Disusun Oleh :
Kelompok 4
DIALISIS ANGKATAN V
2019
ABSTRAK
Adekusi Hemodialisa menjadi faktor penting dalam menentukan
keberhasilan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik. Adekuasi hemodialisis
memiliki keterkaitan yang kuat terhadap kualitas hidup pasien. Ketidakadekuatan
hemodialisis dapat meningkatkan progresivitas kerusakan fungsi ginjal, kerugian
material, dan menurunnya produktivitas pasien (Pourfarziani et al, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi adekuasi
hemodialisa.
Peneliti melakukan literature review berbasis komputer dengan
menggunakan mesin pencari Google Scholar untuk mencari artikel terkait
adekuasi dan dialisis dari tahun 2013 sampai dengan 2019.
Total artikel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 artikel yang
terdiri dari 10 artikel terkait dengan adekuasi dan dialisis, dan 4 artikel terkait
faktor yang mempengaruhi adekuasi dialisis. Literature yang sudah dicari,
kemudian disortir dan dikelompokan berdasarkan apa yang ingin diketahui dan
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan hasil literature review, faktor yang mempengaruhi adekuasi
dialisis diantaranya Range of motion, asupan makan, indeks massa tubuh, quick of
blood (QB), serta melakukan profilling pada cairan dialisat. Hasil literature
review ini dapat dijadikan data dasar dalam menentukan intervensi pada pasien
hemodialisa.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. Literature review ini berjudul “Faktor
Pelatihan dialisi RSUP dr. Hasan sadikin Bandung. Penulis menyadari bahwa
literature review ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis memohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan, kekurangan dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II METODOLOGI ......................................................................................... 4
2.1. Memilih Topik .......................................................................................... 4
2.2. Mencari Literatur ...................................................................................... 4
2.3. Analisis dan Sintesis Literatur .................................................................. 4
2.4. Menulis Review ........................................................................................ 5
2.5. Referensi ................................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
3.1. Adekuasi Hemodialisa .............................................................................. 6
3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Adekuasi Hemodialisa ............................... 7
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
iii
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
manfaat dari proses hemodialisis y ang dijalankan oleh pasien gagal ginjal (NKF-
KDOQI, 2006).
Keberhasilan hemodialisis berhubungan dengan adekuasinya.
Hemodialisis dikatakan adekuat bila terdapat kadar ureum darah menurun (Ureum
Reduction Ratio) dan rasio antara darah yang dihemodialisis per waktunya dengan
fraksi hemodialisis yang terbentuk (Kt/V)lebih dari sama dengan 1,8 (Rahman,
2013).
Adekuasi hemodialisis memiliki keterkaitan yang kuat terhadap kualitas
hidup pasien. Ketidakadekuatan hemodialisis dapat meningkatkan progresivitas
kerusakan fungsi ginjal, kerugian material, dan menurunnya produktivitas pasien
(Pourfarziani et al, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cruz MD et al
(2011), terdapat penurunan kualitas hidup pada pasien GGK baik secara fisik
maupun secara mental. Olehkarena itu menjadi penting untuk mengetahui hal hal
terkait peningkatan adekuasi hemodialisa.
1.4 Manfaat
Manfaat dari literature review ini adalah :
2
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
Manfaat dari literature review ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor
mempengaruhi adekuasi heodialisa sesuai dengan literature review yang didapat.
3
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
BAB II
METODOLOGI
4
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
dicapai. Hasil analisis dan sintesis di peroleh 4 jurnal terkait hal-hal yang
mempengaruhi adekuasi hemodialisa.
2.4. Menulis Review
Penulisan literature review ini ditulis berdasarkan tujuan penulisan
literature review. Adapun dalam literature review ini penulis membagi menjadi
tiga pokok bahasan yang pertama: apa itu adekuasi hemodialisa? Dan Hal apa
yang mepengaruhi adekuasi hemodialisa?.
2.5. Referensi
Semua sumber kutipan dan pembahasan pada literature review ini
dituliskan didalam referensi baik itu berupa jurnal, artikel, laporan, ataupun media
lainnya. Dalam hal penulisan referensi penulis berpatokan pada tata cara penulisan
referensi berdasarkan APA 6th editions.
