menderita Diabetes dengan Kejadian Neuropati Perifer
Diabetik. Caring Nursing Journal, 3(2), 31–37.
Masruroh, E. (2018). Hubungan umur dan status gizi dengan kadar gula darah
penderita diabetes melitus tipe II. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2).
Notoatmodjo, S. (2018). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta
-------------- (2008). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Nuraeni (2018). Pengaruh Senam Kaki Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Type II. Jurnal Kedokteran
Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. Vol 2 No 2.
DOI: http://dx.doi.org/10.36679/kedokteran.v3i2.80
Padila (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuha Medika.
Rekam Medik Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang (2022). 10 Besar Penyakit
yang dirawat di Poi Geriatri Tahun 2022.
Rekam Medik Poli Geriatri RS AMN PTPN VIII Kabupaten Subang (2022). 10
Besar Penyakit yang dirawat di Poi Geriatri Tahun 2022.
Sari, N. D. P., Nawangsari, H. & Romli, L. Y., (2019). Pengaruh Senam Kaki
Terhadap Neuropati Perifer Pada Penderita Dm Tipe 2di Desa
Kaliwungu.
Safitri, Y., & Nurhayati, I. (2019). Pengaruh Pemberian Sari Pati Bengkuang
(Pachyrhizus Erosus) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe Ii Usia 40-50 Tahun Di Kelurahan Bangkinang
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2018. Jurnal Ners
Universitas Pahlawan, 3(1), 69–81.
Sanjaya, P. B., Luh, N., Eva, P., & Puspita, L. M. (2019). Pengaruh Senam Kaki
Diabetik Terhadap Sensitivitas Kaki Pada Pasien Dm Tipe 2.
Community of Publishing in Nursing (COPING), 7(2), 97–102.
Taufiq, I., Apriyani, H., & Sono, S. (2020). Senam Kaki Terapi Alternatif Dalam
Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di
Puskesmas Wilayah Kotabumi Lampung Utara Tahun 2019. Jurnal
Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama, 1(1).
Widyagdo, A., & Nugroho, C. (2017). Kondisi rongga mulut pada lansia kabupaten
Brebes. Indonesian Oral Health Journal, 2(1).
Yulita, R. F., Waluyo, A., & Azzam, R. (2019). Pengaruh Senam Kaki terhadap
Penurunan Skor Neuropati dan Kadar Gula Darah pada Pasien DM
Tipe 2 di Persadia RS. TK. II. Dustira Cimahi. Journal of Telenursing
(JOTING), 1(1), 80-95.
Yulianti, Yeni (2021). Pengaruh Senam Kaki Diabetes Mellitus terhadap Kadar
Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Ciemas.
Jurnal Lentera. Volume 4, Nomor 2, Desember 2021. e.ISSN 2809-
2929. p.ISSN 2541-4119.
LAMPIRAN
INFORMED CONSENT
(PENJELASAN PENELITIAN)
NIM : 21142012003
Alamat :
penuruanan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Poli
Geriatri RSUD Kabupaten Subang Tahun 2023”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh senam kaki diabetes terhadap penuruanan kadar gula darah
pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Poli Geriatri RSUD Kabupaten Subang
Tahun 2023.
penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Tidak ada risiko atau efek samping yang ditimbulkan. Tidak perlu khawatir
E. Manfaat
F. Kompensasi
G. Pembiayaan
H. Informasi Tambahan
Bila ada hal yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut, bapa/ibu/sdra/sdri dapat
menghubungi :
Nama : Anggi Anggraeni Ridwan
NIM : 21142012003
Alamat :
Terima Kasih
gdpre gdpost
N Valid 21 21
Missing 0 0
Minimum 100 80
Maximum 260 180
Explore
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Pair 1 gdpre - gdpost 30.476 27.835 6.074 17.806 43.146 5.017 20 .000
Master Tabel Penelitian