5
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
BAB III
PEMBAHASAN
6
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
7
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
Secara teori dikatakan pada system metabolic otot saat latihan yaitu 1)
system fosfokreatin keratin, 2) system glikogen-asam laktat 3) system aerobic.
Sistem fosfokeratin ke ATP adalah penghantaran terjadi dalam waktu yang sangat
singkat. Oleh karena itu, semua energy yang disimpan di dalam fosfokreatin otot
dengan segera tersedia untuk kontraksi otot, seperti yang tersimpan dalam ATP.
Jumlah gabungan dari sel ATP dan sel fosfokreatin disebut energy fosfagen.
Keduanya bersama–sama dapat menyediakan daya ototmaksimal selama 8 sampai
10 detik. Sistem glikogen – asam laktat yakni glikogen yang disimpan di dalam
otot dapat dipecah menjadi menjadi glukosa dan glukosa tersebut kemudian
digunakan untuk energy yang disebut glikolisis, terjadi tanpa penggunaan oksigen
oleh karena sebagai metabolic anaerobic.
Selama glikolisis, setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul
asam piruvat, dan energy dilepaskan untuk membentuk empat molekul ATP untuk
setiap molekul glukosa awal. Kemudian asam piruvat kasuk ke mitokandria sel
otot dan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk lebih banyak molekul ATP.
Akan tetapi bila tidak terdapat oksigen yang cukup untuk melangsungkan
metabolism glukosa tahap kedua (tahap oksidatif), sebagian besar asam piruvat
diubah menjadi asam laktat yang berdifusi ke luar dari sel otot masuk kedalam
cairan interstisial dan darah. Oleh karena itu banyak glikogen otot berubah
menjadi asam laktat tetapi dalam perjalanannya, sejumlah ATP yang sangat
banyak dibentuk seluruhnya tanpa memakai oksigen (Guyton,2008).
Hal ini sejalan dengan penelitian Berman, Erb,Kozier & Snyder (2010)
dikatakan bahwa latihan ROM memiliki keuntungan untuk memperbaiki
kesehatan otot dan meningkatkan bersihan ureum dari sel/jaringan kulit. Latihan
yang dilakukan merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang kecil(kapiler)
dalam otot. Hal ini membantu tubuh untuk lebih efisien menghantarkan oksigen
ke otot, dapat memperbaiki sirkulasi secara menyeluruh dan menurunkan tekanan
darah serta mengeluarkan hasilsampah metabolik yang mengiritasi seperti asam
laktat dari dalam otot.
Latihan yang adekuat meningkatkan efisiensi aliran darah, sehingga tubuh
mengekskresikan sisa metabolisme secara lebih efektif. Latihan aeorobic secara
rutin dapat membantu meningkatkan oksigenasi seluler menjadi lebih adekuat dan
8
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
meningkatkan jumlah energi seluler (ATP). Selain URR, yang menjadi indikator
dalam menilai adekuasi adalah nilai Kt/V. Berbeda yang dikatakan oleh
Vaithilingam,I., (2010) bahwa tidak ada pebedaan penghapusan ureum pada
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Pada penelitian ini secara
statistik tidak ditemukan adanya pengaruh range of motion pada nilai Kt/V, hal ini
disebabkan karena rata – rata jumlah cairan yang dikeluarkan 2,2 liter, sehingga
volume cairan yang ada dalam tubuh pasien masih besar, sementara frekuensi
hemodialisa lebih dominan 2 kali seminggu dengan durasi tiap kali hemodialisa
3,8 – 4 jam.
Kondisi ini menunjukkan bahwa proses ultrafiltrasi dan difusi belum
berjalan dengan optimal dan rentang waktu yang agak lama untuk menjalani
hemodialisa selanjutnya sehinggan terbentuk dan tidak didukung dengan
pembatasan diet dan kesadaran responden terhadap pembatasan cairan sehingga
terjadi penumpukan sisa metabilisme yang semakin banyak. Hal tersebut
berakibat pada perhitungan nilai adekuasi pasca hemodialisa. Oleh karena V
(volume distribusi cairan) dan berat badan kering yang menjadi pembilang
mempunyai nilai yang cukup besar sehingga perhitungan akhirnya diperoleh nilai
adekuasi yang kecil (Chayati, 2014).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Malekmakan (2010), dikatakan
bahwa Kt/V signifikannya lebih tinggi pada mereka yg mendapatkan 3 kali
seminggu dibandingkan 2 kali perminggu. Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(Pernefri, 2003)menyatakan dosis HD yang ideal adalah 10 – 15 jam/minggu yang
diberikan 2 – 3 kali perminggu dengan lama HD antara 4 – 5 jam perkali HD.
TargetKt/V yang ideal adalah 1,2 (URR 65%) untuk pasien yang menjalani
HD3X/minggu dengan lama HD antara 4 – 5 jam perkali HD.
Dewantari, dkk (2013) melakukan penelitian pada 43 partisipan yang
ditentukan menggunakan metode consecutive sampling, mengukur kolerasi
asupan makan (energi dan protein ) diukur dengan semi quantitative food
frequency quetionnare (SQFFQ) dan indeks massa tubuh dengan adekuasi
hemodialisis didapatkan dengan menggunakan rumus logaritma kt/v.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa adekuasi hemodialisis dan
asupan energi memiliki hubungan positif yang bermakna secara statistik, dengan
9
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
metode peningkatan aliran darah dan profil bertahap aliran dialisat meningkat
menjadi 36,4% dan 63,4%, hasil ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara metode rutin dengan peningkatan aliran darah dan profil
bertahap cairan dialisat selama proses hemodialisis. Presentase frekuesi kram otot
adalah 9,18% di metode rutin yang meningkat menjadi 45,5% pada metode
peningkatan aliran darah dan profil bertahap aliran dialisat, yang menunjukan ada
perbedaan yang signifikan antara metode rutin dengan peningkatan alirana darah
dan profil cairan dialisat dalam hal frekuensi kram otot. Presentase frekuensi mual
adalah 18,2% merupakan 4 pasien dalam metode rutin yang mengalami mual,
hasil penelitian dalam metode peningkatan aliran darah dan profil cairan dialisat
menunjukan adanya penurunan menjadi 4,5% yang merupakan 1 pasien yang
mengalami mual pada saat menggunakan metode peningkatan aliran darah dan
profil cairan dialisat. Hasil dari tes Cochran menunjukjan tidak ada perbedaan
yang signifikan secara statistik dalam hal frekuensi mual selama hemodialisis.
13
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
TABEL 3. 1
KESIMPULAN DARI KARAKTERISTK UTAMA PADA 4 ARTIKEL YANG DIGUNAKAN PADA LITERATUR REVIEW
Judul Penulis Sampling Jumlah Metode Stimulus Hasil Penelitian
(Tahun) Sampel
Evaluasi Fitria Random 14 Quasi Range of Motions Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai URR
perubahan Hasanudin sampling Experiment, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai kt/v
adekuasi (2017) Komparatif
Hemodialisis kuantitatif
pada pasien
gagal ginjal
kronik yang
diberikan Range
of Motion
Hubungan Dewantari, Purposive 43 Komparatif Asupan makanan, Terdapat kolerasi positif antara adekuasi HD dengan
adekuasi Taruna A, sampling Kuantitatif, Indeks Masa asupan energi (p=0,001, r=0,524)
Hemodialisis Anggraini, Quasi Tubuh Kolerasi negatif antara adekuasi HD dengan IMT (p=0,015,
dengan asupan Dilangga P Experimen r=0,367)
makan dan (2013)
indeks masa
tubuh pasien
GGK yang
menjalani HD di
RSUD Abdul
14
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
Moeloek Bandar
Lampung
A comparation of Maryam, Purposive 22 Quasi metode rutin, Terdapat peningkatan aliran darah dan aliran cairan dialisis
adequacy and Maliheh, sampling Experimental, meningkatkan dalam metode bertahap mengarah kepeningkatan kecukupan
complications of Fahime (2018) Komparasi QB, profilling dialisis, tetapi mereka tidak aman karena komplikasi dan efek
hemodialysis: A QD, profilling sampingnya.
quasi- semua parameter
experimental
study
Pengaturan Imam Hadi Consecutive 43 Survey QB 150, QB 175, ada pengaruh yang signifikan antara pengaturan QB 150
Kecepatan Aliran Yuwono, sampling analitik QB 200 ml/menit dengan 175 ml/menit dan 200 ml/menit. Akan tetapi
Darah (Quick Of Yunie Komparasi tidak ada pengaruh yang bermakna pada pengaturan QB 175
Blood) terhadap Armiyati, ml/menit dan 200 ml/menit
Rasio Reduksi Chanif (2013)
Ureum pada
Pasien Penyakit
Ginjal Kronik
Yang Menjalani
Hemodialisis di
Unit
Hemodialisis
RSUD Kota
Semarang
15
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
BAB IV
STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : Tn.W
Umur : 09-04-1970 / 49 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Sumber Informasi : Pasien
Diagnosa medis : CKD stage V ec Hipertensi Kidney Disease
Penanggung
Nama : Wasiti
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama ( saat MRSdan saat ini)
Klien mengatakan tidak ada keluhan
Riwayat perjalanan penyakit
Klien menjalani hemodialisa sejak tahun 2016, diagnosa CKD stage V
setelah datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh dan sesak nafas.
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
4. Riwayat dan data dialisis (lama HD kendala atau komplikasi dll)
Resep HD:
Time Dialysis (TD) : 5 jam
BB Kering : 74.5 Kg
Qb : 220 ml/menit
Qd : 500 ml/mnt
Heparin : 1000 unit/jam
16
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
5. Pemeriksaan penunjang
Tanggal 09-05-2019
Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai Normal
Glukosa Sewaktu 107 <140
Protein Total 7,4 6,4 – 8,2
Albumin 3,3 3,4 – 5,0
Fe 47 65 – 175
TIBC 216 250 – 450
Saturasi Transferin 21
Tanggal 08-04-2019
Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai Normal
Ureum pre/post 114/47.6 15-39
Kreatinin pre/post 14/6.56 0,8 – 1,3
Natrium 135 135 – 145
Kalium 4.2 3.5 – 5.1
Kalsium ion 5.00 4.5 – 5.6
B. Adekuasi Dialisis
1. Adekuasi HD (kt/v)
Klirens : 198
Time : 5 jam = 300 menit
Volume : 74,5 kg x 60% = 44,7 kg = 44.700 ml
𝑘. 𝑡 198 × 300 59.400
𝐴𝑑𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑖 𝐻𝐷 = [ ]= [ ]=[ ] = 1.32
𝑣 44.700 44.700
Analisis Adekuasi
Apabila target adekuasi 1,8 maka dapat disimpulkan bahwa resep pasien
tidak tercapai. Yang dapat dilakukan:
a. Menaikan QB / mengganti dializer
17
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
𝑘.𝑡
𝐴𝑑𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑖 𝐻𝐷 = [ 𝑣 ] = 1,8
𝐴𝑑𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑖 . 𝑣 1,8 × 44.700 80.460
𝑘=[ ]=[ ]=[ ] = 268,2
𝑡 300 300
Dengan menggunakan dializer Elisio 15 H untuk mendapatkan klirens
268,2 diperlukan Qb/Qd = 300/500 = 278
b. Memanjangkan waktu
𝑘. 𝑡
𝐴𝑑𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑖 𝐻𝐷 = [ ] = 1,8
𝑣
𝐴𝑑𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑖 . 𝑣 1,8 × 44.700 80.460
𝑡=[ ]=[ ]=[ ] = 406 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘 198 198
𝒕 = 𝟔 𝒋𝒂𝒎 𝟒𝟔 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
2. Adekuasi Kt/v Sp
Sebagai berikut (Singel pool Kt/V):
𝑠𝑝𝐾𝑡
= [−𝑙𝑛(𝑅 − 0,008 × 𝑡)] + [(4 − 3,5 × 𝑅) × ( 𝑈𝐹 ⁄𝑊 )]
𝑣
𝑠𝑝𝐾𝑡
= [−𝑙𝑛(0,42 − 0,008 × 5)] + [(4 − 3,5 × 0,42) × ( 1,5⁄72,5 )]
𝑣
𝑠𝑝𝐾𝑡
= [−𝑙𝑛(0,42 − 0,04)] + [(4 − 1,47) × (0,02)]
𝑣
𝑠𝑝𝐾𝑡
= [−𝑙𝑛(0,38)] + [(2,53) × (0,02)]
𝑣
𝑠𝑝𝐾𝑡
= [−𝑙𝑛(0,38)] + [0,05]
𝑣
𝑠𝑝𝐾𝑡
= 1,01
𝑣
18
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
3. URR
𝑈𝑟𝑒𝑢𝑚𝑝𝑟𝑒 − 𝑈𝑟𝑒𝑢𝑚𝑝𝑜𝑠𝑡 114−47,6 66,4
𝑈𝑅𝑅 = [ 𝑈𝑟𝑒𝑢𝑚𝑝𝑟𝑒
]=[ 114
] = [ 114 ] = 58,2% r
Analisis:
Dibandingkan dengan standar adekuasi 3x seminggu sebesar >80%, dapat
disimpulkan bahwa pasien tidak adekuat
b) Complex programs
Fluid overload: pasien mengalami asites
19
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
c) Measures of Effectiveness
Mortality
Pasien HbSAg (+)
Hospitalization
Pasien tidak pernah dirawat 1 tahun terakhir
Pt.Experience
Selama menjalani hemodialisa pasien merasa nyaman, pasien
merasa kondisi sekarang lebih baik dari pertama, namun serang
pasien mengalami asites yang cukup membuat pasien tidak nyaman.
d) HRQoL
Penulis tidak melakukan pengkajian HRQoL berdasarkan kuestioner,
namun selama berbincang dengan pasien, pasien merasa puas dengan
hidupnya.
Keterangan:
Normal
20
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
BAB V
4.1 Simpulan
makan, indeks massa tubuh, quick of blood (QB), serta melakukan profilling
aliran dialisat.
4.2 Rekomendasi
Hasil literature review ini diharapkan dapat menjadi data dasar dalam proses
21
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
DAFTAR PUSTAKA
Cronin, Patricia., Ryan, Frances., Coughlan, Michael. (2008). Undertaking a
Literature Review : Step-by-step approach. British Journal of Nursing,
Vol. 17, No. 1.
Cruz MC, Andrade C, Urrutia M, Draibe S, Noguiera-Martins LA, Sesso RC.
(2011). Quality of Life in Patients with Chronic Kidney Disease. Clinics.
66(6):991-5.
Dewantari, et al. (2013). Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan Asupan
Makandan Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronikyang
Menjalani Hemodialisis Di Rsud Abdul Moeloekbandar Lampung. ISSN
2337-3776. 60-68.
Frenesius Medical Care. (2011). ESRD Patients in 2011 A Global Perspective.
Frenesius Medical Care. Jerman: Fresensius Medical Care Deustchland
GmbH.
Haghighi, et al. (2018). A comparison of adequacy and complications of
hemodialysis: A quasiexperimental study. Biomedical Research 2018; 29
(17). 3389-3394.
Hasanuddin, F. (2017). Evaluasi perubahan Adekuasi hemodialisa pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang diberikan Range of Motion. Jurnal Mitra Sehat,
Volume VII Nomor 1. 12-21.
Himmelfarb J, Ikizler TA. (2010). Hemodialysis. N Engl J Med. 363(19):1833-45.
National Kidney Foundation. (2006). KDOQI Clinical Practice Recommendations
for 2006 Updates: Hemodialysis Adequacy, Peritoneal Dialysis Adequacy,
Vascular Access, Am J Kidney Dis 48:S1-S322.
Organization Kidney International. (2009). KDIGO Clinical Practice Guideline
for Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD). Retrieved April 25,
2019, from Nature Sustainability:
http://www.nature.com/ki/journal/v76/n113s/full/ki2009189a.html
Pourvarziani, Vahid. (2008). Laboratory Variables and Treatment Adequacy in
Hemodialysis Patients in Iran. Saudi Journal of Kidney Disease and
Transplantation. 19(5):842-6.
Rahman AR, Rudiansyah M, Triawanti. (2013). Hubungan antara Adekuasi
Hemodialisis dan Kualitas Hidup Pasien di RSUD Ulin Banjarmasin. .
9(2):151-9.
Shdaifat, & Manaf. (2012). Quality of Life of Caregivers and Patients Undergoing
Haemodialysis at Ministry of Health, Jordan. Int J Appl Sci and Tech. 2(3),
75-86.
The Lancet. ( 2013). The Global Issue of Kidney Disease. The Lancet. Vol. 382,
101.
Yuwono, et al. (2013). Pengaturan Kecepatan Aliran Darah (Quick Of Blood)
terhadap Rasio Reduksi Ureum pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD Kota Semarang.
Prosiding Konferensi Nasional Ppni Jawa Tengah. 138-144
22
Adekuasi Hemodialisa ? : Literature Review 2019
23